Rabu, 25 Juli 2012

Penjelasan terkait Pemahaman Iman tentang WAKTU Penciptaan taman Eden


WAKTU PEMBANGUNAN TAMAN EDEN

SEBUAH RENCANA ALLAH YANG DIKERJAKAN
SEJAK LANGIT DAN BUMI DIBEBASKAN DARI KEKACAUAN
SAMPAI KEDATANGAN LANGIT DAN BUMI YANG BARU

MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI KAMIS, 26 JULI 2012

oleh

ARIE A. R. IHALAUW
Putera Sang Fajar
I. PENJELASAN UMUM

A. Siapakah Pencipta Taman Eden  PERTAMA ?

Taman Eden Allah Israel, yang disebut TUHAN (YHWH).

b. Dimanakah Lokasi Taman Eden PERTAMA ?

Dalam wilayah di mana 4 sungai melintasinya. Keempat sungai itu adalah Pision, Gihon, Tigris dan Efrat (Kej. 2:10-14). Keempat sungai itu mengalir di sepanjang wilayah Hawila, Kush, dan Asyur. Jika kita melihat Atlas Alkitab, maka wilayah ini meliputi Kerajaan-Kerajaan Tua yang ada di wilayah Mesopotamia, seperti : Babilonia, Assur, Media - Persia, dll.

c. KAPANKAH TAMAN EDEN DICIPTAKAN OLEH ALLAH ? (inilah pertanyaan yang dikemukakan).

Berhubungan dengan “pentafsiran” atas Tradisi Keagamaan, maka “waktu” penciptaan Taman Eden itu disoroti dari 3 (tiga) sudut pandang :

1. Pandangan Sejarah Arkeologi sesuai data otentik dari hasil eksavasi pakarnya.

2.  Pandangan kebudayaan, yang dimaksudkan narasi yang terdapat dalam Epik Gilgamesh – Antrahasis.

II. PENJELASAN KHUSUS

Kita tidak akan membahas butir a dan b. Akan tetapi kita akan menyoroti kesaksian Alkitab mengenal “kapan waktu”-nya Allah menciptakan Taman Eden. Sesuai dengan pembahagian kanon, maka Alkitab dikelompokkan ke dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Di dalamnya hanya ada satu cerita utama yang diuraikan mulai dari Kitab Kejadian -> Kitab Wahyu Yesus Kristus mengenai  KARYA PENYELAMATAN ALLAH. Karya Allah itu masih dikerjakanNya sampai hari ini (Yoh. 5:17 -> “BapaKu masih bekerja sampai hari ini”)

1. TRADISI PERJANJIAN LAMA

1.a. Kita menemukan 2 (dua) pandangan yang saling berhubungan. Pertama, secara definitif ‘waktu’ penciptaan Taman Eden telah diselesaikan selama 6 (enam) hari. Kedua, akan tetapi pekerjaan Allah itu dipercayakan kepada manusia (Kej. 1:28 -> “… berkuasalah…, dan taklukanlah…), agar ia “mengusahakan dan memelihara taman itu” (Kej. 2:15).

1.b. Dalam pelaksanaan tugas yang disuruh Allah, manusia melanggar perintahNya; oleh karena itu, manusia bersama-sama makluk ciptaan lainnya dikuasai dosa (Kej. 3). Allah menyegel Taman Eden. Dia mengusir manusia (Kej. 3:22-24). EDEN PERTAMA TELAH DIAMBIL KEMBALI OLEH ALLAH (Pemahaman ini luas maknanya dan memerlukan penjelasan tersendiri).

1.c. Kejatuhan manusia ke dalam dosa menyebabkan ia kehilangan arah untuk membangun kehidupannya bersama seluruh ciptaan lain di dalam alam semesta. Manusia mencari gambaran (baca : master-plan) pembangunan sesuai kehendak Allah, tetapi tidak ditemukan. Kejahatan manusia semakin parah, pengrusakan lingkungan dan kekerasan atas kemanusiaan berkembang pesat. Akhirnya bumi  dihukum Allah pada masa Nuh (Kej. 6 – 9). Sekali lagi, Taman Eden dimusnahkan Allah.

1.d. Tugas Panggilan Abraham dan keturunannya. Setelah peristiwa itu, Allah memanggil Abraham menjadi “co-worker” (teman sekerja) untuk membangun kehidupan ciptaan. Dengan kata lain, Allah memanggil Abraham dan keturunannya : Israel-Yehuda, untuk menjalankan rencanaNya untuk membangun kembali Taman Eden di dalam alam semesta.

Ia menugaskan Abraham : “Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kej. 12:3b). Misi ini dilakukan Abraham, tetapi keturunannya : Israel – Yehuda tidak setia mengerjakan suruhan itu. Israel-Yehuda selalu gagal dalam tugas penyelamatan (Yes. 42:6-7 -> "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara) yang diberikan Allah.

Sama seperti Adam – Eva melanggar perintah Allah, lalu mereka dihukumNya; demikianpun Israel-Yehuda dihukum Allah, karena mereka melanggar Hukum Allah yang diberikan melalui Musa. Sekali lagi, kita melihat benang merah teologi tentang sikap manusia kepada Allah. TUHAN membangun -> memanggil manusia bekerja bersama melakukan rencanaNya -> manusia memberontak  dan melanggar rencana yang ditetapkan sejak semula -> dihukum -> diampuni -> ditugaskan kembali untuk melaksanakan misi pembangunan Taman Eden. Allah berusaha MEMBANGUN KEMBALI EDEN DI DALAM ALAM SEMESTA.

1.e. Pengharapan akan datangnya RAJA TUHAN (Ibr. Mosiach, Mesiach). Kejatuan manusia (yang digambarkan dalam citra Israel-Yeduda) tidak menggagalkan rencana Allah (bd. Yes. 55:11). Dia selalu bekerja mewujudkan rencanaNya (bd. Yoh. 5:17). Hukuman Allah dipikul Israel-Yehuda. Dalam penderitaan itu Israel-Yehuda mengharapkan kedatangan Allah sebagai Raja TUHAN, agar Ia sendiri menyelamatkan (membebaskan, memulihkan, membaharui) umatNya. Nubuat nabi-nabi memperlihatkan pengharapan akan zaman mesianik, di mana Raja TUHAN menjalankan pemerintahanNya atas bangsa-bangsa (bd. Yes. 7:10-17; 9:1-6; 11:1-10; Yer. 31; Hos. 2:15-22; Mik. 5, dll) dan alam semesta (bd. Yes. 55:10, 12-13; 66:18-24, dll).

        Jadi Taman Eden Pertama, yakni : bumi tempat tinggal anak-anak manusia dari berbagai suku-bangsa, yang telah diambil TUHAN ketika Adam-Eva jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:22-24) akan diciptakan ulang oleh Allah sendiri, suatu langit baru dan bumi yang baru (Yes. 65:17; 66:22; bd. Why. 21:5).

II.   TRADISI PERJANJIAN BARU.

Tradisi keagamaan Israel ditafsirkan --- tentang zaman baru, langit baru dan bumi baru serta ciptaan baru. Saya menyebutnya EDEN YANG BARU --- diceritakan ulang oleh para penulis kitab Injil dan surat-surat dalam Perjanjian Baru. Tradisi itu berhubungan erat dengan kedatangan Raja TUHAN, Sang Mosiach atau Mesiach. Tradisi itu dituliskan dalam 2 (dua) model narasi :

II.1. YESUS KRISTUS ADALAH MESIAH.

Kutipan ayat dari Injil Yohanes dan surat surat Paulus dipakai untuk melandasi pemahaman tentang sub-pokok-bahasan ini, berbunyi :

a).   Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh. 1:1-5).

b).  Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (II Kor. 5:17).

Kedua kutipan tersebut di atas (dan ayat-ayat lain di dalam PB) menegaskan, bahwa Allah sendiri mempunyai inisyatif untuk membangun kembali Taman Eden. Menurut kesaksian penulis Perjanjian Baru, Allah tidak lagi berfirman dari kekelaman (kejauhan), melainkan berbicara dan bekerja sebagai manusia (Yoh. 1:14a -> “Firman telah menjadi manusia dan diam di antara kita”). Ia menjadikan DiriNya sendiri sebagai model, patron sempurna untuk dilihat dan dicontohi manusia. Oleh manusia Ia disebut Yesus (Mat. 1:21) dan digelari Mesiach (Mat. 16:16). Dia, Yesus Kristus menjadi model bagi pembangunan manusia-baru serta langit dan bumi yang baru (Paulus mengatakannya : ciptaan baru; Yun. kaine ktisis).

TAMAN EDEN KEDUA diciptakan Allah dalam citra Kristus, Yesus orang Nazaret. Itulah gambaran ideal yang dahulu diambil Allah setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Rasul Paulus melukiskannya tepat sekali : KRISTUS YESUS adalah ADAM YANG TERAKHIR (I Kor. 15:45-49). Tidak ada lagi CITRA MANUSIA SEMPURNA selain dari pada Kristus Yesus.

II.2.  PENGHARAPAN MESIANIK DALAM PERJANJIAN BARU.

Apakah TAMAN EDEN masih terus disempurnakan ? Tidak ! Sebab YANG SEMPURNA itu sudah datang, namun manusia menolak Dia (Yoh. 1:14b). Oleh karena itu, sekarang manusia bekerja bersama Allah untuk membaharui dan memulihkan keadaannya oleh tuntutan RohNya, sambil menantikan PROKLAMASI KERAJAAN ALLAH (Taman Eden dalam konsep spiritual/rohani) pada saat kedatangan Kristus, Sang Raja TUHAN. Rasul Yohanes menubuatkan : “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru” (Why. 21:5)… “Aku akan datang segera”, lalu umatNya menjawab : “Amin ! Datanglah ya, Tuhan Yesus” (Why. 22:20).

KESIMPULAN….

Jadi kapankah TAMAN EDEN diciptakan Allah ? Jawabannya telah diulas di atas.

1.    Taman yang pertama itu diciptakan Allah bersamaan waktunya dengan penciptaan alam semesta dan isinya (Kej. 1 : 1 – 2 : 7). Namun taman itu diambil kembali, karena Allah menghukum manusia berdosa (Kej. 3:22-24).

2.    Allah menciptakannya kembali melalui karya Kristus, Yesusorang Nazaret. Itulah yang menjadi pokok pengharapan iman kristen.

SALAM DAN DOA

PUTERA SANG FAJAR.

Jumat, 20 Juli 2012

Mari Belajar Menyusun Renungan - Ibadah Keluarga - Hari Rabu, 25 Juli 2012



MARI BELAJAR MENYUSUN
PEMBERITAAN FIRMAN KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
HARI RABU – 25 JULI 2012

MESKIPUN DITANTANG DAN DIANCAM,
JANGANLAH BERHENTI MELAYANI DAN BERSAKSI !

KISAH VIII : 18 – 23

Dituliskan di
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI JUMAT, 20 JULI 2012

Oleh
ARIE A. R. IHALAUW

-----ooo00ooo-----

I
PENDAHULUAN

I.1.  KONTEKS SOSIAL

Manusia membutuhkan Sahabat. Sebuah perjalanan panjang akan terasa menyiksa, jika seorang pengembara berjalan sendirian. Kita sebagai musafir membutuhkan sesama untuk saling menolong serta berbagi cerita da bercengkerama, agar menghilangkan kebosanan. So pasti, tiap orang akan membina hubungan persahabatan seseorang yang dikenal untuk bekerja-bersama mencapai kebutuhan yang dicita-citakan. Untuk tujuan itu orang yang bersahabat saling peduli (care, caring) dan saling berbagi (share, sharing), saling menjaga perasaan nyaman (kemesraan, keintiman), agar persahabatan itu langgeng.

Di samping sandang-pangan, persahabatanpun merupakan kebutuhan manusia. Meskipun kita mengakui, bahwa ada banyak alasan yang melatarbelakangi terciptanya hubungan itu, seperti : cinta-kasih, keyakinan iman, bisnis, dan lain-lain.

Krisis Persahabatan. Dahulu kala orang kurang membahas topik persahabatan, dikarenakan kokohnya ikatan kekeluargaan dalam masyarakat. Namun seiring perubahan dan perkembangan sosial --- apalagi pengaruh globalisasi ---, maka kualitas persahabatanpun semakin meluntur. Nilai-nilai cinta-kasih (love), kepercayaan (trust), kesetiakawanan (solidarity) sedang mengalami pergeseran. Masing-masing orang (keluarga) memperhatikan kepentingan atau kebutuhan sendiri. Masyarakat semakin terkotakkan (menjadi kelas-kelas bertingkat) menurut ukuran ekonomi. Inilah bentuk masyarakat-baru yang --- tanpa disadari dan disengajakan --- sedang terciptakan.

I.2.  TUGAS PANGGILAN GEREJA

Globalisasi dan Tugas Gereja dalam Pembangunan Masyarakat. Globalisasi bisa berdampak positif (baik) maupun negatif (buruk).  Dikatakan positif, jika kualitas warga masyarakat telah dipersiapkan matang, sehingga ia mampu memanfaatkan globalisasi untuk memajukan kehidupan pribadi maupun keluarga. Di pihak lain, jika warga kurang memiliki kemampuan intelektual dan ketahanan mental-spiritual, ia akan terlindas roda globalisasi dan tertinggal di landasan penderitaan.

Gereja, baik sebagai individual maupun kolektif --- dalam perupaan institusi ---, dipanggil dan ditugaskan Penciptanya untuk menjawab seruan manusia dalam penderitaan.  Pertanyaan yang patut ditanggapi : apakah tugas Gereja dalam pembangunan masyarakat masa kini yang sedang berjalan menyongsong masa depan Tuhan ? Bagaimanakah Gereja menjawab seruan manusia yang sedang tenggelam di tengah gelombang globalisasi ? Apakah suruhan Kristus, Yesus Orang Nazaret, untuk mengatasi kemelut yang sedang dialami manusia ? Marilah kita menelaah perikop bacaan ini.

II
PERIKOP BACAAN & PENJELASAN

II.1.  NASKAH PERIKOP BACAAN : Kisah Rasul XVIII : 18 - 23

18. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
19. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21. Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
22. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.

II.2.  PENJELASAN - PENJELASAN

A.    PENJELASAN UMUM : MENCARI KUNCI

Untuk menemukan gagasan --- yang akan diberitakan --- pada perikop bacaan, kita patut berusaha menemukan ayat-kunci, kalimat-kunci dan kata-kunci. Hal itu dapat membantu kita untuk membuka kekusutan pemahaman. Simaklah naskah-asli di bawah ini sesuai terjemahan LAI :

A.1. NASKAH PERIKOP SESUAI TERJEMAHAN LAI

18. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
19. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21. Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
22. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.

Marilah kita melakukan tugas pencarian (kata-kunci dan kalimat-kunci) dalam ayat-ayat di atas. Jika kita telah menemukannya, garis bawahi atau tuliskan dengan memakai huruf miring (italic).

A.2.  PERIKOP BACAAN YANG TELAH MENGALAMI PERUBAHAN

18. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
19. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21. Ia minta diri dan berkata : "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
22. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.

A.3.  TUGAS LAIN YANG HARUS DIKERJAKAN

Agar menemukan gambaran utuh tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus, maka kita memerlukan informasi lain selain dari perikop ini. Oleh karena itu, kita harus membaca pasal-pasal lain dari Kitab Kisah Para Rasul dan juga Surat-Surat Paulus yang terkait sebagai berikut :

a).   Penulis Kisah Rasul --- menurut tradisi Gereja adalah Lukas, Penulis Injil --- mencatat sejarah perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus atas suruhan Tuhan (Kis. 9:15).

b).  Menurut perikop bacaan ini (Kis. 18:18-13) Paulus “Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus”, kemudian ia ingin melanjutkan perjalanan ke Siria (di Timur Tengah). “Akwila-Priskila” adalah suami-isteri kristen yang ditemui Paulus di Kota Korintus (Kis. 18:1-3a). Dahulu pasangan suami-isteri kristen itu tinggal di Italia (Roma ? -> bd. Rom. 16:3). Mereka berpindah tempat, karena kaisar Roma memerintahkan orang Yahudi tidak boleh tinggal di sana (Kis. 18:2). Paulus tinggal bersama mereka di Korintus. Pekerjaan mereka adalah pembuat tenda, sama seperti pekerjaan Paulus (Kis. 18:3a).

        Dalam Kisah 17 Paulus melakukan perjalanan pekabaran Injil bersama Silas sampai di Tesalonika. Oleh karena orang-orang Yahudi membuat keributan melawan Paulus, kemudian keduanya berangkat menuju Berea. Di sana Paulus meninggalkan Silas dan Timotius (Kis. 17:14-15). Lalu ia menuju Athena (Kis. 17:16-34) -> Korintus (Kis. 18:1-18a) -> Efesus ditemani oleh Akwila - Priskila(Kis. 18:19) -> berangkat ke Kaesarea (kota Pelabuhan di Israel – Kis. 18:22). Dari situ ia berjalan kaki menuju Kota Antiokhia di Siria (Kis. 22).

Catatan Khusus :

Ada sedikit silang pendapat para pakar APB tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan Paulus, dikarenakan sedikit perbedaan catatan Lukas (menurut Kisah Para Rasul) dibandingkan dengan catatan dalam surat-surat Paulus. Akan tetapi secara garis besar, perjalanan misi itu dikutip dari catatan yang ditulis oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul.

1.    Dimanakah Paulus menetap sesudah Pertobatannya ?

a. Damsyik (Damaskus – Kis. 9:19-22) -> menuju Yerusalem (Kis. 9:26-29) -> melalui Kaisaria berangkat ke Tarsus di Turki, kota kelahirannya (Kis. 9:30).

b.  Barnabas dari Yerusalem menuju Tarsus untuk mengajak Paulus bekerja bersama. Kemudian mereka kembali ke Antiokhia di Siria  (Kis. 11:25-26).

c.   Rasul-Rasul mengutus Barnabas dan Paulus untuk mengusahakan bantuan bagi orang Kristen yang menderita kelaparan di Yudea (Kis. 11:29-30).

d.  Barnabas dan Paulus kembali dari Yerusalem  ke Antiokhia di Siria menetap di sana (Kis. 11:27).

2.    Perjalanan Misi Paulus Yang Pertama – Kisah Psl. 13 – 14 (sebelum Sidang Sinode di Yerusalem).

        Dimulai dari Yerusalem -> Antiokhia di Siria -> Seluecia  (Kis. 13:4) -> Salamis di Siprus (Kis.13:5)  -> Paphos di Siprus (Kis. 13:6) -> Perga di Pamfilia (Kis. 13:13) -> Anthiokia di Psidia (Kis. 13:14) -> Ikonium (Kis. 13:51; 14:1) -> Listra di Likaonia (Kis. 14:6) -> Derbe (Kis. 14:20).

Kembali ke Antiokhia di Siria (Kis. 14:21). Dari Listra -> Ikonium (Kis. 14:21) -> menjelajahi Psidia dan Pamfilia (Kis. 14:24) -> ke Perga (Kis. 14:25) -> menuju Atalia di tepi pantai (Kis. 14:25) -> dari sana Paulus dan Barnabas berlayar pulang ke Anthiokia di Siria (Kis. 14:26).

Barnabas dan Paulus menghadiri Sidang Sinodel di Yerusalem dan bercerita tentang pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa non-israeli (Kis. 15:12).

3.    Perjalanan Misi Paulus Yang Kedua Kisah psl 16 -  (setelah Sidang Sinode di Yerusalem – Kis. 15).

Sidang Sinode Yerusalem (Kis. 15:1-33) menghasilkan keputusan untuk mengutus Barnabas dan Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-israeli (Kis. 15:22-29). Paulus dan Barnabas tinggal di Antiokhia-Siria beberapa lama, kemudian merencanakan perjalanan pekabaran Injil ke dareah yang sudah pernah diinjili (Kis. 15:36). Akan tetapi keduanya berselisih faham mengenai keikutsertaan Yohanes-Markus (Kis. 15:37-39a; bd. Kis. 13:13). Misi terbagi dua : Barnabas berjalan bersama Yohanes Markus ke Siprus (Kis. 15:39b), sedangkan Paulus membawa Silas bersamanya (Kis. 15:40-41).

Mengelilingi Siria dan Kilikia (Kis. 15:41) -> menuju Derbe ke Listra (Kis. 16:1. Di sini Timotius bergabung bersama – Kis. 16:2-3) -> Misia (Kis. 16:7) -> Troas (Kis. 16:8) -> melalui Samotreke menuju Neapolis (Kis. 16:11-40) -> ke Pilipi di daerah Makedonia (Kis. 16:12)  -> Tesalonika (Kis. 17:1-9) -> Berea (Kis. 17:10-14) -> Athena (Kis. 17:15–34) -> Korintus (Kis. 18) ->

Perjalanan kembali ke Antiokia-Siria (Kis. 18:18-23) -> Kenkrea (Kis. 18:18 – Paulus mencukur rambut di sana) -> Efesus (Kis. 18:19; 19:1 – Priskila-Akwila ditinggalkan di Efesus) -> menuju wilayah Galatia dan Frigia (Kis. 18:23).

Penjelasan tentang perjalanan misi selanjutnya akan dibicarakan kemudian, jika kita membahas perikop bacaan yang terkait.

B.    PENJELASAN KHUSUS PERIKOP BACAAN KISAH XVIII : 18 – 23

Setelah mengerjakan Naskah Asli ke dalam bentuk baru untuk mengetahui tujuan penulisan Lukas, maka kita tiba ke dalam beberapa butir pemahaman, antara lain :

B.1. Rangkuman Perikop Bacaan

a).   Kisah perjalanan Paulus yang disajikan Lukas merupakan peristiwa historis dalam sejarah pekabaran Injil dan pertumbuhan Jemaat-Jemaat Abad I. Perjalanan Misi Paulus yang kedua dilakukan sekitar tahun 49/50 – 54 ses.M.[1] 

b).  Tantangan dan Kesempatan. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya selalu terjadi, karena gangguan keamanan yang diprovokasi oleh orang-orang Israel beragama Yudais.

Setelah peristiwa di Tesalonika (Kis. 17:1-9), di Berea (Kis. 17:10-14), di Athena (Kis. 17:16-34), di Korintus (Kis. 18:1-17) Paulus berencana untuk pulang kembali ke Antiokia di Siria (Kis. 18:22). Dalam perjalanan pulang Paulus masih menyempatkan diri memberitakan Injil di beberapa wilayah (Galatia dan Fridia) serta kota  Epesus (Kis. 18:23).

        Aplikasi dalam Renungan. Keadaan itu dihayati bagaikan “rencana Allah” agar Berita Injil semakin tersebar. Meskipun misi Kristen / pekerjaan Gereja menghadapi perlawanan dari saudara sebangsanya; akan tetapi kita mesti memahami “rencana Allah,  bahwa Ia memakai keadaan demikian untuk menyadarkan orang percaya, agar terus-menerus meningkatkan pekerjaan pekabaran Injil. Dan, keadaan itu perlu dipahami sebagai tantangan --- sekaligus kesempatan --- untuk terus berkarya bagi Allah.

 c).  Kehadiran dalam Pertemuan Ibadah. Sebagaimana biasanya Paulus selalu menyempatkan diri berkumpul bersama orang Israel beragama Yudais di rumah ibadatnya, synagoge.

Aplikasi dalam Renungan -> simak Rancangan Pemberitaan untuk Hari Minggu, 22 Juli 2012.

d). Memelihara Persekutuan. Paulus meninggalkan Priskila-Akwila di Epesus untuk membantu pelayanan jemaat di sana. Penempatan Akwila-Priskila adalah sesuatu yang wajar. Kemungkinan besar Paulus menyadari, bahwa pelaksanaan ibadah jemaat wajib dilakukan secara sopan dan teratur (bd. I Kor. 14:40), supaya semua orang menikmati damai-sejahtera (bd. I Kor. 14:33). Melalui cara demikian masyarakat yang belum percaya dapat melihat dan menikmati kebaikan Allah.

        Aplikasi dalam Renungan. Tujuan penempatan dan pengadaan (Pendeta – Penatua – Diaken) dalam Jemaat --- bukan hanya dikarenakan kebutuhan organisasi jemaat saja --- adalah merupakan rencana Allah, agar menatalayani dan menatatertibkan pekerjaan pelayanan-kesaksian dan penggembalaan atau pemeliharaan jiwa. Dengan demikian pertumbuhan iman (kualitas) serta jumlah warga (kuantitas) semakin bertambah ke arah yang lebih baik menurut kehendak Allah yang dipesankan oleh Kristus, Yesus Orang Nazaret.

e).   Kehadiran Pelayan Firman di tengah jemaat. Lukas menuliskan, bahwa kehadiran Paulus di sebuah jemaat bertujuan untuk meneguhkan hati warga jemaat (murid – Kis. 18:23). Peneguhan : penguatan iman dan penghiburan yang dilakukan itu, dikarenakan warga jemaat sedang menghadapi masalah. Dalam konteks perikop bacaan, masalah itu adalah sikap antipasti (perlawanan dan penolakan) masyarakat non-kristen karena provokasi orang Israel beragama Yudais.

        Aplikasi dalam Renungan. Tidak jauh berbeda dengan kondisi yang sedang dirasakan orang Kristen di Indonesia. Hanya saja tidak ada provokator keturunan Israel – Yudais di sini. Akan tetapi penolakan dan perlawanan “kelompok agama tertentu” tetap berlangsung terus menerus. Sikap itu muncul bukan karena irihati (bd. Kis. 17:5) melainkan bersumber dari ketakutan politis melihat pertumbuhan jumlah (kuantitas) serta indahnya pelayanan (kualitas) dari pengikut Kristus di Indonesia.

B.2. Inti Pemberitaan bagi Penyusunan Renungan.

a).   Fakta Sejarah Kekristen di Indonesia. Aplikasi yang tertulis dalam butir e di atas merupakan konteks masyarakat Indonesia sekarang dan (mungkin) juga di masa mendatang. Fakta itu dialami Warga Indonesia beragama Kristen secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

b).  Penderitaan sebagai Tantangan dan Kesempatan. Menghadapi keadaan seperti itu Gereja dan pengikut Kristus perlu menentukan sikap :

        Pertama, jalan pendamaian dalam kondisi penderitaan. Membahas tindakan anarkhis terhadap pengrusakan Gedung Ibadah maupun  penghentian ibadah umat bersama unsur pemerintahan di tingkat pusat sampai ke kebupaten. Namun harus berlangsung tertib dan sopan.

        Kedua, tingkatkan kuantitas dan kualitas. meningkatkan jumlah dan mutu aktifitas program pelayanan kemasyarakatan, supaya orang-orang yang belum mengenal Allah dapat menikmati ‘shalom’-Nya.

        Ketiga, sikap Kristen menghadapi penderitaan. Sambil menjalankan strategi itu, Gereja dan pengikut Kristus memohonkan pertolongan Allah. Tak bosan-bosan berdoa kepada Allah sampai Dia mengubah hati dan pikiran mereka. Kristus, Yesus Orang Nazaret, berkata : “

Kamu telah mendengar firman : Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu : Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu,… Kamu telah mendengar firman : Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu ? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian ? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? (Mat. 5 : 38 – 39, 43 – 47)

        Keempat, penderitaan dan rencana Allah. Mungkinkah Allah menghendaki Gereja dan pengikut Kristus menderita di tengah bangsa ini ? Jikalau kita menilainya dari aspek Hak Azasi Manusia, maka kita kan berkata : “Mana mungkin Allah berlaku tidak adil ke atas kehidupan umatNya !” Dan, oleh karena itu, kita pasti akan menuntut hak-hak sesuai hukum yang berlaku. Tidak ada salahnya !

        Akan tetapi jikalau kita menyimak dan menghayati penderitan Yesus, Orang Nazaret, di tengah bangsaNya sendiri, maka kita pasti menyadari, bahwa TUHAN, Allah kita, menghendaki kita menderita DEMI PENGENALAN BANGSA INI PADA KRISTUS YESUS serta PENYELAMATAN BANGSA SEUTUHNYA BAGI KEMULIAAN ALLAH, sama seperti yang dilakukan Kristus, Yesus Orang Nazaret.

        Adakah harapan di balik penderitaan ini ? Nabi Yeremia menyampaikan firman TUHAN kepada bangsa Israel yang sedang diasingkan di Babilonia : Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, … Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN(Yer. 31:16-17). TUHAN Allah yang mendengar ratapan dan keluhan umatNya PASTI bekerja untuk membuktikan, bahwa pengharapan iman di dalam Kristus Yesus tidak akan sia-sia. Karena itu Paulus mengingatkan kita : “Saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (I Kor. 15:5).

BEKERJALAH BAGI TUHAN, BAIK ATAU TIDAK BAIK WAKTUNYA ! TUHAN PASTI MENYERTAI DAN MEMBERKATI PEKERJAAN KITA DEMI PENYELAMATAN DAN PEMULIHAN BANGSA INDONESIA. ITULAH JANJINYA !

Selamat menyusun Pemberitaan !

Salam dan Doa
PUTERA SANG FAJAR