Kamis, 25 Juli 2013

Rancangan Pengajaran - Minggu - 28 Juli 2013


SIAP KRISTEN
KRISTEN TERHADAP KUASA-KUASA
YANG BERTENTANGAN DENGAN KRISTUS

EFESUS  VI : 10 – 18

ARIE A. R. IHALAUW

PERIKOP BACAAN

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,
dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,

PERCIKAN PERMENUNGAN

Saudara saudara yang dikasihi Kristus

Sejak Paulus memberitakan Injil, banyak orang non-Israel berpindah keyakinan dan menjadi pengikut Yesus Kristus. Jemaat-Jemaat mulai bertumbuh di mana-mana, mulai dari Afrika Utara, Asia Timur Tengah sampai ke daratan Eropah. Pertumbuhan dan perkembangan kekris-tenan menimbulkan kekuatiran dan ketakutan bagi orang-orang Yahudi serta para penguasa dunia. Muncullah berbagai upaya untuk menghambat kekristenan. Orang-orang Kristen diburu, dianiaya, dibantai malahan dimasukkan ke dalam sirkus untuk diadu melawan binatang buas. Banyak orang Kristen menjadi martir (mati sahid). Akan tetapi kekristenan berkembang makin pesat. Semakin dihambat semakin merambat.

Saudara-saudara seiman,

Paulus mengetahui hal itu; dan, oleh karena itu, rasul menasihati warga kristen di Efesus :

Hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”

Paulus mengingatkan dan menasihati warga kristen, bahwa mereka bukan saja melawan raja-raja dan pemerintah-pemerintah yang kelihatan. Warga Kristen sedang berjuang melawan si “Iblis, penghulu-penghulu dunia gelap dan roh-roh jahat” yang memakai raja-raja untuk menjalankan rencananya : membunuh para pengikut Yesus Kristus.

Untuk memenangkan peperangan iman / rohani tersebut Paulus menganjurkan warga Kristen memakai :

1.       Ikat pinggang kebenaran,
2.       Baju zirah (pakaian pelindung dalam perang) keadilan,
3.       Berkasutkan kerelaan memberitakan Injil damai sejahtera,
4.       Perisai (tameng) iman,
5.       Ketopong (teropong) keselamatan,
6.       Pedang Roh, yakni Firman Allah, dan
7.       Doa.

Ketujuh perlengkapan itu adalah senjata yang wajib digunakan selama menghadapi peperangan iman.

Perang iman itu terjadi, karena orang Kristen dituntut Allah memberitakan Injil damai sejahtera. Artinya, meskipun sepanjang dalam pekerjaan pekabaran Injil, orang Kristen dimusuhi dan ditolak, dipenjarakan dan menghadapi pembunuhan, kita tidak boleh memakai cara-cara kekerasan untuk mencapai kemenangan. Justru sebalikanya, kita disuruh untuk memperlihatkan sikap damai sejahtera, meskipun menghadapi ancaman kematian, sama seperti yang telah ditampakkan oleh Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.

So pasti, sebagai manusia kita akan merasa sakit hati, karena kita tidak menyakiti siapapun. Sebagai manusia --- mungkin saja --- kita mendendam mereka yang menganiaya kita. Namun kita mesti belajar dari teladan yang ditinggalkan Yesus Kristus. Ia berdoa dan memohonkan pengampunan kepada Allah Bapa di sorga, agar Allah mengampuni segala kesalahan dan dosa si pelaku kejahatan. Malahan dalam deritaNya, Yesus menyerahkan seluruh masa depan ke dalam tangan Bapa Sorgawi, sebab Yesus tahu persis, bahwa Allah Bapa akan memberikan kemenangan kepadaNya.

Saudara-saudara seiman,

Sekarang ini kita menyaksikan berbagai perbuatan jahat yang ditimpakan ke atas warga Kristen di Indonesia : ada yang dibunuh dan kasusnya tidak diusut tuntas, Gedung-Gedung Gereja dibakar ataupun dirusakkan, sehingga warga jemaat tak dapat mengadakan penyembahan kepada Yesus Kristus, warga kristen dipersulit untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil di beberapa propinsi yang mayoritas beragama Islam, dan lain-lain.  Jika kita membayangkan semua masalah tersebut nicara perasaan kita menjadi sakit. Rasanya kita ingin membalas dendam.

Saudara-saudara seiman,

Tuhan Yesus Kristus tidak menghendaki pembalasan dendam. Dia tidak mengutus kita untuk membunuh orang yang membenci kita; sebaliknya, kita diutus untuk menjadi JURU SYAFAAT (juru doa) bagi mereka yang menganiaya kita. Kita diajar untuk menjadi pemenang melalui kuasa doa.

......... silahkan dilanjutkan


Jumat, 19 Juli 2013

SIDANG JEMAAT DI YERUSALEM.... Kisah 15 : 6 - 11 -> MATERI PA Rabu 24 Juli 2013 menurut SGK


MATERI
PEMAHAMAN ALKITAB
PADA KEBAKTIAN RUMAHTANGGA

SIDANG GEREJA PERTAMA
DI YERUSALEM

KISAH XV : 6 – 11

ditulis di
Bogor – Jumat, 19 Juli 2013

oleh

PDT. ARIE A. R. IHALAUW

NASKAH PERIKOP BACAAN
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: “Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan ke-hendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”

PENJELASAN – PENJELASAN

Pekabaran Injil semakin berkembang pada berbagai kota dan desa  di Asia-Afrika dan daratan Eropah. Banyak orang-orang non-israeli berpindah keyakinan. Mereka berbondong-bondong meninggalkan budaya-agama-suku-nya, lalu menjadi penganut Ajaran Kristen serta menyembah Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat (KIS. XV:11). Mereka minta dibaptiskan.

Sejalan dengan perkembangan pekabaran Injil, orgaisasi Jemaatpun semakin bertumbuh. Bersamaan dengan perkembangan tersebut, muncul pula masalah di kalangan warga jemaat Kristen-Israeli dan non-Israeli tentang status HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Gereja (KIS. XV : 1 => “Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan”). Menurut pandangan warga Kristen-Israeli, orang-orang non-Israeli wajib menjalankan tradisi penyunatan dan memberlaku-kan tuntutan HUKUM TAURAT; sementara warga Kristen non-Israeli menolak pandangan tersebut. Mereka berpendapat, Yesus Kristus telah dikaruniakan Allah untuk menebus dosa dan kejahatan manusia; jika prang yang percaya kepadaNya harus menjalankan tuntutan HUKUM TAURAT dan disunatkan, maka sia-sialah kasih karunia dan sia-sia pula keyakinan iman mereka.

Perselisihan paham tersebut dapat membahayakan kehidupan persekutuan Jemaat Kristus (simak latar belakang perkataan Tuhan Yesus dalam MAT. V : 17 dst. Latarbelakangnya di sekitar pelaksanaan HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Jemaat di Anthiokia-Siria).  Masalah ini dibawa dan dibicarakan pada Sidang Gereja Mula-Mula di Yerusalem.

Pada waktu Sidang Gereja itu, Simon, alias Petrus (Bhs Aram : Kefas artinya batukarang) masih hidup. Dia yang memimpin, sebab Yesus Kristus menyerahkan otoritas pelayanan kepadanya (MAT. XIV : 19 => “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”), meskipun Yakobus, adik Yesus, hadir juga di situ.

Sesungguhnya, masalah utamanya : perjumpaan Injil dan budaya. Lukas menjelaskannya secara tepat : “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Sunat bukan lagi menjadi tuntutan Taurat, tetapi sudah berubah bentuk menjadi adat-istiadat Israel yang harus dilaksanakan, jika seseorang ingin menjadi warga Israel dan diselamatkan Allah.  Jikalau masalah prinsipal ini dibiarkan berlarut-larut, maka kehidupan persekutuan Jemaat Kristus terancam perpecahan. Dan, oleh karena itu, persoalan ini wajib dipercakapkan dalam SIDANG EKUMENIS PERTAMA di YERUSALEM.

MAKNA PEMBERITAAN BAGI GEREJA SAAT INI

Pada hari  Jumat, 26 Juli 2013, Majelis Jemaat (Penatua – Pendeta – Diaken) diundang untuk menghadiri SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ) Triwulan II Masa Kerja 2013 – 2014. So pasti, SMJ itu dilakukan untuk membahas pekerjaan Kristus Yesus yang dikerjakan oleh GPIB Jemaat PETRA di Bogor. Dari kita diharapkan sumbangan pemikiran terkait Evaluasi Program Kerja  Triwulan I Maret –  Juni 2013 dan antisipasi pelaksanaan pekerjaan Triwulan II Juli – Septemer 2013.

So pasti ada banyak hambatan, kendala, tantangan yang dihadapi sepanjang triwulan pertama; tetapi juga ada kesempatan baik yang dikaruniakan Allah, sehingga pekerjaan pelayanan itu dapat berjalan baik. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk membicarakan pelayanan kesaksian yang dilakukan oleh GPIB Jemaat PETRA Bogor dalam suasana damai sejahtera, sukacita dan penuh kasih persaudaraan. Dengan cara demikian Kristus Kepala Gereja akan memberkati pekerjaan kita bersama.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN

1.       Apakah tujuan SIDANG EKUMENIS PERTAMA diadakan di YERUSALEM ?

2.       Apakah tujuan pelaksanaan SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ) dalam Jemaat-Jemaat GPIB ? Dan bagaimanakah sifat sidang tersebut ?

SALAM SEJAHTERA


PENULIS

Rancangan PEMAHAMAN ALKITAB (khusus)

MATERI
PEMAHAMAN ALKITAB

PENYERTAAN ALLAH
DALAM PEMBERITAAN INJIL

KISAH RASUL XVIII : 6 – 11

ditulis di
Bogor – Sabtu, 19 Juli 2013

oleh
PDT. ARIE A. R. IHALAUW

NASKAH PERIKOP BACAAN

Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka : “Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.”
Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat.
Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan:  “Jangan takut ! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam !
Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu di kota ini.”
Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka.

PENJELASAN

Beberapa waktu lalu, setelah Zaini Abdullah dilantik pemerintah menjadi Gubernur di Aceh, ia telah bertindak menutup 17 Gedung Gereja (sumber : http://indonesianchristian.org/). Sikap tersebut memperlihatkan perasaan sentimen akan kemajuan pekerjaan Allah melalui misi pekabaran Injil di serambi Mekah. Keadaan seperti ini telah dituliskan dalam Alkitab serta catatan – catatan sejarah sejak awal pertumbuhan Gereja. Orang-orang Israel beragama Yahudi berkomplot dengan masyarakat Yunani-Romawi  telah berusaha menghambat pekerjaan penginjilan di daratan Eropah. Beberapa kali Rasul Paulus menghadapi rencana pembunuhan serta ditangkap untuk dipenjarakan, seperti di Kota Pilipi (KIS. 16 : 13 – 40), keributan di Kota Tesalonika (KIS. 17 : 1 – 9), kekacauan di kota Athena (KIS. 17 : 16 – 34), termasuk juga perikop bacaan di bawah ini.

Peristiwa sejarah yang diceritakan Lukas dalam Kitab Kedua ini merupakan sambungan dari Kitab Pertama (KIS. 1 : 1 => “Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus” yaitu Injil Lukas). Seakan Lukas ingin menegaskan, bahwa sama seperti Yesus Kristus dihambat, dibantai dan disalibkan sampai mati, demikianlah Gereja dan setiap orang Kristen yang melanjutkan pekerjaanNya akan mengalami keadaan demikian. Akan tetapi Gereja dan orang Kristen tidak perlu takut dan kuatir, sebab Tuhan Yesus berjanji :

Yesus mendekati mereka dan berkata : KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (MAT. 28 : 18 – 20).

Dia telah dimuliakan Allah, duduk di sebelah kanan Bapa Sorgawi serta memegang pemerintah-an di sana. Dia berkuasa di sorga maupun di bumi; dan, oleh karena itu, Gereja dan orang Kristen tidak perlu gelisah dan takut menghadapi sikap penolakan dan permusuhan dunia. Tuhan Yesus Kristus menyertai Gereja dan umatNya. Dia pasti berperang, dan kitapun menang (bd. KEL. 14 : 14).

MAKNA BAGI GEREJA MASA KINI

Peristiwa yang diceritakan Lukas ini semakin menguatkan keyakinan iman, bahwa meskipun Gereja dan orang kristen dibenci dan dihambat di Indonesia ataupun di belahan bumi manapun; akan tetapi TUHAN, Allah Juruselamat, selalu menyertai dan memelihara orang-orang yang setia menjalankan pekerjaanNya. Dia juga yang akan menganugerahkan kemenangan bagi umatNya, asalkan kita selalu menjaga hubungan baik dan benar serta hidup dalam persekuruan bersama Dia.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN

1.       Mengapakah orang-orang non-kristen membenci atau tidak menyukai pekabaran Injil ?

2.       Bagaimanakah pandangan dan sikap kita menghadapi kebencian serta sikap bermusuhan yang ditunjukkan oleh mereka ?

SALAM DAMAI SEJAHTERA


Penulis

Jumat, 05 Juli 2013

Renungan Pagi - Sabtu 06 Juli 2013


JANGAN TAKUT,
TUHAN BERJALAN DI DEPAN KITA

ULANGAN I : 28a, 29 – 30

RENUNGAN PAGI
Hari Sabtu, 06 JULI 2013

ditulis oleh

PDT. ARIE A. R. IHALAUW

NYANYIAN      :     KJ. 370 : 1 – ‘KU MAU BERJALAN DENGAN JURUS’LAMATKU

DOA              :   Ya Allah, Dikau telah menciptakan segala sesuatu bagi kebaikan manusia. Di-kau menerbitkan fajar untuk menghangatkan ciptaan, agar semua mengingat akan cintaMu. Kami bersyukur kepadaMu, ya Bapa, oleh karena rachmatMu yang besar. Dan sekarang kami mendekat untuk mendengarkan suaraMu yang menunjukkan arah jalan yang akan kami lalui. Berfirmanlah, ya Allah ! Amin

BACAAN        :     Ke manakah pula kita maju ? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita ta - war... Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukanNya bagimu di Mesir, di depan matamu UL. 1 : 28a, 29 – 30.

PERENUNGAN

Ketika kita akan memulai perjalanan baru, muncul pertanyaan: “Kemanakah kita akan maju ?” Pertanyaan itu sederhana namun sulit dijawab. Kita dipaksa memikirkan tujuan dan merencanakan strategi, agar tidak mengalami berbagai tantangan dan ancaman. “Kemanakah kita akan maju ?” Pertanyaan itu akan muncul, ketika kita sedang berdiri di persimpangan jalan. Kita harus memilih salah satu di antara dua pilihan, so pasti, jika benar... akan menguntungkan; sebaliknya, jika keliru ... akan merugikan. Siapapun pengembara selalu berhadapan dengan hal seperti ini.

Sewaktu Israel keluar dari Mesir, kemudian berjalan menuju tanah Kanaan, mereka menghadapi banyak rintangan. Kanaan bukanlah negeri tidak bertuan. Di sana berdiam berbagai suku yang kuat dan kokoh, sedangkan Israel hanyalah sekelompok kecil saja. So pasti, umat yang dipimpin Musa – Harun itu menggerutu. Mereka berpikir, perjalanan itu mudah dan akan segera berakhir, sehingga mereka dapat menikmati kenyamanan dan kelimpahan ekonomi. Ternyata, jalan ke sana tidaklah mudah. Untuk meraih mimpi tentang tanah yang berkelimpahan air susu dan madu, Israel harus berjuang mengatasi berbagai kesulitan. Israel harus menaklukkan lawannya. Pokoknya, Israel patut memiliki konsep pembangunan masa depan yang jelas dan tepat. Mungkin saja bangsa itu memilikinya; akan tetapi tidak satupun di antara mereka yang mengetahui perubahan yang akan terjadi di hari esok. Oleh karena itu, mereka bertanya kepada Musa – Harun : “Kemanakah kita akan maju ?

Saudaraku, ... Kita mengalami keadaan yang sama. Kita telah melangkah maju, malahan lebih dari separuh usia telah dihabiskan dalam perjalanan meraih mimpi. Dan sekarang kita menjadi bingung untuk menjawab : “Tahukah anda jalan menuju masa depan ? Kemanakah anda akan maju ?“

Saat ini, mungkin kita sedang menikmati akhir pekan bersama keluarga. Mungkin pula kita sedang melaksanakan tugas rutin, ataupun bepergian keluar kota. Namun otak kita akan berpikir keras : “Kemanakah kita akan maju ? Manakah jalan terbaik dan termudah yang dapat dilalui pada minggu depan, sehingga kita mengalami kemajuan ?” Ucapan Musa menyejukkan hati. Ia berkata : TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, ... yang akan berperang untukmu ... dilakukanNya bagimu ..., di depan matamu (UL. 1:30). Inilah rahasia strategi Israel untuk memenangkan peperangan, TUHAN berperang untuk membawa kemenangan bagi umatNya. Musa mengajak bangsa Israel, agar mereka menaruh pengharapan iman kepada Allah. Dia pasti bekerja menyelamatkan mereka, seperti yang dilakukanNya di Mesir. Ada banyak peristiwa di mana umat terjepit, tetapi mereka terbebas oleh perbuatan ajaib yang diadakan Allah. Itulah kesaksian iman bisa menguatkan iman orang percaya pada saat ini.

Kita boleh menikmati istirahat, setelah bekerja keras selama lima hari. Sambil bersantai kita tidak boleh melupakan waktu ibadah bersama, di mana kita wajib mengucapsyukur atas berkat Allah. Dalam kesempatan itu juga kita memohonkan penyertaan Allah, agar Dia berjalan di depan dan kita mengikuti tapakNya. Kita menyerahkan perjuangan di usbu baru, supaya Dia sendiri yang membimbing kita untuk maju ke depan.

Selamat menikmati akhir pekan bersama keluarga. Tuhan Allah memberkati kalian

DOA                 :     Allah Bapa di dalam sorga....
Kami mengaturkan terima kasih, sebab melalui perikop bacaan Alkitab ini, kami diyakinkan, jika kami memberi diri dipimpin olehMu, maka Engkau akan berjalan dan menuntun kami maju ke masa depan. Oleh firmanMu sendiri, pengharapan iman dan kasih setia kami bertumbuh kuat kepadaMu, ya Bapa. Marilah ya Tuhan, sertailah dan antarlah kami menurut rancanganMu yang telah Kaubuat atas masa depan kami. Kami berdoa di dalam nama Tuhan Yesus. Amin


NYANYIAN      :     KJ. 408 : 1, 3 – DI JALANKU ‘KU DIIRING