CARILAH TUHAN DAN BERHARAPLAH PADANYA
SETIAP PEKERJA PASTI MENGALAMI KEGAGALAN. KEADAAN INI
SERING MEMBUATNYA PUTUSASA, LALU MENGENDORKAN SEMANGAT
KERJA. DI SAAT SEPERTI ITU, SIAPAKAH YANG DAPAT MEMBERI PERTOLONGAN ?
DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI SABTU, 17 DESEMBER 2011
OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
18. Sangkaku : hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN. 19. Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu. 20. Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku. 21. Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap: 22. Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 23. selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu ! 24. TUHAN adalah bagianku, 25. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. 26. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. 27. Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya. 28. Biarlah ia duduk sendirian dan berdiam diri kalau TUHAN membebankannya (RATAPAN 3 )
LUAR BIASA DAN LUAR BINASA. Bermasalah itu biasa. Kehidupan dan penghidupan seseorang tanpa masalah sama artinya sudah dimakamkan. Yang bertekad dan berusaha bangkit dari kejatuhan (masalah) adalah seorang luar biasa. Akan tetapi seseorang yang tenggelam dalam khayalan masa lalu terkait kejayaannya adalah luar binasa (kebinasaan, kehancuran).
PEMAHAMAN TEOLOGI TENTANG HIDUP DAN PENGHARAPAN. HIDUP berbeda dari PENGHIDUPAN. HIDUP adalah ENERGI SPIRITUAL, KEKUATAN ROHANI. ENERGI itu tidak tergantung semata-mata pada roti dan air, hamoraon (harta kekayaan), jabatan, pekerjaan, dan status sosial. HIDUP itu bersumber dan mengalir dari Allah Pencipta. HIDUP adalah sebuah kata benda abstrak, yang tidak kelihatan. Sekalipun tidak kelihatan tetapi ADA (Ibr. HAYAH; Arb. HAYAT, bukan TAUFIK WALHIDAYAH). HIDUP itu pemberian Allah.
HIDUP tidak sama persis dengan BERNAPAS. Sebab BERNAPAS menyatakan, bahwa ada sesuatu yang bergerak dalam fungsi-sistem tubuh (sinergi) manusia. Penjelasan ini akan menjadi jelas dalam sebuah pertanyaan yang bersifat teologis-alkitabiah : ADAKAH KEHIDUPAN SESUDAH KEMATIAN (di mana fungsi-sistem tubuh jasmaniah tak bekerja lagi) ? HIDUP itu jauh lebih besar dari pada sekedar bernapas, makan-minum dan menikmati hamoraon. HIDUP lebih dari pada keindahan alam semesta.
PENGHIDUPAN adalah proses kerja yang dilakukan seseorang untuk menghidupkan diri dan orang di sekitarnya. Bagaimana seseorang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang yang bekerja membuktikan, bahwa ia HIDUP (memiliki energi, potensi, kekuatan). HIDUP itu memiliki KEKUATAN DINAMIS yang BERNILAI EKONOMI. Jika ia tidak difungsikan secara baik dan benar (diolah dan dikelola, diberdayakan), maka, sesungguhnya, si pemiliknya telah mati sebelum berhenti napasnya. Jadi pekerjaan adalah usaha manusia untuk memberdayakan HIDUP yang dianugerahkan oleh Allah. Pekerjaan merupakan sarana pendukun HIDUP.
TANTANGAN DALAM PEKERJAAN. Selayaknya tiap orang yang bekerja patut menyadari, bahwa ia pasti berhadapan dengan tantangan, hambatan, kendala dan acaman. Bentuknya bisa berbeda, tetapi isinya sama : penderitaan dan, akhirnya, kematian terpadu (tubuh dan jiwa -> sesuai kesaksian Alkitab : ROH TIDAK DAPAT MATI, KARENA IA KEMBALI KEPADA ALLAH, SUMBER HIDUP).
KEMATIAN JIWA. Istilah ini dipakai menunjuk pada aktifitas JIWA (Yun. PSYCHE – aspek bathiniah yang terbungkus oleh TUBUH JASMANIAH). Motivasi, semangat, cita-cita, kemauan dan lain-lain sejenisnya merupakan sesuatu yang tidak kelihatan. Unsur-unsur itu menjadi kelihatan, jikalau kita melihatnya melalui kegiatan seseorang; katakanlah sebuah contoh : kemaren baru saja kita melihat si Polanus giat bekerja, tetapi hari ini ia tampak lesu dan tak bergairah. Keadaan seperti itu memperlihatkan, bahwa kondisi bathiniahnya sedang bermasalah. Dan, jika masalah itu tidak segera diatasi, maka ia akan mengalami krisis mendalam, sehingga malas bekerja atau sekurang-kurangnya ia tidak seaktif hari-hari sebelumnya. Sikap yang tampak itu menyimpulkan sementara, bahwa Polanus mengalami “gesekan / tabrakan” yang mematikan kondisi bathiniah (psikologis)-nya. Lihatlah gejala seseorang yang sedang “broken-hearted” (patah hati), ia pasti putus-asa, bimbang, bingung, takut dan lain-lain sejenisnya. Inilah tanda-tanda “jiwa yang sakit”. Dan, jika tak dipulihkan, maka kondisi ini akan menyerang seluruh jaringan kerja dari tubuh manusia sampai akhirnya ia menderita penyakit (bisa saja penyimpangan perilaku, penyakit jiwa, dan sebagainya).
MANUSIA YANG HIDUP PUNYA HARAPAN AKAN MASA DEPAN. Penulis Ratapan mengajak kita untuk memahami pemeliharaan TUHAN. Ia memahami penderitaan Israel (Pengasingan ke Babilonia) sebagai akibat dari dosa dan kesalahan Israel. Seandainya Israel memberlakukan firman TUHAN, niscaya mereka tidak akan mengalami kesusahan. Akan tetapi disebabkan kekerasan hatinya serta cara-cara yang tidak baik untuk mencapai cita-cita masa depan, maka TUHAN menghukmnya. Itulah sebabnya penulis menyebut penderitaan Israel bagaikan “ipuh dan racun”. Apakah yang dimaksudkan oleh penulis ? NOSTALGIA. Ketika Israel sedang berada dalam pengasingan di Babilonia, mereka teringat akan masa kejayaan (bd. MAZ. 139). Mereka sulit melupakan keadaan itu, sebab mereka sedang berada dalam kondisi tertekan (RAT. 3 : 20).
BELAJAR MELUPAKAN MASA LALU, HADAPILAH KENYATAAN DAN BEKERJA KERAS MENCAPAI HARI ESOK. Kenangan akan masa lalu tidak dapat dihapus. Membekas sampai mati, apalagi peristiwa yang menyakitkan. Akan tetapi TUHAN Allah mengajari Israel untuk melupakan masa lalu, supaya ia mampu membangun kembali masa depannya.
PELAJARAN 1 -> Tidak seorangpun bisa maju ke depan, jika ia masih mencintai kepahitan masa lalunya. Tetapi, sebaliknya, seseorang yang tidak mau belajar dari kegagalan masa lalu adalah orang bebal yang akan tersandung berulang-ulang pada hal yang sama. TUHAN menginginkan kita melupakan kepahitan masa lalu, agar kita memperoleh kekuatan untuk membangun masa depan baru. JANGANLAH MENJADI SEPERTI ISTERI LOT !
BERHARAP AKAN RACHMAT DAN KASIH-SETIA ALLAH (RAT. 3 : 21 – 23). Sekalipun Israel mampu melepaskan diri dari kesengsaraan dan berlari ke masa depan; akan tetapi ia tidak mengandalkan TUHAN, maka usahanya akan sia-sia. TUHANlah yang menciptakan gelap dan terang, yang menjadikan nasib malang dan mujur (YES. 45 : 7). Diapun menciptakan masa depan (YES. 65 : 17; WHY. 21 : 5). Jadi, jika Israel tidak mengandalkan dan tak mau bekerja bersama TUHAN, niscaya ia tak mungkin mencapai kebahagiaan di hari esok (bd. YER. 17 : 7 – 8).
PELAJARAN 2 -> Sama seperti Israel, kita sering menyombongkan diri oleh pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Kita berpikir, bahwa kita hanya dapat mencapai kebahagiaan masa depan dengan bermodalkan kekuatan sendiri. Kita lupa, bahwa HIDUP itu pemberian Allah. Apakah gunanya kita mencapai hasil kerja yang luar biasa, padahal sebelum menikmatinya, Allah sudah mencabut HIDUP kita ? Bagaikan pemenang lotre, sebelum menerima hasilnya, ia sudah keburu mati.
Apakah gunanya kita berputus asa karena kegagalan ? Bukankah masa depan itu diciptakan TUHAN bagi orang-percaya-yang-setia kepada-Nya ? Kita tidak boleh kecewa, bimbang, bingung dan takut, sama seperti orang yang tidak percaya akan Tuhan Yesus Kristus. Kita adalah milik Kristus. Tidak seorangpun atau tidak ada keadaan apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat. Jika kita memilih berpihak ataupun membuat TUHAN menjadi bahagian yang terpadu utuh dalam bathin (RAT. 3 :24), maka kita akan memperoleh masa depan yang dianugerahkan-Nya. Oleh karena itu, BERHARAPLAH KEPADA TUHAN, DAN CARILAH DIA SELALU (RAT. 3 : 25).
NASIHAT BAGI PEKERJA. Dalam menjalankan pekerjaan, ada banyak masalah yang sedang dan akan dihadapi. Masalah yang ringan dapat menjadi berat / rumit, jikalau kita kurang mengandalkan KEKUATAN Allah. Oleh karena itu, bila sewaktu-waktu kita diperhadapkan dengan masalah, mintalah KEKUATAN Allah…, berserulah dan mohonkan pertolongan-Nya, maka Dia akan pasti bekerja menolong Engkau ! Ingatlah, BERSERULAH DAN ANDALKAN KUASA-KASIHNYA, maka Dia akan merachmati kalian dengan kebajikan-Nya ! Kiranya TUHAN memberkati semua pekerja di Indonesia.
SALAM DAN DOA
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar