Jumat, 22 Oktober 2010

Untuk Keluarga Em. Pdt. Ny. Treesye STh

DENDANG LAGU DUKA UNTUK DIA YANG TELAH PERGI --- Duka ini selalu datang mengejutkan --- Untuk Keluarga Em. Pdt. Ny. Treesye STh

by Arie A. R. Ihalauw on Saturday, October 23, 2010 at 11:07am

Saat aku duduk di sini...mataku menerawang ke hari-hari lalu,ketika kita masih bercanda di bawah flamboyan..di kampus estete tercinta...tak kuasa aku membendung linangan air di matku, Treesye...kuingat kembali....saat-saat perpeloncoansaat-saat kita bersama makan soomay...Yopie, aku dan kau

Treesye adikku...kenangan indah semasa kuliah...semasa pelayanan masih melekat di benak iniaku merindukan masa masa seperti itu....

saat kau datang bersama Nugie...bergandengan tangan...mesra sekali...aku tak sanggup menghadiri pesta perpisahan ini,...karena aku tak sanggup melihat suami dan anak serta mertuamu menangis sedih...

hanya tulisan ini yang kugoresmengingat kebaikanmu dan Nugie suamimu,...

DENDANG LAGU DUKA :

BILA HARI – HARIKU BERAKHIR KELAK
Arie  A. R. Ihalauw


mentari diselimuti mendung hitam pekat,
tiba-tiba bumi menjadi sepi…
tak terdengar suling anak gembala…
semilir angin berhenti
dedaunan tak lagi melambai…
gerimis tipis …
dari seberang sayup sayup terdengan
rintihan tertahan…
erang kesakitan…
di antara sejuta kenangan yang bermain dalam benak :
wahai kasihku…
dulu…, sudah lama sekali
kuingat langkah kita diayun bersama altar
di sana … di gereja tua
kita bersama mengucap janji sehidup semati…
kita berjalan bersama menempuh badai hidup…
kita melayani dalam suka dan duka…
kau selalu setia menemaniku…
kau menyeka airmata dan peluh saat – saat aku berdoa…
kau memberikan semangat dalam mengharapi tantang layan…
sayangku…,
tak ada seorangpun berdiri di sampingku,
ketika aku menangis sambil berjalan memikul salib pelayanan
ketika aku meringis kesakitan, karena hatiku tertusuk fitnah
ketika aku bergumul bersama Tuhan di sepanjang jalan ke depan
aku hanya mengenal dua perempuan dalam hidupku…
ibuku tercinta yang telah pulang ke sana,
dan…

Treesye,
kau, isteriku tercinta..
kau mengilhami pikirku…
kau semangat hidupku..
kau selalu mendampingiku..

tapi…
saat ini kita masih bersama
bersama di dalam rumah yang kita bangun
namun ada yang berganti …
aku tak merasakan hangatnya genggammu lagi
aku masih berdiri di sini…
mengenang hari hari kemaren yang kita lalui bersama
canda dan tawa..
suka dan duka…
kita lalui bersama…
saling menghibur
menguatkan
mendoakan…

tapi…
mungkin esok tak seindah kemaren..
aku harus melangkah sendirian
dengan membawa sejuta kenangan indah dari kau yang kusayangi..

isteriku sayang,
isteriku manis…,
                tersenyumlah padaku, walau hanya sesaat saja
                tataplah mataku mesra seperti hari hari lalu

aku tak kuasa menanggung duka perpisahan
aku tak mampu berjalan sendiri tanpa dirimu, sayang    
kalau nanti rumahmu telah ditutup
dan tak ada jendela bagiku untuk mengintip
aku hanya bisa berkata :
aku masih mencintaimu, sayang !’
aku akan selalu membawa cintamu sepanjang jalan penantian
aku akan selalu setia sampai waktuku tiba kelak
pada waktu itu :
kita tidak akan berpisah lagi,
sebab mati telah mempersatukan hidup kita kembali
bila nanti waktuku tiba..
dendang perkawinan akan mengema lagi
meskipun dalam mati atau hidup :
AKU SELALU SETIA MENCINTAIMU, SAYANG


SELAMAT JALAN ADIKKU

NOKE & SIEN
DI MEDAN


<


Tidak ada komentar:

Posting Komentar