GEREJA PROTESTAN
DI INDONESIA
BAGIAN BARAT
G P I B
Majelis Jemaat ‘PETRA’ di Bogor
Sekretariat : Jalan Raya Bogor Km. 17 Cibuluh
– Ciluar
TATA IBADAH
UCAP SYUKUR
UMAT DALAM
PERISTIWA
KEBANGKITAN
KRISTUS YESUS
THEMA
MEMBANGUN KEMITRAAN ANTAR UMAT
DEMI KESELAMATAN BANGSA
ROMA VIII : 28
SUB THEMA
Kasih
Kristus Yesus mendorong semangat orang Kristen untuk berpartisipasi membangun
bangsa yang majemuk menuju kehidupan penuh damai-sejahtera
ROMA X : 12
MAJELIS JEMAAT
GPIB PETRA DI BOGOR
Minggu, 23 April 2014
-----ooo00ooo-----
PROSESILITURGI I
SAPAAN PEMBUKA TEMU
Diak. 1 : Kawan...,
Apakah gerangan kejadian
di hari ini...
Lihatlah... banyak orang
berkumpul di sini...
Adakah yang mereka cari di
hari begini subuh ?
Diak. 2 : Benar,
sahabatku !
Akupun heran
melihatnya...
so pasti...., so pasti
ada cerita, sahabatku
Diak. 1 : Ya...,
benar sekali...
dahulu kala ada kabar
berita ...
cerita tentang seorang
tokoh ...
Jemaat : Siapakah
Dia ?
Siapakah tokoh sejarah
yang kaumaksudkan, kawan ?
Diak. 2 : Yesus,
orang Nazareth !
Dialah yang menciptakan
sejarah keselamatan !
Dialah yang sedang kita
nantikan !
Jemaat : Marilah
kita memuji namaNya.
Marilah kita bersorak
karena Dia adalah Tuhan kita...
Diak. 1 : Marilah
berdiri, kita menyanyikan pujian bagi Allah !
NYANYIAN UMAT
PUJI YESUS
KID. JEM. 293 : 1 – 2
1.
Puji Yesus
Pujilah Juruselamat, angit bumi agungkan kuasaNya. Haleluyah nyanyilah para
malaikat kuasa hormat b’rilah kepadaNya. Selamanya Yesus Gembala kita, siang
malam kita didukungNya. Puji Dia b’ritakan keagunganNya. Puji Dia, mari
bernyanyilah !
2.
Puji Yesus,
pujilah Juruselamat pada salib dosa dihapus-Nya. Gunung Batu dan Pengharapan
abadi dinyatakan di bukit Golgota.
Haleluyah, hilanglah dukacita oleh kuasa kasih-setiaNya. Puji Dia !
B’ritakan keagunganNya. Puji Dia ! Mari
bernyanyilah !
DOA DI AWAL JUMPA
Jemaat : WAHAI PENDOA !
UCAPKANLAH
DOAMU !
BIARLAH
TUHAN MEMBERKATI PERTE-MUAN RAYA INI. BIARLAH DIA
SENDIRI YANG DATANG MENYAPA KITA !
Pent. 1 : Marilah
kita berdoa :
Ya Allah Mahakudus, kami
datang memenuhi undanganMu untuk mengucap syukur kepadaMu, oleh karena Dikau
telah menganugerahkan keselamatan melalui kebangkitan Yesus Kristus, Tuhan dan
Juruselamat kami !
Jemaat : Kami berkumpu di sini untuk
menyembah Kristus yang telah bangkit dan naik ke sorga, duduk di sebelah kanan
Bapa surgawi.
Pent. 1 : Bersama
sekalian malaikat dan mahkluk surgawi, umat memuliakan namaMu :
Jemaat : KUDUS, KUDUS,
KUDUSLAH, TUHAN ALLAH
SERWA SEKALIAN ALAM.
DIA
YANG SUDAH ADA DAN YANG AKAN DATANG UNTUK MENGHAKIMI
DUNIA SERTA MENEGAKKAN PEMERIN-TAHANNYA
ATAS SELURUH CIPTAAN.
Semua : Terpujilah namaMu, kini dan sepanjang segala
zaman !
JEMAAT DUDUK
PUJIAN DAN PENGAKUAN DOSA KEPADA ALLAH
Pent. 2 : Pujilah
TUHAN hai semua orang yang sudah diselamatkan.
Pujilah Dia karena telah
diberikan kebaikanNya atas kita !
Wanita : TUHAN..., DIALAH ALLAH
YANG TELAH MEMBEBASKAN KITA !
DIALAH
JURUSELAMAT
KITA TURUN TEMURUN !
Pent. 2 : Dia
melepaskan kita dari ikatan dosa !
Dia menghidupkan kita dari
jurang kematian !
Kita diberiNya makanan dan
minuman setiap hari !
Laki : TIDAK
ADA TUHAN
KECUALI ALLAH, DIALAH
YANG DITINGGIKAN DI LANGIT DAN DISEMBAH DI BUMI.
DIALAH KRISTUS
YESUS, TUHAN
DAN ALLAH
KITA !
Semua : Bersoraklah karena Allah
telah melakukan perkara besar atas kita ! Bernyanyilah bagi Dia, karena Ia
memelihara kita dari penindasan kuasa maut. Marilah kita memuji Dia, Yesus
Kristus, Juruselamat dunia !
NYANYIAN JEMAAT
TERPUJI ENGKAU, ALLAH MAHABESAR
KID. JEM.397 : 3 – 4
3. Dimuliakanlah Anakdomba kudus, yang
mengorbankan diri jadi Penebus ! ...
REFF....
HALELUYAH
PUJI TUHAN ! HALELUYAH
AMIN ! JIWA
KAMI KAUJADIKAN
SEGAR ABADI.
4. Berilah Tuhan kasih abadMu; jiwa kami penuhi
dengan ApiMu ... REFF....
PEMBERITAAN FIRMAN ALLAH
REFLEKSI PASKAH
DRAMA BAHAGIAN I
AKU TAK SANGGUP LAGI
Narator
I : Drama
ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Pulau Ambon, di pesisir pantai Airlouw
(Nusaniwe).
Desa ini berhadapan dengan laut bebas, di mana perubahan musim sangat
mempengaruhi mata pencaharian. Sebahagian besar penduduknya berprofesi nelayan.
Pekerjaannya sehari-hari menangkap ikan di laut lepas.
Narator
II : Di
tepian pantai, dekat “Pintu Kota” yang memisahkan Desa
Airlouw dan Desa Seri, di situ tinggal sebuah keluarga Antonius dan Mariana
serta kedua anaknya, perempuan sulung (Lea) dan laki-laki bungsu (David). Juga
Melkianus, adik Mariana. Kehidupan mereka sangat tergantung pada hasil
tangkapan ikan. Jika laut tenang, Antonius dapat membawa pulang banyak
tangkapan; akan tetapi bila badai dan gelombang laut mengamuk, keadaan ekonomi
keluarga amat memprihatinkan.
Suatu
hari suami-isteri itu duduk bercanda :
Mariana : “Papa, katong pung uang su abis.... seng ada baras lai
par mamasa makanan anak-anak...”
Antonius : “Ouuww... beta pi ka kabong cari kasbi dolo. Nanti mama
rebus par makan malam jua, ... tau kan... laut masih ganas kio... apalagi su
dekat hari bae bagini, jang sampe katong dapa susa e...” Mariana tersenyum kecut...
Melkianus : “Usi e... inga-inga jua, su mau dekat hari
Paskah to... jang sampe katong cilaka. Biar hidup kurang-kurang, yang penting
katong samua salamat kio, usi e...” timpa adiknya, Melkianus.
Mariana : “Abis mo biking bagemana lai... ana dua kacil itu
manangis minta susu, beta seng pung uang par bali, Anton e ...! Sapa pung hati
seng susa lia ana-ana pung aermata ? Minyak lampu jua su karing..., sabong
mandi su abis... su seng ada apa – apa lai di dapor Anton e... la beta mo cari
uang di mana ni.... !!!”
Lea : “Mamaaaaa..... mamaaa.... Lea haus, Ma...”
Mariana memberikan segelas air putih, tapi Lea makin meronta... “Minta teh susu
Ma..., Lea ndak mau air putih....” sambil kebingungan sang ibu
menjawab
Mariana : “Sabar ya nak !... Esok papa akan menangkap ikan... kita
akan menjualnya, udah itu Mama membelikan susu untuk Lea dan ade David...” Mariana mencoba membujuk anaknya.
BAHAGIAN II
Narator
I : Antonius
mengajak iparnya, Melkianus, menuju pantai. Setibanya di sana keduanya
merasakan tiupan angin sangat kencang. Deburan ombak memecah keheningan malam.
Gerimis membasahi pasir putih di pantai Pintu Kota. Antonius menyapa iparnya
lembut :
Antonius : “Melky e... beso pagi pagi katong dua pigi tangkap ikang
e...”
Melkianus : “Kaka e... galombang talalu basar deng angin
masih kancang ka apa ? Ati-ati jua, jang sampe katong cilaka di tenga laut, kio
kaka e !”
Antonius : “Suda jua... jang bicra banya lai... sabantar malam
siapkan alat-alat parau, lalu eso pagi pagi katong dua ka laut e...”
Wajah Melky kecut... ia bukan
takut melaut, tetapi cuaca masih belum begitu baik. Ada ketakutan kecil di
hatinya.
Melkanus : “Kaka e... pikir bae bae jua... beta Cuma
kasi inga, jang sampe katong cilaka kio.... !!!!”
Antonius : “Diam... ! seng usa malawang... Biking samua yang beta su
bilang... besok pagi katong barangkat, bae atau tidak bae cuacanya....”
BAHAGIAN III
Narator
II : Sesudah
beberapa jam di pantai, kedua orang itu kembali ke rumahnya. ...
Pelita kecil itu
masih bercahaya, sesekali sinarnya meredup ditiup angin laut. Kedua buah
hatinya sudah terlelap, sementara Mariana, isterinya, tertidur di bale-bale.
Sementara Melkianus ke gudang kecil menyiapkan perlengkapan melaut; Antoniius
bercakap dengan isterinya :
Antonius : “Mama..., tolong siapkan bekal, ya... esok subuh kami
akan melaut... !” tutur Antonius
Mariana : “Iya, pa... ! Mudah mudahan papa diberkati Tuhan, lalu pulang
membawa banyak ikan tangkapan...”
BAHAGIAN IV
Narator
I : Antonius
tersenyum menatap isterinya. Hatinya miris ! Lelaki itu melangkah masuk ke
kamar dan berbaring sambil memeluk kedua anaknya.
Narator
II Subuh ... ketika orang masih
tertidur lelap, Antonius bersama adik iparnya diantar oleh Mariana ke pantai.
Tampaknya lautan tenang...., namun mendung menutupi bahagian barat kaki langit.
Kedua laki-laki itu mendorong perahu ke bibir pantai, lalu menghilang ditelan
gelap. Mariana melenggang kembali ke gubuknya.
Narator
I Beberapa jam kemudian mendung
hitam pekat menutupi wajah langit. Halilintar dan guruh sambung menyambung.
Sesaat kemudian hujan lebat mengguyur bumi. Dari jendela rumahnya, Mariana
menatap ke laut lepas. Ombak gelombang berbuih putih menghantam bibir pantai.
Nyalinya ciut. Kekuatiran meliputinya. Wajah Mariana pucat pasi. Terbayang
olehnya wajah kusut Antonius, suaminya tercinta. Perasaan Mariana semakin
galau.... ia terduduk lemas di bale-bale depan pintu rumahnya. Mulutnya komat
kamit. Mariana sedang berdoa... (keyboard mengalunkan kidung DI TENGAH OMBAK...
lembut mendayu)
Narator
II : Tiba-tiba...
Bunyi guruh
mengglegar memecahkan kesunyian... berbareng suara lelaki meratap meraung-raung
kesedihan....
Melkianus : “Kaka e e e e e... sioooooo.... Tong Alla e
e e ... kasiang lawang kaka e e e...
Mariana : “Oe... ade... !!! Diam dolo... jang manangis ade ... ada
apa lai ? Kanapa ade su pulang ?....
Melkianus : “Usi Ana e... katong pung parau tenggelam...
bung Anton ilang sampe sakarang..., orang binungku tolong beta, sio usi e e e e
e...” Melkianus semakin meraung perih.
Mariana : “Tong Alla e e
e.... mangapa samua harus beta tarima sio Tuhan e e ....” Mariana
mendekap kedua anaknya sambil menangis ... “anak-anak masih kacil... seng ada dorang
pung Bapa lai... sio Tuhang e e e... Sio Tuhan eee... beta rasa saki lawang...,
katong pung hidup su susah..., sakarang makin susah lawang Tetemanis e e e.....”
Lea : “Mama... ma... mama... mengapa Mama nagis
Ma ?” Anak perempuan itu kelihata menggigil... Ia ketakutan
melihat ibunya meraung-raung... “Mama, jangan
menangis, Ma !”
PROSESI LITURG II
Diak. 1 : Apakah
TUHAN membiarkan umatNya sengsara ?
Apakah TUHAN tidak memperhatikan derita orang percaya ?
Jemaat : Setiap hari kami berhadapan dengan
kepahitan hidup...
Setiap saat kami
berjuang mempertahankan diri...
Rasanya..., TUHAN tidak
melihat derita !
Kadang kami merasa,
TUHAN tidak mendengar doa !
Pel.Fir : TUHAN tidak berjanji memberikan kenikmatan hidup,
tetapi yang dijanjikanNya
: “AKU
MENYERTAI ENGKAU SAMPAI AKHIR ZAMAN” (Math.
28:20b).
TUHAN tidak berjanji perjalananmu akan
menyenangkan, tetapi yang dijanjikanNya : “AKU AKAN BERPERANG UNTUK KAMU, DAN KAMU
TINGGAL DIAM SAJA” (Kel.
14:14).
Kristus yang menang dari
maut bertanya kepada saudara : “DIMANAKAH KEPERCAYAANMU ?” Oleh karena itu, saudara harus menjawab
pertanyaan tersebut menurut pengakuan iman masing-masing pribadi.
REFLEKSI PASKAH
DRAMA BAHAGIAN II
Sambil Mariana menangis memeluk kedua
anaknya, SOLOIS menyanyikan Lagu : “DOA” (Eddy Silitonga) ... diiringi keyboard
: “AKU TAK SANGGUP LAGI
MENERIMA DERITA INI, AKU TAK SANGGUP LAGI, MENERIMA SEMUANYA”
Ibu 1 : (sikapnya
agak sinis) “Tuhang e ... lia Mariana
tu... Dia mau manangis for apa ? Dia yang paksa Anton pigi mencari ikang...
sakarang dia rasa, bagemana hidup tanpa suami...
Ibu 2 : Oe...
Welly e... jang ale lancang bagitu lai sodara... Mariana su susah, mar ale
menghina tarus... Jaga mulu sadiki... bagemana kalo ale yang mengalami....
Ibu 3 : Sssssssttttttttttt.......
diam.... dengar tu... ada orang bataria... tabaos basar – basar.... ada apa tu
e ... ?
Marinyo : (pukul
tipa sambil berteruak) ....... Rakyat Negeri..... Mari bakumpul samua... Orang su bawa Anton pung
mayat ni e ..... (peti diusung oleh Kaum Bapak sampai ke depan mimbar)
NYANYIAN JEMAAT
INGINKAH KAU IKUT YESUS
KID. JEM.397 : 3 – 4
1.
Inginkah kau
ikut Yesus, pikul salib. Jangan bimbang, jangan ragu ikut Tabib.
PIKULLAH SALIBMU SAJA IKUT TERUS,
LIHATLAH MAHKOTA RAJA AGUNG
KUDUS.
2.
Haruslah kausankal diri, pikul salib. Di
godaan dunia ini, ikut Tabib....
3.
Apapun
kesusahanmu, jangan lemah. Tuhan Yesus besertamu, ikut tetap....
Jemaat : Wahai
pemberita !
Ucapkanlah berita,....
sampaikanlah pesan dari langit... Adakah
Pemilik Langit membisikkan sesuatu padamu ? Tuturkanlah, wahai pemberita agung
! Tuturkan berita, bukalah siratan makna, agar kami mengerti makna semua cerita
!
Pel.Fir : Dengarlah
! Bukalah telinga dan camkanlah berita ! TUHAN itu Allah kita. Dia Allah nenekmoyangmu,
Dialah Bapa bagi kita ( Pengajaran I
-> hanya 5 menit ).
Diak. 1 : Wahai
Pemberita Agung !
Katakanlah
jujur, apa makna kematian &
kebangkitan ? Bisakah Allah yang
hidup itu mengalami kematian jasmani
?
Pel.Fir : Bukalah
mata hatimu dan pahamilah kata-kata hikmat yang diberitakan Sang Pen-cipta,
Juruselamat dan Allah kita ! ( Pengajaran
II -> hanya 5 menit. Pemberita berdiri di samping janda dan
anak-anaknya, dekat dengan peti jenazah, menyampaikan berita MAKNA
KEBANGKITAN KRISTUS bagi orang percaya yang berjalan menuju masa
depan. Mariana dan kedua anaknya berdiri di samping peti jenasah sambil menangis. Kemudian Pendeta - Penatua - Diaken mendekatinya dan memberikan penghiburan).
NYANYIAN UMAT
ANAK
ALLAH YESUS NAMANYA
Anak Allah, Yesus namanya,
menyembuhkan, menghidupkan. Dia t’lah mati ganti dosaku, hidup baru berarti s’bab Yesus hidup.
S’bab Dia hidup ada hari esok,
s’bab Yesus Hidup, ‘ku tak gentar. Ka’na ‘ku tahu Dia pegang hari esok. Hidup
jadi berarti s’bab Yesus bangkit.
Sambil nyanyian tersebut dilagukan, seluruh
Presbiter dan Warga Jemaat berjalan menuju KOTAK PERSEMBAHAN untuk memberikan PERSEMBAHAN KHUSUS bagi PEMBANGUNAN
GEDUNG GEREJA
“PETRA’
DI BOGOR
PENGAKUAN KRISTEN
Pel. Fir : Marilah
kita berdiri dan menyatakan Pengakuan Iman kepada Trinitas Mahakudus. Mari kita
berikrar :
VOCAL GROUP / PS
Jemaat : Wahai
Gembala Umat !
panjatkan doamu kepada
Tuhan....
ceritakan keadaan kami di
Bogor,
‘gar Dia selalu memelihara
kami
selalu memberkati kehidupan
kami, umatNya
Pel. Fir : Marilah kita datang kepada Allah, Bapa
surgawi,
seraya
menaikkan permohonan kepadaNya.
Marilah
kita berdoa : Ya Allah, .....
JAWABAN
UMAT
YANG
MELAYANI TUHAN
UCAPAN
SYUKUR UMAT
Diak. 3 : “Marilah kita memberi persembahan syukur
kepada Allah untuk mendukung pekerjaanNya yang dilakukan Gereja, sambil
mengingat pesan Alkitab : “Janganlah seseorang
pergi menghadap hadirat TUHAN dengan
tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan
berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu (UL.
16:16-17). Kolektan akan dijalankan oleh Majelis Jemaat.
DIKAU
YANG BANGKIT,
MAHAMULIA
KID.
JEM. 104 : 1 – 2
1. Dikau yang bangkit Mahamulia,
Dikaulah abadi jaya dan megah ! Turun malak sorga pulih cemerlang.
DIKAU YANG BANGKIT MAHAMULIA !
DIKAULAH
ABADI
JAYA DAN MEGAH
2. Lihatlah Dia, Yesus Tuhanmu ! Dialah
Yesus yakinlah teguh. Mari, umat Tuhan, bergembiralah ! Bertekun maklumkan
kemenanganNya.
Kantong Persembahan diedarkan oleh
Majelis Jemaat
Diak. 3 : Marilah
kita berdiri, sambil menyanyikan ayat 3 dari nyanyian yang sama
DIKAU
YANG BANGKIT,
MAHAMULIA
KID.
JEM. 104 : 3
3. Tuhanku hidup, takutpun lenyap. Dia
Junjunganku, da-maiku tetap. Yesuslah kuatku, kemenanganku. Yesuslah hiduppku,
kemuliaanku.... REFF. ...
DIKAU YANG BANGKIT MAHAMULIA !
DIKAULAH
ABADI
JAYA DAN MEGAH
DOA
PERSEMBAHAN
Diak. 3 : Marilah
kita menyerahkan persembahan ini kepada Allah serta memohonkan berkatNya atas
kehidupan kita. Marilah berdoa : KeadilanMu telah dinyatakan melalui peristiwa kematian dan
kebangkitan Yesus Kristus yang selalu kami ingatrayakan. Dan melalui Paskah Kristus
Yesus, Engkau menghadiahkan harta surgawi yang membuat semua ciptaan
bersukacita. Semua itu menyatakan kebaikan hatiMu, ya Bapa Mahakudus.
Jemaat : Kami mengakui, bahwa persembahan uang yang
diberikan tak sebanding dengan anugerah yang telah Kaukaruniakan, serta tak
dapat disejajarkan dengan kebaikanMu.
Akan
tetapi pemberian kami ini hanyalah pernyataan cinta kepadaMu. Kiranya Engkau
berkenan atasnya, ya Allah. Pakailah, ya Tuhan, untuk
membangun kerajaanMu di bumi, agar seluruh ciptaan menikmati damai sejahtera
yang datang dari padaMu di dalam kelahiran Yesus. Amin (disusun oleh Arie A. R. Ihalauw)
JEMAAT DUDUK
PEMBERKATAN
& PENGUTUSAN
WARTA JEMAAT
Pent. 3 : Majelis
Jemaat mengharapkan saudara-saudara dapat bersabar untuk mendengarkan Warta
Aktifitas Pelayanan selama sepekan : 24
– 31 April 2014 mendatang.
=> pembacaan Warta
Jemaat => sesudah dibaca =>
Sungguh,... kehadiran
saudara-saudara untuk mengikuti Ibadah Minggu 31 April 2014 mendatang merupakan
sebuah kehormatan bagi kami. Dan Majelis Jemaat berdoa, kiranya Tuhan Yesus
yang bangkit dan menang senantiasa memberikan rachmat kebaikanNya ke dalam
keluarga Bapak / Ibu / Sdr – sdri.
PENGUTUSAN
Pel. Fir. : Yesus
Kristus yang bangkit dan menang berpesan kepada saudara : “Beritakanlah Injil kepada segala
makhluk” (MARK. 16 : 15). Oleh karena itu,
lakukanlah pesanNya, sambil menantikan pernyataan akan kemuliaan Kristus yang
akan datang.
Diberikan kesempatan
kepada saudara untuk menyalami tetangga duduk, sambil mengatakan : “Damai
sejahtera di dalam TUHAN”
TIAP
LANGKAHKU DIATUR OLEH TUHAN
1.
Tiap
langkahku diatur oleh Tuhan, dan tangan kasihNya memimpinku. Di tengah glombang
dunia menakutkan, hatiku tetap tenang teguh.
TIAP
LANGKAHKU, KUTA’U YANG TUHAN PIMPIM; KE TEMPAT TINGGI ‘KU DIHANTARNYA, HINGGA
SEKALI NANTI AKU TIBA DI RUMAH BAPA SORGA YANG BAKA.
2.
Di dalam TUHAN saja harapanku, sebab di tanganNya sejahtera.
Dipegangnya kunci Kota Allahku, negeri perjanjian mulia.
PEMBERKATAN
Pel. Fir. : (Ucapan
Pendeta sebelum penumpangan tangan atas persekutuan jemaat)
Atas nama TUHAN, yang telah memanggil, mengurapi
dan menetapkan kami selaku pelayan firman berdasarkan otoritas Kristus. Kami
diutus Allah untuk menyampaikan berkatNya bagi kamu sekalian. Terimalah berkat
Allah :
TUHAN memberkati
dan menyertai engkau...
TUHAN menyinari
engkau dengan wajahNya serta
memberi engkau kasih-karunia.
TUHAN menghadapkan
wajahNya kepadamu dan
memberi
engkau damai-sejahtera !
Jemaat : AMIN – AMIN
– AMIN (dinyanyikan)
-----ooo00ooo-----
Ariha - arsip
koreksi dikit ya mas, Dikau yang Bangkit, Mahamulia KJ 194 :)
BalasHapus