CERITA PENDEK
TIAP KEGAGALAN ADALAH PINTU MASUK MENUJU
MASA DEPAN, JIKA SESEORANG TAHU BAGAIMANA IA HARUS
BANGKIT MENINGGALKAN MASA LALU YANG MENYEDIHKAN
DISALIN KEMBALI DARI
CATATAN HARIAN ARIE A. R. IHALAUW
MEDAN – SUMATERA UTARA,
HARI RABU, 14 DESEMBER 2011
OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
KERESAHAN HATI. Beberapa bulan sejak hubungan cinta Arie dan Shanty Helminda mendingin, pemuda itu tenggelam dalam kesunyian hatinya. Selera makan dan semangatnya menurun. Tak bergairah mengikuti kuliah. Ia sering dugem (bahasa pergaulannya : Clubbing), minum minuman keras. Malahan hampir – hampir terjarumus ke dalam keadaan berbahaya. Banyak kali ia berdiam diri di dalam kamar kosnya, sambil memikirkan perjalanan cintanya. “Padahal aku ingin membawa kekasihku untuk mengenal Tuhan Yesus, tapi ah… sudahlah…, mungkin Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam hidupku.” Pikiran itulah yang menyemangati Arie untuk melupakan cintanya di masa lalu.
CURHAT BERSAMA SAHABAT. Pada suatu kesempatan sepulang kuliah di hari Sabtu, Arie “curhat” (mencurahkan isi hati, red.) pada sahabatnya : Evelyn Liow, kekasihnya almarhum Dolfie Rondo. Keduanya terlibat percakapan : “Parah bener gue…, kupikir Shanty menjadi pelabuhan hatiku yang terakhir, … tapi keadaan inilah yang kualami sekarang. Mungkin inilah hukuman Tuhan atas sifat bajinganku.” tutur Arie. “Gue kagak mampu mengerti pikiran Tuhan. Orangtuaku sudah menyetujui hubungan kita, asalkan Shanty bersedia berpindah keyakinan. Anehnya, Tuhan bukan menolongku malahan sebalinya.” Evelyn mendengarnya serius : “….e do do e e e… ngana jang bapikir bagitu, Rie. So salah tu ngana… Coba ngana diam dolo, … ninda perlu batingkah macam-macam. Jang ngana ta sala trus Tuhan paka pe ngana…. hehehehe….” Evelyn menanggapi sahabatnya sambil bercanda. “Iyalah… loe ngomong gituan, karena Dolfie masih ada disampingmu. Bayangkan saja, kalau keadaanku sekarang terjadi dalam hubungan kalian….” Arie menyanggah. “…. e e e… kiyapa ko ngana kase salah Tuhan. Kan ngana sandiri pe mau…., maniso skali ngana, Rie …. Cari kesibukan no, biar jo… biar ngana salurkan rasa kesal itu dalam banyak kegiatan. Emang cewe cumin satu di dunia ? Kalo ngana patah hati, jang bilang ngana bajingan, … mental soe ngana, Rie… kekekekeke… ” kata Evelyn mengingatkan. “Lantas gue mau gimana lagi ? Teman-teman lain punya cewe. Tiap malam minggu apelan… masakan gue sendirian di kamar … ???!!!!” cakap Arie seru. Mereka berdua menuju kantin yang berada di SD depan kampus.
Dari seberang jalan terdengar alunan lagu yang dinyanyikan Dian Pishesa : “Malam ini aku tak mau tidur sendiri, kucari bayanganmu di sudut sana. Hangat pelukan masih kurasakan, kau kasih…, kau sayang…” Evelyn menggoda sahabatnya : “… e do do e … kasiang jo ngana, Rie… malam minggu kelabu… Ngana mo gabung deng kita ?”.., “T’rus mau ngapain ?” tanya Arie mendesak. “Maksudnya, kalo ngga nda punya kegiatan, Dolfie mo traktir nonton di Megaria…, ngana mau ?” tanya Evelyn memastikan. Arie tidak menjawab. Mereka menyeberangi jalan menuju warteg (warung tegal, red.), lalu duduk berhadapan sambil memesan gado-gado. “Ah…. lagu setan dah…” tukas Arie kesal, sambil melahap gado-gado. “Gimana, Rie… ngana mo gabung deng kita ?” tanya Evelyn. “Maaf, Lyn… ! Gue akan mimpin kebaktian GP (Gerakan Pemuda, red) di Gereja Koinonia, … lain waktu saja, ya !” ujar Arie singkat. Percakapan terhenti, karena kedua sahabat itu berpisah jalan pulang ke rumah.
