Senin, 27 Mei 2013

Rancangan Pemberitaan Rabu - 05 Juni 2013

GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT
G P I B
Majelis Jemaat GPIB PETRA Ciluar di Bogor
Sekretariat : Jalan K. S. Tubun Km 7 Cibuluh – Bogor


MATERI
PEMBERITAN FIRMAN
KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
Hari Rabu – 05 Juni 2013

POKOK BAHASAN

SALIB KRISTUS
DALAM
DERITA PAULUS

KISAH RASUL 15 : 25 – 40

THEMA PEMAHAMAN ALKITAB

"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."

KISAH RASUL 16 : 31

disusun dan dikeluarkan
oleh

PENDETA ARIE A. R. IHALAUW

-----ooo00ooo-----

SALIB KRISTUS
DALAM DERITA PAULUS

I.     PENDAHULUAN

Pemahaman orang Kristen umumnya terkait penderitaan perlu dibaharui kembali. Mengapa ? Sebab ada pandangan, bahwa mengikuti Yesus akan membuat orang Kristen masuk ke penderitaan; padahal tidak semua bentuk penderitaan dikarenakan mengikut Yesus.

Acapkali masalah keluarga dihubungkan pula dengan perihal percaya kepada Yesus. Untuk membenarkan pendapat seperti itu, orang Kristen mengutip ayat-ayat Alkitab, seperti :Pikullah salibmu dan ikutlah Aku !” Tak semua pandangan ini dapat dibenarkan. Sebab jika kita tidak mau menderita dalam perkawinan / keluarga, janganlah menikah ! Menikah adalah keinginan kita; oleh karena itu, kita wajib mempersiapkan mental untuk menghadapi masalah yang membuat kita menderita. Jadi penderitaan dalam kehidupan keluarga dialami, karena keinginan pasangan yang ingin menikah.

Di samping itu wawasan kita perlu dibaharui terkait isi dan bentuk penderitaan. Pada dasarnya, isi penderitaan itu sama dirasakan semua orang, tetapi bentuknya berbeda sesuai kon-teks yang dijalani. Bentuk penderitaan itu terkait lingkungan aktivitas seperti : keluarga, pekerjaan, pergaulan, pendidikan, berpacaran, mutasi kerja, berpegian dan sebagainya.

Uraian di atas bertujuan membuka pemahaman baru, agar kita tidak terlalu cepat mengklaim, bahwa penderitaan yang dialami itu diakibatkan karena kita melakukan kehendak Allah yang diberitakan oleh Yesus Kristus.  

II.   NASKAH  PERIKOP BACAAN DAN PENJELASAN

1.    Cerita pemenjaraan Paulus ini terjadi dalam perjalanan pekabaran Injil di Kota Pilipi,[1] dituliskan oleh Lukas. Di kota itu --- sebagaimana biasanya di setiap kota yang disinggahi --- Paulus mengajar / memberi-takan Injil Kristus tiap hari Sabat di rumah sembahyang (sinagoge) orang Yahudi.[2] Akan tetapi Paulus dan teman-temannya mengalami gangguan di sana. Dan, akhirnya dijebloskan ke dalam penjara.[3]

Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat ?"
Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.
Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan: "Lepaskanlah kedua orang itu !"
Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: "Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat !"
Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam ? Tidak mungkin demikian ! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar."
Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.
Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.
Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.

2.    Penjelasan

a)   Membaca Narasi Sejarah Gereja.

Cerita / narasi ini merupakan catatan sejarah tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus, beberapa waktu setelah pertobatannya (Kis. 9). Secara historis seluruh aktivitas dan peristiwa ini benar-benar terjadi, bukan cerita fiktif.

Oleh karena itu, kita perlu membaca peristiwa sejarah ini dengan memakai kacamata iman. Lukas memberikan catatan tentang peranan Rohkudus dalam pekabaran Injil Kristus.[4]

b)  Timotius dan asal usulnya.

Dalam perjalanan itu Paulus ditemani Timotius, seorang murid yang tinggal di Listra.[5] Secara ringkas Lukas mencatat latarbelakang silsilah Timotius. Ia seorang warga Negara Roma.[6] Ayahnya seorang Yunani dan ibunya keturunan Yahudi.[7] Catatan ini menimbulkan pertanyaan : apakah Injil Kristus sudah tersebar ke Derbe dan Listra, sebelum Paulus tiba di sana ? Kemungkinan besar pengikut Yesus sudah tinggal dan memberitakan Injil di sana. Hal ini mengingat Paulus memulai pekabaran Injil, setelah Sidang Sinode Yerusalem tahun 49 ses.M.[8] Ia diutus oleh para rasul untuk menyampaikan keputusan sidang kepada Jemaat-Jemaat.[9]

Bagaimankah orang-orang Kristen bisa sampai ke Eropah ? Bisa saja melalui jalur perdagangan. Artinya, pertama, mereka melakukan perjalanan dagang melalui jalur sutra, lalu singgah dan menetap dalam wilayah kota-kota di benua Eropah. Kedua, orang-orang kristen itu melarikan diri dari kejaran penganut Agama Yahudi (Yudaisme), setelah kasus pembantaian Diaken Stefanus (Kis. 7 : 54 – 60).

c)   Teman seperjalanan.

Timotius[10] menemani Paulus dalam perjalanan peka-baran Injil di Makedonia sampai ke Pilipi.

d)  Tantangan dalam Pekabaran Injil.

Di Pilipi Paulus dan teman-teman mendapat tantangan : seorang perempuan sihir / tenung. Ia berteriak-teriak setiap kali bertemu Paulus : Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan (Kis. 16:17). Di satu sisi, ucapan itu positif dan mendukung kelancaran pekabaran Injil. Banyak orang mengerumuni Paulus untuk mendengarkan ajarannya. Di lain pihak, Paulus merasa terganggu, karena perempuan itu dimanfaatkan beberapa orang untuk mengeruk keuntungan. Artinya, teriakan perempuan itu mengundang banyak orang berhimpun, tetapi tuannya memungut uang dari orang-orang itu.

e)   Paulus Dipenjarakan.

Sikap Paulus memarahi perempuan itu menimbulkan kemarahan tuan-tuannya. Oleh karena itu, mereka membawa Paulus ke hadapan penguasa kota Pilipi dengan alasan yang tidak masuk akal (Kis. 16:20-21). Akibatnya Paulus dicambuki dan dijebloskan ke dalam penjara (Kis. 16:23-24).

f)    Pemeliharaan Allah

Lukas menceritakan, Paulus dan Silas tidak gentar. Mereka berdoa dan memuji Allah, sekalipun dalam penderitaan. Lalu Allah menolong mengeluarkan kedua orang itu. Ia bekerja menurut kekuatan kuasaNya, sehingga pintu penjara terbuka. Namun mereka tidak melarikan diri dari sana (Kis. 16 : 25 – 29).  

g)   Penderitaan yang membuahkan keselamatan bagi sesama.

Dampak psikologis peristiwa tersebut menggema dari ucapan Kepala Penjara Pilipi : ”Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat ?” (Kis. 16:30). Kepala penjjara yang ketakutan, karena menyangka Paulus dan Silas telah melarikan diri, justru merasa terkejut melihat merea masih di sana. Dan, menurut pencerita (Lukas), pejabat itu tertegun, kagum dan akhirnya berbalik melindungi utusan Kristus itu. Ia dan seisi rumahnya menjadi percaya dan dibaptiskan (Kis. 16:29-34).

III.     POKOK - POKOK PEMBERITAAN.

1.   Bekerjalah bagi Tuhan karena sukacuta dan penuh tanggungjawab.

Pekerjaan pemberitaan Injil itu merupakan jawaban (respon) tiap orang percaya kepada Allah, Juruselamat. Contoh itu dapat dilihat dalam cerita Lukas tentang perbuatan Paulus dan Silas. Tigas itu dilakukan mereka dengan sukacita dan penuh tanggungjawab.

2.    Hadapilah THKA (tantangan, hambatan, kendala dan ancaman) tanpa rasa takut.

So pasti, salib merupakan simbol penderitaan bagi orang yang mengerjakan tugas yang diberikan Allah. Tak pernah ada cerita, di mana para utusan Injil Kristus tidak mengalami kesulitan dan kesengsaran. Sejarah membuk-tikan, bahwa sejak semula --- waktu Yesus Kristus --- Gereja dan orang Kristen yang memberitakan firman Allah selalu menghadapi penderitaan sampai hari ini (simaklah kasus-kasus pembakaran dan pembongkaran Gedung Gereja serta penganiayaan orang Kristen). Akan tetapi semakin dihambat Injil Kristus makin bertumbuh merambat.

Sama seperti para nabi, Yesus Kristus, pararasul (khusus-nya Paulus) Gereja dan orang Kristen akan menderita, karena kebenaran Allah. Tujuan penderitaan itu hanyalah demi kemuliaan Allah dan bagi penyelamatan sesama manucia serta ciptaan lainnya. Jadi, sesungguhnya, jangan ada orang Kristen yang menderita karena ia berbuat jahat, tetapi karena ia mengerjakan rencana Allah.

3.    Pemeliharaan Allah atas kehidupan utusanNya.

Yesus Kristus berjanji : “Aku menyertai kamu sampai akhir zaman” (Mat. 28:20b). Ucapan itu menjadi kekuatan mental spiritual Gereja dan orang Kristen dalam masa-masa kesusahan, kapan dan di manapun tugas penginjil-an dilaksanakan. Inilah makna salib (penderitaan) yang benar.

4.   Pekerjaan Rohkudus dalam Gereja dan orang Kristen.

Catatan sejarah berisikan rekaman peristiwa-peristiwa perjalanan yang dilakukan individu maupun persekutuan (Gereja, Bangsa, dll). Sebuah bangsapun memiliki sejarah. Sama seperti itu Gereja dan orang Kristenpun demikian. Perbedaannya terletak pada interpretasi kita terhadap peristiwa-peristiwa bersejarah. Kejadian-kejadian itu disoroti dengan memakai kacamata iman, yakni : Allah turut bekerja di dalam segala waktu untuk mendatangkan kebaikan atas orang-orang percaya yang mengasihiNya. Allah yang bekerja sekarang --- setelah Yesus Ktirtus dimuliakan ---, disebut Rohkudus (bd. Kis. 16:6).

5.    Tentang Penderitaan Kristen.

a.    Penderitaan itu terjadi karena tindakan dan ucapan kita yang tidak sesuai norma etik moral masyarakat. Tidak ada hubungannya dengan konsep penderitaan Kristen, seperti mencuri, berzinah/selingkuh, dusta/ menipu, dan lain-lain. Ini bukan penderitaan yang dibuat TUHAN, bukan pula pencobaan yang datang dari Allah. Semua itu didorong keinginan sendiri.

b.    Penderitaan yang disebabakibatlan oleh bencana alam. Itu bukan kehendak Allah. Akan tetapi ia bisa ditafsirkan sebagai hukuman Allah.

c.  Yang dimaksudkan penderitaan Kristen berhubungan erat dengan pekerjaan Kristus.

SEKIAN....

Selamat menyusun pemberitaan Firman

Bogor – Jawa Barat,
Hari Selasa, 28 Mei 2013

Shaloom,
PENULIS




[1] Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Lalu kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari” (Kis. 16: 19-12).

[2]Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ” (Kis. 16 : 13).

[3] Kisah Rasul 16 : 16 – 19.
[4] Roh Yesus tidak mengizinkan mereka” (Kis. 16:7)
[5] Kisah 16 : 1
[6] Kisah 16 : 37
[7]  Bd. I Timotius 1 : 5 =>  “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.
[9] Rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu meng-ambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.... Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. (Kis. 15:22, 25-26).

[10] Kisah 16:1; 1 Timotius 1:2, 4:14.