PENGAJARAN
DALAM KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
HARI RABU, 18 MEI 2011
TOPIK BAHASAN
PEMBEBASAN KARYA ALLAH
KITAB YESAYA 55 : 10 – 13
TUJUAN PENGAJARAN
1. Mengetahui dan mengerti Firman Allah yang disampaikan oleh Nabi Yesaya di Yerusalem.
2. Mengetahui dan mengerti maksud dan tujuan Allah untuk membebaskan Israel dari pembuangan di Babilonia.
3. Mengetahui keadaan Israel setelah pembuangan berakhir.
PENDAHULUAN
Penghakiman adalah proses pengadilan terhadap kasus seseorang di Lembaga Peradilan. Hukuman adalah vonis / keputusan yang dijatuhkan hakim atas kasus. Penghukuman merupakan waktu di mana hukuman dijalani.
Sejak proses peradilan (penghakiman) sampai menjalani hukuman (penghukuman) telah mengubah status hukum seseorang di dalam masyarakat. Sejak saat itu ia memasuki keadaan yang menyengsarakan (penderitaan, sengsara). Ia kehilangan hak-hak sebagai warga masyarakat, kehilangan waktu untuk membangun masa depan, mengalami kenestapaan bathin. Israel mengalami keadaan ini, ketika TUHAN Allahnya membiarkan mereka ditaklukan dan dibawa ke pembuangan oleh bangsa asing. Keadaan sengsara dialaminya selama 70 tahun di dalam pembuangan ke Babel (Yer. 29:10 -> “Firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini”). Keadaan sengsara itu meliputi status sosial serta suasana hati dan pikiran (aspek psikologis), sempurna penuh.
Penghukuman bertujuan edukatif. Acapkali masyarakat berpandangan seakan-akan penghukuman merusak keadaan psikologis manusia. Pandangan ini tidak seluruhnya benar. Penjahat yang sering kumat perlu dididik. Jika tidak demikian, maka ia dapat membahayakan kehidupan orang lain. Anak yang nakalpun perlu dihukum. Hukuman itu bertujuan bersifat paksaan, agar ia berpikir untuk mengubah pola perilaku yang tidak menyenangkan hati orangtua dan saudara-saudaranya. Allah menghukum Israel, umat-Nya, agar mereka bertobat membuang semua pikirannya yang jahat serta berbalik memberlakukan kebaikan, sebagaimana yang dituntut-Nya.
Kasih tidak mentolerir dosa dan kejahatan. Pandangan orang Kristen cenderung aneh dan kurang sehat. Sering orang kristen salah kaprah, seakan-akan Allah mentolerir dosa dan kejahatan. Allah, yang hadir dalam nama Kristus-Yesus, tidak mentorerir dosa dan kejahatan. Simaklah pandangan dan sikap Kristus-Yesus memarahi dan mencambuk kaum pedagang di pelataran Bait Allah. Katakanlah sebuah contoh dalam kehidupan berjemaat : kadang-kadang, ketika terjadi penyelewengan keuangan dalam KAS GEREJA, presbiter berkata : “Lupakan saja masa lalu. Tutup buku ! Kita buka lembaran baru”. Padahal uang yang dimanipulasikan sesuai program beratus juta rupiah. Celakanya Majelis Jemaat bverkonspirasi dengan Pimpinan untuk memutasikan Pendeta. Pada akhirnya nama sang Pendeta dijelekkan, seakan yang bersangkutan melarikan uang Jemaat. Sementara akhirnya presbiter yang melakukan kecurangan terbebas dari kejahatan dan dosa yang dilakukan. Pandangan dan sikap demikian TIDAK BENAR, tidak sejalan dengan kehendak Allah ! Belajarlah dari sikap rasul-rasul terhadap kejahatan Ananias dan Saphira, agar Gereja / Jemaat menjadi bersih dari dosa ! TUHAN menghukum dosa untuk menyelamatkan manusia.
Pembuangan selama 70 tahun menghapuskan satu generasi, yakni : orang-orang yang dibuang pada usia 50 tahun. Seluruh generasi pertama (termasuk nabi Yeheskiel dan Daniel) telah meninggal selama masa pembuangan. Hanya tinggal generasi kedua. Mereka inilah yang disebut “sisa-sisa Israel” () yang akan kembali membangun Yerusalem. Di antara mereka termasuk Ezra dan Nehemia dan Nabi Hagai.
NASKAH
KITAB YESAYA 55 : 10 – 13
10. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
11. demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
12. Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
13. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
PENJELASAN DAN PENERAPAN
KE DALAM KONTEKS PELAYANAN
A. Penjelasan Umum
1. Kitab Nabi Yesaya ini disebut tradisi lisan di sekitar ucapan-ucapan Nabi Yesaya. Meskipun terdapat beberapa bahagian yang sudah tertulis, ketika Nabi Yesaya masih hidup, namun hanya sebahagian kecil saja. Bahagian terbesar adalah tradisi lisan. Di kemudian hari dalam perkembangan sastera keagamaan di Israel, tradisi lisan itu disalin bersama-sama dengan tradisi tertulis, sehingga membentuk Kitab Nabi Yesaya. Akan tetapi tidak semua pasal dalam Kitab Nabi Yesaya bersifat seragam terkait masa kerja sang nabi di Yerusalem. Separuh dari kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa dalam kurun waktu dan tempat yang berbeda.
2. Hal itu dapat dibaca menurut pengelompokkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), yang dibuat Kitab Nabi Yesaya.
a). BAHAGIAN PERTAMA - Pasal 1 – 39.
a.1. Psl. 1 – 13 NUBUAT TENTANG YEHUDA DAN YERUSALEM
a.2. Psl. 12 – 23 HUKUMAN TERHADAP BANGSA – BANGSA.
a.3. Psl. 24 – 27 NUBUAT TENTANG AKHIR ZAMAN
a.4. Psl. 28 – 35 YERUSALEM TERDESAK DAN TERLEPAS
a.5. Psl. 36 – 39 YESAYA DALAM ZAMAN RAJA HIZKIA
b). BAHAGIAN KEDUA - Pasal 40 – 66.
b.1. Psl 40 – 48 KESELAMATAN UNTUKBANGSA YANG DI DALAM PEMBUANGAN
b.2. Psl 49 – 55 HAMBA TUHAN
b.3. Psl 56 – 66 PENGGENAPAN KESELAMATAN DAN SYARAT-SYARAT
Pengelompokkan yang dibuat LAI ini menunjukkan, bahwa meskipun seluruh ucapan ilahi itu dimasukkan ke dalam tradisi Yesaya; akan tetapi tidak semuanya diucapkan oleh nabi Yesaya sendiri. Ada banyak peristiwa dan banyak pula ucapan ilahi yang disampaikan beberapa ratus tahun setelah kematian Nabi Yesaya di Yerusalem. Walaupun harus diakui, bahwa pandangan tulisan-tulisan yang muncul kemudian masih tetap mengalirkan pemahaman Nabi Yesaya – Yerusalem tentang sejarah penyelamatan Allah atas Israel, umat-Nya.
3. Untuk membantu mengetahui dan mengerti pengelompokkan yang disebutkan di atas, maka pembaca wajib mendalami tulisan-tulisan Sejarah Israel dan Yehuda dalam Kitab Raja-Raja dan Kitab Tawarikh ataupun sumber-sumber lain di luar Alkitab.
B. Penjelasan Khusus
Ucapan Ilahi yang tertulis pada pasal 55 : 1 – 13 perlu dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya.
1). Perubahan politik internasional.
Keadaan itu menyebabkan Nabi Deutero-Yesaya menyampaikan ucapan Ilahi : “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, tenangkanlah hati Yerusalem, bahwa perhambaannya sudah berakhir…” (Yes. 40:1). Secara teologis Nabi Deutero-Yesaya menghubungkan perubahan politik internasional dengan kekuatan-kuasa Allah : “Lihatlah, itu Allahmu. Lihat, itu TUHAN Allah. ia datang dengan kekuatan dan tangan-Nya yag berkuasa… Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpun-kannya dengan tangan-Nya” (40:10-11). Deutero-Yesaya ingin menegaskan, bahwa TUHAN, Allah Israel, sedang datang dan bekerja untuk membebaskan umat-Nya dari penghukuman. Dan, Israel patut percaya akan hal itu.
2). TUHAN, Allah Israel, memakai Koresh, Raja Persia - Media, untuk membebaskan umat-Nya.
Deutero-Yesaya menyimak perkembangan politik Babilonia, di mana Koresh merebut tahta kerajaan. Ia mengatakan ucapan Ilahi : “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang…” (45:1a). Realitas ini bertentangan dengan tradisi Agama Israel tentang Juruselamat dan Gembala. Padahal menurut Israel, sosok Juruselamat dan Gembala berasal dari salah seorang keturunan Daud. Betapa mengejutkan bagi Israel, karena TUHAN Allahnya mengangkat seorang bukan keturunan Daud menjadi Juruselamat dan Gembala (“Akulah yang berkata tentang Koresh : Dia gembalaKu; segala kehendakKu akan digenapinya…” – 44:28a).
Apakah kehendak Allah yang akan digenapi Raja Koresh ? Deutero-Yesaya menyatakan ucapan Ilahi : i). “… untuk maksud penyelamatan” (45:1a); ii). “Baiklah Yerusalem dibangun ! dan tentang Bait Suci : Baiklah diletakkan dasarnya !” (44:28cd); iii). “… dialah yang akan membangun kotaKu dan yang akan melepaskan orang-orangKu yang ada dalam pembuangan” (45:13c). Demi terlaksananya tujuan yang direncanakan, maka TUHAN bekerja : “menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja” (44:1b) dan “meratakan segala jalannya” (45:13b).
Kedua lalimat “dialah yang akan membangun kotaKu” serta “yang akan melepaskan orang-orangKu yang ada dalam pembuangan” (45:13c) saling berhubungan. Bukan Raja Koresh yang membangun kembali Kota Yerusalem yang hancur, juga bukan dia yang membangun kembali Bait Allah, tetapi melalui keputusannya Israel diijinkan pulang kembali ke Yerusalem untuk mengerjakan semua pekerjaan itu (simaklah Ezr. 1 : 1 “Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia (Yer. 29:10), sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini : Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Allahnya menyertainya! Biarlah ia berangkat pulang ke Yerusalem, yang terletak di Yehuda, dan mendirikan rumah TUHAN. Allah Israel, yakni Allah yang diam di Yerusalem. Dan setiap orang yang tertinggal, di manapun ia ada sebagai pendatang, harus disokong oleh penduduk setempat dengan perak dan emas, harta benda dan ternak, di samping persembahan sukarela bagi rumah Allah yang ada di Yerusalem”)
3. Monoteisme Allah (Allah Yang Mahaesa)
Adakah maksud dan tujuan Allah secara khusus bagi Koresh ? Ada ! Deutero-Yesaya berkata : “Aku akan memanggil engkau dengan namamu … dan menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya engkau tahu bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah” (45:3-5).
Melalui ucapan itu Deutero-Yesaya menyindir semua orang, termasuk orang Israel dalam pembuangan, agar mereka mengetahui, bahwa hanya ada satu Allah, namaNya TUHAN (“supaya orang tahu dari terbitnya mathari sampai terbenamnya, bahwa tidak yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, …” – 45:6-7a).
Dengan demikian “sisa-sisa Israel” patut mengetahui dan mengerti, bahwa Allah, Yang disembah Abraham, Yang disembah Ishak dan Yang disembah Yakub, yang telah mmperkenalkan namaNya : TUHAN (Kel. 3:13-15) adalah tetap sama dan tidak berubah “dari terbitnya matahari sampai terbenamnya” (Yes. 45:6), sampai akhir zaman. Dia yang telah berfirman, Dia pula yang akan melaksanakan. Semua pekerjaan yang direncanakanNya pasti berhasil (“… firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya – Yes. 55 : 11).
4. Keutuhan Karya Penyelamatan Allah
12. Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
13. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
a). TUHAN bekerja membebaskan dan menciptakan suasana sukacita.
Kedua ayat kutipan ini tidak boleh ditafsirkan lepas dari teks Yesaya 55 : 1 – 13. Karena jika melakukannya secara demikian, maka kita akan melepaskan kedua ayat itu dari kesatuan dan keutuhan pemberitaan Deutero-Yesaya, dan hal itu tidak sesuai dengan kesaksian Alkitab (bd. II Pet. 1 : 21 – 22 -> “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah”) menurut Kitab Nabi Yesaya.
Pernyataan “Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai” merupakan 2 (dua) kalimat dari latar belakang tradisi yang disatukan : pertama, “Sungguh kamu akan berangkat” ditambahkan keterangan objek yang menunjuk suasana, di mana Israel akan kembali menuju Yerusalem : “dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai”. Kalimat “Sungguh kamu akan berangkat” menegaskan kembali tradisi eksodus Israel dari tanah Mesir. Penggunaan kata “akan” seolah-olah menggambarkan sesuatu yang belum terjadi. Padahal dalam kaidah Bahasa Ibrani, kalimat ini (imprfek) menunjuk pada peristiwa yang pasti dan sudah terjadi. Kedua, “dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai” bisa dibandingkan dengan tradisi eksodus dari Mesir : “TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu” (Kel. 11:3).
Jadi menurut Deutero-Yesaya, kedua kalimat tersebut (Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai) menunjuk pada kekuatan TUHAN, Allah Israel, yang mengerjakan pembebasan (pemulangan kembali). Sama seperti TUHAN Allah bekerja membebaskan Israel dari kekuatan-kuasa Firaun Mesir, demikianlah Dia juga pasti membebaskan sisa-sisa Israel dari Babilonia. Pembebasan itu bukan hasil karya Israel, bukan pula kebiasaan penjajah; akan tetapi pembebasan itu adalah kasih-karunia (angerah) Allah semata-mata. Pemahaman ini telah disampaikan oleh Yeheskiel, ketika Israel masih berada di Babel : “Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH : Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang.” (36:22, 32). Dengan cara demikian, TUHAN Allah mendidik umat-Nya, agar mereka mengenal Dia sebagai Juruselamat dan Penebus (Yes. 43 : 10 – 13 -> “Kamu inilah saksi-saksi-Ku, Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku. Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. “Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah. Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegah-nya ?”; 49 : 26 “supaya seluruh umat manusia mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, adalah Juruselamatmu dan Penebusmu, Yang Mahakuat, Allah Yakub”; 60:16 -> “maka engkau akan mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Juruselamatmu, dan Penebusmu, Yang Mahakuasa, Allah Yakub”; bd. Hos. 13:4 -> “Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; engkau tidak mengenal allah kecuali Aku, dan tidak ada juruselamat selain dari Aku”) dan yang menciptakan Israel (Yes. 43:14-15 -> “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh karena kamu Aku mau menyuruh orang ke Babel dan mau membuka semua palang-palang pintu penjara (bd. Yes. 45:1), dan sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah. Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel”).
b). Alampun diselamatkan TUHAN Allah
Penyelamatan atau pembebasan Israel berpengaruh atas kehidupan seluruh ciptaan Allah. Jika Deutero-Yesaya mengatakan : “gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan”, maka pernyataan itu tertuju pula kepada alam ciptaan Allah. Ketika Israel dihancurkan, alam tempat tinggalnya (ekosistem lingkungan) juga mengalami kehancuran. Tidak ada yang mengurusi Kota Yerusalem dan Bait Allah. Yerusalem ditinggalkan sunyi sepi dan menjadi sarang binatang buas.
Setelah Koresh menginjinkan Ezra memimpun sisa-sisa Israel untuk pulang membangun kembali Kota Yerusalem, maka pekerjaan itu dimulai dari perbaikan lingkungan alamnya. Itulah yang dimaksudkan : “Gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan”. Seluruh penduduk Yerusalem, termasuk lingkungan alamnya, akan dibangun kembali sesuai firman Allah. Penyelamatan manusia dan lingkungan alam diucapkan oleh Yesaya-Yerusalem : “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak” (Yes. 11 : 6 – 8). Suatu keadaan yang baru, yang diciptakan oleh Allah bagi umatNya : “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap. Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN” (Yes. 65:17; 66:22-23).
C. Perelevansian
Apakah berita yang akan diajarkan kepada warga jemaat dalam Kebaktian Rumah-tangga ?
1. Allah tidak menghendaki umatNya berbuat dosa dan kejahatan.
2. Dia pasti menghukum siapapun yang bersalah setimpal dengan perbuatannya. Hukuman Allah tidak boleh dimengerti sebagai dendam. Dia tidak memiliki dendam, dan bukan pendendam. Tetapi selaku Pencipta, Allah tidak memberikan toleransi apapun kepada orang yang berbuat dosa.
3. Hukuman Allah bertujuan mendidik. Itulah kasihNya kepada kita. Ia masih memberikan kesempatan, agar kita bertobat kembali kepadaNya. Kita harus meninggalkan dosa dan kejahatan. Itulah kesabaranNya (bd. Rom. 2 : 4 – 8 -> “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan ? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman”). Ia masih menanti setiap orang percaya yang berbuat dosa dan kejahatan untuk bertobat dan diselamatkan.
4. Pembebasan dan penyelamatan yang dilakukan oleh Allah tidak dapat dipaksakan oleh siapapun. Allah bekerja menurut kehendak sesuai waktu yang telah ditentukanNya. Oleh karena itu, sambil menantikan waktu penyelamatan, setiap orang percaya yang berbuat dosa dan kejahatan patut meninggalkan semua itu, lalu berbalik melakukan firman-Nya. Hanya berdasarkan iman yang mengerjakan perbuatan baik, orang percaya pasti akan diselamatkan dan diberkati Allah.
D. Hubungannya dengan Kebangkitan Kristus-Yesus
1. Jelaslah bahwa peristiwa kebangkitan Kristus-Yesus merupakan mahakarya Allah dalam sejarah bangsa-bangsa. Kebangkitan Kristus-Yesus merupakan peristiwa meta-historis. Sebuah peristiwa perjumpaan Allah dan manusia berdosa. Jikalau pada zaman Israel di Mesir dan di Babel, Allah berkenan memakai Musa dan Koresh untuk melakukan pembebasan, maka pada zaman perjanjian baru, Dia sendiri telah datang menjadi manusia (Yoh. 1:14) demi tujuan penyelamatan / pembebasan. Dia telah bekerja dalam menyelamatkan dunia sampai hari ini (Yoh. 5:17 -> “Yesus berkata : “BapaKu bekerja sampai sekarang, dan Akupun bekerja juga”). Pernyataan Kristus-Yesus ini menunjukkan, bahwa Allah masih sedang bekerja sampai Dia menetapkan suatu waktu penuaian. Oleh karena itu, setiap orang percaya yang berbuat dosa dan kejahatan, wajib bertobat kepada Allah dan melakukan kehendakNya, jika ingin diselamatkan dan memperoleh berkatNya.
2. Jika dalam menjalankan pekerjaan, orang percaya mempunyai ketidak mampuan yang menyebabkan pekerjaan itu tidak berhasil, maka ia wajib meminta pertolongan Allah (Yoh. 15:7,18). Ia patut yakin teguh, bahwa Allah yang bekerja membangkitkan Kristus-Yesus dari antara orang mati, Dia juga yang selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Rom. 8:28). Berdasarkan keyakinan akan kebangkitan Kristus-Yesus, rasul Paulus menguatkan semua orang percaya, baik Jemaat di Korintus, maupun kita yang masih hidup sekarang ini : “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor. 15:58).
MEDAN – SUMATERA UTARA
Senin, 09 Mei 2011
Salam dan Doa
PDT. ARIE A R IHALAUW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar