PENGAJARAN DALAM
IBADAH MINGGU, 22 MEI 2011
PEMBENARAN OLEH KASIH KARUNIA
Mengenal kasih-karunia Allah yang menyelamatkan dan membebaskan manusia dari dosa dan hukumanNya, serta melakukan kehendak Allah yang baik dan benar
PENDAHULUAN
Dibenarkan oleh karena iman kepada kasih karunia Allah ataukah oleh perbuatan baik ? Lebih jelaskan dirumuskan seperti ini : apakah manusia diselamatkan karena kasih-karunia Allah oleh iman kepada Kristus-Yesus ataukah karena ia berbuat baik ? Pertanyaan ini telah muncul dalam benak tiap orang sejak dahulu kala. Pandangan ini muncul pula dalam pemahaman Katolik-Roma, kemudian mempengaruhi ajaran reformasi melalui Yakobus Armenus. Banyak orang kristen disesatkan oleh pandangan kedua kedua : manusia dibenarkan / diselamatkan karena berbuat baik (bd. Mat. 7 : 21 dst). Pandangan tersebut, sesungguhnya, merupakan toleransi terhadap kemanusiaan, karena seolah-olah kekristenan sungguh-sungguh meniadakan perbuatan baik yang dipelrihatkan manusia. Apakah alasan kekristenan tetap mempertahankan pandangannya ? Marilah kita mempelajari perikop yang dijadwalkan untuk diajarkan dalam Ibadah Minggu, 22 Mei 2011.
NASKAH
EFESUS 2 : 1 – 10
1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sedang bekerja yaitu roh yang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3. Sebenarnya dahulu kami juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup dalam hawanafsu daging dan mengikuti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rachmat, oleh kasihNya yang besar, dilimpahkannya kepada kita. 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan --- 6 dan di dalam Kristus Yesus, Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman itu; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. 9 itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus-Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
PENJELASAN DAN PENERAPAN
A. Penjelasan Gagasan
Sub-bahasan ini dipakai untuk menjelaskan gagasan-gagasan yang termaktub dalam Epesus 2 : 1 – 10. Oleh karena itu, kesinambungan bacaan perlu dipertahankan, bukan Epesus 2 : 1 – 7 melainkan Epesus 2 : 1 – 10, yang ditempatkan dalam seluruh gagasan dari Epesus 2 : 1 – 22 (dengan memperhatikan juga gagasan-gagasan Paulus dalam Surat kepada Jemaat di Epesus secara menyeluruh, utuh dan terpadu).
1. Penggunaan Kata Ganti Orang Pertama Jamak : KAMI (ay. 3) dan KITA (ay. 5)
1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sedang bekerja yaitu roh yang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3. Sebenarnya dahulu kami juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup dalam hawanafsu daging dan mengikuti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan rachmat, oleh kasihNya yang besar, dilimpahkannya kepada kita. 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita
Acapkali kita membaca Kata Ganti Orang Pertama Jamak sepintas lalu, tanpa berusaha memahami maknanya dalam gagasan Paulus. Padahal kata “kami” dan “kita”, jikalau ia dipahami secara baik akan sangat membantu.
a) Kata “kami” menunjuk pada pribadi Paulus.
b) Kata “kami” juga menunjuk pada ikatan si pembicara dalam persekutuan dengan orang-orang yang diwakilinya; katakanlah contoh : “Kami telah berdosa”, penggunaan kata “kami” tidak saja menunjuk diri seseorang di hadapan pendengarnya, melainkan utuk mewakili orang-orang yang terkait dengan si pembicara. Dalam perikop bacaan ini, Paulus menunjuk pada diri sendiri dalam hubungan lahiriah dengan umat Israel. Pengertian ini menggema dalam ayat 3 : Sebenarnya dahulu kami juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup dalam hawanafsu daging dan mengikuti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat.”
c) Paulus menggunakan kata “kita untuk menunjuk dirinya bersama sama dengan orang Israel dan jemaat Epesus yang disapanya, yakni : orang Kristen-israeli dan non-israeli. Simaklah ayat 4 – 5 : “Tetapi Allah yang kaya dengan rachmat, oleh kasihNya yang besar, dilimpahkannya kepada kita. telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita.”
Pemakaian kata “kami” mengartikan, bahwa semua orang, baik orang Israel maupun orang Yunani, baik hamba maupun orang merdeka… semuanya telah menyeleweng dan telah berbuat dosa. Tidak seorangpun yang berbuat baik (Rom. 3:10-12; bd. Maz. 14:1-3). Dan, sama seperti pengertian itu pula, Paulus memakai kata “kita”.
2. Pembenaran Allah dan perbuatan baik manusia (Efs. 2 : 4, 5, 9, 10)
4. Tetapi Allah yang kaya dengan rachmat, oleh kasihNya yang besar, dilimpahkannya kepada kita. 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan… 8b. … Sebab oleh kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman itu; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. 9 itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus-Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Menurut Paulus, pembenaran yang membuahkan keselamatan adalah kasih-karunia Allah, bukan hasil usaha manusia : Israel maupun non-Israel. Istilah pembenaran diambil dari kata dasar benar (dibenarkan, membenarkan, kebenaran, pembenaran). Kata kebenaran itu berlatar- belakangkan dunia peradilan, di mana hukum menjadi sumbernya. Menurut kosa kata Alkitab, kebenaran ada dalam perintah atau firman Allah yang menjadi sumber hukum positif – organic. Allah adalah Hakim. FirmanNya mengandung kekuatan hukum tetap (= keadilan).
Seharusnya Allah selaku Hakim Mahabenar menghukum orang durhaka. Tidak seorangpun bebas murni. Semua orang (Israel maupun non-israeli) adalah ciptaan Allah (bd. Eps. 2:10) yang telah berbuat dosa, menyimpang dari firmanNya dan berbuat kejahatan. Allah memiliki hati-nurani (bd. Hos. 11 : 8e – 9 -> “… hatiKu berbalik dalam diriKu, belas kasihanKu bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murkaKu yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan”).
Dwi fungsi Allah selaku Bapa dan selaku Hakim. Seluruh manusia adalah ciptaan tanganNya. Dia adalah Pencipta, juga disebut Bapa segala ciptaan. Sekaligus Dia adalah Hakim. Manusia disebut ciptaan atau anak-anakNya. Jika manusia melakukan kejahatan, Allah menjalankan fungsiNya sebagai Hakim. So pasti, Dia akan mengadili dengan benar sesuai firman (kebenaran) yang disampaikanNya melalui para hamba. Akan tetapi selaku Pencipta, Bapa segala ciptaan, Dia memiliki hati (perasaan kebapaan). Itulah yang menyebabkan Dia berfirman melalui nabi Hosea : “hatiKu berbalik dalam diriKu, belas kasihanKu bangkit serentak. Aku tidak akan melaksanakan murkaKu yang bernyala-nyala itu…” Jadi selaku Bapa segala ciptaan Ia menyelamatkan (tidak melaksanakan murka/hukuman) bukan karena orang Israel atau orang-orang non-israeli, tetapi karena hatiNya yang berbelas kasihan (Paulus menyebutnya : kasih karunia). Berdasarkan Belas kasihan itulah Allah membenarkan umat manusia (bd. ucapan Yeheskiel kepada kaum Israel : “Oleh karena itu, katakan kepada kaum Israel, beginilah firman TUHAN : Bukan karena kamu Aku bertindak, hal kaum Israel, tetapi karena namaKu yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan namaKu yang besar yang sudah dinajiskan di antara bangsa-bangsa… Merasa malulah kamu dan biarlah kamu dipermalukan” – Yeh. 36 : 22, 23a, 32). Pembenaran itu dikerjakan atas inisyatif Allah berdasarkan atas kehendak sendiri, bukan karena perbuatan baik siapapun. Ia menegakkan kekudusanNya, supaya : “bangsa-bangsa akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN” (Yeh. 36:23) dan Israel juga “mengetahui Akulah TUHAN” (Yeh. 36:11). Jadi pembenaran yang membuahkan keselamatan. pembebasan bertujuan, agar seluruh umat manusia mengenal Allah selaku Bapa segala ciptaan serta melakukan segala kehendakNya yang membawa kebaikan kepada seluruh ciptaan.
Kebenaran Allah adalah Kristus-Yesus. Paulus berpandangan, bahwa kebenaran Allah itu terlihat dalam karya Kristus-Yesus. Mengapa Kristus ? Sebab Dia memenuhi seluruh kehendak Allah Israel yang difirmankan oleh nabi-nabi dan yang tertulis dalam kitab-kitab Musa. Inilah pemahaman teologi, dan bukan filosofis.
3. Pengharapan Kristen : Kematian dan Kebangkitan Kristus-Yesus (Efs. 2 : 4 – 7)
4. Tetapi Allah yang kaya dengan rachmat, oleh kasihNya yang besar, dilimpahkannya kepada kita. 5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu telah diselamatkan --- 6 dan di dalam Kristus Yesus, Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
“Di dalam Kristus-Yesus” (Yun. en tou Kristo Iesou) atau “di dalam Kristus” (Yun. en tou Kristou) merupakan jargon yang amat disukai Paulus, khususnya dalam surat ini. Dengan memakai jargon tersebut Paulus menunjuk pada karya Kristus-Yesus yang telah menyelamatkan / membebaskan seluruh orang percaya. Dan, itulah kasih karunia Allah. Jadi, ketika Paulus menuliskan : “Oleh kasih karunia kamu diselamatkan”, maka tersirat di dalam kalimat itu : Kristus-Yesus (“oleh Kristus-Yesus kamu diselamatkan”). Pertama-tama, keselamatan itu berhubungan dengan pengampunan dosa (kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita), Barulah sesudah itu, ia membuka wawasan Jemaat di Epesus tentang buah-buah keselamatan yang akan diterima orang percaya di masa depan :
a) Keselamatan spiritual dan material. Tulisnya “Ia menunjukkan kepada kita kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus (Yun. “en tou Kristo Iesou”)
b) Keselamatan sesudah kematian. Tulisnya “di dalam Kristus Yesus (Yun. “en tou Kristo Iesou”) Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga” (bd. Yoh. 14:1-7).
Kedua kondisi ini diperoleh setelah manusia menerima pembenaran Allah.
Pengharapan kristen bersumber dari Allah seperti yang tampak dalam kematian dan kebangkitan Kristus-Yesus. Sama seperti Allah berkuasa membangkitkan Kristus-Yesus dari antara orang mati, Dia pula yang “masih bekerja sampai hari ini” (bd. Yoh. 5:17) untuk menyelamatkan / membebaskan manusia dari dosa dan sengsara. Percaya akan kematian dan kebangkitan Kristus sama artinya dengan percaya kepada kuasa Allah yang bekerja menghidupkan Kristus-Yesus. Sama seperti Kristus dihidupkan, demikian pula Allah bekerja untuk menghidupkan orang percaya baik di dunia sekarang ini maupun di dunia yang akan datang, juga dalam kematian.
B. Penerapan –> Etika Kristen : Ciptaan Baru dan Perbuatan Baik (ay. 10)
10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus-Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
“Jadi di dalam Kristus kamu adalah ciptaan baru”, kata Paulus. Menurut Paulus, kita adalah buatan / ciptaan Allah yag telah dibaharui oleh anugerah (save by grace / sola gracia) dan oleh iman (save by faith, sola fide) kepada Kristus-Yesus yang dipimpin oleh Roh Allah (bd. Efs. 1:13b – 14 -> “--- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Rohkudus yang dijanjikanNya itu. Dan Rohkudus itu adalah jaminan bagian kita memperoleh selurunya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya”). Paulus, menurut saya, berbicara tentang tahapan-tahapan keselamatan (orde salutem) : pengampunan dosa -> keselamatan sorgawi.
Psikologi perkembangan manusia-baru. Setelah manusia diampuni dosanya, Allah bekerja membaharui manusia : roh dan pikiran (Efs. 4:23). Proses pembaharuan itu bertumbuh karena pembelajaran (Efs. 4 : 20 – 21, 24 -> “Kamu telah telah belajar mengenap Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Kristus… dan mengenakan manusia baru, yang diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya”). Pertobatan (pengampunan dosa) adalah sebuah kesempatan yang dikaruniakan oleh Allah, agar belajar mengenal Kristus dan bertumbuh, berkembang (potensi kehidupan) lalu berbuah bagi kemuliaanNya. Buah pertobatan itu adalah keselamatan, dan buah keselamatan itu adalah pengucapan syukur yang tampak dalam perbuatan baik, bukan sebaliknya. Pembaharuan itu dialami mendahului perbuatan baik, demikianpun keselamatan / kemerdekaan. Di dalam kesempatan merdeka itulah orang percaya berbuat baik. Hal itu untuk memperlihatkan, bahwa ia telah dibaharui oleh Allah.
Apakah isi perbuatan baik itu ? Rasul Paulus menulis “untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya”. Berarti perbuatan baik bukan berdasarkan apa yang kita pikirkan, melainkan “pekerjaan yang dipersiapkan Allah sebelumnya”. Apakah itu ?
a) Sama seperti kita telah menerima keselamatan / pembebasan yang dikaruniakan oleh Allah, demikianlah karya Allah menjadi patron yang wajib diterapkan dalam tiap pekerjaan orang percaya.
b) Sama seperti Allah telah membuat kita menjadi orang-orang terkenal, maka kita pun wajib memperkenalkan Dia kepada dunia melalui perbuatan baik dan benar, supaya semua orang memuliakan namaNya.
c) Sama seperti kita telah menikmati pendamaian yang membuat kehidupan kita mengalami kesejahteraan, maka kita pun bekerja mewujudkan dunia yang penuh damai sejahtera.
SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN !
Medan – Sumatera Utara
Senin, 16 Mei 2011
Salam dan Doa berkat
Pdt. Arie A. R. Ihalauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar