Senin, 20 Juni 2011

AMOS, PENCERMAT DAN KRITIKUS MASALAH SOSIAL



AMOS,

Sang Gembala dan Peternak Yang Dipanggil serta Ditugaskan Allah memberitakan firman di Israel Utara

SINGA TELAH MENGAUM,  SIAPAKAN  YANG  TIDAK TAKUT ? TUHAN ALLAH TELAH BERFIRMAN, SIAPAKAH YANG TIDAK BERNUBUAT ?

AMOS 3 : 8

Ditulis oleh

ARIE A. R. IHALAUW

-----oooo000oooo-----

PENGANTAR


Peristiwa – peristiwa dalam sejarah sosial Bangsa Indonesia membutuhkan analisa yang tepat untuk melakukan penyembuhan (pemulihan dan pembaharuan) atas fungsi kehidupan manusia dalam sistem masyarakat. Keinginan ini telah dibuktikan melalui upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sistem sosial. Banyak loka karya dan seminar telah dilakukan oleh seluruh institusi sosial dan keagamaan, baik yang bersifat formil maupun non-formil. Akan tetapi masalah sosial masih berlanjut terus, malahan lebih kompleks dari pada sebelumnya. 

Sebagai Warga Negara Indonesia beragama Kristen, kita pun dipanggil dan ditugaskan Allah untuk menggumuli pembangunan masyarakat-bangsa (civil-society) Indonesia. Tidak seorangpun yang boleh berdiam diri menonton saja, tetapi patut proaktif menyelesai-tuntaskan permasalahan. Bagaimanakah orang Kristen menyoroti persoalan yang melanda Bangsa Indonesia ? Keyakinan iman !
Agama bukanlah sebuah sistem nilai dan sistem doktrin yang tertutup. Ia bersifat terbuka. Ia berfungsi menjawab berbagai masalah yang muncul dalam kehidupan : manusia sebagai pembangun dan pengguna sistem sosial. Agama merupakan salah satu upaya pengobatan alternatif untuk menyembuhkan dan memulihkan manusia sebagai pelaku pembangunan. Di sinilah letaknya Pemahaman Iman  tentang Gereja sebagai institusi sosio-religius (sosial-keagamaan). 

Allah memanggil dan menugaskan orang-orang beriman (kristen) untuk menjadi pemberita dan pengajar di dalam masyarakat. Dia, Tuhan ALLAH, tidak mengumpulkan orang-orang beriman dalam sebuah persekutuan yang tertutup (eksklusif). Ia menghimpun, setelah membenarkan mereka oleh darah dan daging Kristus, agar mereka melanjutkan karya-Nya di dalam dunia (Yoh. 9:4 -> “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;…”). Karena itu, Gereja patut mengerti benar akan fungsinya sebagai institusi yang memperlengkapi orang-orang beriman bagi pekerjaan pelayanan (bd. Eps. 4;12 -> “… untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan …,”) secara menyeluruh dan terpadu, baik ibadahnya kepada Allah maupun pekerjaan pelayanan sosial. 

Agaknya Gereja perlu melakukan upaya rekonstruksi pemahaman warga dan pejabatnya tentang makna ibadah. Sebab banyak di antara mereka masih berpendapat : tugas Gereja adalah :

1.   Menginjili agar orang banyak menjadi pemeluk Agama Kristen (Mat. 28:18-20 -> tafsiran klasik).

2.   Menuntun orang-orang Kristen untuk menyelenggarakan penyembahan dalam ruang lingkup gerejawi (kultus ritual kristen). 

3.   Menyelenggarakan pelayanan kasih (karitas, sosial) kepada kelompok terbatas, yakni : anggotanya yang sengsara. 

Pandangan ini eksklusif, tertutup. Allah tidak memanggil orang-orang kristen untuk beribadah dalam ruang tertutup. Ibadah kristen itu bersifat terbuka ke arah dunia. Ibadah itu mengalir dari ibadah yang dikerjakan Allah -> dalam karya Kristus Yesus -> melalui pekerjaan Gereja / orang-orang kristen -> menuju dunia. Ibadah kristen memiliki 2 (dua) dimensi kehidupan : pertama, pembangunan hubungan spiritual yang terarah kepada Allah; dan, kedua, partisipasi dan peran Gereja / orang kristen menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi (Doa “Bapa Kami” – Mat. 6 : 10 ->Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”).
Amos, bukan saja peternak dan petani, tetapi juga seorang pengamat perkembangan masyarakat Israel – Yehuda pada masanya. Ia mencermati berbagai masalah sosial terkait  pelaksanaan hukum dan penyelenggara Negara. Penguasa memakai kekuasaan untuk melakukan kejahatan. Hal itu dicontohi seluruh rakyatnya. Melihat keadaan itu Amos merasa terpanggil menyatakan kebenaran dan keadilan. Kita bisa belajar dari Amos, nabi dari Tekoa di tanah Yehuda.

A.     PENGARANG KITAB

Amos berasal dari Tekoa (1:1), sebuah kota kecil yang terletak di Yehuda, berjarak 6 mil dari Betlehem dan 11 mils dari Yerusalem. Ia bukanlah seorang bangsawan seperti Nabi Yesaya, atau seorang keturunan Imam seperti Yeremia dan Yeheskiel. Ia adalah seorang gembala kambing domba dan pemungut buah ara hutan (1;1; 7:14-15). Namun kita tidak mengetahui, apakah ia seorang pemilik atau peternak. Sebagai seorang gembala, Amos memiliki pengetahuan sejarah yang layak. Dari tempat tinggalnya di Tekoa, ia diutus Allah untuk memberitakan firman penghukuman kepada penduduk dan penguasa Israel Utara. Kemungkinan besar Amos bekerja di sekitar Beth-El (7:13; bd. 1 Rj. 12:28-30) sebagai tempat suci di Israel Utara. 

B.     WAKTU DAN SEJARAH SOSIAL ISRAEL UTARA.

Menurut catatan redaksi Amos bekerja pada masa pemerintahan Raja Uzia di Yerusalem, kira-kira tahun 792 – 740, sb.M dan Raja Yerobeam II di Samaria, Ibukota Israel Utara, kira-kira tahun 793 – 753 sb.M (1:1 -> “Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa, tentang Israel pada zaman Uzia, raja Yehuda, dan dalam zaman Yerobeam, anak Yoas, raja Israel, dua tahun sebelum gempa bumi).  Pada masa itu baik Kerajaan Israel Utara maupun Kerajaan Yehuda sedang mengalami kemakmuran ekonomi, politik dan pertahanan keamanan (2 Rj. 14:23—15:7; psl 26). Sementara banyak penyembahan berhala, korupsi, tindakan tidak bermoral, penindasan terhadap orang sengsara dan kaum dhuafa semakin menggila. Akhirnya TUHAN, Allah Israel, memutuskan untuk menghukum umat-Nya. Mereka dibawa ke pembuangan di Asiria dalam tahun 722 – 721 sb. Masehi.

Kondisi dalam negeri Israel Utara cukup memuaskan. Perekonomiannya maju berkembang pesat. Pertahanan keamanan kuat. Dikarenakan kondisi tersebut Raja Yerobeam II berhasil melakukan penaklukan atas wilayah sekitarnya (2 Rj. 14:25 -> “Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba…”). Namun penulis Kitab Raja-Raja mengomentari kelakuan Yerobeam II : “Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula” ( 2 R. 14:24). Kemegahan Israel Utara tidak dibarengi pelayanan kemasyarakat yang adil dan benar. Amos sangat mengecam pemuka Israel yang jahat (Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang ! -> 6:1; bandingkan catatan penulis Kitab Raja-Raja tentang perilaku Raja Yerobeam II -> 14:24 “Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari segala dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.”), yang menyebabkan perilaku ibadah Israel di bidang sosial semakin menggila, Israel melakukan kejahatan di seluruh bidang kehidupan sosial :

v  Korupsi di bidang perdagangan (ekonomi)

a.       “…kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu,…(8:5).

b.       Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini. ... menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, … membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan ?” (8:4 – 6)

v  Kejahatan di bidang peradilan

a.       Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun dan hasil kebenaran menjadi ipuh !(6:12b; bd. 5:7).

b.       Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.” (5:12).

v  Kejahatan di bidang keagamaan

a.       kamu memberi orang nazir minum anggur dan memerintahkan kepada para nabi : Jangan kamu bernubuat !” (2:12)

b.       Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel ? Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yang telah kamu buat bagimu itu,…” (5:25; bd. 8:14).

v  Kejahatan melanggar hak-hak azasi manusia

a.       “… mereka menjual orang benar karena uang dan orang miskin karena sepasang kasut; mereka menginjak-injak kepala orang lemah ke dalam debu dan membelokkan jalan orang sengsara; (2:6b – 7a).

b.       memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin” (4:1)

c.       Mereka benci kepada yang memberi teguran di pintu gerbang, dan mereka keji kepada yang berkata dengan tulus ikhlas.” (5:10).

v  Kejahatan di bidang etis moral (kesusilaan)

a.       “… anak dan ayah pergi menjamah seorang perempuan muda, sehingga melanggar kekudusan nama-Ku;” (2:7b).

b.       Mereka tidak tahu berbuat jujur,…” (3:10).

v  Kejahatan di bidang pemerintahan sipil

“… mendekatkan pemerintahan kekerasan ” (6:3)
Meskipun kemakmuran ekonomi mencapai kejayaan serta tingkat pertahanan keamanan memuaskan; akan tetapi sikap keagamaan Israel Utara cukup membahayakan kehidupan umat Allah. Empat puluh tahun sebelumnya Elisha menyampaikan firman Allah menentang pola kehidupan para bangsawan dan rakyat Israel (2 Rj. 13 : 17 – 19). Bangsa itu merasa aman dalam keyakinan akan perlindungan TUHAN-nya, padahal mereka melakukan kejahatan sosial yan dahsyat. Mereka melanggar perintah TUHAN. Moral Israel merosot. Kesabaran Allah telah selesai. Dan, Ia menjatuhkan hukuman atas Israel. Itulah yang diberitakan oleh Amos.

C.     KERANGKA KITAB

PASAL    1 : 1                  ->  Pengantar Redaksi.

PASAL    1 : 2                  ->  Pembimbing ke dalam Nubuat Amos.

PASAL    1 : 3 – 2 : 16      ->  Allah menentang kejahatan umat–Nya dan bangsa – bangsa :

a.    Damaskus – Siria                       1 :   3 –   5.
b.   Palestina – Gaza                         1 :   6 –   8.
c.    Tirus                                           1 :   9 – 12.
d.   Amon                                          1 : 13 – 15
e.    Moab                                           2 :   1 –    3.

f.     Hukuman atas Yehuda          2 :   4 –    5.

Alasan penghukuman atas Yehuda.

ð Yehuda melanggar hukum TUHAN.

ð Yehuda menyembah ilah-ilah bangsa asing.

g.    Hukuman atas Israel Utara  2 :   6 – 16

1).   Alasan penghukuman atas Israel.

ð Menjual orang benar dan orang miskin karena uang (2:6b) serta menindas orang lemah dan sengsara (2:7a).

ð Berzinah (2:7b).

ð Merampok dalam tempat suci.

                                                            2).  Hubungan Allah <-> Israel dan Status Israel (2 : 10 – 12).
                                                           
                                                           3).   Penghukuman Israel Utara (2 : 13 – 16).      

PASAL    III                      :   KECAMAN / DAKWAAN TERHADAP DOSA DAN KEJAHATAN ISRAEL
                
a.       3 : 1 – 2            ->    Maklumat penghukuman.
b.      3 : 3                  ->    Perjanjian Allah dan Israel.
c.       3 : 4 – 8            ->    Alasan Amos mengenai tugas panggilannya.
d.      3 : 9 – 15          ->    Penghakiman dan penghukuman Israel.

PASAL IV                         :    

a.       4 : 1                  ->    Kecaman atas dosa dan kejahatan di bidang sosial.
b.      4 : 2 – 3            ->    Cara Allah menghakimi dan menghukum Israel.
c.       4 : 4 – 5            ->    Kecaman atas dosa dan kejahatan di bidang agama.
d.      4 : 6 – 11          ->    Kekerasan hati dan sikap Israel yang tidak mau bertobat dan penghakiman / penghukuman Allah.

ð Israel tidak mau bertobat (4:6).
ð Hukuman melalui fenomena alam (4:7-8).
ð Hukuman melalui pertanian (4:9).
ð Hukuman melalui penyakit (4:10).
ð Hukuman atas kota-kota Israel (4:11).

e.       4 : 11 – 12       ->    Tidak ada harapan bagi orang-orang yang tidak mau bertobat.

PASAL    V                       :     SIKAP ALLAH TERHADAP ISRAEL DAN HARI TUHAN (Ibr. yom YHWH).
                
a.       5 : 1 – 17          ->    Penghakiman dan penghukuman atas orang-orang yang berbuat tidak benar dan tidak adil :

ð Proses penghukuman / eksekusi (5:1-2).
ð Seruan untuk bertobat kepada TUHAN (5:4-6).
ð Kecaman dan dakwaan terkait perbuatan ketidak adilan dalam pelaksanaan hukum Allah dan penyelenggaraan peradilan (5:7-13).
ð Seruan untuk melakukan keadilan Allah dan kebaikan-Nya (5:14-15).
ð Perkabungan karena kegagalan panen (5:16-17).

b.      5 : 18 – 20       ->    HARI TUHAN, hari malapetaka bagi Israel
c.       5 : 21 – 23       ->    Murka Allah atas kultus-ritual (ibadah) Israel.
d.      5 : 24                ->    Tuntutan melakukan kebenaran dan keadilan.
e.       5 : 25                ->    Bukan korban persembahan yang dikehendaki Allah.
f.        5 : 26 – 27       ->    Pemberitaan tentang hukuman pembuangan Israel

PASAL    VI                      :     NUBUAT TENTANG PELAKSANAAN HUKUMAN

a.       6 : 1 – 8            ->    Pemberitahuan pembuangan Israel (hukuman).
b.      6 : 9 – 14          ->    Seluruhnya dihukum, tidak seorangpun selamat.

PASAL VII                        :     PENGLIHATAN AMOS

a.       7 : 1 – 3            ->    Penglihatan 1 : BELALANG         malapetaka di bidang pertanian.
b.      7 : 4 – 6            ->    Penglihatan 2 : API        – pembumihangusan Israel.
c.       7 : 7 – 9            ->    Penglihatan 3 : TALI SIPAT     – Penghancuran bukit pengorban-an.
d.      7 : 10 – 17      ->    AMOS DIUSIR DARI ISRAEL UTARA

ð Sikap Amazia terhadap Amos (7:10-13).
ð Penegasan Amos tentang tugas panggilannya (7:13-14).
ð Ucapan perpisahan (7 : 16 – 14).

PASAL  VIII                           :       Lanjutan PENGLIHATAN AMOS

a.     8 : 1 – 3            ->    Penglihatan 4 : BUAH-BUAHAN - akibat dosa dan kejahatan.
b.    8 : 4 – 10          ->    Pengulangan kecaman dan dakwaan
c.     8 : 11 – 14       ->    Hukuman Allah

PASAL  IX                             :       Lanjutan PENGLIHATAN AMOS dan Israel ditolak oleh Allah.

a.       9 : 1 – 6            ->    Penglihatan 5 : TUHAN DEKAT MEZBAH

ð Tidak ada tempat dan manusia yang lolos dari penghukuman (9:1-5).
ð Kekuatan kuasa Allah yang melakukan semuanya itu (9:6).

b.      9 : 7 – 10          ->    Bangsa pilihan ditolak Allah

ð Penciptaan Israel sama dengan bangsa-bangsa lain (9:7).
ð Allah mengawasi Israel (9:8).
ð Israel dihukum buang (9:9-10).


c.       9 : 11 – 15       ->    Pemulihan Kerajaan Daud

{ Jikalau kita menyimak dengan teliti Kitab Nabi Amos, maka ada kesimpulan, bahwa Amos semata-mata menyampaikan kecaman / dakwaan Allah atas dosa dan kejahatan Israel Utara. Pekerjaan itu dilakukannya sampai ia diusir oleh Amazia (7:10-17). Sebab itu, nubuat tentang “Janji Keselamatan dan pemulihan Kerajaan Daud” (9:11-15) diperkirakan sebagai sebuah catatan yang dilakukan kemudian hari oleh redaksi, setelah masa kerja Amos. Pandangan ini belum tentu benar dan masih perlu dikaji lebih jauh }. 

D.    POKOK TEOLOGI KITAB AMOS

1.     TEGAKANLAH KEBENARAN DAN KEADILAN

Amos memberitakan kehendak Allah kepada umat-Nya di Israel Utara. Ia menentang kemeriahan penyelenggaraan kultus ritual Israel di tempat-tempat suci, sementara perilaku sosialnya amoral. Inti pemberitaan nabi tertulis : 

“Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban – korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir." (5:21-24)

Amos sungguh-sungguh menyoroti pelaksanaan hukum Taurat yang menghadirkan kebenaran dan keadilan Allah melalui perilaku sosial umat Israel. Menurut nabi, kemeriahan penyelenggaraan kultus ritual tidak menyenangkan hati Allah, sebab persembahan korban dan kemeriahan ritual tidak ditindaklanjuti dengan perbuatan yang benar dan adil. Kebenaran dan keadilan wajib dipraktikkan, supaya semua anggota persekutuan menikmati kebaikan Allah. Namun Israel menyukainya (“Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu ! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel ?" demikianlah firman Tuhan ALLAH.” -> 4:5) Bertentangan dengan keinginan israel, nabi berkata :

Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. Bencilah yang jahat dan cintailah yang baik; dan tegakkanlah keadilan di pintu gerbang; mungkin TUHAN, Allah semesta alam, akan mengasihani sisa-sisa keturunan Yusuf. (5:14 – 15)

Berbeda dengan pokok pemberitaan Hosea, nabi se-zamannya, yang menekankan kasih, anugerah, belas-kasihan dan pengampunan; Amos mengecam ibadah umat Israel yang tidak membuat kebenaran dan keadilan Allah bertumbuh subur dan berbuah lebat untuk dinikmati semua orang. Amos menyoroti ibadah Israel dalam pelayanan kemasyarakatan. Katanya :

“Karena kamu menginjak-injak orang yang lemah dan mengambil pajak gandum dari padanya, -- sekalipun kamu telah mendirikan rumah-rumah dari batu pahat, kamu tidak akan mendiaminya; sekalipun kamu telah membuat kebun anggur yang indah, kamu tidak akan minum anggurnya. Aku tahu, bahwa perbuatanmu yang jahat banyak dan dosamu berjumlah besar, hai kamu yang menjadikan orang benar terjepit, yang menerima uang suap dan yang mengesampingkan orang miskin di pintu gerbang.” (5:11-12)

Oleh karena itu, nabi menyerukan kepada Israel Utara, agar kembali kepada Allah :

Sebab beginilah  firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup ! Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel.” (5:4,6)

Israel tidak setia, tidak taat, melanggar hukum perjanjian. Padahal Allah membebaskan mereka dari Mesir untuk menyelenggarakan karya ibadah yang menghidupkan dan yang menyelamatkan seturut firman-Nya. Oleh karena itu, menurut Amos, Israel pasti dihukum TUHAN. Agar Israel tidak mengalami penghukuman, maka mereka wajib bertobat. Pesan tobat disampaikan Amos : “Carilah TUHAN !” Bukan hanya dalam penyelenggaraan kultus ritual, sebab hal seperti itu dibenci dan ditolak-Nya (5:21-23). “Mencari TUHAN” perlu ditindaklanjuti dalam perbuatan yang baik, yang benar dan yang adil. Jika Israel bersikeras tidak melakukannya, maka Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel. (5:6b). 

Kesalahan besar yang dilakukan Israel Utara adalah mengandalkan tempat – tempat sucinya, salah satunya : Beth-El. Dalam sejarah Alkitab, kota itu menjadi tempat persinggahan Yakub ketika ia melarikan diri dari rumah ayahnya (Kej. 28:10-32). Di sanalah ia mengikat perjanjian dan dengan mengadakan ritual perembahan korban, ia memanggil nama TUHAN (28:20-22b –> “Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah.”). Tradisi ini diteruskan oleh penduduk Kerajaan Israel Utara. 

Beth-El bukan sebuah kota yang baru ditemukan oleh Yakub, anak Ishak, adik Esau. Kota itu sudah lama ada, sebelum leluhur Israel memasuki tanah suku-suku Kanaan. Di sana sudah ada kultus penyembahan dewa-dewi Kanaan. Oleh karena itu, nabi Amos memakai Beth-El bukan menurut tradisi Yakub, melainkan sebagai sindiran terhadap perilaku ibadah Israel Utara. Apakah yang dimaksudkan nabi Amos ? Israel tidak berbeda dengan suku-suku Kanaan. 1). Israel menjadikan Allah sebagai berhala yang harus memenuhi keinginannya. Ibadah yang dilakukan bertujuan, agar Allah merestui segala perbuatan jahat yang dilakukannya. Yang penting bagi Israel, membawa menyelenggarakan upacara korban persembahan. 2). Israel beranggapan Beth-El menjadi tempat kediaman Allah. Ke sanalah Israel pergi untuk meminta pertolongan-Nya, jika terancam bahaya. Allah tidak pernah meninggalkan Israel, meskipun mereka berbuat jahat. Sebab Ia berdiam tetap di dalam rumah-Nya di Beth-El. Israel yakin, Allah tidak mungkin yakin meninggalkan umat-Nya, sapa seperti Baal tidak pernah meninggalkan peyembahnya. Jadi sepanjang perjalanan Allah pasti menolong baik mereka berbuat jahat maupun berbuat baik. 

Justru sebaliknya, Allah tidak segan-segan membumi hanguskan tempat tinggal-Nya. Amos berkata : “dan Betel akan lenyap ! Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, supaya jangan Ia memasuki keturunan Yusuf bagaikan api, yang memakannya habis dengan tidak ada yang memadamkan bagi Betel” (5:4,6). Menurut nabi, Beth-El akan dibinasakan oleh Allah, jikalau perbuatan Israel tidak menghadirkan kebenaran dan keadilan (bd. Yer. 7:3-7 -> “Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Janganlah percaya kepada perkataan dusta yang berbunyi : Ini bait TUHAN, bait TUHAN, bait TUHAN, melainkan jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya.”). Umat Israel Utara telah menjadikan tempat-tempat sucinya tidak berbeda dengan suku-suku Kanaan. 

2.     PENGHUKUMAN ISRAEL

Amos memberitakan penghukuman Allah, katanya (4 : 6 – 12) :

Datanglah ke Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan jahat ! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga ! Bakarlah korban syukur dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela; siarkanlah itu ! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel ?" demikianlah firman Tuhan ALLAH. Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, Akupun telah menahan hujan dari padamu, ketika tiga bulan lagi sebelum panen; Aku menurunkan hujan ke atas kota yang satu dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain; ladang yang satu kehujanan, dan ladang, yang tidak kena hujan, menjadi kering; penduduk dua tiga kota pergi terhuyung-huyung ke satu kota untuk minum air, tetapi mereka tidak menjadi puas; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku," demikianlah firman TUHAN. Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu, pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, Aku telah melepas penyakit sampar ke antaramu seperti kepada orang Mesir; Aku telah membunuh terunamu dengan pedang pada waktu kudamu dijarah; Aku telah membuat bau busuk perkemahanmu tercium oleh hidungmu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, Aku telah menjungkirbalikkan kota-kota di antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. -- Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiaplah untuk bertemu dengan Allahmu, hai Israel !
Keadaan seperti itu dilukiskan nabi : hari TUHAN (Ibr. yom YHWH). Pemahaman ini berbeda dari pada apa yang diimani Israel. Israel berpandangan bahwa hari TUHAN adalah kesempatan, di mana Ia akan membebaskan umat dari kesengsaraan dan penndasan politik. Justeru sebaliknya, nabi mengatakan : Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN ! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu ? Hari itu kegelapan, bukan terang ! Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya ? (5:18, 20; bd. 8 : 9 – 10; 9 : 1 – 6, 8 – 10). 

Menurut nabi, penghukuman yang dirancangkan Allah untuk membasmi kejahatan Israel menyangkut 2 (dua) hal :

v  Penghancuran ekonomi Israel (4:6 – 12; 5:16-17; 8:11, dan ayat-ayat lainnya).

v  Penghancuran pertahanan keamanan dalam negeri melalui serangan bangsa lain (2:11; 5:1-2; 6:14, dan ayat-ayat lainnya).

v  Penghukuman atas sistem ibadah umat (2:14, dan ayat-ayat lainnya).
v  Penghukuman di bidang keagamaan (7:9; 8:9-10)

Pada akhirnya Allah menghukum Israel Utara secara menyeluruh pada seluruh bidang kehidupan. Ia membuang umat dari tanah perjanjian (5:27 -> Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik," firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam.”; 9:9-10 -> Sebab sesungguhnya, Aku memberi perintah, dan Aku mengiraikan kaum Israel di antara segala bangsa, seperti orang mengiraikan ayak, dan sebiji batu kecilpun tidak akan jatuh ke tanah. Oleh pedang akan mati terbunuh semua orang berdosa di antara umat-Ku yang mengatakan: Malapetaka itu tidak akan menyusul dan tidak akan mencapai kami."; bd. 6:14). 

3.     PERJANJIAN ALLAH – refleksi atas tradisi Musa

Akulah yang menuntun kamu keluar dari tanah Mesir (bd. 3:1; 9:7) dan memimpin kamu empat puluh tahun lamanya di padang gurun, supaya kamu menduduki negeri orang Amori”                                (Amos 2 : 10)
Pernyataan tersebut adalah bahagian dari tradisi Musa yang terkait dengan eksodus (pembebasan) dari Mesir. Kalimat inipun menjadi mukadimah hukum Taurat (Kel. 20:2 -> “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”; bd. Ul. 5:6). Ia selalu dimasukkan ke dalam ayat – ayat yang dihubungkan dengan pernyataan hukum TUHAN, agar setiap saat Israel mengingat pekerjaan TUHAN yang membebaskan mereka dari kesengsaraan di Mesir. Sama seperti Allah berbuat baik kepadanya, Israelpun wajib membawa kebaikan ke dalam kehidupan bersama. 

Amos menemukan Israel tidak melakukan tuntutan Allah yang termaktub dalam ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang diberikan-Nya. Padahal ketetapan dan peraturan itu bertujuan mengatur peribadahan di bidang keagamaan dan di bidang sosial (kemasyarakatan). Itulah sebabnya nabi mempertanyakan kembali sikap dan pandangan Israel terhadap perjanjian yang dikaruniakan Allah : “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji ?” (3:3a). Menurut nabi, status Israel sebagai umat pilihan Allah diletakkan pada ikatan perjanjian yang telah dibuat oleh Allah dengan leluhurnya. Akan tetapi status istimewa itu tidak membuat Allah tidak menghukum Israel. Justru sebaliknya, karena Tuhan ALLAH mengenal Israel, maka Ia menghukum kesalahannya (3:2 -> “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu  karena kesalahanmu).Dengan demikian status istimewa itu tidak melindungi Israel dari penghukuman. 

4.     PEMULIHAN DAN PEMBANGUNAN KEMBALI KERAJAAN DAUD.

Pokok teologi ini muncul dalam 9 : 11 – 15 (Meskipun ada catatan serius tentang keabsahan pasal 9 : 11 – 15 dalam seluruh pemberitaan Amos. Jika kita menyimak dengan teliti Kitab Nabi Amos, maka ada kesimpulan, bahwa Amos semata-mata menyampaikan kecaman / dakwaan Allah atas dosa dan kejahatan Israel Utara. Pekerjaan itu dilakukannya sampai ia diusir oleh Amazia (7:10-17). Sebab itu, nubuat tentang “Janji Keselamatan dan pemulihan Kerajaan Daud” (9:11-15) diperkirakan sebagai sebuah catatan yang dilakukan kemudian hari oleh redaksi, setelah masa kerja Amos. Pandangan ini belum tentu benar dan masih perlu dikaji lebih jauh), di mana Amos menubuatkan masa depan Israel sesudah menjalani pembuangan (5:27).

WAWANCARA IMAGINER


Arie             :   Selamat pagi, nabi ! Semoga perjumpaan kita menyenangkan hari ini !
Amos           :      Hmmmmm….. kesehatanku kurang begitu baik,…. tapi otak saya masih bisa dipakai…. hehehehehehe…..
Arie             :   Syukurlah ! Mudah-mudahan percakapan kita lancar. Dan,… analisa bapak dapat membantu saya melihat pokok masalah yang sedang dan akan dihadapi masyarakat Indonesia.
Amos           :      Ya… tetapi saya hidup dan bekerja pada abad ketujuh sebelum masehi. Mana mungkin kondisinya sama, apalagi bila diingat-ingat, …. saya bekerja di Israel…. negeri yang dibenci orang Indonesia. Suasana berbeda sekali.

`                      Amos menyalakan cerutu. Ia menikmatinya. Sesekali ia menarik napas dalam-dalam, lalu menatap tajam ke arahku. Tatapannya setajam sinar mata elang yang sedang mencari mangsa. Kami melanjutkan percakapan.

Arie             :   Pak Amos, bagaimanakah pandangan anda tentang Israel masa kini ?
Amos           :      Tidak jauh berbeda dari Kerajaan Israel pada masa pemerintahan Raja Yerobeam II, ketika saya masih hidup dan bekerja.
Arie             :   Maksud bapak ?
Amos           :      Pertumbuhan ekonomi tiap tahun memperlihatkan kemajuan pesat. Perayaan keagamaannya pun meriah. Sayangnya kejahatan sosial masih terus berlangsung, sama seperti pada masa leluhurnya. Mereka menutupi kejahatan dengan kesalehan palsu. Masih saja ada pemerasan dan penindasan atas kaum lemah dan orang-orang sengsara. Sayangnya, dunia internasional tidak dapat melakukan apa-apa, sebab mereka dilindungi oleh Amerika. Lihatlah grafik pertumbuhan ekonominya. Gemilang ! Tetapi hasilnya dipakai untuk mengembangkan senjata penghancur masal. Alasannya untuk melindungi kepentingan Israel dari serangan negara-negara Arab.
Arie             :   Ouwwww…. apakah Bapak tahu, orang-orang kristen di Indonesia sangat pro Israel ?
Amos           :      Nach… itulah, orang-orang kristen di Indonesia dangkal pikirannya. Fanatisme telah membuat mereka mentolerir kejahatan Israel. Mereka lupa, Israel bukan beragama kristen…hahahahahahaaaaa…..
                         
                       Amos tertawa menyindir. Sayapun terheran-heran dibuatnya. Tak ada sedikitpun kesan, Amos membela Israel. Malahan ia cenderung menyalahkan orang Kristen di Indonesia. Saya melanjutkan pertanyaan lagi.

Arie             :   Pak Amos, bagaimana pandangan Bapak melihat keadaan Indonesia sekarang dan masa depan ?
Amos           :      Jangan menjebak saya dengan pertanyaan politis. Jangan juga mendorong saya membuat pernyataan politis. Saya hanyalah seorang rohaniwan yang sedang berjalan keliling dunia untuk melihat-lihat, apakah manusia taat melakukan hukum ataukah tidak !
Arie             :   Adakah hasil temuan Bapak ?
Amos           :      Ya…, semua manusia di seluruh dunia sama jahatnya. Mereka selalu melakukan demontrasi atas nama rakyat. Mereka selalu mencari muka dengan menghembuskan kesalahan pemerintah. Tetapi…., jika ketika menjadi pemimpin bangsa, mereka melakukan kejahatan yang sama. Ya…, hitung-hitung mumpung punya kesempatan..., kira-kira begitulah.
Arie             :   Menurut Pak Amos, orang-orang di Indonesia tidak jauh berbeda dengan Israel pada masa kerja bapak ?
Amos           :      ya…, kira-kira begitulah ! hahahahahahahahaaaaa…..

                       Amos membenahi bajunya yang tertimpa vara cerutu. Ia melirik padaku, sambil tersenyum tipis. Menyindir !

Arie             :   Menurut pandangan bapak, apakah alasan mendasar yang menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat modern, khususnya di Indonesia.
Amos           :      Banyak…., banyak sekali. Saya hanya menyebutkan beberapa hal saja yang saya ketahui :

1.   Mental spiritual.

Perkembangan dan perubahan yang didorong oleh kemajuan Ilmu Pengetahuan kurang dibarengi ketahanan mental-spiritual. Setelah masa penjajahan Indonesia berpikir telah merdeka penuh, padahal kebodohan dan keterbelakangan ekonomi masih mengekang. Masing-masing orang mulai membangun masa depannya sendiri. Mereka berusaha memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga dan kelompok politik. Saling menyerang dan mencakar. Tiap-tiap kelompok mengedepankan kepentingannya. Kesempatan merdeka tidak digunakan untuk membantu sesama sebangsa menikmati kesejahteraan sosial. Itulah sikap Indonesia setelah merdeka, seperti orang kaya baru.

2.   Lambannya pertumbuhan kesadaran dan praktik hukum.

Hukum di Indonesia sering berubah-ubah menurut selera penguasanya. Setiap penguasa berganti, berganti pula aturan-aturannya. Akibatnya rakyat menjadi bingung. Sementara praktisi hukum memakai klausul hukum untuk membenarkan tindakan korupnya. Banyak  pejabat pemerintah yang mengetahuinya memakai cela-cela hukum untuk membenarkan kejahatan sosial.

Lihatlah, pada masa orde baru aparat pemerintahan menggunakan semboyan “demi kepentingan umum” untuk membenarkan perampokan terhadap harta rakyat. Lihat juga, bagaimana aparat keamanan memakai Undang-Undang Anti Teror untuk menghentikan kritik terhadap pemerintah yang arogan dan korup.

Bukankah penyelenggara hukum menjual belikan perkara di atas meja hijau ? Bukankah beberapa panitera mengubah keputusan peradilan untuk menerima suap ? Bukankah beberapa advokat yang dengan nyata-nyata mengetahui kejahatan korupsi membantu membebaskan kliennya dengan memakai dalil-dalil hukum ? Bukankah kepolisian negara juga memaksa orang dalam proses verbal untuk mengakui perbuatan yang tidak dilakukan ?  Nach semua sikap demikian telah melukai perasaan keadilan manusia. Karena itu, tidak mengherankan muncul kekerasan sebagai reaksi penolakan terhadap praktisi dan penyelenggara hukum yang anomis. Jika hal ini tidak dapat diatas secara regular dan intensif, so pasti, akan menimbulkan masalah berantai.

Arie, ingatlah keadilan hukum dan keadilan sosial hanya dapat dicapai, jika kebenaran hukum ditegakkan. Dan kebenaran hukum itu bisa terealisasikan, jika hati nurani praktisi dan penyelenggara hukum itu tulus-ikhlas serta berkata jujur. Tanpa kejujuran tidak mungkin tercapat penegakan hukum dan pemerataan keadilan sosial.

3.   Mutu kesadaran beragama yang rendah.

Sesungguhnya, nilai yang diajarkan agama-agama adalah kebaikan, kebenaran dan keadilan, perdamaian abadi dan cinta kemanusiaan. Allah yang menciptakan agama-agama itu tidak menyuruh penganut agama untuk saling memerangi demi membela kepantingan Allah. Alim ulamalah yang menjadi sumber kekacauan dalam dunia keagamaan. Agama yang diajarkan adalah ajaran manusia dan bukan kehendak Allah.

Suatu ajaran agama tanpa kemanusiaan telah bertum-buh di atas bumi Indonesia. Mereka menanamkan sikap fanatik yang eksklusif dan tindakan ekstrim yang membabi buta. Agama-agama di Indonesia telah dijadi-kan alat pemicu kekerasan dan kriminalitas. Agama telah kehilangan maknanya, karena para ulama menunggangi-nya untuk mencapai kepentingan pribadi atau kelompok. Agama seperti ini tidak diridhloi Allah.

Lihatlah, orang-orang berpuasa menahan lapar dan haus, sesudah itu mereka melepaskan kejahatan bagaikan kuda lepas kekangannya. Orang-orang merayakan Natal dengan berhura-hura. Natal identik dengan pesta dugem (dunia gemerlapan), tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Lihatlah mereka merayakan imlek dengan mengeluarkan dana besar, sesudah itu mereka berbuat curang dalam perdagangan untuk menutupi kantongnya yang kosong. Mereka tahu persis, bahwa perbuatannya jahat dan berdosa; akan tetapi mengulanginya terus menerus. Bagaikan penyakit akut yang sering kambuhan.
Tidak mengherankan, kalau Indonesia menjadi Sekolah Tinggi Korupsi di dunia. Dan sarang terorisme yang sangat ditakuti siapapun. Nach… kalau sudah seperti itu, adakah pohon perdamaian yang ditanam agama-agama dapat berbuah lebat di tanah ini ? hahahaha…… Bukankah perbuatan itu merupakan penghinaan terhadap Allah yang diyakini mengaruniakan agama-agama kepada manusia ?

4.   Manusia Lama dalam wadah yang baru.

Manusia-lah salah satu faktor penentu kegagalan atau kesuksesan sebuah bangsa. Anda perlu menganalisa pernyataan saya : manusia Indonesia berwajah baru walau karakter kepribadiannya tetap lama. Layaknya seorang perempuan tua yang membedah wajahnya, agar kelihatan muda, tetapi watak lamanya tetap hidup dalam kemasan baru. Indonesia akan terus menerus dilanda berbagai masalah, jika karakter dan kepribadian warga tidak berubah.

Lihatlah politisi di MPR dan DPR ! Sebelum mereka memangku jabatan itu, banyak kampanye politik yang diserukan. Setelah bertengger di gedung mewah, mereka lupa akan janjinya. Mereka berbicara tentang gaji dan tunjangan kehormatan; merencanakan pembangunan gedung mewah dengan dana trilyunan rupiah. Mereka bagaikan perampok harta rakyat. Dengan memakai klausul hukum, mereka membenarkan tindakan korup, sekalipun demi pembangunan fasilitas. Perasaan mereka telah tumpul, dan akalbudi mereka disesatkan oleh kepentingan sesaat. Jika kaum politik telah berbuat demikian, apakah yang dapat dicontohi oleh generasi kemudian ? Guru kencing berdiri, muridpun mengencingi gurunya sambil berlari meninggalkan dia.


 MEDAN, Senin - 9 Juni 2011

ARIE A R IHALAUW






Saya berdecak tertegun, tak bisa berbicara. Amos menatapku ketat, seakan mengolok Indonesia.

Percakapan selesai di sini. Tiba-tiba Amos menghilang dari sisiku. Aku tersadar…., ternyata aku bermimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar