RENUNGAN PENGANTAR KERJA - PART III
TANGANMU KUPEGANG
JALAN YANG DILALUI TIDAK SELALU MULUS.
KADANG NAIK TURUN LEMBAH DAN BUKIT, BERKELOK, HUJAN –
BADAI MENERJANG GANAS : SIAPAKAH YANG SANGGUP MENOLONG ?
DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI JUMAT – 16 DESEMBER 2011
OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
KONDISI DAN PEKERJAAN. Semua orang mempunyai mimpi tentang hari esok. Ingin menikmati kesenangan dan kebahagiaan. Demi mencapai keadaan itu, siapapun berusaha mencari pekerjaan yang layak dan menerima penghasilan besar, walaupun kemampuannya kurang mendukung. Di desa terpencil di Sumatera, berdiam di sana suami-isteri kristen : Polanus dan Paulina. Mereka memiliki putri kembar : Anna dan Annie. Suami-isteri itu bekerja di perkebunan karet. Kondisi ekonomi keluarga cukup sederhana, sehingga tak sanggup menyekolahkan kedua anaknya ke perguruan tinggi. Anna dan Annie hanya mengenyam SMA di ibukota Kecamatan. Berbeda sifat Anna dan Annie. Putri bungsu Polanus – Paulina : Annie, tekun membaca Alkitab dan rajin beribadah. Ia selalu membantu orangtuanya menyiangi rerumputan liar di perkebunan, lalu menanam sayur-sayuran.
Suatu waktu ia mendapat informasi dari teman-temannya di kecamatan tentang pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Annie berusaha menemui yayasan penyalur tenaga kerja itu. Ia tak segera mendaftar. Sepulang ke rumah Annie menceritakan keinginannya kepada orangtua. Mereka hanya mengingatkan : “Tingkatkan kemampuan bahasamu, nak !”…. “Aku ingin ke Singapura, ayah” Annie menjelaskan keinginannya bekerja di Singapura. Setelah itu ia belajar Bahasa Inggris selama enam bulan. Kemudian mendaftar menjadi TKI. Tujuan hanya satu kerjanya : membebaskan keluarga dari kesengsaraan. Ia ingin berterima kasih kepada orangtua yang telah membesarkan dirinya dengan susah payah.
Malam sebelum Annie diberangkatkan, ia membaca Kitab Nabi Yesaya : "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau"; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (41 : 9b – 10). Annie tersentuh oleh bacaan ini. Gadis itu berpikir : “Aku seorang wanita berusia 23 tahun. Aku harus bekerja untuk menyelamatkan keluarga orangtuaku. Serendah apapun pekerjaan itu akan kulakukan, asalkan dapat membahagiakan mereka. Yah…, aku akan sendirian di Singapura, tanpa saudara dan kenalan. Itulah risiko yang akan kualami, asalkan cita-citaku berhasil.”
Bolak balik Annie membaca pernyataan TUHAN sampai ia mengerti, bahwa bukan saja orang Israel yang dipilih menjadi “hamba TUHAN”, tetapi ia juga dipilih dan dipanggil menjadi salah satu di antara anak Tuhan. Ia percaya, TUHAN Allah yang menyatakan Diri-Nya dalam nama Yesus Kristus akan selalu menyertai kemanapun ia pergi dan bekerja. Annie berkata pada dirinya sendiri : “Tekadku sudah bulat. Aku harus pergi. Aku harus meninggalkan rumah orangtua demi tujuan pembebasan. Meskipun aku seorang gadis lemah tak berdaya, tetapi kuyakin penuh, Tuhan Yesus Kristus pasti menolong dan memegang tanganku. Ia pasti memberikan kemenangan demi kemenangan bagiku. Aku percaya pada Dia, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku.”
Sesudah itu ia membiarkan Alkitab tetap terbuka, lalu ia meletakkan tangan ke atasnya, sambil berdoa : “Ya Tuhan Yesus Kristus, aku datang bermohon kepada-Mu, agar Dikau menyetujui keputusanku ini. Aku rela mengorbankan semua yang terbaik demi menolong kedua orangtuaku. Hanya Dikaulah harapanku, ya Tuhan Yesus. Aku tidak tahu jalan ke masa depan, tetapi aku percaya Dikaulah Tuhan yang menguasai hari esok. Pimpinlah hidupku, ya Tuhan. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan masa depanku sepenunya. Amin !” Annie menghapus airmata yang meleleh di pipinya. Lalu membaringkan tubuhnya, tertidur lelap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar