Anakku Ben-Amor dan sahabat-sahabatku,
Papi telah berusaha meneliti dengan seksama tulisan Markus (pasal 2) seperti yang diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Untuk tujuan mengajak abang bekerja bersama meningkatkan pengenalan akan karya Yesus menurut penulis Markus. Papi mecnoba mengkontekstualisasikannya ke dalam kondisi masyarakat masa kini, di mana kita akan memberitakan firman Allah. Catatan – catatan praktis ini dibuat untuk membantu kalian.
Jikalau abang dan sahabat-sahabat sepelayanan menemukan kekurangan dan kelemahan dari padanya, kalian bisa memberikan masukan juga kritikan, agar kita bersama dapat meningkatkan kualitas pemberitaan dan pengajaran Gereja. Inilah tujuannya.
Bang Amor !
Kapan kembali dari Bau-Bau ? Sampaikan salam hormat kepada Pak Pendeta Sem Kaha, isteri dan juga Jemaat !
Salam sejahtera dan cium manis untuk abang
Medan – Sumatera Utara
Selasa, 19 Juli 2011
Pendeta Arie A. R. Ihalauw
KITAB INJIL MENURUT KESAKSIAN
MARKUS
MENURUT TERJEMAHAN
LEMBAGA ALKITAB INDONESIA
( L A I )
PASAL 2 Pasal 2 ini merupakan catatan-catatan Markus yang memperlihatkan bagaimana ucapan dan tindakan Yesus bertentangan dengan pandangan orang Parisi, orang Saduki dan ahli Taurat yang memegang teguh tradisi keagamaan Israel pada masa Perjanjian Lama sampai waktu kehadiran-Nya, seperti : menyembuhkan orang sakit pada Hari Sabat (2:1-12), karyawan Bea Cukai dan orang berdosa dan Lewi, karyawan Bea Cukai (2:13-17), murid-murid Yesus tidak berpuasa (2:18-22), murid-murid Yesus memetik gandum pada hari Sabath (2:23-28). Orang lumpuh disembuhkan 2 : 1 – 11 Matius 9 : 1 – 6 Lukas 5 : 17 – 26 | ||
| ||
AY | ISI | KETERANGAN |
| ||
1 | Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. | |
| ||
2 | Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, | FIRMAN adalah tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama. |
| ||
3 | ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. | |
| ||
4 | Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurun-kan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. | |
| ||
5 | Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu : "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni !" | Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni !" Pada masa itu, orang Israel selalu menghubungkan penyakit yang diderita dengan kuasa kegelapan (dosa). |
| ||
6 | Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya : | |
| ||
7 | "Mengapa orang ini berkata begitu ? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri ?" | Sebaliknya ahli Taurat mengartikan ucapan Yesus menentang Allah. |
| ||
8 | Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka : "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu ? | Yesus merasa heran, karena tradisi Agama Israel memahami penyakit sebagai akibat dari dosa. Oleh kare-na itu, Yesus mengampuni dosa, supaya orang sakit itu diselamatkan. |
| ||
9 | Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini : Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan : Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan ? | Jadi, sesungguhnya, pemikiran ahli Taurat keliru. Mereka tidak menya-dari SIAPAKAH YESUS (bd. Mat. 1:21). |
| ||
10 | Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: | Yesus menegaskan kuasa-Nya untuk mengampuni dosa manusia. |
| ||
11 | "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu !" | |
| ||
12 | Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya : "Yang begini belum pernah kita lihat." | Kesan-kesan orang banyak yang melihat karya Yesus. APLIKASI Seluruh perbuatan Gereja dan orang Kristen patut membuat nama Allah dimuliakan. |
| ||
Lewi pemungut cukai mengikut Yesus 2 : 13 – 17 Matius 9 : 9 – 13 Lukas 5 : 27 - 32 | ||
| ||
AY | ISI | KETERANGAN |
| ||
13 | Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. | |
| ||
14 | Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya : "Ikutlah Aku !" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. | "Ikutlah Aku !" Kalimat ini merupa-kan kalimat ajakan, sekaligus perin-tah. |
| ||
15 | Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. | Pengikut Yesus bukan kedua belas rasul saja tetapi ada pula orang yang bukan menjadi rasul. APLIKASI Pesekutuan orang kristen meliputi dari PEJABAT, PELAYAN dan WARGA Gereja. |
| ||
16 | Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa ?" | Pada masa kerja Yesus, status karyawan Bea Cukai disebut pen-dosa; oleh karena mereka sering menggunakan wewenang tugasnya untuk memperkaya diri sendiri. |
| ||
17 | Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." | Yesus menegaskan tujuan kehadir-an-Nya sebagai Tabib untuk me – nyembuhkan orang sakit, dan se-bagai Penguasa yang mengampuni dosa. |
| ||
Pandangan Yesus tentang HAL BERPUASA 2 : 18 – 22 Matius 9 : 14 – 17 Lukas 5 : 33 – 39 | ||
| ||
AY | ISI | KETERANGAN |
| ||
18 | Sejak masa kerja Musa, orang Israel diajarkan untuk tidak melakukan pekerjaan apapun pada hari Sabath (Kel. 20:8-11; Ul. 5:12-15). Tradisi ini berlangsung sampai masa kerja Yesus. Makan adalah pekerjaan. Oleh karena itu, orang Israel wajib berpuasa pada Hari Sabath. Murid-murid Yesus tidak berpuasa pada hari Sabath. Hal ini diprotes oleh orang Parisi dan murid-murid Yohanes Pembaptis | |
| ||
19 | Jawab Yesus kepada mereka : "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka ? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. | Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Yesus berpikir berbeda. Selama murid-murid masih bersa-ma-Nya mereka bersukacita karena kehadiran mempelai laki-laki, yaitu : Yesus |
| ||
20 | Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. | Ayat 20 ini menunjuk pada situasi, di mana Yesus mati disalibkan ke – mudian dimuliakan Allah di sorga : pada waktu itulah mereka akan berpuasa. |
| ||
21 | Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. | Yang disebutkan “baju yang tua” adalah tradisi keagamaan dalam Perjanjian Lama. |
| ||
22 | Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." | Yang disebut “kantong kulit (kirbat) yang tua dan “anggur lama” adalah fungsi sistem keaga-maan pada masa pra-Yesus (Perjanjian Lama). Keadaan itu dibedakan kondisi yang tercipta karena kehadiran Yesus (bd. nubuat Yesaya 65:17; Why. 21:5). Menurut Markus, karya Yesus telah membaharui fungsi sistem Agama Israel masa Perjanjian Lama. Hal itu dilukiskan sebagai “anggur yang baru” dan “kantong yang baru” |
| ||
Murid – murid memetik gandum pada hari Sabath 2 : 23 – 28 Matius 12 : 1 – 8 Lukas 6 : 1 – 5 | ||
| ||
AY | ISI | KETERANGAN |
| ||
23 | “sementara berjalan murid-mu-rid-Nya memetik bulir gandum” | |
| ||
24 | Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya : "Lihat ! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat ?" | Bacalah penjelasan 2:18 |
| ||
25 | Jawab-Nya kepada mereka : "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, | 1 Sam. 21:1–6 menceritakan “Tidak ada roti biasa, hanya roti kudus, asalkan saja orang-orangmu menjaga diri terhdap perempuan (ay. 4)… Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasanya diangkat orang dari hadapan TUHAN, supaya pada hari roti itu diambil , ditaruh lagi roti yang baru”(ay.6). |
| ||
26 | bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya ?" | Perbandingan dengan memakai “kekecualian karena kondisi terpak-sa” yang diceritakan penulis Kitab Samuel bertujuan untuk menangkis dan mematikan keberatan orang Parisi. |
| ||
27 | Lalu kata Yesus kepada mereka : "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, | Dengan cara itu Markus ingin me – nonjolkan sikap etis Yesus dalam hal menjalankan ketentuan Taurat, yakni : kebaikan dan belas kasihan. Tujuan Allah memberikan hukum Taurat adalah menatatertibkan perilaku ibadah umat, agar kebaik-an-Nya dapat dinikmati semua orang. Sama seperti itu pula, menghenti-kan aktifitas kerja pada hari Sabath bertujuan kebaikan, yakni : 1). Isti-rahat untuk memulihkan kembali kondisi jasmaniah, sehingga dapat beraktifitas ulang. 2). Umat haru selalu membina dan memelihara hubungan baik dengan Alllah, supaya Dia membuat berhasil segala usaha yang dikerjakan (bd. 2 Taw. 26:5). Jadi, demi penyelamatan (perbuatan baik) kehidupan, maka pelanggaran terhadap hukum dapat dilakukan. Itulah yang disebut Hikmat. Jika hal itu dihendaki oleh Allah. |
| ||
28 | jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." | Semua itu dilakukan berdasarkan otoritas (kuasa) Yesus. |
| ||
Kesimpulan Secara keseluruhan pasal 2 menegaskan sifat dari tujuan Allah mengutus Yesus. Tujuan-Nya ialah menyelamatkan manusia dari dosa dan penderitaan. Ia hadir untuk membawa kebaikan dan belas kasihan Allah ke atas kehidupan umat. Dia, Yesus, adalah kuasa Allah yang mengatasi segala sesuatu. Dia tidak dapat dibandingkan dengan Musa. Musa menerima hukum Taurat. Sementara Yesus adalah Allah Yang Berfirman dan Berkarya di tengah-tengah manusia. Oleh karena itu, sikap dan ucapan Yesus perlu dipahami sebagai pengembangan baru (reinterpretasi dan reformulasi) dari tradisi Musa. Tidak mengherankan, jika orang Parisi, orang Saduki, ahli Taurat dan masyarakat Israel berpikir Yesus membawa AJARAN BARU (psl. 1:27), padahal tidak demikian. | ||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar