GEREJA PROTESTAN DI
INDONESIA BAGIAN BARAT
G P I B
Majelis Jemaat GPIB PETRA di Bogor
ARAHAN
PENYUSUNAN AKTIVITAS
PROGRAM
KERJA DAN ANGGARAN
TAHUN
2014 – 2015
GPIB Jemaat PETRA - Bogor
Mempersiapkan
Komisi Kerja untuk Memasuki Lokakarya
Komisi Kerja untuk Memasuki Lokakarya
PROGRAM
KERJA & ANGGARAN 2014 – 2015
Thema
2014 – 2015
KEMITRAAN UMAT
YANG MEMBAWA DAMAI SEJAHTERA
ROMA
10 : 14 – 15
Kamis - 30 Januari 2014
Majelis Jemaat
GPIB PETRA di Bogor
disusun oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW
-
1
PENGANTAR
Setelah
Majelis Jemaat GPIB PETRA di Bogor menetapkan dan memutuskan pengadaan Kelompok
Kerja (Pok-Ja) Penyusunan Program Kerja dan Anggaran Jemaat PETRA di Bogor,
maka semua jajaran memikirkan, merencanakan dan menjabarkan hal-hal yang
berkaitan dengan PROGRAM 2014 – 2015. Oleh karena itu, makalah yang disusun ini
merupakan arahan bagi semua pihak yang terlibat.
Mudah-mudahan
kita semua berpartisipasi penuh ke dalam proses penyusunan program ini. Semoga
Tuhan Yesus, Kepala Gereja, merachmati kita oleh kebajikanNya, sehingga kita
dikuatkan untuk melakukan kehendak Allah.
Bogor
– Jawa Barat
Kamis,
30 Januari 2014
-
2
PENDAHULUAN
Beberapa catatan perlu disampaikan kepada
Pok-Ja (Kelompok Kerja) tentang perubahan Teks Alkitab yang menjadi Thema
Alkitabiah KUPPG tahun 2014 – 2015 mendatang. Sebagaimana tertulis dalam Buku
PKUPPG yang dikeluarkan MS-GPIB, Thema KUPPG tahun 2014 – 2015 mendatang
berbunyi :
1.
Perubahan
Naskah Alkitabiah
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala
sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
ROMA 8 : 28
menjadi
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika
mereka tidak percaya kepada Dia ? Bagaimana mereka dapat percaya kepada
Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar
tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya ? Dan bagaimana mereka
dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus ? Seperti ada tertulis :
"Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik !"
ROMA 10 : 14 – 15
-
3
Perubahan teks alkitabiah tidak menggantikan
Tema KUPPG 2014 – 2015 => KEMITRAAN
UMAT YANG MEMBAWA DAMAI-SEJAHTERA KE DALAM DUNIA. Hal itu merupakan perbaikan editing naskah,
sebab teks alkitabiah tersusun demikian.
2.
Pemaknaan
Teks Alkitabiah
Surat Roma 10 : 14–15 sebaiknya dibaca dari
ayat 9–15, agar kita mendapat gambaran utuh terkait gagasan teologi menurut
Rasul Paulus. Menurut pandangan saya, perikop dimana kedua ayat tersebut
ditemukan diawali oleh 2 (dua) ayat utama : “Sebab jika
kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam
hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu
akan diselamatkan”
dan lagi “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (ay. 9, 13).
Dari perikop bacaan tersebut
kita menyimpulkan gagasan Paulus tentang PEMBERITAAN INJIL. Marilah kita
mengkajinya : Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka
tidak percaya kepada Dia ? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika
mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika
tidak ada yang memberitakanNya ? Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya,
jika mereka tidak diutus ? Seperti ada tertulis : "Betapa indahnya
kedatangan mereka yang membawa kabar baik !"
- 4
a.
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru
kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia ?
b.
Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada
yang memberitakanNya ?
c.
Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya,
jika mereka tidak diutus ?
Kalimat-kalimat itu diawali
kata tanya : ‘bagaimana.’
Kata tanya tersebut menunjuk pada praktik pelaksanaan tugas orang Kristen (Gereja /
Jemaat) yang dipesankan Tuhan Yesus
Kristus, Kepala Gereja (band. Mrk. 16:15 => Ia berkata kepada mereka : "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk;” Mat. 28 : 19 – 20 =>
“Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman;" Kis. 1 : 8 => Jawab
Yesus : “Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi").
Ada nuansa kemitraan yang
tersirat dalam Roma 10:14–15 terkait penyelenggaraan dan pelaksanaan pesan pekabaran
/ pemberitaan Injil, yaitu : a). Pengelolaan fungsi sistem organisasi Pekabaran Injil;
dan b).
Orang percaya
selaku penyelenggara sistem organisasi (Gereja / Jemaat). Keduanya
saling mengait untuk mencapai VISI Pekabaran / Pemberitaan
Injil, yakni : ‘agar
semua orang menerima keselamatan anugerah Allah dalam iman kepada Yesus Kristus’
(Rom. 10 : 9).
- 5
Dengan demikian, menurut
pandangan saya (jika dibaca memakai kacamata penatalayanan / manajemen), ayat
14 – 15 mengandung gagasan KEMITRAAN
ANTAR SESAMA SEIMAN YANG MEMBERDA-YAKAN SISTEM ORGANISASI (Gereja / Jemaat),
SUPAYA DAMAI SEJAHTERA DAN KESELAMATAN KARYA ALLAH DINIKMATI ‘SEGALA MAKHLUK’.
3.
Mengapa memakai istilah SELURUH CIPTAAN ?
Istilah ini diambil dari
pesan Yesus Kristus menurut Penulis Injil Markus : “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada ‘segala makhluk’” (Mrk, 16 : 15 => Yun. “te ktisei”).
Kata ‘segala
makhluk’ sangat luas maknanya. Ia meliputi seluruh ciptaan Allah yang bergerak
maupun tidak bergerak, juga alam sebagai lingkungan hidup bagi tempat tinggal manusia
serta ciptaan lainnya. Jadi, jika kita berbicara tentang Injil sebagai Kabar Sukacita
atau Kabar Baik,
maka pelaksanaan pemberitaan / pekabaran Injil tidak hanya bertujuan
penyelamatan manusia, melainkan ‘segala makhluk’ juga.
Gagasan tematis yang dikemukakan di atas (KEMITRAAN ANTAR SESAMA SEIMAN YANG MEMBERDAYAKAN SISTEM
ORGANISASI (Gereja /
Jemaat), SUPAYA DAMAI-SEJAHTERA DAN KESELAMATAN
KARYA ALLAH DINIKMATI ‘SEGALA MAKHLUK’) saya pikirkan secara luas dan mendalam. Mengapa
? Oleh karena selama ini gagasan tematis itu hanya dikaji terpaut keselamatan
hidup manusia, tertuju pada manusia. Sementara itu manusia adalah salah satu
mata rantai (mikro) dari tatanan kehidupan alam semesta (makro ). Gereja perlu
didorong untuk memikirkan hubungan yang luas (manusia dan alam), karena keselamatan
manusia, sekurang – kurangnya,
- 6
dipengaruhi oleh kondisi alam semesta (simbiosis
mutualis). dipengaruhi oleh kondisi alam semesta (simbiosis
mutualis). Dengan demikian, keselamatan dapat diartikan : terciptanya
keharmonisan hubungan antara manusia dan segala mahkluk dalam alam ciptaan
Allah. Hal itupun terhubung pada pembangunan lingkungan hidup (ekosistem)
sesuai kehendak Allah (“Membangun Eden” => Kej. 2:15).
4. Pembangunan Masyarakat
Berbicara tentang pembangunan masyarakat, berarti
kita menyentuh persoalan fungsi – sistem institusi, dimana manusia
hidup berkelompok serta memainkan peran sosialnya. Kita tidak akan mengatakan,
bahwa pembangunan
kepribadian dan karakter manusia dilakukan mendahului pembangunan
masyarakat, agaknya tidak demikian.
Yang pasti kedua proses itu saling berhubungan dan berjalan bersama. Pembangunan
masyarakat yang tidak mengikut sertakan manusia, sulit akan mencapai
hasil yang ditargetkan. Oleh karena, manusialah pelaku pembangunan, tanpa mengenal
strata (kelas) dalam masyarakat.
a. Pemberitaan
Injil dan Penyelamatan Seluruh Makhluk
Sepanjang sejarah pertumbuhan dan perkembangannya,
Gereja secara institusional mengajarkan, pemberitaan / pekabaran Injil
bertujuan merealisasikan pesan Tuhan Yesus (Mat. 28:18-20). Mungkin kita bisa
mengajukan pertanyaan : Apakah pemberitaan Injil sama artinya dengan usaha
mengkristenkan (kristenisasi) ataukah memberdayakan manusia agar ia semakin
berkualitas sehingga ia berhasil guna bagi kehidupan ‘seluruh makhluk’ ciptaan
Allah ? Gereja perlu membangun / mencerahkan wawasan warga, bahwa
melalui pemberitaan Injil Gereja
memanusiakan manusia sesuai ‘citra’ (gambar dan rupa)
Allah.
b. Ketegangan
kreatif antara MENJADI KRISTEN atau MENJADI MURID KRISTUS.
Bukan tidak mungkin, ketika masing-masing orang kristen
mengartikan Matius 28 : 18 – 20 (“Jadikanlah sekalian bangsa muridKu”), muncul ketegangan
: apakah pekabaran Injil yang dimaksudkan bertujuan membuat seseorang beralih agama / keyakinan
ataukah ia berada
dalam lingkungan agamanya, namun melakukan kehendak Kristus (mengubah karakter dan kepribadian seturut
teladan Yesus Kristus). Kita tidak harus mempertentangkan kedua tujuan
tersebut. Tugas kita hanyalah memberitakan Injil, sedangkan ‘menjadi Kristen’
merupakan keputusan hati nurani seseorang di bawah bimbingan Rohkristus.
Ketegangan yang diuraikan di atas akan sangat signifikan,
ketika kita membahas Roma 10:14–15 : “Tetapi bagaimana mereka
dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia ? Bagaimana
mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana
mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya ? Dan
bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus ? Seperti ada
tertulis : "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik !"
Jelas sekali pikiran Paulus : “Buah pengutusan
para pekabar Injil itu adalah “setiap orang menjadi percaya dan mengakui keilahian
Yesus” (bd. Rom. 10:9, 13). Berarti ada indikator kuanitatif yang menunjuk pada
peralihan agama / keyakinan.
STRATEGI
PERTAMA
Gereja --- khususnya GPIB Jemaat PETRA
Bogor --- perlu merencanakan
pengembangan kualitas
sumber daya manusia melalui Pembinaan Warga Jemaat (PWJ), sebab
mereka akan menjalankan misi Gereja / Jemaat di lingkungan hidupnya (tempat
tinggal, tempat belajar, tempat kerja, dll). Dengan demikian kita melibatkan
seluruh Warga Jemaat GPIB PETRA Bogor untuk ikut berperan serta seluas-luasnya
dalam menjalankan Misi Kristus melalui pekerjaan Gereja/Jemaat.
STRATEGI
KEDUA
· Refungsionalisasi dan
Revitalisasi Bidang Program Pembinaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Insani (PPSDI)
Mengkaji dan menguji Sistem Pembinaan GPIB
dan Silabus Kurikulum yang memenuhi persyaratan :
1.
Konteks Masyarakat Kota Madya dan Kabupaten
Bogor.
2. Silabus-Kurikulum Pembinaan yang tepat
sasaran dan tepat guna (sesuai kebutuhan Warga Jemaat dalam konteks sosial yang
dihadapi).
·
Remodifikasi Silabus dan
Kurikulum PPSDI terkait :
1. Pembinaan Warga Jemaat melalui Kursus Alkitab,
2. Pengembangan Silabus – Kurikulum Pembinaan
Pres-biter dan BP Pelayanan Kategorial sesuai kompetensi dalam konteks
masyarakat yang sedang bergerak.
3. Pembinaan Tenaga Kerja (Karyawan Kantor
Majelis Jemaat)
STRATEGI
KETIGA
·
Pergilah ... (Mrk. 16:15; bd. Rom. 10:9 –
15)
Allah memanggil umatNya menjadi satu keluarga
bersama Dia selaku Bapa; sekaligus diutus keluar memberitakan pekerjaan yang
besar (I Pet. 2:9). Bukan berarti umat Allah (Gereja) tinggal dalam persekutuan
tertutup namun bersifat terbuka. Kita bukanlah umat Allah (Israel), sama
seperti Abraham; akan tetapi Allah menjadikan kita selaku anak-anakNya (sama
seperti Abraham, Orang Haran itu). Kita diutus pergi --- keluar dari gereja yang tertutup
--- ke dalam dunia untuk melaksanakan ibadah perjanjian, supaya seluruh ciptaan
diselamatkan (bd. Yes. 42 : 6 dst).
·
Gereja memantulkan Terang
Kristus (Mat. 5:13 dst)
Gereja adalah Keluarga
Allah. Ia harus mendengar dan melakukan perkataan Yesus : “Kamulah terang
dunia...” Ia selalu harus berada dalam hubungan yang baik benar
dengan Yesus. Jika tidak demikian, ia sulit menjadi terang, dan tak mungkin pula
berbuah (bd. Yoh. 15:1-6; 5:17; 9:4). Untuk menyatakan ‘terang ilahi’
Gereja perlu membenahi
(revitalisasi
dan
refungsionalisasi) diri; jika tidak berbuat demikian, perlahan-lahan
ia akan mengalami kematian total.
.....
halo Pak Pendeta, salam sejahtera
BalasHapus