PERJUMPAAN YANG MENDEBARKAN. Ibadah Gerakan Pemuda dimulai tepat pukul 19.00 di aula GPIB Koinonia – Jakarta. Sudah sejak pukul 18.30 ia menunggu di sana. Satu demi satu muda-mudi memasuki ruangan itu. Matanya mengikuti langkah mereka. Tiba-tiba ia dikejutkan sapaan seorang cewe : “Bung Noke (begitulah panggilan Arie dalam keluarga) memimpin Ibadah Pemuda, kan ?” tanya cewe itu, lalu duduk persis di samping Arie. Lelaki itu tersenyum manis, sambil mengangguk mengiyakan. Senyum mereka menebar. “Boleh kenalan ?” suara Arie lembut. Keduanya bersalaman : “Connie Hutubessy !” Cewe itu memperkenalkan dirinya. “Sudah tahu namaku, kan ?” jawab Arie. Connie menganggukkan kepalanya. Tiba – tiba …. Ada suara memanggi :“Bung No…, ibadah akan dimulai…, ayo masuklah !” ajak Vonny Manuputty (almarhum). Arie bercama Connie. Semua pandangan terarah pada Connie dan Arie. Tetapi lelaki itu dingin tak bergeming. Connie mengajak Arie duduk di sampingnya. Sesekali Connie meliriknya sambil tersenyum manis.
Setelah Bung Rudy Mozes membuka ibadah, berdoa dan menyanyi, dilanjutkan dengan pemberitaan firman oleh Arie. Ia mengutip Kitab Kidung Agung 8 : 6 – 7
Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu,
seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati,
nyalanya adalah nyala api,
seperti nyala api TUHAN !
Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta,
sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.
Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta,
namun ia pasti akan dihina.
CINTA DAN PERILAKU MANUSIA. Arie mulai menjelaskan kutipan itu, katanya : “CINTA (Ibr. ahabah) itu bersumber dari Allah. Dia menciptakan manusia : laki-laki dan perempuan, olh CINTA-Nya. Sebab itu Dia amat mencintai mereka. CINTA-Nyapun ditaruh ke dalam hati manusia, sehingga mereka saling mencintai. CINTA bukanlah sekedar RASA SUKA atau RASA SENANG, tetapi juga KEKUATAN SPIRITUAL UNTUK SELALU BERSEDIA MENGORBANKAN SEMUA YANG TERBAIK YANG DIMILIKI demi orang yang dicintai. CINTA adalah KEKUATAN BATHIN UNTUK SELALU BERTAHAN SETIA DAN SELALU MENUMBUHKAN RASA RINDU pada orang yang dicintai. CINTA tak dapat dibeli, tak dapat ditukarkan dengan apapun. Ia bertumbuh karena pengenalan akan orang yang dicintai. Malahan ada banyak lelaki dan perempuan berusaha merebut CINTA dari orang yang disukainya, namun tidak berhasil. Menutup renungannya Arie melantunkan sebaris lagu yang dinyanyikan Pance Pondaag : “Jangan kautaburi CINTA dengan permata, tetapi hujanilah semua dengan KASIH SAYANG.
CINTA yang dikaruniakan Allah itu suci. Ia tidak buta. Ia tidak terlarang. Nafsu kitalah yang membuat CINTA berubah menjadi noda. CINTA dibutakan oleh keinginan nafsu untuk ingin memiliki sebelum waktunya tiba. Ingan berjalan bergandengan tangan, inging memeluk, ingin mencium, ingin meraba, …. Akhirnya ingin berbuat yang enak-enak.Di sinilah CINTA meninggalkan titik-titik noda. Lalu…. ketika hubungan cinta putus, rasa kesal dan malu bercampur aduk. Semuanya telah terjadi, yang tertinggal hanyalah penyesalan belaka. Sebab itu, sebagai muda-mudi kristen, selayaknya kita bergaul akrab dengan Allah. Rajin membaca dan merenungkan firman-Nya, agar Roh-Nya membantu untuk mengendalikan kekuatan nafsu, sehingga kita dapat menikmati kebahagiaan cinta tepat pada waktunya.” Noke menutup renungannya. Sepanjang renungan disampaikan Connie terus memandang lelaki itu. Matanya berbinar. Bibir mungilnya tersenyum, seakan ada rasa yang menggelitik hati. Sesekali Arie menangkap tatapan Connie, lalu tersenyum. Keduanya terlibat bahasa hati.
Ibadah Muda-Mudi selesai sudah. Arie pamit pulang, tetapi Bobby Ririmase, wakil ketua muda-mudi menghalangi. Ariepun patuh. Setelah ramah tamah anak-anak muda itu meninggalkan halaman Gereja satu demi satu. Sekelompok muda-mudi yang tinggal di Jalan Matraman 111 (sekarang berdiri bangunan Hotel) pun pamit. Arie bersama iparnya, Bobby Ririmase, melangkah keluar ruangan ibadah. Tepat di pintu gerbang pagar Gereja, Connie masih berdiri di sana, sedangkan Angky, Rudy dan saudaranya telah berjalan lebih dulu. “Hey Con…., loe ngga jalan bareng Angky dan Rudy ?” tanya Bobby singkat. “Kan gue tunggu Bung Bobby… yuk jalan bareng…” ajak Connie. Bobby, Connie dan Arie bersama-sama meninggalkan halaman Gereja. Mereka bercerita sambil menyusuri Jalan Matraman Raya.
“Sudah kuliah Con ?” tanya Arie. “
“Belum… !” jawab Connie singkat.
“Lantas … ?”
“Aku masih di SMEA kelas. Sekolahku dekat dengan STASIUN MANGGARAI. Noke di STT Proklamasi, ya ?”
“Iya, bener… tingkat lima”
“Tinggal di rumah Keluarga Jhonny Kainama, kan ?”
“Iya…”
“Kamu pacaran ama Christine Kainama, adiknya Zus Emma, yang kuliah di STT Cipanas ?”
“Nggalah…, kebetulah Zus Emma membiayai kuliahku, lalu Oma Kainama menyuruhku tinggal bersama mereka. Kamarku terpisah dari rumah mereka…” Arie menjelaskan.
“O… gue kirain loe pacaran dengan Christine…., berarti masih single dunk !?” Arie terkejut mendengar pertanyaan Connie. Ia tersenyum sambil menggelengkan kepala. Tapi Bobby, iparnya, menjawab pertanyaan Connie : “Calon Pendeta ngga boleh bohong ah ! Noke uda punya pacar Connie”…
“Namanya ?” Connie memintas….,
“Shanty Helminda ! Rumahnya di depan rel kereta api Manggarai Selatan.” Bobby melanjutkan penjelasannya.
“Ouw…. Jadi ngga ada kesempatan lagi untuk gue… hahahahahaaa…” tantang Connie.
“Hahahahahaha….” Bobby terbahak-bahak. Sementara mata Arie terbelalak. Lamunannya tentang Shanty hilang seketika. Ia tersenyum sinis kea rah Connie dan Boby. Tetapi kedua temannya tidak menghiraukan.
“tapi… sekarang Shanty tak lagi berhubungan dengan Noke, sejak ia kembali dari Mekkah” ujar Bobby…
“o o o o….. Shanty seorang Muslim, ya Nok.” tanya Connie. Noke mengangguk.
“Ia calon dokter yang sedang praktek di RSCM, Con…” sela Bobby.
“Hmmmm…. makanya….” Connie berkilah menutupi perasaannya…. “kalo gitu masih ada kesempatan Bob… hehehehehhee…..”
Di persimpangan jalan menuju Manggarai Selatan, Arie mohon diri : “Pamit, ya ! Masih banyak tugas kuliah yang harus kuselesaikan…. Bye !!!” Arie menyalami Bobby. Tiba-tiba Connie menciumnya seketika. Arie tertegun. Untunglah hari gelap. Wajahnya yang berubah tak tampak di depan kedua teman pemudanya. Arie menghilang di kegelapan malam, diikuti tatapan Coonie.
APAKAH MAKNA PERJUMPAAN INI ? Kesedihan yang menyelimuti hatinya belum juga terhapus habis. Wajah ayu Shanty Helminda masih bemain di dalam pikirannya. Namun pesona Connie telah menggodanya. Arie binggung. Apakah maksud dari rencana TUHAN atas dirinya. Pertannyaan itu belum terjawab sampai ia tiba dan merebahkan diri di ranjang kamar kosnya. Arie tertidur pulas lepas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar