Selasa, 02 Agustus 2011

Rancangan Pemberitaan dalam Ibadah Keluarga, Rabu - 03 Agst. 2011 - Yes. 59 : 20 -21



RENUNGAN UNTUK
KEBAKTIAN KELUARGA
Hari Rabu : 03 Agustus 2011

ANTARA SALEH DAN SALAH

YESAYA  58

PENGANTAR

Pernahkah anda melihat orang berpakaian “parlente” ? Pernis-pernisnya banyak dan mewah. Mulutnya mengucapkan kata-kata indah. Senangnya duduk di barisan tempat duduk terdepan. Tersenyum kalo dihormati dan disapa orang. Acapkali orang seperti ini menutupi dosa yang dibuatnya dalam kemasan moral belaka. Ada juga orang-orang yang berpakaian sederhana. Mereka di barisan belakang tempat duduk dalam ruang Gereja. Sikapnya biasa-biasa saja.  Padahal orang seperti ini baik hatinya dan manis budinya. Orang-orang semacam ini sudah ada dahulu sampai dunia ini berakhir.

MENGENAL YESAYA 59

1.      Yesaya 59 berada dalam kesatuan pasal-pasal 40 – 66 yang disebut Deutero-Yesaya.
2.      Deutero Yesaya memiliki karakter khusus, sehingga ia dibedakan dari Yesaya 1 – 39 yang disebut Proto-Yesaya. Kekhususannya terkandung dalam tradisi tentang

2.a. Peran Koresh dalam karya penyelamatan. Hal itu tampak pada nubuat

·         Yesaya 44 : 28 -> Akulah yang berkata tentang Koresh : Dia gembala-Ku; segala kehendak-Ku akan digenapinya dengan mengatakan tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! dan tentang Bait Suci : Baiklah diletakkan dasarnya !
·         Yesaya 45 : 1 -> “Beginilah firman TUHAN : "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup
·         Yesaya 45 : 13 -> “Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalannya; dialah yang akan membangun kota-Ku dan yang akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap," firman TUHAN semesta alam.

2.b. Nyanyian hamba TUHAN (ebed-YHWH)

·         Yesaya 42 : 1 – 9
·         Yesaya 49 : 1 – 7
·         Yesaya 52 : 13 – 53 : 12
·         Dan lain-lain

2.c. Monotheisme Allah

Yesaya 45 : 5 -> “Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. ….” (baca ayat-ayat lain di dalam Kitab Nabi Yesaya yang berhubungan dengan pernyataan ini)

URAIAN YESAYA 59

A.     Daftar Bacaan Gereja (Lectionari)

Gereja memiliki wewenang menyusun daftar bacaan rohani, disebut juga Leksionari. Leksionari itu ditentukan berdasarkan 2 (dua) cara, yakni :

1)    Lectio-continua (bacaan bersambung)

Bacaan ditentukan berdasarkan urutan pasal dari salah satu kitab dalam Alkitab dan diurut-urutkan sampai selesai isi kitab tersebut.

Kelebihan     :  Warga Jemaat dapat membaca secara teratur seluruh isi kitab-kitab dalam Alkitab selama setahun.

Kelemahan   :  a.  Warga Jemaat akan kurang menerima informasi tentang tujuan tematis yang dipakai oleh Gereja dalam kerangka membangun Jemaat.
                          b.  Lectio-selecta tidak mengenal Tahun Gereja, sebab yang didahulukan adalah membaca secara runtun dan teratur seluruh ayat dari perikop dalam kitab yang ditentukan.

2)    Lectio-selecta (bacaan pilihan)

Bacaan ditentukan untuk mendukung tema-tema yang ditetapkan Gereja sesuai Tahun Liturgi.

Kelebihan     :  a.  Membantu Gereja untul menjelaskan visinya tentang pekerjaan yang akan atau sedang dilaksanakan, sehingga Warga Jemaat ikut berpartisipasi ke dalam pekerjaan tersebut.
                          b.  Membantu Gereja melaksanakan tema-tema yang hendak dicapai melalui pekerjaan (misi)-nya.

Kelemahan   :  a.  Sunsunan Perikop Bacaan tidak berurutan.
                          b.  Urutan Perikop Bacaan ditentukan oleh Tema – Tema yang ditetapkan Gereja.

Baik Lectio-continua maupun Lectio-selecta memiliki kelemahan dan kelebihan.

B.     Uraian Singkat Isi Yesaya 59

Bacaan ini dapat dibandingkan dengan pemberitaan nabi Hosea (5:15 – 6:6). Yesaya 58 ini, menurut pendapat saya, dikelompokkan ke dalam 2 (dua) perikom sesuai terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia :

1)    Yesaya 59 : 1 – 8

Dosa dan pelanggaran Yehuda – Yerusalem di bidang pelayanan sosial. Ibadah, menurut Yesaya, bukan hanya serentetan upacara keagamaan atau penyembahan kepada Allah yang tidak kelihatan; akan tetapi ibadah itu bersifat terpadu utuh. Ia dimulai dari perjumpaan dengan Allah dan bermuara dalam pelayanan kemasyarakatan. Dalam ibadah ritual Israel menyembah Allah Mahabaik -> mereka menerima berkat-Nya (Bil. 6:24-27) -> wajib melakukan firman yang diterimanya untuk  membawa kebaikan Allah kepada semua orang di dalam masyarakat.

Kenyataannya :

a.       Tangannya cemar dengan kejahatan dan mulutnya penuh ucapan dusta (ay. 2 – 6; bd. 29:13).
b.      Mereka menumpahkan darah orang tak bersalah dan merancangkan kelaliman (ay. 7 – 8; bd. 5:7)
c.      Akibatnya TUHAN Allah menolak Ibadah mereka. Ia tidak mau mendengarkan doa-doa umat-Nya (ay. 2). Penolakan Allah sama artinya dengan penghukuman.

2)    Yesaya 59 : 9 – 15a

Yehuda-Yerusalem menyadari, bahwa kondisi kehidupan masyarakat terancam bahaya karena penghukuman Allah; oleh karena itu, mereka mengakui dosa dan berseru kepada TUHAN Allahnya :

a.       Kami menanti-nantikan terang, tetapi hanya kegelapan belaka, menanti-nantikan cahaya, tetapi kami berjalan dalam kekelaman (ay. 9b). Kalimat ini merupakan tradisi keagamaan Israel yang bersumber dari rumusan berkat (Bil. 6 : 24 – 27 -> TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya…; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu, ….). Jawaban TUHAN terbaca pada ucapan Yesaya : “Dia menyembunyikan diri terhadap kamu” (ay. 2). Menurut keyakinan iman Israel, TUHAN adalah sumber Terang Hidup (bd. Maz. 36:10). Jika Dia menyembunyikan diri, maka kekuatan kuasa kegelapan akan datang menyerang kehidupan umat. Identifikasi “kekuatan kuasa kegelapan” itu adalah serangan musuh-musuh Israel yang akan dan sedang menyerbu kerajaan Yehuda-Yerusalem. Dan, sebuan musuhnya akan mengancurkan dan meruntuhkan kesombongan umat itu.

b.      Keadaan kegelapan yang dialami umat dilukiskan dalam ayat 10 – 11 : “kami menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan, tetapi tetap jauh dari kami”.

c.       Allah menyembunyikan diri (ay.2), akibatnya umat mengalami malapetaka. Oleh karena itu, Yehuda-Yerusalem patut mengakui dan menyesali dosa kejahatan yang dilakukan (ay. 12), bersumber dari hati lalu tampak dalam perbuatan (ay. 13).

d.      Dosa itu dimulai dari sikap hati yang memberontak kepada Allah dan lahir dalam perbuatan pelaggaran Hukum (ay. 14 – 15). Ini juga ajaran agama Israel, bahwa HUKUM ALLAH (Kel. 20 : 1 – 17; Ul. 5) merupakan TERANG yang menyinari perjalanan umat menuju masa depan yang dijanjikan Allah. HUKUM ALLAH (Torah YHWH Elohim atau juga Mishphatim) menjadi Penerang yang membuat umat bisa melihat arah jalan. Pemimpin Agama dan Penguasa Sipil serta kaum ninggrat tidak melakukan Hukum Allah secara TULUS; akibatnya KEBENARAN dan KEADILAN Allah tidak dapat dinikmati oleh seluruh umat Yehuda-Yerusalem. Mengapa ? Karena guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Umat mencontohi perbuatan para pemimpinnya, sehingga muncul kekacauan dalam persekutuan yang mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa. Yehuda-Yerusalem berhadapan dengan hukuman Allah.

3)    59 : 15b – 21.

a.       Dalam ayat 15b – 21 dijelaskan tentang penghukuman Allah atas seluruh umat Yehuda-Yerusalem (ay. 15b -> “TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum.”). Hukum berfungsi sebagai piñata perilaku manusia. Ia bertujuan menata tertibkan kehidupan, agar setiap orang dapat melakukan kewajiban dan menerima hak-haknya secara baik dan benar. Oleh karena itu, kecaman dan dakwaan Yesaya cukup konkrit, sebab kekacauan yang mengakibatkan penderitaan semua orang disebabkan pelanggaran Hukum Allah. Tidak mungkin kehidupan masyarakat (persekutuan umat Allah) akan bertumbuh, berkembang dan berbuah, jikalau mereka tidak melakukan Hukum Allah.

b.      Di pihak lain, Yesaya menghembuskan sesuatu yang baru. Pemahaman tentang dosa kolektif perlahan lahan bergeser ke arah dosa individual. Sebelumnya umat Israel berpandangan, dosa bapa ditanggung oleh keturunannya. Yesaya menubuatkan hal baru : “Ia mengenakan pakaian pembalasan dan menyelubungkan kecemburuan sebagai jubah. Sesuai dengan perbuatan-perbuatan orang, demikianlah Ia memberi pembalasan”. Allah membalas setiap orang menurut perbuatannya. Pembalasan TUHAN dilukiskan “seperti arus dari tempat yang sempit, yang didorong oleh nafas TUHAN” (ay. 19). Bagaikan air yang keluar dari sumbernya, mulai dari kecil sampai akhirnya menjadi besar yang menghanyutkan, menengelamkan dan mematikan siapapun yang melakukan kejahatan.

Nabi Amos mengatakan : “biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” (Amos 5 : 24). Keadilan dan Kebenaran Allah itu, jika dilakukan secara benar dan baik akan mendatangkan berkat, seperti sungai yang mengair dari sumbernya mengairi lahan kehidupan; akan tetapi jika ia tidak dilakukan secara baik, maka bagaikan air sungai yang meluap, ia akan menghanyutkan dan mematikan siapapun yang melawan. Brang siapa yang takut akan TUHAN dan melakukan kehendak-Nya akan tetap hidup (Yes. 59:20)

c.       Ayat 20 – 21 merupakan sebuah nubuat tentang masa depan (pengharapan mesianis). Pada akhirnya TUHAN Allah sendiri akan datang untuk menebus umat-Nya. Keadaan ini akan terjadi setelah penghukuman. Pada masa itu TUHAN sendiri akan memimpin umat dengan Roh dan Firman.
Keadaan yang dilukiskan Nabi Deutero Yesaya ini mengajak umat Yehuda-Yerusalem untuk menyimak perilaku keagamaan nenek-moyangnya, ketika masih tinggal di Yerusalem, yang di tanah Yehuda. Mereka berpura-pura tobat kepada Allah, karena takut dihukum. Mereka berpikir : “Marilah kita bertobat meninggalkan dosa dan kejahatan, lalu kembali kepada Allah”, padahal apa yang dipikirkan itu tidak dilakukannya secara baik dan benar. Mereka tidak menyadari, bahwa “TUHAN melihat” (ay. 15b) pertobatan yang pura-pura (bd. Hos. 5:15 – 6:6).

C.      Pesan Nabi Deutero-Yesaya kepada Gereja dan warganya.

C.1.           Laksanakan Ibadah sesuai Pesan Allah

        Jangan ada pemikiran, bahwa Ibadah itu hanya bersifat upacara penyembahan kepada Allah yang terbatas dalam Gedung Gereja dan Kebaktian Keluarga ! Ibadah kepada Allah, sama artinya : melakukan perintah-Nya di mana saja dan kapan saja. Tidak terbatas pada gedung gereja dan tidak sekedar Kebaktian Keluarga. Ibadah wajib dilakukan di luar Gedung Gereja pada hari hari kerja, di mana TUHAN Allah mengutus kita. Kita bukan saja menjadi pelayan pada Hari Minggu atau dalam Kebaktian Keluarga, tetapi di kantor-kantor, di sawah ladang, di mana saja kita bekerja, di sanalah kita melaksanakan ibadah kepada Allah.

C.2.  Tata Ibadah itu wajib mengikuti kebenaran (Hukum Allah),

Hal ini dimaksudkan agar keadilan-Nya dapat dinikmati semua orang. Ibadah patut mendatangkan berkat-Nya kepada siapapun tanpa mengenal pembedaan atas keyakinan agama. Itu berarti pelaksanaan dan penyelenggaraan ibadah tidak mengikuti selera dan kemauan manusia; akan tetapi semata-mata menurut pesan / firman Allah.

C.3.  Bukan pertobatan yang pura-pura dan bersifat sementara.

        TUHAN melihat ibadah yang kita lakukan (Yes. 59:15b). Acapkali ibadah yang dilakukan itu bertujuan memperlihatkan seakan-akan kita telah bertobat, mempertunjukkan kesalehan yang munafik. Padahal sesungguhnya kita sedang mengemasi / membungkus kejahatan yang sedang bersarang di hati. Kita muncul bagaikan orang suci dengan pakaian terbaik, padahal kehidupan sosial rusak amburadul. TUHAN melihatnya dari sorga. Ia menghukum kita.  

C.4.  Allah menciptakan masa depan baru setelah penghukuman

        Yesaya 59 : 20 – 21 merupakan nubuat Nabi Deutero-Yesaya tentang pemulihan kondisi umat setelah TUHAN mengampuni dosa mereka. Deutero-Yesaya berkata : “Ia akan datang sebagai Penebus untuk Sion” (ay. 20), Kata kerja “Ia akan datang” dalam  philologi Bahasa Ibrani mengandung 2 (dua) peng-arti-an : a). Tindakan Allah (menebus Israel) sudah pernah berlangsung dahulu kala (bd. Kel. 6:3; Ul. 7:8, dll). Dengan sengaja Deutero-Yesaya, mengulang tradisi tersebut (bd. verb  menebus” -> Yes. 41 : 14; 43:1, 3; 63:9; noun “Penebus” -> Yes. 43:14; 44:24; 54:5) tentang penebusan. Tradisi penebusan ini terkait pada gambaran ekonomi, di mana seseorang telah menggadaikan diri dan tergadai kepada orang lain. Ia tidak mampu membayar kembali utang / borgnya. Oleh karena itu, ia harus tetap tinggal di rumah orang itu sebagai budak. TUHAN, Allah Israel adalah Pencipta dan Pemilik umat. Dia pasti bekerja menebus umat-Nya. Dan umat tidak membayar sesenpun (bd. Yes. 52:3). Inilah anugerah Allah, bukan hasil usaha manusia ! Israel ditebus tanpa pembayaran utang.

C.5.  Pemulihan dan pemharuan keadaan itu adalah karya Allah, bukan manusia. Itulah yang disebut waktu anugerah Allah. Diawali oleh pemberian Roh dan Firman Allah, setelah umat melakukan pertobatan. Suatu asa baru di mana TUHAN menjalankan pemerintahan-Nya atas orang yang telah dibaharui (bd. Yeh. 36:25-27).

        CATATAN UNTUK PARA PRESBITER !

a)     Hal ini diingatkan kepada Pendeta – Penatua – Diaken ! Janganlah menyampaikan firman seolah-olah kita sedang mengecam dan mendakwa warga jemaat melakukan dosa besar, padahal kita sendiri lebih kejam dari pada firman yang kita ucapkan. Dengarkanlah kesaksian Deutero-Yesaya : “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Yes. 59:2; bd. Yer. 5:25). Bagaimanakah mungkin Pendeta – Penatua – Diaken menjadi Jurusyafaat bagi Jemaat di hadapan Allah Bapa, jikalau doa mereka sendiri tidak didengar-Nya, karena banyaknya dosa dan kejahatan yang mereka lakukan ? Apakah doa syafaat atas jemaat didengar TUHAN, padahal doa pribadinya ditolak-Nya, karena pelanggaran dan dosanya ? Mustahil ! Doa dan pelanggaran pemimpin akan dicontohi juga oleh umatnya. Allah tidak mentolerir dosa seorangpun ! Ia menghukum setiap orang karena dosanya. Ia tidak memandang status, sebab di mata-Nya semua orang adalah sama !

b)     Tidak seorang berdosapun yang akan ikut masuk ke dalam keadaan baru yang diciptakan (dipulihkan dan dibaharui) oleh Allah. Persyaratan mutlak yang perlu dipenuhi adalah : PERTOBATAN. Tanpa pertobatan tidak seorangpun akan menikmati hal itu. Karen itu, bertobatlah ! Tinggalkanlah dosamu, lalu berbalik kepada Allah, maka Dia akan menganugerahkan masa baru itu kepadamu.


MEDAN – SUMATERA UTARA
Hari Selasa, 02 Agustus 2011

Penyusun :

PDT. ARIE A R IHALAUW

1 komentar:

  1. Kedatangan hamba Allah
    "" "" "" "" "" "" "" "" "" "
    'Atmak' belum tentu berarti 'yang ku junjung' tapi itu sebenarnya nama

    penulisan Atmak adalah אתמך
    penulisan Ahmad adalah אחמד

    Dalam Yesaya 42:1, Allah berkata
    "Lihatlah, 'Hambaku' (diucapkan sebagai Abd-ee), 'yang Ku junjung' (diucapkan sebagai Atmak);

    Allah menubuatkan tentang kedatangan hamba-Nya
    Lihatlah Hambaku Ahmad (Yesaya 42:1) - dan begitu siapa Ahmad ini? disebut hamba Allah?

    Dia tidak lain adalah
    Abd-Allah Ahmad (Hamba Allah, Ahmad) - Nabi Muhammad saw

    BalasHapus