SEBUAH CATATAN BAGI PARA PENGKHOTBAH
DI DALAM ATAU SESUDAH PENDERITAAN
ditulis oleh
PENDETA ARIE A R IHALAUW
Kadang-kadang tanpa disadari seorang pengkhotbah menggunakan ilustrasi atau kalimat / kata bijak yang dipakai masyarakat dalam uraian firman. Mungkin bisa saja cocok, tetapi lebih banyak tidak cocoknya, katakanlah contoh : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG. Semboyan ini dikutip masyarakat dari ucapan R. A. Kartini. Dengan lantangnya seorang pengkhotbah mengucapkan semboyan tersebut tanpa pertimbangan akalbudi menurut kesaksian Alkitab. Agaknya pengkotbah seperti ini saya bandingkan dengan BURUNG BEO, karena ia tidak pernah membaca dan menguasai benar kesaksian Alkitab.
R. A. Kartini menuliskan semboyan itu sebagai sebuah bentuk harapan yang muncul dari tradisi kejawaan (kejawen --- budaya-agama-suku Jawa --- kebathinan Jawa ), bahwa sama seperti kegelapan malam akan berakhir bersamaan dengan datangnya fajar pagi, demikian pula kemenangan akan diperoleh setelah masa penderitaannya.
Pernyataan R. A. Kartini itu bertentangan dengan keyakinan iman Kristen yang dituliskan Paulus di dalam Surat-Surat Korintus. Paulus bersaksi sesuai pengalaman imannya : “DARI DALAM GELAP AKAN TERBIT TERANG” (2 Kor. 4:5). Kekuatan kesaksian itu bukan terletak pada perjalanan waktu, bagaikan sinar matahari mengalahkan kegelapan malam (kepercayaan budaya-agama-suku), melainkan sangat ditentukan oleh Allah. Keyakinan iman kristen itu melampaui batas ruang waktu dan ruang tempat, tidak terikat pada siapa orangnya. Keyakinan iman kristen itu berpusat pada KASIH-KARUNIA ALLAH ke atas kehidupan ciptaan-Nya. Jika Paulus mengatakan “DARI DALAM GELAP AKAN TERBIT TERANG” (2 Kor. 4:5), maka yang dimaksud adalah pemeliharaan Allah atas setiap orang yang setia kepada-Nya. Allah menjadi Sumber Terang Abadi yang selalu menyinari perjalanan orang yang setia sekalipun ia sedang berada dalam kegelapan (malam-malam) penderitaan. Dan, hal itu merupakan refleksi dari ucapan berkat-Nya yang disampaikan oleh Imam Besar Harun : “TUHAN MENYINARI ENGKAU DENGAN WAJAH-NYA DAN MEMBERI ENGKAU KASIH KARUNIA” (Bil. 6:25).
1. TIANG AWAN dan TIANG API . Simbol / tanda yang dipakai oleh penulis Alkitab adalah TIANG AWAN dan TIANG API (Bil. 9:15 –23). TIANG API menerangi perjalanan Israel di waktu malam hari, sehingga umat Allah itu terbebas dari masalah.
2. YESUS KRISTUS. Bukankah Yesus sendiri berkata : “Akulah Terang Dunia barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan… ?” (Yoh. 8:12; bd. 9:5). Dengan demikian setiap orang yang setia kepada-Nya akan diterangi jalannya oleh Rohkristus, sekalipun berjalan dalam kegelapan, atau menurut Daud : “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” (Maz. 23:4). Jadi orang-orang yang setia kepada Yesus-Kristus tidak perlu menunggu matahari (terang) terbit barulah ia berjalan; akan tetapi ia sanggup berjalan dalam malam-malam penderitaan karena TERANG KRISTUS MENYINARI ARAH JALANNYA.
Mudah-mudahan dengan penjelasan ini, para pengkhtbah dapat menyampaikan kebenaran Allah, sehingga umat kristen tidak tersesat imannya. Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar