RANCANGAN PENGAJARAN
HARI MINGGU, 05 DESEMBER 2010
TUHAN, DIALAH RAJA,
GEMBALA DAN KEPALA PASUKAN
MIKHA II : 1 – 13
by
ARIE A. R. IHALAUW
Jumat, 03 Desember 2010
PENDAHULUAN
Konteks sosial yang bergerak (berubah / berkembang)
1. Perubahan dan perkembangan masyarakat terjadi karena berbagai alasan. Saya mencoba mengemukakan beberapa alasan saja :
a. Pertambahan penduduk bumi secara kuantitatif
b. Pertambahan Tingkat Kebutuhan Manusia
c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Ketika jumlah penduduk bumi masih relatif kecil, ketersediaan sarana penunjang keebutuhan hidup relatif sederhana juga. Sistem organisasi pun masih sederhana. Akan tetapi bersamaan dengan pesatnya pertambahan penduduk perlahan terjadi peningkatan kebutuhan. Untuk itu manusia menciptakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( selanjutnya IPTEK), agar ia dapat menjawab kebutuhan tersebut. Perkembangan IPTEK itu turut memperkaya pemberdayaan sistem kehidupan organisasi masyarakat serta membuka isolasi manusia secara geograpis. Katakanlah sebuah contoh : globalisasi. Proses ini bukanlah sesuatu yang sama sekali baru terjadi. Istilahnya baru tetapi prosesnya sudah berlangsung lama. Globalisasi terjadi melalui beberapa faktor, seperti : perdagangan, ekspansi kekekuasan melalui perang, hubungan diplomatik antar kerajaan, dan lain-lain. Globalisasi, yang saya maksudkan, tidak berkaitan dengan, misalnya : ekspansi ekonomi maupun perkembangan IPTEK saja, melainkan efeknya bagi kehidupan masyarakat juga.
2. Sekularisasi atau globalisasi ?
A. SEKULARISASI.
Pertanyaan tersebut muncul ketika istilah globalisasi diperkenalkan. Hal itu berhubungan dengan dunia keagamaan. Saya mencoba merumuskannya secara sederhana, agar bisa dipahami bersama. Sekularisasi adalah sebuah proses melepaskan diri yang didorong oleh temuan-temuan ilmu pengetahuan, sehingga menyebabkan agama harus melepaskan cengkeramannya terhadap urusan duniawi (sekular). Sementara itu globalisasi adalah proses yang lahir dari pengembangan IPTEK, supaya memudahkan manusia saling berkerja bersama dalam jalinan hubungan antar bangsa.
Latar belakang sejarah lahirnya sekularisasi berawal dari “pemberontakan” dunia terhadap monopoli kekuasaan agama (khususnya Gereja Katolik Roma). Sejak Abad III Gereja Roma Katolik berkembang pesat. Cengeraman Penguasa Vatican (Paus) atas kehidupan masyarakat sangat kuat. Ensiklik yang dikeluarkan Gereja, atas nama Paus, sangat menentukan temuan-temuan ilmu pengetahuan. Gereja yang memiliki kekuasaan maha luas dapat menjatuhkan eksekusi terhadap ilmuwan dan temuannya (kasus Galilei Galileo ?). Hal ini dilaksanakan Gereja untuk menjaga kemurnian ajaran dan pengakuan imannya.
Pada Abad XIV – XV terjadi perkembangan besar dalam dunia filsafat (Ilmu Pengetahuan). Perkembangan itu membidani lahirnya gerakan Aufklarung (Renaisans atau Pencerahan). Muncullah perang terbuka antara kekuasaan Gereja dan perkembangan pengetahuan manusia. Beberapa teolog pun menjadi nabi reformasi terhadap sistem kehidupan sosial melawan kekuatan penjajahan institusi agama di Vatican. Sejak saat itu dunia menjadi dunia tanpa kendali (kekuasaan) Vatican. Itulah yang saya maksudkan dengan istilah sekularisasi.
Akan tetapi sekularisasi tidak dapat menuntaskan masalah kemanusiaan. Malahan sisi negatifnya makin berkembang pesat. Temuan IPTEK telah mendorong munculnya kolonialisme modern, penjajahan bangsa atas bangsa. Klasifikasi atau pengelompokan bangsa semakin berkembang; katakanlah contoh, bangsa-bangsa Eropah yang mengembangkan pengetahuan semakin bangga lalu menjadi angkuh. Filsafat sebagai pengetahuan telah digunakan untuk mendukung superiotitas bangsa-bangsa di benua Eropa.
Persaingan itu memunculkan konfederasi baru dari negara-negara sepaham : pakta negara-negara komunis yang dipimpin oleh Rusia (Lama) kontra negara-negara kapitalis yang dipimpin Amerika, yang juga membidani pakta militer. Keadaan itu menimbulkan ketegangan di atas bumi. Bangsa-bangsa terbelah karena orientasi politik ekonomi dan militer. Perang dingin antar bangsa berlangsung. Malahan Uni Soviet dan Amerika memperlihatkan superioritasnya dalam perang antar bangsa (berdasarkan orientasi politik).
Ketegangan itu berlangsung sampai Gorbachev menjadi Presiden Uni Soviet (tahun 1985 – 1991). Berlatar belakangkan intimidasi barat (NATO cs); oleh karena kondisi politik dan ekonomi dalam negeri Rusia, maka Gorbachev (1985–1991 menggantikan Alexander Chernenko) melancarkan gerakan pembaharuan (pereistorika). Ia memerintah Soviet se-zaman dengan Presiden Ronald Reagen (1981-1985) di Amerika. Sikap politik yang diadakan Gorbachev itu muncul, bukan saja karena alasan politik – ekonomi domestik, tetapi oleh karena tuntutan kemanusiaan juga. Pereistorika mengakhiri masa ketegangan Timur vs Barat, dan merupakan bidan yang melahirkan Negara Soviet modern. Lahirlah gagasan baru yang disebut ORDE DUNIA BARU atau TATA DUNIA BARU, yang disponsori oleh Amerika cs, di mana ia memproklamasikan diri menjadi Polisi Internasional. Ketegangan tidak pernah selesai, meskipun perubahan sistem politik internasional telah berubah.
Sejarah dari kacamata iman
Perubahan peta politik internasional pada dekade Abad 20 itu ditafsirkan dan dipahami orang kristen sebagai karya penyelamatan / pembebasan Allah atas manusia dan bangsa-bangsa. Sama seperti Koresh (Cyrus the Great), yang tidak beriman kepada Allah, dipakai untuk membebaskan Israel; demikianlah TUHAN memakai Mikhail Gorbachev membebaskan dunia internasional.
PERISTIWA yang berlaku dalam WAKTU SEJARAH (kronos) dipahami sebagai HARI YANG DITENTUKAN TUHAN (Yom-YHWH), di mana Dia menyatakan keuasaan dan kepemimpinan-Nya atas manusia dan bangsa-bangsa. Disebut WAKTU ANUGERAH ALLAH (kairos).
B. GLOBALISASI.
Globalisasi tidak sama dengan sekularisasi. Proses ini berlangsung dalam dunia yang telah mendunia. Saya telah menguraikan pemahaman pribadi tentang akibat yang ditinggalkan oleh sebuah peristiwa : ada positif dan negatif. Sekularisasi telah menyebabkan pengelompokan bangsa sesuai tingkat pengetahuan dan sistem masyarakat secara utuh. Negara-negara di dunia dikelompokkan sesuai potensinya juga :
§ Negara Maju (AS, Eropah dan Jepang)
§ Negara Berkembang, dan
§ Negara Terkebelakang.
Negara-Negara berkembang dan tergebelakang adalah negara yang baru melepaskan diri dari penjajahan (di sekitar Abad XIX, termasuk Negara Indonesia. Negara-Negara ini ada di belahan benua Asia-Afrika).
Setelah Gorbachev melancarkan pereistorika di Soviet, Amerika semakin unggul secara politis. Ia merancangkan TATA DUNIA BARU, di mana ia menjadi POLISI INTERNASIONAL. Langkah kebijakan Amerika dijalankan melalui propaganda politik terkait pelaksanaan HAK-HAK AZASI MANUSIA (Decleration of Human Rigths). Kebetulan sekali propaganda itu menjawab kebutuhan kebutuhan negara-negara sedang berkembang dan masih terkebelakang, yang masih dikuasai penguasa otoriter yang menjalankan tindakan depresif atas rakyatnya. Untuk menegakkan superioritas politik, Amerika mengembangkan globalisasi sebagai salah satu strategi taktisnya. Ingat !, tujuan utamanya adalah penegakan superioritas politik Bangsa Amerika. Secara politis, saya membaca tujuan jangka panjang USA adalah untuk menjadikan Amerika sebagai pemimpin dunia (kajian saya tentang peranan agama dalam sistem masyarakat USA dari kacamata biblika : semua bangsa akan datang ke Zion dan menerima pengajaran dari TUHAN -> teologi nabi-nabi tentang Zion sebagai pusat Kerajaan Damai).
Secara strategis USA cs memberdayakan IPTEK secara intensif sebagai senjata pemaksa. Kebetulan sekali VISI dan MISI-nya sanggup menjawab kebutuhan (needs) masyarakat internasional. Oleh karena itu, strateginya dapat diterima bangsa manapun di dunia. Langkah pertama yang dilakukan USA cs adalah bantuan kebudayaan (pendidikan formal) dan ekonomi. Melalui penawaran fasilitan IPTEK bidang komunikasi informatika USA cs melancarkan ekspansi global ke seluruh dunia. Mereka merealisasikan gagasan politiknya : sebuah TATA DUNIA BARU, di mana globalisasi adalah sejnata strategisnya. Yang penting di sini ialah : bagaimana mengantisipasi efek negatif serta mempersiapkan warga Indonesia untuk menanggulangi bahaya yang masuk karena pesatnya arus globalisasi. Dalam konteks seperti inilah Gereja melaksanakan misinya di masa kini ke masa depan yang dijanjikan Yesus Kristus.
3. Fenomena sosial memperlihatkan berbagai masalah, dikarenakan pesatnya perubahan dan perkembangan yang terjadi bersamaan dengan globalisasi. Nilai-nilai yang dipraktikkan oleh warga masyarakat tradisional mulai bergeser digantikan nilai-nilai baru. Banyak warga pedesaan cenderung ikut-ikutan (mbebek), tanpa memiliki kesem-patan untuk mengkaji dan menguji kegunaan nilai-nilai baru tersebut. Tanpa disadari nilai-nilai baru itu sedikit demi sedikit sedang mengubah dan membentuk pola perilaku institusi dan manusia di dalam masyarakat. Pengaruh tersebut tampak pada perilaku manusia, seperti : membesarnya sikap lebih memperhatikan kepentingan sendiri dari pada kepentingan bersama, penggunaan produk import ketimbang produk dalam negeri (karena sangat menentukan harga diri dan nama baik dalam masyarakat), perubahan orientasi ke barat-baratan, persaingan yang kurang sehat dengan modus pembunuhan karakter, dan lain-lain. Globalisasi telah membawa berbagai dampak positif juga negatif.
MIKHA II : 1 – 13
Konteks masyarakat yang diuraikan secara singkat di atas diharapkan membantu kita untuk mengenal dan memahami kondisi yang sedang dihadapi; sekaligus merenungkan nubuat Nabi Mika untuk diajarkan kepada umat dalam Ibadah Minggu Adven II : 05 Desember 2010.
Kekhasan Masaraya Advent II
Masaraya atau Perayaan Advent II masih bertalian dengan Advemt I. Pada Advent I Gereja dan orang Kristen diajak mengingat akan kelahiran kristus Yesus serta mempersiapkan diri menantikan keda-tangan-Nya kembali ke dunia sebagai Raja. Persiapan itu dijalankan dengan merenungkan dan mengakui segala kesalahan kepada Allah dan kepada sesama.
Pada masaraya atau perayaan Advent II, Gereja dan orang Kristen dihimbau untuk melakukan pertobatan atau kembali kepada Allah. Kita mengantisipasi seakan-akan waktu kedatangan Yesus sudah sema-kin dekat, dan karena itu kita diingatkan akan ucapan Yesus : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah sedang datang” (Mark. 1:14-15). Pertobatan itu bertujuan, agar kita semua diperkenankan masuk dan duduk makan bersama dengan Dia di dalam Kerajaan Bapa (bd. Luk. 13:29).
GARIS BESAR
KITAB NABI MIKHA
A. PENGENALAN
1. Kitab ini, sama seperti semua tulisan-tulisan dalam Alkitab, merupakan tradisi dalam kesusasteraan umat Israel. Meskipun terdapat fragmen-fragmen tertulis yang cocok dengan masa kerja nabi; akan tetapi ada pula sumber-sumber lisan dituliskan jauh sesudah kematian Mikha.
2. Hal itu tampak jelasa pada pasal 1:1 yang berbunyi : “Firman TUHAN datang kepada Mikha, orang Moresyet, pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, yakni berkenan dengan yang dilihat-nya tentang Samaria dan Yerusalem”.
Kalimat tersebut secara tersurat menegaskan, bahwa sekalipun Mikha adalah nabi yang menyampaikan firman TUHAN, namun ia tidak menuliskan nubuat-nubuatnya secara keseluruhan. Jadi ada redaktor / editor yang melakukannya.
3. Tujuan Pemberitaan
Tentang Samaria dan Yerusalem.
Pemberitaan itu berhubungan dengan perilaku ibadah penduduk Samaria, ibukota suku-suku Israel di Utara, dan penduduk Yerusalem, ibukota suku-suku Israel di Selatan atau Yehuda.
4. Masa dan tempat kerja Nabi Mikha
“Firman TUHAN datang kepada Mikha, orang Moresyet, pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda …”
Raja–raja Yehuda : Yotam, Ahas dan Hizkia, yang disebut menunjukan masa kerja Nabi Mikha. Meskipun tujuan / alamat pemberitaan itu adalah Samaria dan Yerusalem; akan tetapi dikarenakan penyebutan raja-raja Yehuda, maka kita mengambil kesimpulan, bahwa nabi menyampaikan firman Allah kepada suku-suku Israel di Selatan, khususnya di Kota Yerusalem. Panggilan kenabiannya dikerjakan di Kota Yerusalem.
Masa dan tempat kerja Mikha hampir bersamaan dan berdekatan dengan beberapa nabi lainnya, seperti :
a. Yesaya Yerusalem (Proto-Yesaya atau Yesaya I, psl 1–39). Dibuktikan berdasarkan catatan redaksi pada Kitab Yesaya 1 : 1, berbunyi : “Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda”.
b. Nabi Amos : “Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi” (1:1). Hanya saja Nabi Amos bekerja di Israel Utara, di tempat sucinya : Beth-el (bd. Amos 7:10-15).
c. Nabi Hosea : “Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hiskia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam, raja Israel” (1:1). Hanya saja Hosea bekerja di Israel Utara.
5. Kondisi Sosial : Ibadah dan Penghukuman atas Yehuda – Yerusalem
a. Ibadah Israel tidak merealisasikan kehendak TUHAN, Allah Israel. Mereka melakukan pelanggaran dan dosa bertentangan dengan hukum Taurat (Hukum I – IV). Mengkhianati Allah (istilah yang dipakai nabi adalah “sundal” ->1:7), juga di bidang sosial (2:1-11), baik penguasa dan pegawai kerajaan (3:1-4), alim ulama (3:5-8), kepala-kepala suku (3:9-12) maupun penduduk Yerusalem – Yehuda (6:1 – 7:8). Ucapan Mikha yang sangat terkenal dalam tradisi liturgi Gereja terkait Amanat Hidup Baru, adalah
Dengan apakah aku pergi menghadap TUHAN dan tunduk menyembah kepada Allah yang di tempat tinggi ? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun ? Berkenankah TUHAN kepada ribuan domba jantan, kepada puluhan ribu curahan minyak ? Akan kupersembahkan-kah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri ?
Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apa yang dituntut TUHAN dari padamu : selain berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu ? (6:6-8).
Firman yang disampaikan Mikha menunjukkan penolakan TUHAN atas ibadah umat (bd. Amos 5:21-27).
b. Oleh karena dosa dan pelanggaran yang dibuat pemimpin dan penduduk Yehuda – Yerusalem, maka nabi menyampaikan penghukuman Allah (1:2-10).
6. Hari TUHAN dan Pengharapan akan datangnya Zaman Baru.
Sekalipun Mikha menubuatkan penghukuman Allah atas bangsanya, ia juga adalah seorang warga Yehuda-Yerusalem yang merasakan kepahitan umat. Ia juga menubuatkan datangnya zaman baru bersamaan dengan kehadiran Allah, di mana Zion dipulihkan dan diubah fungsinya.
a. Hari TUHAN
“Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir, … Pada hari itu…” (4:1, 6; bd. 5:9 -> pada waktu itu …; 7:11 -> akan datang suatu hari…).
v Hari TUHAN (Yom –YHWH) yang dimaksud-kan berhubungan erat dengan tindakan pembebasan Allah atas umat-Nya. Dia akan mengumpulkan orang Yehuda-Yerusalem yang terserak dalam pembuangan (4:6). Dia akan membebaskan sisa-sisa Yakub / Israel dari pembuangan (5:6).
v Pada hari itu (2:4) TUHAN akan menghukum bangsa-bangsa setimpal dengan perbuatan jahat yang dilakukannya atas umat-Nya (5:14). Tetapi juga atas pemimpin Yehuda-Yerusalem yang merancang-kan kejahatan. Nabi berkata : “Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan” (2:3).
v Pada hari itu, TUHAN akan meninggikan Bukit Zion, dan bangsa-bangsa akan datang untuk menerima pengajaran-Nya (4:1-3).
v Pada hari itu, TUHAN sendiri akan menjadi raja di Zion sampai selama-lamanya (4:7). Raja itu berasal dari Beth-lechem di Efrata (5:1); akan tetapi pemerintahan sang raja sudah sejak purbakala, sejak sebelum penciptaan. Ia adalah Gembala. Dalam masanya seluruh bumi akan menerima damai sejahtera, suatu zaman baru penuh kedamaian dan berlimpah kesejahteraan (5: 9-13).
b. Pengharapan Israel
Akan datang suatu hari … (7:11) Frasa itu dituliskan berdasarkan realitas sosial yang sedang dialami Yehuda-Yerusalem. Mereka memikul kemarahan TUHAN (7:9), sebab dosa dan pelanggaran yang dibuatnya. Tetapi seperti pada waktu itu, ketika Israel dikeluarkan dari Mesir (7:15), demikianlah menaruh harapan kepada TUHAN, Allah Pembebas. Ia akan bertindak membebaskan mereka dari hukuman. Dan, pada waktu itu juga, bangsa-bangsa akan mengenal TUHAN.
B. MIKHA II
Mikha psl 2 ini terdiri dari 2 (dua) alinea, menurut pembagian LAI :
1. 2 : 1 – 11 TUHAN menentang orang yang berbuat jahat.
2. 2 : 12 – 13 TUHAN yang mengerjakan penyelamatan.
Ad.1. TUHAN menentang pemimpin yang jahat (bd. 3)
Mikha menyoroti rancangan dan tindak kejahat-an yang dilakukan umat bertentangan dengan tuntutan Taurat (Mik. 2:2 -> yang menginginkan ladang-ladang, merampas rumah-rumah; bd. Kel. 20:17; Ul. 5:21 -> Jangan mengingini rumah sesamamu). Kata firman (Mik.2:7) perlu dipahami terpaut pada Taurat sebagai pengajaran yang diberikan Allah kepada Israel. Para pemimpin merancangkan kejahatan atas umat Allah. Sebab itu, Allah juga merancangkan melapetaka atas mereka.
Ad.2. Nubuat tentang Keselamatan
Nubuat ini termasuk ke dalam ucapan ilahi tentang penyelamatan/pembebasan yang dikerja-kan Allah bagi Yerusalem – Yehuda, tetapi juga Israel secara keseluruhan :
a) TUHAN akan mengumpulkan, menghimpun-kan, menyatukan sisa orang Israel (2:12)
b) Penerobos, yang adalah Raja, yang menjadi Kepala pasukan, yakni TUHAN sendiri (2:13)
Mikha menubuatkan, bahwa TUHAN sendiri yang akan menerobos masuk ke tempat hukuman, dan membebaskan pasukan-Nya, yakni sisa orang Israel, menghimpunkan dan menyatukan mereka sebgai sebuah pasukan serta membawa mereka berjalan keluar.
Israel bagaikan pasukan yang tertawan oleh musuh, dan TUHAN Allah, sebagai Kepala Pasukan, akan menlakukan “mission impossible” demi membawa mereka keluar dari penjara.
C. Aplikasi dalam Pemberitaan dan Pengajaran Minggu
1. Jangan pernah ada berpendirian, bahwa kita hanya diselamatkan karena iman langsung masuk ke dalam sorga. Jangan juga ada yang berpendapat : “Yang penting saya diselamatkan oleh iman kepada Allah dalam nama Tuhan Yesus”. Pemahaman iman seperti ini keliru, sebab di antara kita masih ada yang suka merancangkan perbuatan jahat dan mengucapkan perkataan umpatan dan memfitnah sesama. Kita jangan pernah bermimpi akan masuk ke dalam Kerajaan Allah, hanya dengan mengandalkan iman (bd. Mat. 7:21 -> Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku : Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga). Banyak di antara kita yang pikirannya kotor dan hatinya jahat, dan melahirkan perbuatan dosa. Bagaimanakah mungkin TUHAN meluaskan kita masuk ke dalam Sorga, tanpa penghukuman ?
Yang dimaksudkan iman yang menyelamatkan itu tertuju pada pembebasan/penebusan dari belenggu kuasa dosa / maut. Pembebasan itu terjadi ketika seseorang masih bernafas dan masih berdiam di bumi. Bukan berarti, bahwa serentak setelah ia mengakui percaya kepada Yesus, langsung ia masuk ke dalam Kerajaan Sorga (hanya satu saja kasus kekecualian, yakni penjahat yang disalibkan bersama Yesus. Jangan menggeneralisasikan kasus ini). Selain dari pada penjahat yang disalibkan itu, kita masih hidup di atas bumi, dan masih hidup di dalam hawa nafsu daging. Karena itu, bertobatlah dan berubalah menurut pembaharuan akal budi yang dikerjakan oleh Rohkristus, supaya iman kita berbuah dalam pekerjaan baik. Berdasarkan hal itulah kita dimasukkan Allah ke dalam arak-arakan keselamatan menuju Kerajaan Sorga.
2. Dan sekalipun iman kita telah sempurna serta membuahkan perbuatan baik; akan tetapi kedua hal itu tidak bisa menjadi alasan untuk mengkalim, bahwa kita pasti masuk ke dalam Kerajaan Allah. Yesus berkata kepada Yakobus dan Yohanes, bahwa kedudukan seseorang pada sebelah kanan atau kiri-Nya ditentukan oleh Allah Bapa. Jika hal itu dikatakan Yesus kepada kedua rasul-Nya, apakah yang dapat dikatakan lagi kepada kita ? Apakah kita lebih baik dari pada kedua rasul itu, sehingga sejak sekarang ini kita berdalih : berdasarkan iman dan perbuatan baik, maka aku akan masuk ke dalam sorga ? Jangan kita melangkahi kebijakan Allah, sebab Dia sendiri yang menyelamatkan kita, Dia jugalah yang akan memutuskan apakah kita layak masuk ke dalam Kerajaan-Nya ataukah tidak. Yang paling utama untuk dilakukan adalah : kerjakanlah imanmu dalam perbuatan baik, sambil berjaga-jaga dan berdoa menyerahkan masa depan ke dalam tangan-Nya, supaya jika Tuhan datang ke dunia, Dia menemukan kita sedang melakukan kebajikan. Keputusannya tergantung pada Dia, Juruselamat kita ! Ucapkanlah syukur kepada Allah di dalam segala hal yang dikerjakan maupun dikatakan, supaya nama-Nya dimuliakan. Itulah kehendak Allah yang baik dan yang benar.
SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN
Medan – Minggu Advent I
Hari Jumat, 03 Desember 2010
Arie A. R. Ihalauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar