Senin, 19 Desember 2011

CINTA, KESETIAAN DAN PENGORBANAN


Cerita Bersambung Bagian Ke - 5

CINTA – KESETIAAN – PENGORBANAN

MANUSIA MEMBUTUHKAN CINTA DAN KESETIAAN. KEINGINAN ITU
TERUCAPKAN PADA SETIAP PERISTIWA PERKAWINAN ATAU PACARAN, TETAPI
CINTA DAN KESETIAAN ITU BERSIFAT ABTRAK, TAK KELIHATAN. KEDUANYA HANYA
DAPAT DIBUKTIKAN, JIKA ORANG YANG BERCINTA BERSEDIA MENGORBANKAN DIRI DEMI
MEMPERJUANGKAN KEUTUHAN DAN KEABADIAN HUBUNGANNYA DENGAN YANG DICINTAINYA

DITULIS DI
HOTEL MEGA – PROKLAMASI, JAKARTA
HARI SENIN, 19 DESEMBER 2011

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW

Tingkat VI sedang mengikuti kuliah Etika. Oom Piet Latuihamallo, disapa Pak Latui juga. Itulah panggilan akrab mahasiswa, pengajar Teologi Sistematika A, Etika. Beliau menguraikan pandangan tentang ETIKA PERGAULAN MUDA-MUDI, lalu membandingkannya dengan tulisan Verkuyl, penulis dan pengajar bidang Sistematika A (Etika) yang populer di kalangan kristen. Hari itu Pak Latui meminta kelompok yang terahir menjelaskan pandangannya. Kelompok terakhir itu beranggotaan Evelyn Liow (Lyn), Pauline Gerungan (Noy) dan Arie. Ketika Pak Latui bertanya, Lyn dan Noy menunjuk Arie sebagai pembicara kelompok. Pak Latui menyilahkan Arie memaparkan makalah kelompoknya, katanya : “Arie, koe orang Ambon… Ayahmu itu mahasiswa, ketika saya mengajar di Institut Teologi Maluku di Kota Ambon. Sekarang koe juga mahasiswa di kelas ini. Nah…, menurut koe apakah makna HIDUP itu.” tanya dosen berambut hitam pekat, meskipun ia telah berusia di atas enam puluh tahun.  Arie menjelaskan hasil diskusi kelompok :

“A. Menurut pendapat kami, HIDUP itu perlu dibedakan dari PENGHIDUPAN, meskipun ia tak dapat dipisahkan dan dipilahkan secara tegas. Pertama, HIDUP itu adalah ENERGI (kekuatan dinamis dan kreatif). Ia mengalir dari sebuah sumber yang tidak kelihatan tetapi SELALU ADA, SELALU BERGERAK dan SELALU MENGGERAKAN. Orang-orang beragama menyebut SUMBER KEKUATAN HIDUP itu, ALLAH. Dia, Allah itu, ADA YANG TIDAK KELIHATAN. Dia dapat dikenal melalui karya : tindakan dan ucapan-Nya. Penulis Kitab Kejadian menceritakan PENGALAMAN IMAN-nya, bahwa ALLAH, Sumber Kekuatan, memberi NAFAS (Ibr. RUACH) kepada manusia, ciptaan-Nya; sehingga manusia disebut MAKHLUK YANG HIDUP (Kej. 2:7). Perlu diperhatikan istilah ini : MAKHLUK YANG HIDUP bukan berarti manusia adalah pemilik HIDUP. Manusia hanyalah PENERIMA dan PEGELOLA pemberian Allah itu sesuai dengan tanggungjawab, fungsinya dan perannya….

“Apa maksudmu, Arie” Ia tersenyum mendengar ulasan mahasiswanya, lalu Pak Latui membimbing pemikiran mahasiswanya melalui pertanyaan mendesak.

16

“Maafkan kami, teman-teman… kan sekarang seminar mata kuliah Etika, karena Pak Latui bertanya, maka selayaknya sayapun menguraikan pandangan kelompok, supaya nilai kami ngga jelek….” kata Arie meminta pengertian teman-teman sekelasnya. Lyn dan Noy tersenyum memandang Arie yang sedang menyeka keringat di wajahnya.
“Iyalah… ngerti koq.” sahut teman-temannya serentak serempak.
“Saya tegaskan pendapat kelompok kami, bahwa manusia hanyalah PENERIMA dan PEGELOLA pemberian Allah itu sesuai dengan tanggungjawab dan fungsinya…. Artinya, selayaknya manusia menyadari bahwa ia tak sama dengan Penciptanya.  Ia  diberi  MANDAT     --- kuasa dan tanggungjawab --- untuk mengembangkan HIDUP, pemberian Allah, melalui berbagai strategi, supaya tugas yang disuruh-Nya dapat terwujud dan tercapai…
“… maaf, interupsi… !” sela Evie Rawung, “… apakah yang ngoni maksudkan dalam kalimat ini : ‘…untuk mengembangkan HIDUP, pemberian Allah, melalui berbagai strategi, supaya tugas yang disuruh-Nya dapat terwujud dan tercapai…”
“Maksudnya, Allah menyuruh manusia untuk berkembang biak untuk memenuhi dan menaklukkan bumi (Kej. 1:28). Pada saat itu, pandangan orang Israel tentang bumi masih bersifat positif dan negatif.  Positifnya, bumi yang dimaksudkan adalah alam semesta, di mana semua makhluk ciptaan tinggal di dalamnya sebagai sebuah KELUARGA. Bumi adalah sebuah RUMAH MASA DEPAN yang dikaruniakan Allah kepada seluruh ciptaan; sementara Allah mempercayakan tugas PENATALAYAN kepada manusia. Itulah sebabnya, manusia disebut MANDATARIS Allah, penerima kuasa ilahi…” tutur Noy Gerungan.
“Saya ingin tambahkan, Pak Latui…” Evelyn Liow meminta kesempatan bicara.
“Silahkan…” kata Pak Latui.
“Tugas penatalayanan itu dijelaskan dalam kalimat : ‘Lalu Allah menempatkan manusia di tengah-tengah Taman Eden  serta menyuruh mereka MENGUSAHAKAN DAN MEMELIHARA  taman itu’ (Kej. 2 : 15). Artinya, selaku KEPALA KELUARGA dari seluruh ciptaan Allah, selayaknya, manusia berpikir kreatif untuk mengolah dan mengelola, memelihara dan menata alam semesta sebagai RUMAH TEMPAT TINGGAL BERSAMA (Yun. OIKOMENOS) sesuai tujuan KESELAMATAN yang dimaksudkan oleh Allah”. Pak Latui mengangguk mengiyakan.
“Masih ada pertanyaan ?” tanya Pak Latui kepada teman-teman lain.
“Untuk sementara belun ada, Pak” jawab Eddyson Saleuleubaya.
“Lanjutkan, Arie….” Pak Latui menyuruh Arie melanjutkan makalahnya.

Ari melanjutkan : “Kedua, Tujuan Allah adalah KESELAMATAN seluruh ciptaan-Nya, seperti yang dikatakan Evelyn. Artinya, ketika manusia menerima kuasa dan tanggungjawab dari Allah, ia perlu memikirkan, menyusun dan menjalankan rencana untuk mengembangkan kehidupan seluruh penghuni yang lain. Ia perlu membangun hubungan baik. Meskipun ia memperoleh hasil pengolahan atas makhluk lain, tetapi mereka juga perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya. So pasti, sumber daya alam diolah bagi pemenuhan kebutuhan; akan tetapi manusia perlu KEHARMONISAN (keseimbangan yang mengandung nilai keselamatan) ekosistem serta memberikan kesempatan untuk berdaur ulang.  Bukan  saja manusia disuruh berkembang biak, tetapi  ia  juga  wajib  mengembang-

17

biakkan tumbuhan dan hewan sebagai pendukung kehidupannya. Jika ia tak merencanakan dan mengerjakan secara arif, maka keselamatan RUMAH TEMPAT TINGGAL BERSAMA (Yun. OIKOMENOS) akan terancam petaka. Jadi manusia membutuhkan ciptaan lain untuk mencapai kesejahteraan bersama.”

Evelyn membaca kelanjutan makalah kelompok : “Ketiga, menurut pemahaman Agama Israel, alam semesta --- langit dan bumi --- juga mengandung kekuatan negatif. Artinya, ada kuatan-kekuatan penghancur (desktrutif) kehidupan, seperti : gempa tektonik dan vulkanik yang dapat menimbulkan tsunami, perubahan musim, penyakit, dan lain-lain. Orang Israel mengidentifikasinya sebagai kuasa kegelapan yang bertentangan dengan KUASA Allah. Oleh karena itu, Allah mengaruniakan akalbudi, supaya manusia memikirkan dan menyusun rencana untuk menghadapi dan menanggulangi masalah yang berhubungan dengan sifat dekstruktif dari alam. Dengan demikian manusia disuruh oleh Allah mengembangkan penatalayanan utuh atas seluruh ciptaan-Nya demi mencapai keadaan damai-sejahtera di masa depan….”

B. PENGHIDUPAN. Kelompok kami berpendapat PENGHIDUPAN artinya tidak bertindih tepat pada HIDUP. Meskipun orang kristen memahami, bahwa hal itu merupakan rachmat Allah, namun sebaiknya kata itu dipisahkan dari HIDUP. PENGHIDUPAN merupakan sebuah proses panjang dari usaha manusia untuk mendukung kehidupan-eksistensialnya. Ia terhubung kepada cara dan hasil pekerjaan. Dalam hal ini, ijinkan kami untuk berbeda pendapat dengan teman-teman. Apakah alasannya ? Menurut kelompok kami, sama seperti sifat-Nya, maka HIDUP yang dikaruniakan Allah bersifat SUCI, BAIK DAN BENAR. Ia bertujuan menguatkan, meneguhkan, mengokohkan dan melengkapi manusia untuk menjalankan tugas fungsionalnya dalam alam semesta sesuai suruhan Allah. Untuk memperoleh kebutuhannya manusia berusaha memberdayakan HIDUP. Kami berpendapat, bahwa usaha memberdayakan HIDUP digolongkan dalam makna kata PENGHIDUPAN; karena itu, kelompok kami mengartikan kata itu sebagai CARA KERJA dan HASIL KARYA manusia yang mendukung kehidupannya di bumi.

Selanjutnya kelompok berpendapat,  selayaknya kita membedakan cara kerja dan hasilnya dari sifat HIDUP,  PEMBERIAN ALLAH. Mengapa demikian ? Sekali lagi perlu ditegaskan pendapat kami : “HIDUP yang dikaruniakan Allah bersifat SUCI, BAIK DAN BENAR”, sementara cara dan hasil kerja tidak selalu suci, baik dan benar. Hal itu sangat ditentukan oleh tujuan manusia mencapai kebutuhannya. Bisa saja, manusia menggunakan CARA yang tidak SUCI, BAIK DAN BENAR untuk mencapai HASIL yang besar, misalnya : wajarlah, jika seseorang bertujuan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi di masa depan; akan tetapi tujuan itu dikerjakan dengan CARA yang SUCI, BAIK DAN BENAR, akibatnya akan mencelakai diri sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya (keluarga dan rekan-rekan dalam lingkungan kerjanya). Ia membenarkan cara kerja yang tidak suci, tidak baik dan tidak benar untuk mencapai  tujuan  masa  depan.  Itulah  artinya DOSA, PELANGGARAN  ATAS  PERINTAH  ALLAH
18

ALLAH. Dalam hal itulah kelompok kami menghubungkan dengan masalah ETIKA KRISTEN.

“Ada di antara kalian yang ingin bertanya …?” kata Pak Latui
“Paaaasss… lanjutkan… !!!” jawab teman-teman, sambil berdecak.
“Makasih,… giliran Noy, Pak !” kata Arie berterima kasih dan menunjuk Pauline Gerungan untuk membacakan makalah selanjutnya. Noy tersenyum… lalu melanjutkan bacaan….

ETIKA, membahas pola perilaku ibadah umat Allah pada konteks sosio-budaya sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam kesaksian Alkitab. Maksudnya, ETIKA memusatkan perhatiannya dengan meneliti, mengkaji dan menguji pola perilaku seseorang atau sekelompok orang terkait pemahaman imannya berdasarkan firman Allah : bagaimana seseorang menalarkan nilai-nilai keagamaan, bagaimana ia membentuk perilaku ibadahnya dalam interaksi sosial, termasuk CARA serta HASIL KARYA, termasuk penghasilan yang diperoleh, dan lain-lain yang terkait.

NILAI ETIS KRISTEN : CINTA, KESETIAAN DAN PENGORBANAN. 1. CINTA. Setelah meneliti, mengkaji dan menguji perkembangan gagasan keagamaan dalam Agama Israel, kelompok pendapat, bahwa ada 3 (tiga) buah nilai yang cukup menonjol, yakni : CINTA-KASIH, KESETIAAN dan PENGORBANAN. Allah bekerja berdasarkan CINTA-KASIH-Nya untuk menyelamatkan dari kekacauan (Ibr. TOHU WAWOHU; Yun. CHAOS -> KEJ. 1 : 1 – 2) yang mampu mematikan kehidupan alam semesta. Penyelamatan yang dimaksudkan menunjuk pada PEMELIHARAAN Allah yang berkelanjutan atas seluruh ciptaan. Itulah sebabnya penulis Kejadian mengatakan : “Allah melihat segala sasuatu baik adanya.” Artinya, sejak semula, sejak Allah menciptakan langit-bumi, semuanya itu BAIK secara eksistensial. BAIK memiliki dimensi ESTETIKA dan ETIKA. BAIK secara ETIKA, menunjuk pada dimensi azas legalitas, sedangkan ESTETIKA pada dimensi kualitas keindahan etis-moral. Jadi, sebuah perbuatan CINTA-KASIH itu mengandung dialamnya nilai-nilai lagalitas dan etis-moral. CINTA-KASIH Allah telah dibuktikan sempurna dalam karya Tuhan Yesus Kristus.

APLIKASINYA : sama seperti Allah melakukan seluruh pekerjaannya berdasarkan CINTA-KASIH, maka siapapun menyembah Dia yang menerima CINTA-KASIH wajib meniru sifat-sifat-Nya. Menurut kelompok kami, apapun pekerjaan yang dilakukan tiap orang kristen, selayaknya, mengalirkan dan menghasilkan atas CINTA-KASIH kehidupan seluruh ciptaan Allah. Jika tidak demikian, ia tidak dapat disebut penyembah Allah Mahakasih.

2. KESETIAAN. Manusia sering berbuat dosa dengan mengikuti “kecenderungan hatinya yang membuahkan kejahatan semata-mata” (KEJ. 6:5), tetapi Allah SETIA. Banyak kali Dia mengampuni dan bekerja menyelamatkan, jauh melebihi pelanggaran manusia. KESETIAAN-Nya diperlihatkan dalam karya PENYELAMATAN untuk menunjukkan SIKAP SOLIDARITAS-Nya yang tak putus-putus dan tak habis-habisnya. PENYELAMATAN serta SIKAP SOLIDARITAS (kesetiakawanan) dibuktikan-Nya dalam beragam cara dan dalam berbagai peristiwa, di mana umat menikmati CINTA – KASIH – Nya.KESETIAAN adalah SIKAP ALLAH YANG MENDUKUNG

19

CINTA-KASIH-Nya bagi manusia. Penjelasan tentang KESETIAAN Allah itu terbukti sempurna dalam karya Tuhan Yesus Kristus.

APLIKASI. CINTA-KASIH tidak akan bermanfaat dan terbuktikan, jika tak didukung KESETIAAN. Siapapun bisa mengatakan : “AKU MENCINTAIMU, SAYANG !” Tetapi bagaimanakah CINTA sanggup bertahan, jika tidak ada KESETIAAN ? Apakah makna sepotong CINTA, jika HATI TAK SETIA LAGI ?  Siapapun  membutuhkan CINTA  dan  KESETIAAN  sebagai  pendukung kehidupan. Seorang gadis membutuhkan, bukan CINTA saja tetapi KESETIAAN juga. Karene di atas CINTA dan KESETIAAN-lah hubungan sepasang kekasih dapat berlanjut. Begitu pula hubungan warga gereja dan masyarakat dapat berbuah, jikalau CINTA dan KESETIAAN bersemi di dalamnya.

3. PENGORBANAN. Siapapun bisa bercerita tentang CINTA dan KESETIAAN-nya kepada orang yang dicintai; akan tetapi bukankah kedua hal itu tidak kelihatan ? Bagaimanakah sikap hati yang mencintai dan kesetian dapat diukur, kalau bukan oleh PENGORBANAN ? Sepasang kekasih atau sepasang suami-isteri dapat mengatakan : “Kami saling mencintai dan setia membina hubungan cinta”, tetapi bagaimanakah orang akan melihat buktinya, jika ucapan itu tidak disertai PENGORBANAN ?  Betapa besarpun CINTA dan bertapa kuatnya KESETIAAN, keduanya akan bisa dilihat dari tindakan yang IKHLAS BERKORBAN bagi orang yang dicintai. SEKIAN.” Kata Noy Gerungan mengakhiri.

“Ckckckckckckckc…. “ Pak Latui berdecak kagum. Ia tersenyum ke arah ketiga mahasiswa bimbingannya, sambil bertanya : “Adakah di antara kalian yang ingin menanggapi atau menyanggah ?” Arnold Umboh mengangkat tangannya. Pak Latui mengijinkan bicara.
“Apakah alasan kalian tidak membahas nilai-nilai etis lainnya ?” Arnold Umboh menanggapi.

“Begini maksud kami, Nold ! Semua nilai-nilai yang disaksikan Alkitab penting untuk dikembangkan; tetapi kami bertiga ingin menonjolkan ketiga nilai etis moral ini : CINTA, KESETIAAN dan PENGORBANAN yang perlu dipertegas dalam usaha membangun kebersamaan umat menuju masa depan. Hal ini didasarkan kesimpulan sementara dari hasil pencermatan terhadap berbagai kasus sosial. Itu bukan berarti kami mengecilkan yang lain. Jika saja Pak Latui memberikan waktu penelitian dan pengkajian cukup panjang, maka kami berusaha semaksimalnya untuk menyusun makalah sesempurna-sempurnanya.” Arie berkilah sambil bergurau karena lelah.
“Hahahahahahahhaaa….” Jawaban Arie disambut gelak tawa teman sekelas. Mereka tahu persis, Arie dapat mematikan serangan siapapun.
“… ckckckckckc…. otak ngana boleh juga tuh…” Evelyn Liow tersenyum sambil menatap Arie yang duduk di tengah mereka berdua.
“Siapa dolo… Noke ! … hehehehehe …” timpal Noy Gerungan.
“Tak ada lagi… ?” Pak Latui mengulangi pertanyaannya. Arie mengerdipkan mata kepada Elimanson Saragih-Sumbayak dan Eddyson Saleuleubaya. Kedua temannya segera menang-
20

kap makdudnya, lalu berkata : “… passssss…!!!!”, segera seisi kelas berteriak : “Setujuuuuuu… !!! Selamat siang Pak !” Lalu semuanya meninggalkan kelas.

“Thank’s ya Nok !” ujar Noy sambil memeluk pundak Arie, sementara Evelyn memeluk sejumlah buku perpustakaan yang dipinjamnya. Mereka bertiga menuruni tangga belakang. Arie, Noy dan Evelyn menuju kantin kampus dan duduk melepas lelah di sana.
“… do do e… Noke…, kita so gemetar tadi…, kita taku no,… kalo Pak Latui batanya pa kita, t’rus kita nda bisa jawab. Rasa-rasa kita so mo paka pa Arnold le… so talalu sombong dia… ishhhtttt… kit ape binci saja so lebe dari kita pe kapala, Nok.” Tukas Evelyn kesal.
“… achhhhh,… udahlah…, kan dah selesai, Lyn…” Noy menghibur…
“… kira-kira kita bertiga lulus, Nok ?” tanya Evelyn. Kulit dahinya mengerut tiga….
“… kakakakakkaa…. Ya luluslah…, ngapain gue berusaha cape-cape, kalo ngga lulus ?! Masalahnya predikatnya, Lyn…., loe mau jenderal atau kopral ?” Arie bercanda.
“… ya jenderal lah … !!” seru Evelyn dan Noy serempak kompak.
“Ntar, Lyn…. Gue pipis dolo…, udah ngga nahan ne…, soalnya tadi tegang banget di kelas…” “… hahahahahae e e e e…..!!!!!!” Noy berlari menuju toilet, sementara Arie dan Evelyn mencari tempat untuk duduk, karena telah sesak. Noy bergabung kembali…

PERCAKAPAN TIGA SAHABAT. Evelyn dan Noy mentraktir Arie. Setelah memesan makanan – minuman, Evelyn membuka percakapan :
“Kita salut pa ngana Nok !” …,
“Napa Lyn ?” Noy menyela.
“No ngana bayangin Noy, de pe masalah pacaran cukup b’rat, tapi kit ape makalah so selesai tepat waktu…. hehehehe…”
“Emang ada apa Noke ?” Noy penasaran.
“Abis si… gue naksir loe Noy, tapi eloe dah punya cowo juga… kakakakka…” gurau Arie, lalu wajah Noy Gerungan nan indah itu merah merona….
“… kkkkkkkkkkkk….” tawa Evelyn memecah keheningan membuat yang menatap heran.
“Emang loe naksir gue ? Tersanjung deh…, sayangnya loe item ci…, gue ngga suka orang item keq loe… wakakakakaka…”  Noy membalas gurauan Arie. Pecahlah tawa ketiga orang itu serentak….
“Emang bener, dia suka yang putih-putih” sambung Evelyn….
“… ya iyalah…, kan dalam rangka pemutihan…, asalkan jangan putih kar’na ba panu…, moso gue dah item nyariin cewe yang item lage…, wakakakakakakaa….”

Ketiga orang bersahabat itu bercanda-gurau melepas perasaan tegang, sambil menikmati makanannya.

-----ooo00ooo-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar