MATERI BINA : 8 – bag. 14/IV-2011/Arie/KRISTOLOGI
PENGENALAN AKAN
YESUS KRISTUS
MATERI BINA - XIV
APAKAH BENAR YESUS MENIKAH
Apakah anda pernah menonton film “The Passion of Christ” disutradarai Mell Gibson ? Dalam alur cerita film tersebut sang sutradara menyisipkan adegan panas Yesus dan Maria Magdalena. Cerita seperti itu tidak terdapat di dalam kesaksian Alkitab. Cerita itu bersumber dari tulisan-tulisan gnostik (kebathinan Kristen pada awal pertumbuhan Jemaat Kristen).
Tidak, Yesus Kristus tidak pernah menikah. Dalam buku terkenal, “The Da Vinci Code” membahas perkawinan Yesus dan Maria. Film “The Passion” yang disutradarai Mell Gibson menyinggung hal terebut secara tersirat. Mitos ini salah : tidak bersifat historis, tidak teologis, atau katakanlah : cerita mitos itu tidak bersifat Alkitabiah. Tidak benar ! Sekalipun beberapa “Injil Gnostik” menceritakan bahwa Yesus berhubungan dekat dengan Maria Magdalena. Namun tidak ada satupun di antara tulisan-tulisan gnostik itu yang secara khusus menkankan: apakah Yesus menikah dengan atau sekurang-kurangnya memiliki hubungan romantis Maria Magdalena.
Kemungkinan yang paling dekat hanyalah Yesus mencium Maria Magdalena sebagai sahabat-Nya. Akan tetapi kita perlu waspada, sebab tulisan-tulisan gnostik itu kadang-kadang memakai lambang, tanda, kata, ucapan untuk menyampaikan gagasan-gagasan penulisnya. Katakanlah contoh : cerita tentang Yesus mencium Maria Magdalena. Perihal mencium ditafsirkan oleh penulis Injil Gnostik ke dalam berbagai bentuk peng-arti-an meliputi : keintiman atau kemesraan hubungan seksual, kedekatan hubungan bathiniah antara Yesus dan Maria Magdalena, hubungan yang ilahi dan yang insan, hubungan antara yang bersifat materi dan yang bersifat spiritual, dan sebagainya. Jikalau tokh cerita tentang Yesus mencium Maria Magdalena itu benar-benar ada, maka hal itu dilakukan-Nya sebagai seorang sahabat ! Kita tidak dapat menafsirkan yang lain, karena tidak ada bukti-bukti akurat tentang keintiman Yesus – Maria Magdalena. Jadi cerita-cerita penulis Injil Gnostik tentang “Yesus mencium Maria Magdalena” hanyalah gambaran dari pemikiran penulis gnostik tentang apa yang dibayangkan mengenai sesuatu yang ideal, dan bukan sungguh-sungguh terjadi.
Jikalau Yesus menikah, maka Alkitab menyaksikannya. Alkitab tidak pernah berbohong ! :Marilah kita menyimak beberapa contoh yang meneguhkan pernyataan tersebut :
1. Daud adalah raja Israel-Yehuda yang sangat dihargai dan dihormati rakyatnya. Bisa saja penulis-penulis menyembunyikan cerita tentang perzinahan Daud dan Bat-Sheba, isteri Uria, Panglima Angkatan Bersenjata masa Daud. Akan tetapi secara terbuka para penulis mencatat dosa sang raja (2 Sam. 11:1 – 12:25). Daud sendiripun mengakui kejahatannya di hadapan Allah (Maz. 51). Cerita Daud dan Bat-Sheba adalah sebuah bukti penting yang menguatkan pernyataan : Alkitab tidak pernah berbohong !
2. Bukankah Alitab secara terbuka menceritakan, bahwa “Maria, tunangan Yusuf, telah mengandung sebelum menikah ?” (Mat. 1:18 – 20 -> “Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan, ternyata ia telah mengandung dari Rohkudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan tampak kepadanya dalam mimpi dan berkata : ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Mariasebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Rohkudus’”). Kejujuran itu bukanlah sifat asli manusia. Manusia bisa berbohong ! Penulis Injil Matius pun bisa berbohong. Akan tetapi Matius tak dapat melakukannya, karena Allah mengawasinya. Allah tidak pernah berbohong. Dia memberikan Rohkudus ke dalam akalbudi dan hati nurani (2 Tim. 3:16 -> “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”), agar setiap penulis menuliskan segala sesuatu secara terang-terangan dan menurut kehendak-Nya.
Setiap penulis Alkitab telah diuji oleh Allah. Sebab Dia mengenal siapa yang dipilih menjadi hamba-Nya. Penulis kitab-kitab dalam Alkitabpun adalah hamba Tuhan. Jika kita mengatakan : “Alkitab berbohong !” Hal itu sama dengan kita berkata : “Allah yang mengilhami semua penulis Alkitab adalah Pembohong dan Penipu !” Dan terhadap semua penulis Alkitab, kita katakan : “Orang-orang yang percaya kepada Allah Pembohong” Dengan demikian kita : semua orang Kristen, adalah pembohong dan penipu ! Tetapi yang benar adalah : Alkitab tidak pernah berbohong. Yesus berkata : “Katakanlah ya, jika hal itu benar dan katakanlah tidak, jika hal itu tidak benar”. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menyatakan, bahwa Alkitab berbohong.
Apakah Yesus memiliki isteri ? Alkitab tidak memberikan sebuah pernyataan tentang hal itu. Pertama, secara tersirat Yesus mengatakan : “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Mat. 19:12). Ayat kutipan ini menguraikan pandangan Yesus tentang motivasi dan alasan-alasan seseorang untuk menikah atau tidak menikah. Dan, di antara alasan dan motivasi tersebut terdapat pernyataan : “ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga”. Yesus mengikuti pernyataan ini. Dia mengorbankan haknya sebagai manusia demi memenuhi tugas yang dipercayakan Allah kepada-Nya. Jadi jika ada orang yang menyatakan : “Yesus menikah !”, maka sesungguhnya pernyataan itu bertujuan membuat Yesus menjadi manusia biasa. Tidak berbeda dengan manusia lainnya.
Kedua, akal budi dan hati nurani manusia berdosa sulit menerima bukti-bukti tentang keilahian Yesus (bd. Yoh. 1:1, 14; 10:30). Selalu ada alasan untuk menampik kebenaran Allah, bahwa Yesus adalah Allah Mahakuasa. Dan, oleh karena kemahakuasaan-Nya, Ia sendiri memutuskan bentuk dan wujud kehadiran-Nya. Di sini tampak keanehan manusia : dalam hatinya ada keyakinan, bahwa TUHAN itu Allah Mahakuasa; akan tetapi akal budinya menolak bukti-bukti, bahwa TUHAN Allah Mahakuasa itu telah masuk ke dalam dunia, diam bersama ciptaan-Nya dalam rupa dan wujud manusia. Nama-Nya Yesus (Mat.1:21 -> “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”; Luk. 2 : 21 -> “Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya”), artinya Dia, Allah, yang menyelamatkan.
Jika kita mengubah pertanyaan : “Apakah Yesus menikah ?” menjadi “Apakah ada kemungkinan Yesus menikah ?”, maka jawabannya adalah : “Menikah bukan dosa !” Perkawinan / pernikahan bukanlah sebuah perbuatan berdosa. It wajar dan sehat. Jadi, bisa saja Yesus menikah ! Da, Ia tetap tidak berdosa, tanpa melekat senoktah dosa di dalam diri-Nya. Ia tetap kudus (Ibr. qados) dan mulia (Ibr. qabod). Bersamaan dengan munculnya pemikiran seperti itu, Alkitab tidak memberikan bukti-bukti pendukungnya.
Sesungguhnya, orang Kristen (beberapa pakar teologi Yesus-Sejarah) yang mendukung teori : Yesus menikah, berkeinginan untuk membahas sisi kemanusiaan Yesus, tanpa menghormati keilahian-Nya. Padahal Alkitab tidak member dukungan apapun terhadap pemikiran ini. Jika benar-benar Yesus menikah, maka pandangan ini cenderung mengatakan : Yesus tidak berbeda dari manusia lainnya. Ia mempunyai keinginan daging (hawa nafsu seksual). Oleh karena itu, Dia bisa berbuat dosa (sebagai manusia). Pandangan ini keliru.
Menggambarkan Yesus sebagai manusia adalah benar ! Tidak salah ! Tetapi menyatakan Yesus menikah adalah tidak benar, sebab jika kita berpandangan seperti itu, maka kita menyesatkan keyakinan iman banyak orang, dan rasa hormat kepada Allah yang telah “menjadi manusia” tidak ada di dalam diri kita (Yoh. 1 : 1 – 2 -> “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.”; ay. 14 -> “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”). Jadi, ajaran yang diucapkan Yesus kepada para murid, bahwa “ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga” menunjuk juga pada sikap Yesus yang nyata. Dan, sikap-Nya benar, seperti yang dikatakan Alkitab.
Medan - Sumatera Utara
Rabu, 20 Apriel 2011
PENDETA ARIE A R IHALAUW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar