PENDELEGASIAN
WEWENANG
MELALUI PENUNJUKAN
PELAYAN
KELUARAN 18 : 13 – 23
Bogor,
25 Oktober 2013
ditulis oleh
Tuturan Sang Bhagawan
PENGANTAR
Orang
menginginkan tahta, meskipun tak berpengetahuan. Banyak orang hendak mememegang
kekuasaan, walau tak bisa berbuat apa-apa. Banyak orang berbicara seolah
mengetahui manajemen Gereja, sesungguhnya, ia sedang memperlihatkan sikap
ambisius untuk menaiki tahta. Acapkali dalam ucapan : “Tuhan memanggilku menjadi Presbiter,”
terselip keinginan, seperti yang dikatakan Paulus : “Orang yang menghendaki...” (I Tim. 3:1). Namun pandainya orang pandai
bersandiwara untuk menutup sikap ambisiusnya. Mungkinkah kita bersikap
dan berpandangan demikian ? Walahualam bisawab ! Hanya
Tuhan yang mengetahul pikiran dan melihat hati.
PENDAHULUAN
Kisah
yang dibacakan untuk direnungkan ini menceritakan tentang nasihat mertua Musa,
Yithro, imam di Midian yang menganjurkan penunjukan tua-tua dari suku-suku Israel untuk membantu
Musa-Harun menjalankan tugas-tugas mereka (ay. 21).
PERIKOP BACAAN
Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara
bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
|
|
Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya
kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada
bangsa itu ? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh
bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang ?"
|
|
Kata Musa kepada mertuanya itu : "Sebab
bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah.
|
|
Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka
datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula
aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan
Allah."
|
|
Tetapi mertua Musa menjawabnya : "Tidak baik
seperti yang kaulakukan itu.
|
|
Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik
bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu,
takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
|
|
Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan
memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau,
wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara
mereka kepada Allah.
|
|
Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada
mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada
mereka jalan
yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan.
|
|
Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu
orang-orang yang
cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat
dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;
tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.
|
|
Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara
bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu,
tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka
meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut
menanggungnya.
|
|
Jika engkau berbuat
demikian dan Allah
memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup
menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke
tempatnya."
|
INTI BERITA
1. Kepemimpinan Karismatis
Kepemimpinan Musa dapat disebut bersifat karismatis, artinya : fungsinya sebagai pemimpin diterimanya langsung dari
Allah (Kel.2:23–4:17). Jabatan itu tidak diterima dari Kneset (Dewan
Perwakilan Rakyat) Israel. Menurut narasi yang disebutkan, Allah menjumpai Musa
dalam wujud belukar yang terbakar, bercakap bersama, mengangkat, menetapkan dan
mengutusnya sebagai penyambung lidah Allah (Kel. 4:12-16). Akan
tetapi, jangan dilupakan, bahwa kepemimpinan yang dijalankan Musapun terbentuk
melalui pendidikan yang dialaminya di bawah pengawasan ibu angkatnya, Putri
Firaun, di dalam istana Kekaisaran Mesir. Dengan demikian, sekurang-kurangnya, Musa mengembangkan
panggilan Allah dengan pengetahuan selama di istana untuk memimpin
Israel keluar dari Mesir.
2. Konteks sosial-budaya
Israel
a.
Sejak semula, sebelum Israel dan
anak cucunya menetap di Mesir, mata pencaharian mereka adalah peternakan kambing
domba. Sebab itu, mereka selalu mengembara, berpindah-pindah tempat (nomaden)
untuk mencari padang rumput bagi makanan ternaknya.
b.
Israel selaku bangsa, terdiri
dari 12 suku utama (anak-anak Yakub dari Rachel dan Lea, serta kedua
gundiknya). Jumlah mereka sekitar 66 jiwa (Kej. 46:26; bd. ay. 27) ketika
mereka mengungsi ke Mesir pada masa Yusuf, anak Yakub, menjadi “orang kedua”
di sana (Kej. 41:37-57). Akan tetapi pada saat Israel keluar dari Mesir jumlah
itu jauh lebih besar. Oleh karena itu, Musa mengalami kesulitan untuk memimpin
mereka; dan faktor inilah yang mendorong Jithro menasihati Musa (bd. Kel.
18:17-18).
Disebabkan perubahan kontek kehidupan masyarakat Israel selama
pengembaraan di padang gurun, maka berkembang pula gagasan “kepemimpinan
bersama.” Musa mempertimbangkan usul Jithro, kemudian ia memilih
tua-tua yang memimpin suku-suku Israel (lebih jelasnya bacalah buku yang
dituliskan Norman
Gottwald : THE TRIBES OF YAHWEH).
3.
Proses Pemilihan
a.
Tujuan
Pengangkatan
Musa menjadi wakil umat di hadapan Allah dan penyambung lidah
Allah di tengah umatNya.
b.
Persyaratan
Kualitatif
a.1. Orang-orang yang cakap (berpengetahuan).
a.2. Yang takut akan Allah (saleh beriman dan setia).
a.3. Yang dapat dipercaya.
a.4. Yang tidak suka disuap (korupsi)
c.
Proses
Pembinaan Calon
Engkau harus mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan,
dan memberi-tahukan
kepada mereka jalan
yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan (18:20).
Dengan kata lain --- dalam Bahasa GPIB --- materi
pembinaan itu adalah TATA GEREJA GPIB (ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan)
dan PKUPPG GPIB, termasuk Tri Dharma Gereja (jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang
harus dilakukan)
4. Tugas Tua-Tua (Para
Presbiter) di tengah suku-suku (Sektor Pelayanan)
Dan sewaktu-waktu mereka
harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah
dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka
sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, ...“ (18:22a)
5. Sifaf Kepemimpinan
“ mereka bersama-sama dengan engkau
(presbiterial-sinodal) turut menanggungnya” (18:22b)
SELAMAT
MENYUSUN PEMBERITAAN
Minggu,
27 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar