Selasa, 27 Desember 2011

LANGKAH - LANGKAH IMAN MEMASUKI MASA DEPAN BARU 2012 - Seri I

SEBUAH REFLEKSI KONTEMPLATIF

LANGKAH – LANGKAH IMAN

MEMPERSIAPKAN BEKAL PERJALANAN
SEPANJANG JALAN MENUJU MASA DEPAN BARU

LUKAS, SANG TABIB DAN PENULIS SEJARAH
MENULISKAN

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga
kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
ROMA 12 : 2

DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA

 OLEH
ARIE A. R. IHALAUW

SELAMAT TINGGAL 2011. Betapapun dahsyatnya pengalaman perjalanan sepanjang tahun 2011, kita akan selalu mengenangnya sebagai sejarah masa lalu yang pernah dilalui. Keindahan atau keburukan, keberhasilan atau kegagalan, kesenangan atau kesengsaraan, kebahagiaan atau penderitaan, dan keadaan-keadaan lainnya hanya bisa dicatat tiap pengembara dalam KITAB KEHIDUPAN-nya. Catatan-catatan itu kelak akan menjadi bacaan pembanding (footnotes, red), ketika siapapun menghadapi masalah baru pada perjalanan berikutnya.

MENGAPA MENGAWALI MASA BARU MENURUT CATATAN LUKAS ? Tidak ada seorangpun yang lahir di luar TRADISI (budaya, red). Semua orang yang lahir akan masuk ke dalam TRADISI yang telah ada dan dijalankan sebelum kehadirannya. YESUS KRISTUS, TUHAN dan ALLAH kita, yang disebut juga PENYELAMAT, PELEPAS, PENEBUS, PEMIMPIN MASA DEPAN-pun mengikuti TRADISI leluhurnya. Hal itu dilakukan oleh MARIA – YUSUF berdasarkan Firman Allah yang diberikan kepada ABRAHAM, leluhurNya (KEJ. 17 : 12 -> “ANAK YANG BERUMUR DELAPAN HARI HARUSLAH, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun”). Menurut interpretasi saya terhadap TRADISI GEREJA GEREJA DI BARAT, penyunatan Tuhan Yesus dan waktunya menunjuk pada beberapa gagasan :

a).  Penyunatan Tuhan Yesus memperlihatkan betapa kuatnya TRADISI LELUHUR yang mengikat dan patut dilakukan seseorang, jika ia ingin disebut sebagai anggota keluarga. Dan, MARIA–YUSUF taat mengikutinya. Jadi, bukan Tuhan Yesus yang mengikuti TRADISI itu, tetapi kedua orangtuanya. Oleh karena Tuhan Yesus masih bayi serta tidak mengetahui apapun tentang TRADISI LELUHUR-Nya. Di sini kita mengetahui dan mengerti fungsi PENGAJARAN DALAM BUDAYA ISRAEL YANG WAJIB DIJALANKAN ORANGTUA  kepada anaknya (bd. ULNG. 6 : 6 – 9 -> “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, HARUSLAH ENGKAU MENGAJARKANNYA BERULANG-ULANG KEPADA ANAK-ANAKMU… dst).

b).  Tuhan Yesus tidak dapat menolaknya, malahan MARIA–YUSUF pun tidak ! Sebab mereka terhubung pada ketentuan sebuah masyarakat. Mereka adalah anggota KELUARGA UMAT ALLAH.

c). Jika kesaksian Lukas, sang Tabib dan Sejarawan, ternyata benar, maka kita dapat mengerti hubungannya dengan penetapan Perayaan–Perayaan Kristen yang dilakukan sesuai TRADISI TAHUN LITURGI GEREJA–GEREJA DI BARAT, yakni : 25 Desember ditambah DELAPAN HARI menjadi 1 Januari. Dan, oleh karena itu, seharusnya kekristenan  tidak merayakan TRADISI TAHUN BARU, melainkan mengingatrayakan HARI PENAMAAN DAN PENYUNATAN TUHAN-nya. Dengan kata lain, jikalau pada akhirnya kita harus merayakan TAHUN BARU, maka hal itu selayaknya diselenggarakan dalam pemahaman : TINDAKAN PENYELAMATAN ALLAH SESUAI HUKUM PERJANJIAN YANG DIBERIKANNYA KEPADA ABRAHAM, LELUHUR ORANG BERIMAN. Dengan demikian, kekristenan merupakan ‘cabang yang dicangkokkan’ kepada AKAR TRADISI ABRAHAM, katakanlah : KEKRISTENAN (AGAMA KRISTEN) BERSIFAT ABRAHAMIS. Dengan demikian siklus TAHUN LITURGI GEREJA tidak terpotong oleh tradisi budaya-agama-suku. Dan, oleh karena itu, 1 Januari dapat dijadikan PERAYAAN UCAPAN SYUKUR KARENA YESUS KRISTUS MENCIPTAKAN JALAN : a). UNTUK KEKRISTENAN MASUK KE DALAM TRADISI ABRAHMIS, sekaligus : b). PENYEMBAHAN KEPADA DIA YANG MENJADI PEMIMPIN KE MASA DEPAN BARU.

LANGKAH – LANGKAH
MENUJU MASA DEPAN BARU

PENGANTAR KE DALAM PEMAHAMAN. Pada saat seperti ini banyak orang sedang memikirkan rencana tentang bagaimana menyambut TAHUN BARU 2012. Hal seperti itu wajar-wajar saja, karena kegembiraan hatinya. Akan tetapi, menurut hemat saya, sebaiknya 4 (empat) hari menjelang tahun 2012, selayaknya kita memanfaatkan waktu ini untuk melakukan introspeksi atas berbagai masalah yang menyebabkan kemalangan dan membawa keberuntungan sepanjang tahun 2011, lalu memikirkan langkah-langkah strategis baru sesuai FIRMAN TUHAN dan yang akan dijalankan kemudian.

1.   LANGKAH I -> PENGERTIAN TENTANG MASA DEPAN BARU. Alkitab menyaksikan : “Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "LIHATLAH, AKU MENJADIKAN SEGALA SESUATU BARU !” (WHY. 21 : 5). Sebab sesungguhnya, AKU MENCIPTAKAN LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” (YES. 65 : 17). Di dalam kedua kutipan ayat yang dituliskan itu, kita dapat menyimak beberapa makna tersirat, yakni :

1.a.  MASA DEPAN BARU. WAKTU (Yun. KRONOS) dan KESEMPATAN (Yun. KAIROS) adalah ciptaan Allah, bukan karena rutinitas reguler. Secara waktuwi tahun 2011 dan 2012 tidak berbeda, hanya terjadi pergantian angka saja. Akan tetapi KESEMPATAN (Yun. KAIROS = SAAT ANUGERAH) berbeda isinya.

        Jika kita menghubungkannya dengan pernyataan Nabi Yesaya : “… SUPAYA ORANG TAHU dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. AKULAH TUHAN DAN TIDAK ADA YANG LAIN,  yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, YANG MENJADIKAN NASIB MUJUR DAN MENCIPTAKAN NASIB MALANG; AKULAH TUHAN YANG MEMBUAT SEMUANYA INI (45 : 6 – 7), maka kita mengetahui dan mengerti tujuan TUHAN Allah menciptakan, menjadikan dan membuatsesuatu yang baru’, yakni : SUPAYA ORANG TAHU, bahwa AKULAH TUHAN DAN TIDAK ADA YANG LAIN. Bukan hanya TAHU (MENGENAL, red) dalam arti yang biasa-biasa saja, melainkan percaya dan mengakui Dia selaku SATU-SATUNYA ALLAH yang berdaulat atas ciptaan-Nya.

1.b.  PENGENALAN AKAN ALLAH. Kemajuan dan kemunduran, keberhasilan dan kesuksesan serta kebahagiaan dan kesengsaraan sangat tergantung sikap hati kita MENGENAL ALLAH, bukan saja mengenal Dia secara teoritis akademis; akan tetapi sekaligus PERCAYA TEGUH  dan MENGAKUI ALLAH selaku SATU-SATUNYA PEMILIK – PENGUASA SELURUH CIPTAAN.

1.c. BEKERJA BERSAMA ALLAH MENGHADIRKAN RACHMAT KE ATAS KEHIDUPAN CIPTAAN. Seringkali kita melupakan tugas ini. Kita berpikir bahwa pekerjaan dapat dilakukan sendirian. Kita lupa bahwa ALLAH SAJALAH YANG MEMBERIKAN KEKUATAN SPIRITUAL DAN PISIK. Karena, selayaknya kita melibatkan Dia dalam proses menghidupkan diri. Kita MEMBERI DIRI DIPIMPIN OLEH DAN BEKERJA BERSAMA DIA. Keputusan iman seperti ini akan membuka matahati dan pikiran kita untuk mengenal cara-cara Allah menuntun kita ke dalam masa depan baru yang diciptakanNya. KEYAKINAN IMAN (PERCAYA TEGUH, red.) serta SIKAP BEKERJA SAMA YANG BAIK-BENAR akan menentukan apakah kita memperoleh kemalangan ataukah kemujuran.

1d.   CAKRAWALA BARU. Kita perlu melakukan upaya reinterpretasi dan reformulasi tentang LANGIT–BUMI YANG BARU. Langit dan Bumi baru bukanlah SURGA yang bersifat imaginatif menurut perpektif agama. LANGIT–BUMI BARU merupakan sebuah gambaran yang melebihi hanya bentuk pisik geograpis atau lokasi tertentu, melainkan suatu KEADAAN BARU dalam ruang tempat dan waktu yang telah ada, yang mungkin dapat dimasuki oleh orang-orang yang memiliki KARAKTER BARU, PARADIGMA BARU, POLA PIKIR (HATI DAN AKALBUDI) YANG BARU, TATANAN (ORDE, red) BARU, dstnya. Dengan kata lain, LANGIT YANG BARU dan BUMI YANG BARU merupakan suatu DUNIA BARU YANG DIMULAI, KETIKA ALLAH BEKERJA MENGUBAH, MEMULIHKAN DAN MEMBAHARUI MANUSIA. MANUSIA BARU itulah yang akan memasuki DUNIA BARU CIPTAAN ALLAH.

2.   LANGKAH II -> MEMAHAMI TUGAS PANGGILAN YANG DIBAHARUI. TUHAN Allah memanggil manusia untuk melaksanakan tugas PEMELIHARAAN dan PENGUSAHAAN lingkungannya (KEJ. 2 : 15), agar SEMUA BANGSA AKAN MENDAPAT BERKAT (KEJ. 12:3). Fungsi dan peran manusia amat ditonjolkan, sebab pikiran dan perasaannya yang tertuang ke dalam berbagai bentuk PEKERJAAN (IBADAH-KARYA-HIDUP, red) akan menentukan terciptanya KONDISI / KEADAAN SOSIAL, termasuk EKOSISTEM yang dibaharui Allah. Manusia, selayaknya, memberdaya semua potensinya untuk melanjutkan keberadaan ciptaan yang telah dipulihkan dan dibaharui-Nya, di mana DAMAI-SEJAHTERA dan SUKACITA, KEBENARAN dan KEADILAN serta INTEGRITAS CIPTAAN bisa dinikmati seutuh / sepenuhnya. KEADAAN BARU akan sulit diwujudkan, jika manusia yang memasukinya masih berpikiran dan berperilaku lama. Hal itu juga pasti terwujud, jika manusia berusaha mengenal Allah dan kehendak-Nya.

3.  LANGKAH III -> MENGENAL RANCANGAN ALLAH TENTANG MASA DEPAN. Nabi Yeremia menubuatkan : “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN.” (29:11). Ucapan ilahi itu mengemukan RENCANA PENYELAMATAN ALLAH atas umat Israel-Yehuda (mikrokosmos, red) di tengah alam semesta (makrokosmos, red). Kutipan tersebut menunjuk pada makna :

a).  RANCANGAN DAMAI SEJAHTERA. Allah memiliki VISI terkait masa depan manusia (umat Israel-Yehuda), yakni : DAMAI-SEJAHTERA, (sebuah kondisi keselamatan / pembebasan menyeluruh dan utuh, inilah gagasan Agama Israel yang terkandung dalam kata SHALOOM). Sebuah KEADAAN DAMAI di mana simpul-simpul RELASI VERTIKAL dan RELASI HORISONTAL berada dalam keadaan HARMONIS. Keadaan yang dikembalikan Allah seperti EDEN PERTAMA yang hilang karena dosa dan pelanggaran manusia.

b).  HARI DEPAN YANG PENUH HARAPAN. Hari depan itu dilahirkan karena pengalaman MASA LALU dan MASA KINI. Manusia membutuhkan perubahan dan perkembangan positif dari MASA LALU yang membuat keadaannya menderita. Oleh karena itu, ia bekerja bersama Allah untuk membangun MASA KINI, agar KEADAAN MASA DEPAN yang diharapkannya terwujud secara bertahap. Dan, keadaan itu sulit tercapai, jika MANUSIA MASIH MEMILIKI KARAKTER / KEPRIBADIAN LAMA. Sulit juga, jika MANUSIA LAMA itu menghadapi gelombang perubahan dengan memakai CARA-CARA LAMA. Harapannya sulit terwujud, dan ia pasti terlindas mati. Jadi pembangunan masa depan ditentukan oleh perubahan pikiran yang tampak melalui tindakan untuk menyambut perubahan dengan sikap hati yang bersyukur kepada Allah.

4.  LANGKAH IV -> PERTOBATAN HATI DAN KARAKTER / KEPRIBADIAN YANG BERLANGSUNG SECARA BERKELANJUTAN (YEH. 36:25 – 26; EPS. 4 : 20 – 24; KOL. 3 : 10). Pemulihan dan pembaharuan sebagaimana dijelaskan di atas, seharusnya, dimulai dari kehidupan bathiniah. Yeheskiel menyampaikan ucapan ilahi : AKU akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang AKAN MENTAHIRKAN KAMU; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu AKU AKAN MENTAHIRKAN KAMU. Kamu akan KUBERIKAN HATI YANG BARU, dan ROH YANG BARU di dalam batinmu dan AKU AKAN MENJAUHKAN DARI TUBUHMU HATI YANG KERAS dan Kuberikan kepadamu HATI YANG TAAT. ROHKU AKAN KUBERIKAN DIAM DI DALAM BATHINMU dan AKU AKAN MEMBUATMU HIDUP MENURUT SEGALA KETETAPANKU tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan MELAKUKAN-nya. (36 : 25 – 27). Perlu ditegaskan kembali, bahwa PEMULIHAN DAN PEMBAHARUAN itu dikerjakan Allah. Diawali ketika Allah bertindak untuk membentuk kembali (reformasi, red) kepribadian / karakter manusia yang telah hancur berkeping. Dia menyucikan dan membebaskan manusia dari cengkeraman kuasa dosa (istilah Yeheskiel : AKU AKAN MENTAHIRKAN KAMU).

4.1.  PEMBAHARUAN ROH DAN PIKIRAN. Menurut kesaksian Alkitab, kerusakan yang diderita manusia dan alam semesta, dikarenakan karena KECENDERUNGAN HATI (KONDISI BATHIN YANG TIDAK SEHAT, red. -> KEJ. 6:5 -> Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala KECENDERUNGAN HATI-nya selalu membuahkan kejahatan semata-mata…; bd. MAZ. 14:1-3; ROM. 3:10-12). Paulus mengartikannya dalam istilah ROH DAN PIKIRAN (EPS. 3:23). Menurut rasul, pembaharuan dan pemulihan itu bisa terlaksana, jika manusia berdosa BELAJAR MENGENAL KRISTUS, yakni : MENDENGAR TENTANG DIA DAN MENERIMA PENGAJARAN tentang kebenaran Allah yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus (EPS. 4 : 21). Hasilnya akan mengurangi sedikit demi sedikit sifatnya yang lama dan bertumbuhlah sifat baru yang baik oleh pengenalan akan kehendak Allah (EPS. 4: 22, 24). Hal itu tidak akan terjadi SESAAT SAJA, melainkan berlangsung TERUS MENERUS DAN DIPIMPIN OLEH ROH ALLAH (KOL. 3:10; GAL. 5:25). Dengan kata lain, untuk menjadi MANUSIA BARU, tiap orang patut BEKERJA BERSAMA ALLAH OLEH TUNTUNAN ROHKUDUS, bukan hanya berlaku SESAAT saja melainkan TERUS MENERUS, sama seperti ia BELAJAR sepanjang kehidupannya di atas bumi.

4.2.  Perubahan itu berhubungan dengan KEBIASAAN, PERILAKU dan KARAKTERnya yang buruk dan berdosa.

BERSAMBUNG

Sabtu, 24 Desember 2011

UNTUK SAHABATKU, Sientje Hukom


aku tak tahu siapa namanya..
          tak tahu di mana tinggalnya…
          tak begitu kenal siapa dirinya…

aku coba menelponnya
hanya mencoba saja….
          kita bertelepon ria…
          lama makin lama makin dalam
          makin dalam makin nyaman

saat dia menceritakan pengalamanya…
          kepedihan karena dikhianati…
          kegeraman karena diselingkuhi…
          tapi ia tidak mengenal menyerah
          seorang cewe sejati
          seorang anak yang dilahirkan dari putri sang fajar
          yang terbit dari tanah papua

ada kesanku pada :
          seorang yang santun…
          berperasaan lembut penuh perhatian
          tinggi imaginasi dan sensualitas
          suka bermain rasa, tapi tak mampu membendung alirannya
          penuh sensifitas dan sensasi…
          cewe terindah yang kukenal dari ceritanya…

ini kesanku pertama kali,
ketika hari ini kita bercerita..
cerita antara anak manusia….

Menjelang akhir Tahun 1983

Deep in my heart….

Noke for u, Sien



MASIH ADAKAH HARI ESOK BAGI KAMI, YA TUHAN !?


SEBUAH REFLEKSI

Cegahlah suaramu dari menangis dan matamu dari mencucurkan airmata, sebab masih ada harapan untuk hari esokmu, begitulah firman TUHAN
( Yeremia 31 : 16 – 17 )

Saudaraku…,

Hari ini : Sabtu, 24 Desember 2011, kita akan menyelesaikan perjalanan sepanjang 358 kilometer. Suatu waktu panjang penuh suka-duka, tawa – tangis, bahagia – derita, pasang surut kehidupan yang tidak pernah terlupakan. Kita masing-masing telah menuliskan catatan sejarah kehidupan sesuai kemampuan diri. Catatan-catatan (diary) itu ada yang sudah tuntas dicapai, tetapi masih ada yang perlu diagendakan untuk dikerjakan dalam 2011 mendatang. Banyak kali kita gagal mencapai harapan dan cita-cita, tetapi di dalam suasana hati kecewa, kita menemukan hikmat Allah yang membuat kita sanggup berjalan menuju masa depan. Peristiwa-peristiwa pahit yang dialami telah membuat kita menangis. Malahan mata kita masih sembab, padahal 2011 akan berlalu.
Saudaraku, …
Beta coba merefleksikan ucapan ilahi yang dituliskan Yeremia, ketika Yehuda-Yerusalem dilanda kehancuran, karena TUHAN Allah menghukum dosa dan kejahatan mereka. Umat itu meninggalkan TUHAN-nya dengan berkhianat menyembah ilah lain. Perilaku sosialnya juga tak sesuai firman-Nya. Perbuatan mereka telah menjadi malapetaka yang menimpanya sendiri. Perjalanan menuju masa depan dihentikan TUHAN Allah, yang disebutnya Bapa (bd. Yes. 63:16-17). Kegagalan itu bukan dikarenakan hukuman TUHAN, tetapi bersumber dari perilaku berdosa dan penuh intrink jahat. Yerusalem-Yehuda menderita karena perbuatannya sendiri.

Saudaraku…,

Menarik pelajaran dari sejarah perjalanan Yerusalem-Yehuda, marilah kita melihat ke dalam diri sendiri. Mengapakah kita mengalami kegagalan sepanjang perjalanan 2011 ? Mengapakah kita kurang atau belum berhasil mencapai semua cita-cita yang direncanakan ? Adakah yang menghambat kemajuan langkah-langkah yang sudah direncanakan secara matang sebelumnya ? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu diangkat kembali, ketika kita akan mengakhiri dan memasuki 2012 mendatang.
Mengapa kita gagal ?

Ada banyak alasan yang dapat kita catat. Pertama, mungkinkah kita tidak mengikut sertakan Allah dalam menjalankan rencana ? Mungkinkan kita kurang memberikan kesempatan bagi Yesus-Kristus untuk menahkodai bahtera kehidupan pribadi dan keluarga ? MUNGKIN SAJA…. Kemungkinan itu pasti ada, meskipun tak diingat lagi. Pada banyak kesempatan, kita kurang member waktu kepada Dia yang mengasihi kita. Marilah kita mengubah pola perilaku ini; karena kita sendirilah yang akan rugi besar, jikalau hal yang sama kita lakukan dalam 2012 mendatang.

Kedua, apakah TUHAN Allah membiarkan kemalangan dan malapetaka menimpa kehidupan pribadi dan keluarga ? MUNGKIN SAJA Kemungkinan itu terbuka lebar. Jik hal itu kita alami, bersyukurlah ! Karena Dia masih mencintai kita. Melalui kemalangan dan malapetaka, TUHAN menyadarkan kita, agar selalu bertakwa dan tawakal kepada-Nya. Kita perlu meningkatkan kerajinan ibadah kepada-Nya. Kita tidak berkuasa mengatasi malapetaka. Kita makhluk yang memiliki keterbatasan. Kita membutuhkan TUHAN sepanjang masih berjalan di atas bumi. Memang benar, tantangan, kendala, hambatan dan ancaman yang dating dari alam maupun niat hati sesama, bisa saja menghentikan perjalanan. Akan tetapi TUHAN Allah mengetahui dan mengenal hati manusia. TUHAN Allah yang menciptakan alam semesta, maka Dia juga akan menyelamatkan, jika kita berseru memohonkan pertolongan-Nya

Airmata kehidupan

Mata masih sembab, walau airmata telah habis. Belajarlah dari beberapa contoh ini :

PELAUT MUDA YANG TANGGUH. Seorang pelaut hanya mengetahui satu hal : ia harus sampai ke pelabuhan, meskipun laut bergemuruh, badai topan menghantam kapalnya. Seorang pelaut tak boleh putus asa, ketika badai topan mengharu birukan samudera. Ia perlu memiliki keberanian, ketenangan hati dan kejernihan akalbudi, supaya bisa melihat jalan keluar di tengah situasi yang mematikan. Namun acapkali pelaut pemberanipun menciut semangatnya, ketika keadaan tidak berubah. 

Ketika pelaut muda bertambah usia, kekuatannya mulai memudar. Tenaganya pun berkurang. Ia tidak setangguh dulu lagi. Ternyata pelaut muda adalah manusia biasa juga. Ia membutuhkan pertolongan TUHAN di setiap pelayaran.
MUSAFIR MUDA YANG BERANI. Belajarlah dari pengalaman seorang musafir  pengelana. Ia mengelana mengililingi berbagai penjuru dunia. Kakinya tidak gemetar. Semangatnya tidak surut. Tubuhnya tidak penat. Ia terus berjalan menuju kota idamannya. Di sepanjang ia berhadapan dengan keganasan alam dan binatang buas. Sewaktu masih muda, ia sanggup melawan. Tetapi jika usianya uzur dan kekuatannya surut, maka ia tak mampu lagi. Ternyata kegagahan dan kemampuan manusia ada batasnya. Dan, ketika tiap orang tiba di batas itu, ia perlu berdoa, agar TUHAN Pencipta menyelesaikan perjalanan yang dilakukan atas kehendak-Nya.

Masihkah ada airmata mengalir ?

Menyongsong 2012 harus dengan TUHAN. Seorang peratap yang suka meratapi masa lalu, tak mungkin layak memasuki dan membangun kehidupan dalam tahun 2012. Airmata itu, jika ditumpahkan tepat waktunya besar sekali maknanya; akan tetapi jika ia terus mengalir, maka akan mengganggu pandangan seorang pelaut atau pengembara untuk melihat arah jalan baru yang akan ditempuhnya. 

Yeremia berkata : “Cegahlah suaramu dari menangis dan matamu dari mencucurkan airmata” (31:16a). Mengapa ? Sebab airmata dan tangisan tidak mungkin menyelesaikan masalah. Orang yang suka menangis menandakan ia kurang dewasa. Orang yang selalu berteriak dalam kesusahan menandakan, bahwa ia sukacari perhatian. Masalahnya : kepada siapakah tangisan dan keluhan disampaikan ? TUHAN ! Hanya kepada TUHAN saja kita menangis dan meratap, bukan karena ingin mengemis, tetapi untuk mengakui dosa dan kejahatan yang menyebabkan Dia tidak mendengar doa dan tidak memberkati kita (bd. Yer. 5:25; Yer. 59:2). 

Dengarlah sekarang firman-Nya : MASIH ADA HARAPAN UNTUK HARI ESOKMU ! Badai pasti berlalu, asalkan sebagai awak kapal, kita menyerahkan kemudi untuk diarahkan TUHAN. Asalkan sebagai pengembara, kita member kesempatan kepada Dia untuk memimpin perjalanan. Jadi saat ini, bukan waktunya untuk meratap dan menangis. Serahkan jalan hidup kita kepada Dia, Juruselamat dan Pemimpin kita. 

MEDAN, Kamis, 24 Desember 2011
Salam dan doa berkatku

Pdt. Arie A. R. Ihalauw

Jumat, 23 Desember 2011

HADIAH NATAL BAGI INDONESIAKU TERCINTA



HADIAH NATAL BAGI
INDONESIAKU TERCINTA

BANGSA YANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN

Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri
yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan
tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah
seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan
di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang
diam di negeri kekelaman,  atasnya terang telah bersinar.

(YESAYA 8 : 23 – 9 : 1 )

DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI SABTU – 24 DESEMBER 2011

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW

ISRAEL SEBAGAI CONTOH. Israel-Yehuda menyebut dirinya BANGSA PILIHAN, BANGSA KUDUS, UMAT KEPUNYAAN ALLAH, UMAT PERJANJIAN. Sebutan itu dihubungkan dengan perjanjian Allah yang dianugerahkan-Nya kepada Abrahan – Ishaq – Yaqob, leluhur Israel-Yehuda. Allah memberikan HUKUM-Nya sebagai penerang yang menuntun Israel-Yehuda ke masa depan. Dia juga menjadi Pemimpin mereka. Dia memberkati mereka sejak terbit matahari sampai terbenamnya. Namun Israel-Yehuda sering mengecewakan Dia. Mereka melukai hati-Nya dengan cara melanggar seluruh FIRMAN yang diucapkan melalui mulut para hamba-Nya. Ibadah diselenggarakan bukan berpusat pada pemuliaan akan Allah, melainkan sekedar memenuhi tuntutan HUKUM belaka; padahal Allah menghendaki Israel-Yehuda MENGASIHI DIA SAMBIL MELAYANI SESAMA. Perilaku sosial yang bertentangan dengan kehendak-Nya telah menciptakan kekacauan dan penderitaan, yang berakhir dalam penghukuman Allah.

AKIBAT DOSA. Yesaya bin Amos, yang bekerja dalam Abad VII – VI sb. Masehi, mengatakan negeri itu sedang TERIMPIT KESURAMAN, BANGSA ITU SEDANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN. KESURAMAN, karena KEGELAPAN menutupi mata untuk melihat jalan menuju masa depan. KESURAMAN masa depan itu bukan saja disebabkan serangan musuh asing, melainkan terutama masalah perilaku sosial yang menyimpang dari kehendak Allah. Yang kaya bertambah jaya sementara yang papa semakin melarat. Para isteri penguasa menghiasi diri dengan hiasan yang mahal dari hasil korupsi suami yang bekerja di lingkungan pemerintahan kerajaan. Para konglomerat menghitung-hitung laba akhir tahun karena jurus tipu muslihat yang diterapkan dalam perniagaan.  Negara dan konglomerat bergabung bersama untuk merampok rakyatnya. Para pelaksana hukum tak kalah sengitnya. Mereka mengubah KEADILAN menjadi ipuh, dan KEBENARAN menjadi racun yang diminumkan secara paksa kepada pencari keadilan. Hanya karena UANG.

HARAPAN DALAM PERGUMULAN. Sesungguhnya, tidak ada keberpihakan kepada kaum papa dan dhuafa. Kesetiakawanan sosial semakin surut. Kepedulian untuk berbagi bersama kaum tak berpunya semakin meluntur. Kalaupun ada, hanyalah slogan yang diserukan di atas panggung politis. Doa-doa syafaat yang dipanjatkan kaum agamawan hanyalah kata-kata kosong tanpa tindakan nyata, hanya sekedar memenuhi peryaratan liturgis belaka. Warga masyarakat miskin tak tersentuh kenikmatan makanan, kelezatan minuman, keindaham berbusana, dan berbaring di atas tanah beratapkan langit. Mereka terbiasa begitu. Tak ada air mata lagi. Tak ada seruan, karena kerongkongan kering. Mulut mereka tak sanggup berbicara, karena pergumulan cukup berat. Namun HATI selalu berdoa : YA TUHAN, BERIKANLAH TERANGMU. LEPASKANLAH KAMI DARI NESTAPA DAN SENGSARA INI, YA PELEPAS MAHAKUDUS !. Mereka mengharapkan datangnya RATU ADIL, Dialah TUHAN, Allah Mahakudus. Hanya Dialah yang sanggup membebaskan orang dari rantai kesengsaraan yang melilit nafas kehidupan. Hanya Dialah yang mampu mengeluarkan ganjelan yang menyesakkan dada. Hanya Dialah satu-satunya JURUSELAMAT. Dialah IMANUEL, Allah-Yang-Menyertai-Umat. Dialah MESIAH, Raja-Yang-Diurapi. Dialah YESUA, Allah-Yang-Menyelamatkan-Umat-Nya. Dia, YESUA BEN MESSIACH, berasal dari Dinasti Daud, akan menjadi PENERANG yang membuka jalan baru, sehingga orang-orang miskin, orang-orang sebatangkara, orang-orang sakit, para janda dan anak yatim-piatu, akan berjalan menuju masa depan baru yang diciptakan-Nya

KONTEKS MASYARAKAT BANGSA. Kaleindeskop masyarakat bangsa Indonesia sejak awal sampai penghujung tahun 2011 menunjukkan kondisi yang kadang membaik dan kadang memburuk pula. Berbagai masalah muncul secara sporadic di hampir seluruh jengkal tanah, mulai dari urusan perut sampai kasus politik, dari pemberantasan korupsi sampai anggaran belanja DPR, dari istana sampai rumah-rumah pemulung di Bantar Gebang. Kesetiakawanan sosial (solidaritas) dan kesatuan hati bersama sesame yang menderita, mungkin, perlu dipertanyakan ulang. Pelayanan kemasyarakatan bagi kaum papa dan dhuafa masih perlu diperbaiki sarana untuk meningkatkan kualitasnya. Perebutan kepentingan politik semakin menambah parah kehidupan ekonomi masyarakat. Kadang-kadang agamawanpun berdiam diri, karena alasan-alasan kepentingan kelompok, sampai-sampai hutang Negara sulit terbayarkan. Kebebasan menjalankan kewajiban ibadah menurut agama / keyakinan dikebiri serta diberangus, dan lain-lain. Krisis itu menandai adanya silang pendapat dalam penatalolaan bangsa ini. So pasti diakui, bahwa ada kemajuan yang dicapai oleh masyarakat-bangsa ini; akan tetapi kemajuan itu menempatkan kondisi ini ke tepian jurang kegelapan. Masyarakat-bangsa yang besar jumlah penduduknya ini sedang bergelut membebaskan diri dari kesengsaraan.

Di kala sebagian besar masyarakat-bangsa ini sedang bergumul para pemeluk agama berhura-hura dan berfoya-foya melaksanakan Hari Raya. Kemewahan dipertontonkan dalam keadaan “KERE”-nya sekelompok warga. Rumah-rumah ibadah dihias mewah di tengah lingkungan kaum gembel. Ironis. Perilaku sosial kaum agamawan kurang sepadan dengan ajaran-Nya. Jikalau sikap kaum agamawan yang demikian terus menerus dipertahankan, niscaya murka TUHAN tidak akan surut atas bangsa ini.

HARAPAN DI TENGAH KEGELAPAN. Siapakah yang ditunggu kaum papa dan dhuafa di Indonesia untuk melepaskan mereka dari sengsara ? Presidenkah ? Semementara Presiden sedang menggeluti masalah-masalah politik – ekonomi – sosial – budaya Indonesia yang cukup berat. Presiden sendiripun membutuhkan TERANG ILAHI yang sanggup menghalau kegelapan berpikir mengenai masa depan bangsa di tahun 2012. Indonesia membutuhkan pertolongan TUHAN. Kaum papa dan dhuafa mengharapkan seorang JURUSELAMAT yang tangguh dan perkasa untuk membebaskan bangsa ini. Indonesia membutuhkan TERANG ALLAH, supaya menuntun bangsa ini keluar dari berbagai persoalan nasional. Cendekiawan Indonesia membutuhkan HIKMAT ALLAH untuk mencerdaskan akalbudi, supaya mereka dapat membuat solusi atas masalah rakyat. Konglomerat Indonesia membutuhkan KASIH ALLAH untuk membuka matahati, supaya mereka berubah sikap menjadi dermawan yang senang berbagi kepasa rakyat yang sengsara. Rakyat Indonesia, sungguh-sungguh, merindukan sang RATU ADIL saat ini.

HADIAH NATAL BAGI INDONESIA. Ucapan Yesaya bin Amos kepada Israel-Yehuda dapat pula direlevansikan sejajar pada konteks masyarakat-bangsa Indonesia : “INDONESIA YANG SEDANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN TELAH MELIHAT TERANG YANG BESAR; RAKYAT YANG DIAM DI NEGERI KEKELAMAN, ATASNYA TERANG TELAH BERSINAR.” Allah yang disembah semua agama di dunia, yang memberikan firman-Nya kepada semua makhluk di bumi, sedang bekerja untuk MENYELAMATKAN dari dosa dan sedang MEMBEBASKAN dari penderitaan karena dosa. Dia telah memberi TERANG-Nya, yakni : FIRMANNYA YANG TELAH MENJADI MANUSIA dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS. TERANG itu adalah SEMANGAT SPIRITUAL yang menguatkan setiap insan untuk bertahan menyelesaikan masalah, sambil berjalan maju ke masa depan. TERANG itu adalah KEBUTUHAN HIDUP primer untuk memuaskan dahaga dan rasa lapar. TERANG itu adalah KACAMATA yang meniadakan katarak hati, agar setiap orang bisa melihat dan bertindak menolong sesama yang menderita. TERANG itu adalah KEKUATAN EKONOMI yang diberi oleh Allah kepada semua orang yang mencari rejeki. TERANG itu adalah HIKMAT yang diberikan kepada siapapun yang tidak berpengetahuan, agar ia menjadi cerdas untuk melakukan hal-hal besar. TERANG itu adalah KASIH yang diberikan ke dalam hati seorang suami-isteri untuk selalu saling mencintai, ke dalam hati anak-anak untuk mencintai orangtuanya, ke dalam hati semua penguasa untuk berlaku adil dan tidak korup, ke dalam hati rakyat untuk selalu sabar menanggung penderitaan, ke dalam hati semua orang di Indonesia untuk mengokohkan kesetiakawanan nasional dan mengerjakan hal-hal kecil yang membawa kebahagiaan. TERANG Allah itu telah datang di dalam peristiwa NATAL TUHAN YESUS KRISTUS. Maukah anda menerima dan memberi hatimu diterangi oleh Dia ? Pilihan ada di dalam pikiran anda. Jawabanpun ada dalam hati dan di bibir mulut anda. Silahkan menentukan pilihanmu. TUHAN merachmati dengan kebajikan-Nya. BERSEDIAKAH INDONESIA MENERIMA HADIAH YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH ?

SELAMAT HARI NATAL 25 DESEMBER 2011
DAN MEMASUKI TAHUN BARU I JANUARI 2012

PENULIS.