Jumat, 23 Desember 2011

HADIAH NATAL BAGI INDONESIAKU TERCINTA



HADIAH NATAL BAGI
INDONESIAKU TERCINTA

BANGSA YANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN

Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri
yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan
tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah
seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan
di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang
diam di negeri kekelaman,  atasnya terang telah bersinar.

(YESAYA 8 : 23 – 9 : 1 )

DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI SABTU – 24 DESEMBER 2011

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW

ISRAEL SEBAGAI CONTOH. Israel-Yehuda menyebut dirinya BANGSA PILIHAN, BANGSA KUDUS, UMAT KEPUNYAAN ALLAH, UMAT PERJANJIAN. Sebutan itu dihubungkan dengan perjanjian Allah yang dianugerahkan-Nya kepada Abrahan – Ishaq – Yaqob, leluhur Israel-Yehuda. Allah memberikan HUKUM-Nya sebagai penerang yang menuntun Israel-Yehuda ke masa depan. Dia juga menjadi Pemimpin mereka. Dia memberkati mereka sejak terbit matahari sampai terbenamnya. Namun Israel-Yehuda sering mengecewakan Dia. Mereka melukai hati-Nya dengan cara melanggar seluruh FIRMAN yang diucapkan melalui mulut para hamba-Nya. Ibadah diselenggarakan bukan berpusat pada pemuliaan akan Allah, melainkan sekedar memenuhi tuntutan HUKUM belaka; padahal Allah menghendaki Israel-Yehuda MENGASIHI DIA SAMBIL MELAYANI SESAMA. Perilaku sosial yang bertentangan dengan kehendak-Nya telah menciptakan kekacauan dan penderitaan, yang berakhir dalam penghukuman Allah.

AKIBAT DOSA. Yesaya bin Amos, yang bekerja dalam Abad VII – VI sb. Masehi, mengatakan negeri itu sedang TERIMPIT KESURAMAN, BANGSA ITU SEDANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN. KESURAMAN, karena KEGELAPAN menutupi mata untuk melihat jalan menuju masa depan. KESURAMAN masa depan itu bukan saja disebabkan serangan musuh asing, melainkan terutama masalah perilaku sosial yang menyimpang dari kehendak Allah. Yang kaya bertambah jaya sementara yang papa semakin melarat. Para isteri penguasa menghiasi diri dengan hiasan yang mahal dari hasil korupsi suami yang bekerja di lingkungan pemerintahan kerajaan. Para konglomerat menghitung-hitung laba akhir tahun karena jurus tipu muslihat yang diterapkan dalam perniagaan.  Negara dan konglomerat bergabung bersama untuk merampok rakyatnya. Para pelaksana hukum tak kalah sengitnya. Mereka mengubah KEADILAN menjadi ipuh, dan KEBENARAN menjadi racun yang diminumkan secara paksa kepada pencari keadilan. Hanya karena UANG.

HARAPAN DALAM PERGUMULAN. Sesungguhnya, tidak ada keberpihakan kepada kaum papa dan dhuafa. Kesetiakawanan sosial semakin surut. Kepedulian untuk berbagi bersama kaum tak berpunya semakin meluntur. Kalaupun ada, hanyalah slogan yang diserukan di atas panggung politis. Doa-doa syafaat yang dipanjatkan kaum agamawan hanyalah kata-kata kosong tanpa tindakan nyata, hanya sekedar memenuhi peryaratan liturgis belaka. Warga masyarakat miskin tak tersentuh kenikmatan makanan, kelezatan minuman, keindaham berbusana, dan berbaring di atas tanah beratapkan langit. Mereka terbiasa begitu. Tak ada air mata lagi. Tak ada seruan, karena kerongkongan kering. Mulut mereka tak sanggup berbicara, karena pergumulan cukup berat. Namun HATI selalu berdoa : YA TUHAN, BERIKANLAH TERANGMU. LEPASKANLAH KAMI DARI NESTAPA DAN SENGSARA INI, YA PELEPAS MAHAKUDUS !. Mereka mengharapkan datangnya RATU ADIL, Dialah TUHAN, Allah Mahakudus. Hanya Dialah yang sanggup membebaskan orang dari rantai kesengsaraan yang melilit nafas kehidupan. Hanya Dialah yang mampu mengeluarkan ganjelan yang menyesakkan dada. Hanya Dialah satu-satunya JURUSELAMAT. Dialah IMANUEL, Allah-Yang-Menyertai-Umat. Dialah MESIAH, Raja-Yang-Diurapi. Dialah YESUA, Allah-Yang-Menyelamatkan-Umat-Nya. Dia, YESUA BEN MESSIACH, berasal dari Dinasti Daud, akan menjadi PENERANG yang membuka jalan baru, sehingga orang-orang miskin, orang-orang sebatangkara, orang-orang sakit, para janda dan anak yatim-piatu, akan berjalan menuju masa depan baru yang diciptakan-Nya

KONTEKS MASYARAKAT BANGSA. Kaleindeskop masyarakat bangsa Indonesia sejak awal sampai penghujung tahun 2011 menunjukkan kondisi yang kadang membaik dan kadang memburuk pula. Berbagai masalah muncul secara sporadic di hampir seluruh jengkal tanah, mulai dari urusan perut sampai kasus politik, dari pemberantasan korupsi sampai anggaran belanja DPR, dari istana sampai rumah-rumah pemulung di Bantar Gebang. Kesetiakawanan sosial (solidaritas) dan kesatuan hati bersama sesame yang menderita, mungkin, perlu dipertanyakan ulang. Pelayanan kemasyarakatan bagi kaum papa dan dhuafa masih perlu diperbaiki sarana untuk meningkatkan kualitasnya. Perebutan kepentingan politik semakin menambah parah kehidupan ekonomi masyarakat. Kadang-kadang agamawanpun berdiam diri, karena alasan-alasan kepentingan kelompok, sampai-sampai hutang Negara sulit terbayarkan. Kebebasan menjalankan kewajiban ibadah menurut agama / keyakinan dikebiri serta diberangus, dan lain-lain. Krisis itu menandai adanya silang pendapat dalam penatalolaan bangsa ini. So pasti diakui, bahwa ada kemajuan yang dicapai oleh masyarakat-bangsa ini; akan tetapi kemajuan itu menempatkan kondisi ini ke tepian jurang kegelapan. Masyarakat-bangsa yang besar jumlah penduduknya ini sedang bergelut membebaskan diri dari kesengsaraan.

Di kala sebagian besar masyarakat-bangsa ini sedang bergumul para pemeluk agama berhura-hura dan berfoya-foya melaksanakan Hari Raya. Kemewahan dipertontonkan dalam keadaan “KERE”-nya sekelompok warga. Rumah-rumah ibadah dihias mewah di tengah lingkungan kaum gembel. Ironis. Perilaku sosial kaum agamawan kurang sepadan dengan ajaran-Nya. Jikalau sikap kaum agamawan yang demikian terus menerus dipertahankan, niscaya murka TUHAN tidak akan surut atas bangsa ini.

HARAPAN DI TENGAH KEGELAPAN. Siapakah yang ditunggu kaum papa dan dhuafa di Indonesia untuk melepaskan mereka dari sengsara ? Presidenkah ? Semementara Presiden sedang menggeluti masalah-masalah politik – ekonomi – sosial – budaya Indonesia yang cukup berat. Presiden sendiripun membutuhkan TERANG ILAHI yang sanggup menghalau kegelapan berpikir mengenai masa depan bangsa di tahun 2012. Indonesia membutuhkan pertolongan TUHAN. Kaum papa dan dhuafa mengharapkan seorang JURUSELAMAT yang tangguh dan perkasa untuk membebaskan bangsa ini. Indonesia membutuhkan TERANG ALLAH, supaya menuntun bangsa ini keluar dari berbagai persoalan nasional. Cendekiawan Indonesia membutuhkan HIKMAT ALLAH untuk mencerdaskan akalbudi, supaya mereka dapat membuat solusi atas masalah rakyat. Konglomerat Indonesia membutuhkan KASIH ALLAH untuk membuka matahati, supaya mereka berubah sikap menjadi dermawan yang senang berbagi kepasa rakyat yang sengsara. Rakyat Indonesia, sungguh-sungguh, merindukan sang RATU ADIL saat ini.

HADIAH NATAL BAGI INDONESIA. Ucapan Yesaya bin Amos kepada Israel-Yehuda dapat pula direlevansikan sejajar pada konteks masyarakat-bangsa Indonesia : “INDONESIA YANG SEDANG BERJALAN DALAM KEGELAPAN TELAH MELIHAT TERANG YANG BESAR; RAKYAT YANG DIAM DI NEGERI KEKELAMAN, ATASNYA TERANG TELAH BERSINAR.” Allah yang disembah semua agama di dunia, yang memberikan firman-Nya kepada semua makhluk di bumi, sedang bekerja untuk MENYELAMATKAN dari dosa dan sedang MEMBEBASKAN dari penderitaan karena dosa. Dia telah memberi TERANG-Nya, yakni : FIRMANNYA YANG TELAH MENJADI MANUSIA dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS. TERANG itu adalah SEMANGAT SPIRITUAL yang menguatkan setiap insan untuk bertahan menyelesaikan masalah, sambil berjalan maju ke masa depan. TERANG itu adalah KEBUTUHAN HIDUP primer untuk memuaskan dahaga dan rasa lapar. TERANG itu adalah KACAMATA yang meniadakan katarak hati, agar setiap orang bisa melihat dan bertindak menolong sesama yang menderita. TERANG itu adalah KEKUATAN EKONOMI yang diberi oleh Allah kepada semua orang yang mencari rejeki. TERANG itu adalah HIKMAT yang diberikan kepada siapapun yang tidak berpengetahuan, agar ia menjadi cerdas untuk melakukan hal-hal besar. TERANG itu adalah KASIH yang diberikan ke dalam hati seorang suami-isteri untuk selalu saling mencintai, ke dalam hati anak-anak untuk mencintai orangtuanya, ke dalam hati semua penguasa untuk berlaku adil dan tidak korup, ke dalam hati rakyat untuk selalu sabar menanggung penderitaan, ke dalam hati semua orang di Indonesia untuk mengokohkan kesetiakawanan nasional dan mengerjakan hal-hal kecil yang membawa kebahagiaan. TERANG Allah itu telah datang di dalam peristiwa NATAL TUHAN YESUS KRISTUS. Maukah anda menerima dan memberi hatimu diterangi oleh Dia ? Pilihan ada di dalam pikiran anda. Jawabanpun ada dalam hati dan di bibir mulut anda. Silahkan menentukan pilihanmu. TUHAN merachmati dengan kebajikan-Nya. BERSEDIAKAH INDONESIA MENERIMA HADIAH YANG DIBERIKAN OLEH ALLAH ?

SELAMAT HARI NATAL 25 DESEMBER 2011
DAN MEMASUKI TAHUN BARU I JANUARI 2012

PENULIS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar