Sahabat-sahabatku, beta memposting Rancangan Pengajaran dalam Perayaan Advent I (Minggu, 28 November 2010) sebagai pelengkap TATA IBADAH ADVENT I yang sudah lebih dahulu diposting oleh Pdt. Joppie E Klokke, STh.
Kiranya rancangan ini membantu kalian semua.
RANCANGAN PENGAJARAN – ADVENT I
Ibadah Hari Minggu, 28 Nopember 2010
YEREMIA 30 : 1 - 11
PENGGENAPAN JANJI
ALLAH MEMULIHKAN KONDISI UNTUK UMAT ISRAEL
“Sebab sesungguhnya waktu akan datang, bahwa Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda, dan Aku akan mengembalikan mereka kenegeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya”
Yeremia 30 : 3
PENDAHULUAN
Pendahuluan ini bermaksud membuka wawasan dan mengantar penghayatan warga jemaat ke dalam makna Advent. Sekaligus bermaksud menguatkan LITURGI ADVENT I yang telah disusun Pdt. Joppie E Klokke (JEK). Saya berharap kalian dapat menyimak liturgi tersebut, sehingga ketika memakainya kalian dapat menyelaraskannya dengan bacaan Minggu, 28 Nopember 2010.
1. ADVENT sebagai Perayaan.
Minggu-Minggu Advent memiliki kekhususan dalam sejarah Tahun Liturgi Gereja. ADVENT berarti : “kedatangan”. Dalam minggu-minggu ini (Advent I – IV) Jemaat Kristen menyelenggarakan ibadah untuk mengingat akan Tuhan Yesus Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama, yakni KELAHIRAN (NATAL). Kelahiran itu dijadikan landasan refkleksi akan kedatangan-Nya yang kedua (parousia) sebagai Raja. Sepanjang minggu-minggu Advent ini umat merenungkan makna kebenaran ALLAH yang dinyatakan dalam Kristus Yesus untuk mendamaikan dan mempersatukan semua orang dengan Diri-Nya. Sambil menyongsong kedatangan sang Raja Kristus (Ibr. Mesiah; Yun : Kristos), di mana sejak sekarang ini semua orang kristen ikut mengambil bahagian dalamnya serta menyembah Dia. Sebab itu, semua bacaan dalam Liturgi Gereja (Nats Pembimbing, Pemberitaan Anugerah Allah, Amanat Hidup Baru, Bacaan Firman dan doa-doa serta Ajakan Persembahan) wajib mencerminkan tema-tema yang terkait dengan masa Advent. Tema-tema itu akan berbicara tentang kesetiaan dan pengabdian orang kristen menyongsong kedatangan Kristus, penghukuman atas dosa dan pembenaran Allah, pertobatan dan kasih Allah, serta pengharapan akan hidup kekal yang datang bersama dengan pernyataan Kristus selaku Raja. Itulah sebabnya perayaan Advent memiliki 2 (dua) fungsi, 1). Mengingatkan orang kristen akan kelahiran Yesus di masa silam, dan 2). Mengarahkan iman dan pengharapan kristen ke masa depan yang akan datang bersama Kristus.
2. Spiritualitas Advent
Sejak Yesus dimuliakan (Kis. 1:6-11) para murid dan pengikut-Nya berkumpul dan beribadah. Mereka tekun, sehati dan berdoa bersama-sama (Kis. 1: 14). Mereka masih memikirkan, bahwa kepergian Yesus hanya sebentar saja, karena sesuai janji-Nya Dia akan segera kembali. Cerita yang dituliskan oleh Lukas ini membuka masa baru dari kehidupan persekutuan orang percaya. Masa / waktu sejak Yesus kembali dalam kemuliaan sorgawi sampai kedatangannya kembali, disebut : masa penantian (eskatologi). Jemaat mula-mula dianjurkan, agar berjaga-jaga dan berdoa (Mat. 26:41; bd. Bacaan Minggu, 21 Nopember 2010 -> Mat. 24:42, 44 : “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada waktu mana Tuhanmu datang…, sebab itu hendaklah kamu siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga”).
Sepanjang perjalanan menyongsong masa depan Tuhan, orang kristen dan Gereja tidak pernah berhenti. Meskipun banyak hambatan, tantangan dan malapetaka mengancam kehidupan pribadi serta persekutuan umat. Di sinilah ADVENT memberikan makna spiritual yang menguatkan, meneguhkan dan mengokohkan harapan-iman umat. Sambil berjalan orang kristen dan Gereja bekerja menyatakan (melayani dan menyaksikan) tanda-tanda kehadiran Kerajaan Allah yang akan datang bersama Kristus. Di antara masa/waktu itu (antara kenaikan dan kedatangan Kristus), umat selalu diyakinkan akan pertolongan Roh Allah, yang turut bekerja bersama-sama di dalam dan melalui misi Gereja. Dan, sepanjang perjalanan iman ini, Gereja dan orang kristen patut memperlihatkan sikap nebgasihi Allah serta setia memberlakukan firman-Nya. Mereka patut mengasihi Allah dan sesamanya.
Gereja dan orang kristen bagaikan mempelai perempuan yang bekerja dan berjalan menantikan kedatangan mempelai laki-laki (bd. Mat. 25:1-13,) ke dunia yang dikuasi kegelapan, sambil berseru :
DATANGLAH IMMANUEL !
3. Makna Lilin Advent
Sama seperti Perayaan Pra-Paskah memiliki simbol demikian pula Advent. Terang adalah sifat yang melekat pada perayaan ini. Terang mengingatkan kita : Gereja dan orang kristen, kepada beberapa kesaksian Alkitab :
a). Perjanjian Lama
Nubuat Nabi Yesaya : “Bangsa (Israel) yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar, dan mereka yang diam di dalam negeri kekelaman atasnya terang telah bersinar” (Yes. 9:1; bd. Ucapan Yesus : “bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang -> Mat. 4:19).
Pertama, Terang itu dikaruniakan kepada umat Israel. Kata “bangsa” (Ibr. am) dipakai dalam bentuk tunggal, dihubungkan pada keadaan yang dialaminya : “diam dalam kegelapan” dan “diam di dalam negeri kekelaman” (Bhs Matius : “diam di negeri yang dinaungi maut”) menunjuk pada 2 (dua) keadaan yang dialami Israel, yakni menjali hukuman di Babilonia {bertolak dari realitas seperti itu, Mikha menubuatkan : TUHAN akan menjadi terangku (Israel) -> Mikh. 7:9} dan dalam masa Yesus, mereka dijajah oleh Roma. Di kemudian hari barulah kata “bangsa” ditransformasikan ke dalam arti “bangsa-bangsa” (bd. Yes. 49:6 -> berdasarkan tugas Israel sebagai ebed-YHWH, hamba TUHAN -> Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa) -> bandingkan tugas yang disuruh Yesus kepada orang Kristen : kamulah terang dunia -> Mat. 5:14)
b). Perjanjian Baru.
Kesaksian Matius dan Yohanes tentang ucapan Yesus “AKULAH TERANG DUNIA” (Yoh. 8:2; 9:3) dan kemudian perintah-Nya kepada kita : “Kamulah Terang dunia” (Mat. 5:14).
Untuk menandai Kritus Yesus sebagai terang dunia dan mengingatkan kita akan tugas yang disuruh-Nya, dipakailah LILIN sebagai simbol.
c). Makna Lilin Pertama
Kebiasaan Gereja menyalakan Lilin I sebagai pembuka Advent menunjuk pada pengharapan akan datangnya Raja Mesiah. Sama seperti Israel menantikan datangnya Mesiah yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama, demikianlah Gereja dan orang Kristen menantikan penggenapan janji Yesus, bahwa Dia akan kembali ke dunia.
ADVENT I DAN NUBUAT NABI YEREMIA 30 : 1 – 7
Mungkin kita perlu bertanya pada Pemimpin Unit Kerja Penerbitan dan Penulis perikop bacaan ini : apakah hubungan antara perikop tersebut dengan Advent I atau apakah alasan penempatan perikop tersebut dalam Perayaan Advent I. Dalam tulisan ini, saya mencoba menjelaskan latar belakang perikop bacaan, supaya kita memperoleh gambaran untuk mengajar pada Minggu, 28 November 2010 mendatang.
Latar Belakang
Jika kita menyimak kondisi masyarakat Yehuda-Yerusalem pada masa kerja Nabi Yeremia, kita akan menemukan kesan, sebagai berikut :
a. Masa Pra-Yosia, Raja di Yerusalem.
Pada periode awal kerja nabi, Yehuda-Yerusalem sedang mengalami ancaman dari bangsa sekitarnya. Hal itu disebabkan, menurut Yeremia, karena berbuat dosa. Yehuda-Yerusalem (para pemimpin dan rakyat) beribadah kepada dewa-dewi Kanaan serta melakukan kejahatan sosial (bd. Yer. 26;bd. 7:1-15). TUHAN Allah murka dan akan menghukum mereka.
b. Masa Yosia
Allah belum melaksanakan penghukuman, karena Raja Yosia melakukan reformasi di bidang agama (mungkin Yeremia berperan di dalamnya). Sepanjang masa pemerintahan Yosia,
c. Masa Post-Yosia
Sesudah Raja Yosia wafat, Yehuda-Yerusalem kembali ke dalam cara hidup lama : menyembah berhala dan melakukan kejahatan sosial. Walau nabi mengajak pemimpin dan bangsa itu bertobat (Yer. 26:3 -> Mungkin mereka mau mendengarkan dan masing-masing mau berbalik tingkah lakunya yang jahat), mereka tetap berkanjang dalam dosa. Akhirnya TUHAN memakai raja Babel menjalankan rencana-Nya. Sebagian rakyat dan pemuka bangsa diboyong ke Babilonia.
Pembuangan itu sendiri terjadi bertahap. Tahap I penyerangan langsung dipinpin oleh Raja Babel : Nebukadnezar. Kemudian raja mengangkut pemuka kerajaan, konglomerat dan orang terkemuka sebagai tawanan ke Babel (Yer. 34). Tahap II, serangan total membawa kehancuran bait Allah dan Kota Yerusalem (Yer. 39:1-10). Serbuan ini tidak dipimpin langsung oleh Nebukadnezar tetapi oleh Panglima Perangnya : Nebuzaradan. Akan tetapi dalam penyerangan tidak semua penduduk Yehuda-Yerusalem dibawa ke Babel. Yeremia mencatat : “Tetapi sebagian dari rakyat, yakni orang-orang miskin yang tidak mempunyai apa-apa, diting-galkannya di tanah Yehuda” (Yer. 39:10). Di sanalah mereka menjalani masa penghukuman 70 tahun lamanya (bd. Yer. 29:10 “Apabila genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini”).
YEREMIA 30 : 1 – 7
1. Bagian ini dipahami sebagai karya Yeremia, setelah Yehuda-Yerusalem mengalami bencana nasional, Di dalam Psl. 30 terdapat 2 (dua) kondisi :
a) Nubuat tentang karya Allah yang memulihkan kembali keadaan Israel (30:1-11, 16-22)
b) Kecaman dan ancaman terhadap penduduk Yehuda-Yerusalem (30:12-15, 23-24).
1. Bacaan perikopal ini (30:1–7) berada pada bagian a) di atas (30:1–11), dan dikelompokkan sebagai berikut :
30 : 1 – 4 nubuat tentang pemulihan Allah atas Israel.
30 : 5 – 7 nubuat tentang kesusahan besar sebelum peristiwa pemulihan.
30 : 8 – 9 Munculnya seseorang dari dinasti Daud yang akan memerintah.
30 : 10 – 11 Penyelamatan Israel dan penghukum-an kepada bangsa-bangsa.
Pokok Penting dalam 30 : 1 – 7
Þ “Waktunya akan datang, Aku akan memulihkan keadaan umat-Ku Israel dan Yehuda, dan Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang telah Kubberikan kepada nenek moyang mereka, dan mereka akan memilikinya, firman TUHAN” (ay. 3).
1. Prasa waktu yang akan datang (bd. pada hari itu -> ay, 8) menunjuk pada masa yang terben-tang luas ke depan. Waktu itu akan datang ke atas Israel-Yehuda, dan bukan sebaliknya. Sebab itu, mereka perlu melakukan kegiatan sehari-hari sampat saatnya (peristiwa pemulihan) dinyata-kan Allah.
2. Waktu yang akan datang itu milik Allah, karena Dia yang menciptakannya. Yang dimaksudkan bukanlah urutan hari (Senin -> Sabtu). Bukan waktu secara kronologis, tetapi saat/ketika Allah bertindak di dalam sejarah. Waktu itu disebut waktu anugerah (Yun. kairos).
3. Dalam rentetan waktu (kronologis) itu akan terjadi peristiwa atau kejadian penting dalam sejarah bangsa-bangsa, Yeremia menyebutnya : pemulihan Israel-Yehuda. Peristiwa / kejadian tersebut akan dialami umat, setelah “telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel” (Yer. 29:10). Itulah waktu anugerah. Itulah kairos : waktu perkenanan Allah. Israel-Yehuda dipulihkan kembali oleh Allah
4. “Aku akan mengembalikan mereka ke negeri yang Kuberikan kepada nenek moyang mereka” (ay.3b). Pemulihan keadaan meliputi seluruh aspek kehidupan : spiritual dan material, rohani dan jasmani. Bukan saja Israel dibebaskan tetapi juga hak-haknya sebagai umat dukembalikan kepada posisi semula.
Þ “Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia akan diselamatkan dari padanya” (ay.7).
Kejayaan Israel–Yehuda telah hancur. Mereka sudah ditawan keluar tanah Kanaan. Jadi, bahagian ini *ay. 4-7) tidak secara langsung ditujukan kepada Israel-Yehuda tetapi kepada bangsa-bangsa di mana umat Allah ditawan (ay.16-22). Bangsa-bangsa penakluk akan mengalami malapetaka. Hari itu adalah waktu kesusahan. Hari itu adalah hari pembalasan TUHAN atas kejahatan bangsa-bangsa (bd.ay.11b -> segala bangsa yang ke antaranya Kuserahkan akan Kuhabiskan).; dan pada hari itu Israel diselamatkan (ay.6ba). Keadaan ini dilukis nabi : “Aku akan mematahkan kuk dari tengkuk mereka, dan memutuskan tali-tali pengikat mereka” (ay.8;bd. Yes. 40:1-2). Israel akan kembali dari negeri pembuangan dengan aman (ay.10).
Þ “Mereka akan mengabdi kepada TUHAN, Allah mereka, dan kepada Daud, raja mereka, yang akan Kubangkitkan bagi mereka” (ay.9).
TUJUAN PEMBEBASAN ISRAEL. a). Allah membebaskan Israel, agar (umat Allah) mengabdi kepada TUHAN, menjadi hamba TUHAN. Kemerdekaan karunia Allah itu wajib digunakan sebagai kekuatan untuk terus menerus menyelenggarakan ibadah kepada TUHAN melalui pelayanan – kesaksian {bd. Gal 5:13-14}. b). Israel juga harus menjadi pelayan dari raja yang akan lahir dari keturunan Daud. Kalimat ini secara tersirat menyebut kelahiran Raja Mesiah (bd. Yes. 9:5-6) yang akan lahir dari Dinasti Daud.
Þ Penghukuman dan pembebasan yang dikerjakan oleh Allah itu juga bertujuan mengingatkan Israel, bahwa Dia tidak mentolerir kjahatan dan dosa umat. TUHAN mengasihi umat-Nya. tetapi juga mendidik (mengajar) mereka (ay.11). Jadi karena kasih Allah memberkati dan karena kasih juga Allah menghukum, supaya Israel mengetahui, bahwa TUHAN adalah Allah dan mereka adalah umat-Nya (ay.22).
Aplikasi ke dalam kehidupan praktis umat masa kini
Bagaimanakah kita menjembatani jurang pemahaman warga jemaat masa kini dan gagasan teologi Jemaat Kristen Abad I – II Masehi tentang Perayaan Advent.
1) Advent bukan saja berorientasi ke masa parousia Kristus Yesus (kedatangan-Nya yang kedua). Tetapi pemahaman tentang janji Kristus akan datang kembali diletakan pada peristiwa kelahiran sang Mesiah. Sang Mesiah yang telah lahir ke dunia adalah Raja yang akan datang kembali.
2) Sama seperti Israel mempersiapkan diri menantikan kedatangan Mesiah yang dinubuatkan para nabi (band sikap Simeon dalam pujiannya -> Luk 2 : 28 – 38); demikian kita perlu mempersiapkan diri menyong-song hari TUHAN yang akan datang (bagaikan mempelai perempuan menanti datangnya mempelai laki-laki -> Mat. 25 : 1-13).
Kita (orang kristen) wajib melakukan pertobatan masal sepanjang minggu-minggu Advent, sebab sepanjang perjalanan iman, kita telah melakukan hal-hal jahat dan berdosa. Kita kurang setia mengasihi Allah dan taat memberlakukan ucapan-ucapan Yesus, sang Mesiah (Kristus) yang dinantikan. Kita patut mengubah motivasi yang mendasari seluruh bentuk karya pelayanan. Kita perlu semakin tekun mengasih Allah dalam pelayanan sosial kepada Kristus yang menderita dalam rupa kaum dhuafa (miskin dan sengsara). Kita wajib mengadakan ibadah yang membebaskan manusia dari penindasan sebagai bentuk syukur atas keselamatan yang dikaruniakan-Nya ke atas kehidupan kita: Gereja dan tiap warganya.
3) Advent I ini adalah perayaan yang dimasuki dengan rasa keprihatinan mendalam terhadap masalah sosial dan longkungan hidup karena ulah kita. Bukan saja sekedar ibadah pertobatan, tetapi perlu memotivasi diri, agar melakukan penyelamatan dan pembebasan atas manusia dan alam semesta.
4) Ibadah itu dilakukan tanpa rasa takut, agar menjadi berkat kepada semua ciptaan Allah. Ibadah itu patut diselenggarakan dalam keyakinan akan penyertaan dan pemeliharaan Allah (Yer. 30:11a), supaya berman-faat bagi kemuliaan Allah dan sesama ciptaan. Ibadah seperti itu selalu akan mewujudkan damai sejahtera, sukacita, keadilan dan kebenaran serta rachmat kekal.
SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN
Medan – Sabtu, 27 November 2010
Pendeta Arie A. R. Ihalauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar