PENGAJARAN
DALAM KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
HARI RABU, 18 MEI 2011
TOPIK BAHASAN
BERKAT ALLAH ATAS UMATNYA
KITAB YESAYA 55 : 10 – 13
TUJUAN PENGAJARAN
1. Mengetahui dan mengerti Firman Allah yang disampaikan oleh Nabi Yesaya di Yerusalem.
2. Mengetahui dan mengerti maksud dan tujuan Allah untuk membebaskan Israel dari pembuangan di Babilonia.
3. Mengetahui keadaan Israel setelah pembuangan berakhir.
PENDAHULUAN
Penghakiman adalah proses pengadilan terhadap kasus seseorang di Lembaga Peradilan. Hukuman adalah vonis / keputusan yang dijatuhkan hakim atas kasus. Penghukuman merupakan waktu di mana hukuman dijalani.
Sejak proses peradilan (penghakiman) sampai menjalani hukuman (penghukuman) telah mengubah status hukum seseorang di dalam masyarakat. Sejak saat itu ia memasuki keadaan yang menyengsarakan (penderitaan, sengsara). Ia kehilangan hak-hak sebagai warga masyarakat, kehilangan waktu untuk membangun masa depan, mengalami kenestapaan bathin. Israel mengalami keadaan ini, ketika TUHAN Allahnya membiarkan mereka ditaklukan dan dibawa ke pembuangan oleh bangsa asing. Keadaan sengsara dialaminya selama 70 tahun di dalam pembuangan ke Babel (Yer. 29:10 -> “Firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini”). Keadaan sengsara itu meliputi status sosial serta suasana hati dan pikiran (aspek psikologis), sempurna penuh.
Penghukuman bertujuan edukatif. Acapkali masyarakat berpandangan seakan-akan penghukuman merusak keadaan psikologis manusia. Pandangan ini tidak seluruhnya benar. Penjahat yang sering kumat perlu dididik. Jika tidak demikian, maka ia dapat membahayakan kehidupan orang lain. Anak yang nakalpun perlu dihukum. Hukuman itu bertujuan bersifat paksaan, agar ia berpikir untuk mengubah pola perilaku yang tidak menyenangkan hati orangtua dan saudara-saudaranya. Allah menghukum Israel, umat-Nya, agar mereka bertobat membuang semua pikirannya yang jahat serta berbalik memberlakukan kebaikan, sebagaimana yang dituntut-Nya.
Kasih tidak mentolerir dosa dan kejahatan. Pandangan orang Kristen cenderung aneh dan kurang sehat. Sering orang kristen salah kaprah, seakan-akan Allah mentolerir dosa dan kejahatan. Allah, yang hadir dalam nama Kristus-Yesus, tidak mentorerir dosa dan kejahatan. Simaklah pandangan dan sikap Kristus-Yesus memarahi dan mencambuk kaum pedagang di pelataran Bait Allah. Katakanlah sebuah contoh dalam kehidupan berjemaat : kadang-kadang, ketika terjadi penyelewengan keuangan dalam KAS GEREJA, presbiter berkata : “Lupakan saja masa lalu. Tutup buku ! Kita buka lembaran baru”. Padahal uang yang dimanipulasikan sesuai program beratus juta rupiah. Celakanya Majelis Jemaat bverkonspirasi dengan Pimpinan untuk memutasikan Pendeta. Pada akhirnya nama sang Pendeta dijelekkan, seakan yang bersangkutan melarikan uang Jemaat. Sementara akhirnya presbiter yang melakukan kecurangan terbebas dari kejahatan dan dosa yang dilakukan. Pandangan dan sikap demikian TIDAK BENAR, tidak sejalan dengan kehendak Allah ! Belajarlah dari sikap rasul-rasul terhadap kejahatan Ananias dan Saphira, agar Gereja / Jemaat menjadi bersih dari dosa ! TUHAN menghukum dosa untuk menyelamatkan manusia.
Pembuangan selama 70 tahun menghapuskan satu generasi, yakni : orang-orang yang dibuang pada usia 50 tahun. Seluruh generasi pertama (termasuk nabi Yeheskiel dan Daniel) telah meninggal selama masa pembuangan. Hanya tinggal generasi kedua. Mereka inilah yang disebut “sisa-sisa Israel” () yang akan kembali membangun Yerusalem. Di antara mereka termasuk Ezra dan Nehemia dan Nabi Hagai.
NASKAH
KITAB YESAYA 55 : 10 – 13
10. Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan,
11. demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
12. Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.
13. Sebagai ganti semak duri akan tumbuh pohon sanobar, dan sebagai ganti kecubung akan tumbuh pohon murad, dan itu akan terjadi sebagai kemasyhuran bagi TUHAN, sebagai tanda abadi yang tidak akan lenyap.
PENJELASAN DAN PENERAPAN
KE DALAM KONTEKS PELAYANAN
A. Penjelasan Umum
1. Kitab Nabi Yesaya ini disebut tradisi lisan di sekitar ucapan-ucapan Nabi Yesaya. Meskipun terdapat beberapa bahagian yang sudah tertulis, ketika Nabi Yesaya masih hidup, namun hanya sebahagian kecil saja. Bahagian terbesar adalah tradisi lisan. Di kemudian hari dalam perkembangan sastera keagamaan di Israel, tradisi lisan itu disalin bersama-sama dengan tradisi tertulis, sehingga membentuk Kitab Nabi Yesaya. Akan tetapi tidak semua pasal dalam Kitab Nabi Yesaya bersifat seragam terkait masa kerja sang nabi di Yerusalem. Separuh dari kitab ini menceritakan peristiwa-peristiwa dalam kurun waktu dan tempat yang berbeda.
2. Hal itu dapat dibaca menurut pengelompokkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), yang dibuat Kitab Nabi Yesaya.
a). BAHAGIAN PERTAMA - Pasal 1 – 39.
a.1. Psl. 1 – 13 NUBUAT TENTANG YEHUDA DAN YERUSALEM
a.2. Psl. 12 – 23 HUKUMAN TERHADAP BANGSA – BANGSA.
a.3. Psl. 24 – 27 NUBUAT TENTANG AKHIR ZAMAN
a.4. Psl. 28 – 35 YERUSALEM TERDESAK DAN TERLEPAS
a.5. Psl. 36 – 39 YESAYA DALAM ZAMAN RAJA HIZKIA
b). BAHAGIAN KEDUA - Pasal 40 – 66.
b.1. Psl 40 – 48 KESELAMATAN UNTUKBANGSA YANG DI DALAM PEMBUANGAN
b.2. Psl 49 – 55 HAMBA TUHAN
b.3. Psl 56 – 66 PENGGENAPAN KESELAMATAN DAN SYARAT-SYARAT
Pengelompokkan yang dibuat LAI ini menunjukkan, bahwa meskipun seluruh ucapan ilahi itu dimasukkan ke dalam tradisi Yesaya; akan tetapi tidak semuanya diucapkan oleh nabi Yesaya sendiri. Ada banyak peristiwa dan banyak pula ucapan ilahi yang disampaikan beberapa ratus tahun setelah kematian Nabi Yesaya di Yerusalem. Walaupun harus diakui, bahwa pandangan tulisan-tulisan yang muncul kemudian masih tetap mengalirkan pemahaman Nabi Yesaya – Yerusalem tentang sejarah penyelamatan Allah atas Israel, umat-Nya.
3. Untuk membantu mengetahui dan mengerti pengelompokkan yang disebutkan di atas, maka pembaca wajib mendalami tulisan-tulisan Sejarah Israel dan Yehuda dalam Kitab Raja-Raja dan Kitab Tawarikh ataupun sumber-sumber lain di luar Alkitab.
B. Penjelasan Khusus
Ucapan Ilahi yang tertulis pada pasal 55 : 1 – 13 perlu dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya.
1). Perubahan politik internasional.
Keadaan itu menyebabkan Nabi Deutero-Yesaya menyampaikan ucapan Ilahi : “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, tenangkanlah hati Yerusalem, bahwa perhambaannya sudah berakhir…” (Yes. 40:1). Secara teologis Nabi Deutero-Yesaya menghubungkan perubahan politik internasional dengan kekuatan-kuasa Allah : “Lihatlah, itu Allahmu. Lihat, itu TUHAN Allah. ia datang dengan kekuatan dan tangan-Nya yag berkuasa… Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpun-kannya dengan tangan-Nya” (40:10-11). Deutero-Yesaya ingin menegaskan, bahwa TUHAN, Allah Israel, sedang datang dan bekerja untuk membebaskan umat-Nya dari penghukuman. Dan, Israel patut percaya akan hal itu.
2). TUHAN, Allah Israel, memakai Koresh, Raja Persia - Media, untuk membebaskan umat-Nya.
Deutero-Yesaya menyimak perkembangan politik Babilonia, di mana Koresh merebut tahta kerajaan. Ia mengatakan ucapan Ilahi : “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang…” (45:1a). Realitas ini bertentangan dengan tradisi Agama Israel tentang Juruselamat dan Gembala. Padahal menurut Israel, sosok Juruselamat dan Gembala berasal dari salah seorang keturunan Daud. Betapa mengejutkan bagi Israel, karena TUHAN Allahnya mengangkat seorang bukan keturunan Daud menjadi Juruselamat dan Gembala (“Akulah yang berkata tentang Koresh : Dia gembalaKu; segala kehendakKu akan digenapinya…” – 44:28a).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar