USULAN
MATERI PERSIDANGAN SINODE XX THN 2015
PKUPPG GPIB
A. PENDAHULUAN
1. Yang dimaksudkan Kebijakan
Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja adalah garis besar perencanaan
penyelenggaraan dan pelaksanaan Visi Gereja. Secara konsep-tual ia ditempatkan
dalam aspek Misioner, yang bertujuan
mengoperasionalkan Visi Gereja terkait tujuan-tujuan (jangka panjang dan jangka
pendek) yang akan dicapai.
2. PKUPPG disusun berdasarkan
Visi Gereja yang diilhami oleh kesaksian Alkitab. Kemudian dikategorikan ke
dalam tiap tahun kerja dengan Tema-Tema Alkitabiah Tahunan, Visi Misioner Tahun
Berjalan (PKUPPG III Thn Ke 1 1016 – 1017; PKUPPG III Thn Ke 2 1017 – 1018; PKUPPG III Thn Ke 3 1018
– 1019; PKUPPG III Thn Ke 4 1019 – 1020; PKUPPG III Thn Ke 5 1020 – 1021), Sasaran Strategi – Taktis,
Bidang Program Unggulan, dan lain-lain.
THEMA PKUPPG GPIB
JANGKA PANJANG 2005
– 2030
YESUS KRISTUS SUMBER DAMAI SEJAHTERA
YOH. 14 : 27
|
THEMA PKUPPG GPIB
JANGKA PENDEK 2016
– 20201
Mengembangkan Sumber Daya Gereja (SDG) untuk meningkatkan
Pelayanan dan Kesaksian yang mendatangkan damai sejahtera d
i tengah dan bersama masyarakat
LUKAS 1 : 79
Untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam
naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera
(Kutipan Lukas 1 : 17 )
|
VISI / TEMA ALKITABIAH
UNTUK KUPPG TIAP TAHUN BERJALAN
|
||||
2016 – 2017
|
2017 – 2018
|
2018 – 2019
|
2019 – 2020
|
2020 – 2021
|
MENJADI TERANG BAGI BANGSA BANGSA
|
BERITAKANLAH INJIL KEPADA SEGALA MAKLUK
|
PELAYAN YANG MEMBAWA DAMAI
|
MEMBANGUN KESEJAHTERAAN BERSAMA MASYARAKAT
|
MEMPERKUAT TATANAN MENGHADIRKAN BERKAT
|
YESAYA 42 : 6
|
LUKAS 4 : 19
MARKUS 16 : 15
|
YAK. 3 : 13 – 18
|
YEREMIA 11 : 7
|
IBRANI 11 : 8 – 10
|
SUB - TEMA
KUPPG TIAP TAHUN BERJALAN
|
||||
2016 – 2017
|
2017 – 2018
|
2018 – 2019
|
2019 – 2020
|
2020 – 2021
|
Memberdayakan Sumber Daya Insani menuju kesejahteraan
persekutuan yang melayani dan bersaksi
|
Mengkaryakan pelayanan dan kesaksian dengan mwujudkan
kebebasan, keadilan, kebenaran dan kesejahteraan bagi sesama dan alam semesta
|
Membangun spiritualitas damai yang menciptakan pendamai
|
Membangun masyarakat sejahtera demi kesejahteraan umat dan
kekuatan bangsa
|
Menguatkan tatanan bergereja agar mendatangkan berkat bagi
masa depan umat dan masyarakat
|
BIDANG UNGGULAN
PROGRAM KUPPG TAHUN BERJALAN
|
||||
2016 – 2017
|
2017 – 2018
|
2018 – 2019
|
2019 – 2020
|
2020 – 2021
|
TEOLOGI – PPSDI
|
TEOLOGI - PELKES - GERMASA
|
TEOLOGI / PELKAT
|
TEOLOGI – P.E.G.
|
TEOLOGI - IFORKOM
|
CATATAN :
1. Pembinaan
merupakan benang merah yang menjadi aktifitas utama dalam pelaksanaan tiap
Altivitas Program KUPPG Tahunan
2. Pembinaan akan
selalu berhubungan dengan pemahaman teologi terkait Program KUPPG Tahunan.
|
||||
KEGATAN
POKOK
|
||||
2016 – 2017
|
2017 – 2018
|
2018 – 2019
|
2019 – 2020
|
2020 – 2021
|
1. PST 2016.
2. KONVEN PENDETA
3. KONSULTASI TEOLOGI 2016
4. PENYUSUNAN SILABUS &
KURIKULUM PWG & CALON PEN-DIK
5. SENSUS WARGA GEREJA2016
6. MUTASI TAHAP I Juni 2016 dan
TAHAP II Oktober 2016.
7. PENGADAAN DEPARTEMEN DEPARTEMEN & BADAN PELAKSANA PELKAT TINGKAT
SINODAL
|
1. PST 2017
2. KONSULTASI TEOLOGI 2017
3. PROSES PEMILIHAN PEN-DIK 2017 –
2022 dimulai sejak Mei – Okt 2017
4. PROSES PEMILIHAN BADAN PELAKSANA
PELKAT DI JEMAAT LOKAL
5.
PENYUSUNAN
MATERI BINA CALON LEGISLATIF WARGA GPIB
6. MUTASI TAHAP I Bulan Juni 2017
7.
MUTASI
TAHAP II Bulan Oktober 2017
|
1. PST 2018
2. KONSULTASI TEOLOGI 2018
3. PEMILIHAN BP.MUPEL dilaksanakan
sesuai SK MS
4. PEMBINAAN CALON LEGISLATIF WARGA
GPIB
5.
PENYUSUNAN
DRAF RANDAS MATERI PS 2020
6. MUTASI TAHAP I Bulan Juni 2018.
7.
MUTASI
TAHAP II Bulan Oktober 2018
|
1. PST 2019
2. KONVEN PENDETA
3. KONSULTASI TEOLOGI 2019
4. DRAF RANUM MATERI PS 2020.
5. MUTASI TAHAP I Bulan Juni 2019
6. MUTASI TAHAP II Bula Oktober 2019
|
1.
PST 2020
2.
KONSULTASI TEOLOGI
3.
DRAF RANTAP MATERI
PS 2020
4.
PS. 2020
a.
Penetapan Pemahaman Iman dan
perangkat Teologi Gereja
b.
Penetapan Tata Gereja
c.
Penetapan PKUPPG
|
CATATAN :
1. KONSULTASI
TEOLOGI diselenggarakan TIAP TAHUN (waktunya ditentukan kemudian). Hal ini
bertujuan menunjang PENYEMPURNAAN PERANGKAT GEREJA secara menyeluruh sejalan
dengan PEMAHAMAN IMAN GPIB.
2. MUTASI sebagai
perwujudan pengutusan Pejabat GPIB diadakan 2 (dua) kali dalam setahun, serta
mengingat pendidikan anak-anak.
3. MUTASI dilakukan
setelah KONVEN PENDETA dilaksanakan. Tujuannya : Majelis Sinode mengarahkan
para Pendeta terkait VISI dan MISI GPIB yang diembani dalam pemutasian.
Pemutasian itu sendiri harus dikaji ulang dan diformasi kembali sesuai MASA
DINAS EFEKTIF, GOLONGAN KERJA, dan lain-lain (termasuk status penggembalaan).
4. KONVEN PENDETA
dilakukan 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun berjalan dimulai pada thn 2016
dan 2019.
|
||||
B. PENGEMBANGAN KONSEP PKUPPG
Penyusunan PKUPPG (Pokok
Kebijakan Umum Panggilan dan pengutusan Gereja), seharusnya, memperhatikan
faktor - faktor yang mempengaruhi, yakni :
1. Faktor Internal GPIB
· Percepatan pembangunan
masyarakat dan perubahan nilai-nilai sosial budaya mempengaruhi kinerja
persekutuan Jemaat-Jemaat GPIB yang melayani dan bersaksi.
· Kebutuhan Warga Gereja
yang cukup signifikan perlu mendapat perhatian dan respon serius dalam bentuk
konkrit, bukan saja kajian-kajian teologis belaka.
· Perupaan sistem dan fungsi
organisasipun ikut mengalami gesekan, sehingga diperlukan lagi kajian dan
evaluasi terhadap Gereja selaku organisasi sosial budaya.
· Bentuk – bentuk pelayanan kesaksian, seperti : Liturgi GPIB dan Pelayanan-Kesaksian, dan Pelayanan
Kasih (pelayanan internal) serta Germasa (kesaksian eksternal), perlu diaktualkan sejalan dengan perkembangan
zaman, agar Ibadah GPIB dapat memberikan jawaban atas kebutuhan mental
spiritual (psikologis) serta material ekonomi warga yang sedang bergumul untuk
membebaskan diri dari penderitaan.
2. Faktor Eksternal
Faktor ini disoroti dari 3 (dua) dimensi
sosio-religius, antara lain :
a. GPIB dan Negara
Bangsa
· Secara teologis, Allah
menciptakan manusia untuk melaksanakan misiNya
(Mission of God, Missio Dei) di dalam
alam semesta. Panggilan ini tampak melalui narasi Kitab Kejadian (1:27-28 =>
tugas
prokreasi dan 2:15 => tugas pembangunan kehidupan bersama alam semesta).
Untuk itulah manusia membangun kehidupan keluarga (2:23-25). Ia mengakui, bahwa
TUHANlah yang menyuruhnya.
· Jauh sebelum ada
agama-agama monoteisme berkembang di bumi, manusia memiliki kepercayaan, bahwa
Allah menyuruh manusia untuk melakukan tugas penyelamatan dan pembebasan (KEJ. 2 : 15
=> mengusahakan
(to
cultivate) dan memelihara (to conserve). Manusia menjalankan
suruhan itu melalui persekutuan (keluarga dan pribadi).
· Sejak semula manusia tidak
memisahkan mandat yang diberikan Allah menjadi tugas / tanggungjawab
pemerintahan sipil atau keagamaan.
Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari kepercayaan
yang dikaruniakan kepada manusia secara umum.
Gagasan ini dapat
dipahami, jika kita menyimak secara seksama sejarah pertumbuhan agama-agama dan
ilmu pengetahuan sebelum peristiwa Galilei Galileo dan Copernicus. Pada masa
itu Gereja -- mewakili pemerintahan agama -- mengeksekusi ilmuwan dan IPTEK
yang dikembangkan, serta menyatakannya sebagai dosa yang bertentangan dengan
pendapat gereja. Namun perjuangan ilmuwan tak terbendung sampai waktunya lahir
Gerakan Renaicance (Pencerahan) yang berbuntut pada perpecahan Gereja vs Negara
juga Agama vs Ilmu Pengetahuan.
· Bagaimanakah membina
kembali kebersamaan Gereja dan Negara atau Agama dan Ilmu Pengetahuan dalam membangun
wawasan tentang TUGAS MANUSIA DALAM PEMBANGUNAN ALAM SEMESTA ? Allah menciptakan
manusia, agar ia melaksanakan karya penyelamatan / pembebasan atas ciptaan. Dia
tidak menyuruh Agama atau Ilmu Pengetahuan maupun Agama dan Negara untuk
membebaskan dan menyelamatkan ciptaanNya. Jika demikian, apakah fungsi Agama
dan Negara ? Keduanya adalah ALAT / SISTEM YANG DICIPTAKAN (karya) MANUSIA untuk meng-operasikan (Bhs. Manajemen : mengorganisasikan) suruhan Allah supaya terwujud. Organisasi Agama
dan Pemerintahan sipil itu bagaikan MOBIL yang dijalankan untuk
mencapai tujuan keselamatan / pembebasan.
Dengan demikian, GPIB
berkepentingan membina kemitraan kerja bersama Negara dan seluruh organisasi
agama serta masyarakat demi mewujudnyatakan suruhan Allah : MEMBANGUN INDONESIA
SEBAGAI KELUARGA BANGSA YANG MENIKMATI DAMAI SEJAHTERA ALLAH (pengembangan lanjut Tema PKUPPG Thn. 2014 – 2015)
b. Gerakan Ekumenis
Kita perlu menyoroti hubungan
kemitraan yang telah dicanangkan dalam PKUPPG 2010 – 2015 lalu. Fokus perhatian
tersebut terkait perumusan kata “gerakan ekumenis,”
sebab kita telah merumuskan hubungan ekumenis itu terkait pada :
· Gerakan Keesaan
(berdasarkan 5 dokumen keesaan yang ditetapkan dalam Sidang PGI di Ambon), dan
· Gerakan Keesaan yang
mengikat hubungan persaudaraan (karena latarbelakang hitoris yang sama) dengan
GMIM – GPM – GMIT, dan beberapa Sinode Gereja lain yang terhisab ke dalam
GPI. Kedua masalah ini tidak terlalu
sulit.
· Gerakan-Gerakan
Pentakostal dan Kharismatik.
EVALUASI DAN ANALISA
KASUS :
Terkait Gerekan
Pentakostal dan Karismatik, GPIB telah membuat ketetapan sinodal (TAP PS-GPIB THN 1986 tentang AKTE GEREJA terkait GERAKAN KARISMATIK &
PENTAKOSTAL, mohon diperiksa). Sikap GPIB selama ini memandang gerakan
tersebut sebagai musuh, sekurang-kurangnya, aliran
sesat, bida’ah. Dari sudut pandang ajaran GPIB (Pemahaman Iman
dan seluruh penjelasan teologisnya, termasuk Buku Katekisasi GPIB Tahun 2010).
Hal itu sah-sah saja; akan tetapi dibalik sikap itu GPIB akan mengurangi
perannya sebagai penggerak / motivator gerakan ekumenis (PGI), sebab beberapa
denominasi karismatik dan pentakostal sudah bergabung di dalamnya.
ANTISIPASI
MASA DEPAN : Membangun
Rumat Tinggal Bersama (Yun. OIKOMENOS).
Merintis
jalan baru membangun rumah masa depan. Itulah yang perlu
dirancangkan untuk ditempuh. Sudah
waktunya GPIB meninggalkan cara lama (meskipun kita mengakui perbedaan
ajaran). Sejak PKUPPG 2013-2014 dan PKUPPG 2014-2015, Gereja mengarahkan Warga
dan Pejabatnya untuk membangun dan membina kemitraan antar umat dan institusi,
supaya perdamaian dan kesejahteraan dapat dinikmati semua orang.
KELUARGA ALLAH sebagai PARADIGMA BARU, suatu
pendekatan sosio kultural dan teologis.
GPIB diajak untuk
membuka diri merima keragaman (pluralitas) teologi / ajaran serta menyambut
gerakan karismatik dan pentakostal sebagai saudara dari satu keluarga Allah, di
mana Yesus Kristus memerintah di dalam rumahtangga (EPS. 2 : 13 – 20 => ”...sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Karena Dialah
damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok
pemisah, yaitu perseteruan,... Ia datang dan memberitakan damai
sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia
kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan
lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus
dan ANGGOTA – ANGGOTA KELUARGA ALLAH, yang dibangun di atas dasar para rasul
dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia
kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh).
Hubungan antara GPIB
dan Gerakan Karismatik dan Pentakostal dalam KELUARGA ALLAH perlu ditafsirkan sebagai
rekan sekerja yangg diikatkan oleh tujuan yang sama : mewujudnyatakan pesan
Tuhan Yesus Kristus. Sehubungan dengan hal itu, GPIB bisa memahami secara baru
mitra kerjanya, agar dapat melakukan otokritik terhadap fungsi sistem
persekutuan – pelayanan – kesaksian (TRI DHARMA). Dengan demikian, GPIB
tidak akan takut menghadapi badai karismatik pentakostal (termasuk gerakan ‘energyzer
spiritualism’).
BERSAMBUNG
Mohon pencerahan bpk Pendeta, sinode telah menetapkan visi, misi dan untuk mewujudkan visinya telah diberikan guidance yang diterjemahkan didalam tema tahunan.
BalasHapuskhusus untuk tema Tahunan 2019-2020 " Membangun masyarakat sejahtera demi kesejahteraan umat dan kekuatan bangsa" mhn dijelaskan. indikator kinerja pelayanan secara terukur dari tema tersebut agar bisa diterjemah kedalam program kegiatan oleh masing gereja di daerah yang fokus untuk pencapaian indikator dimaksut.
terima kasih Tuhan memberkati.