PENGAJARAN
DALAM IBADAH
PENGUCAPAN SYUKUR atau PENGHIBURAN - KEMATIAN
ALLAH,
DIALAH,
BAPA
DAN PELINDUNG BAGI KAMU
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda,
.... Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia
mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia... Allah memberi
tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang
tahanan, sehingga mereka bahagia, ...
MAZMUR
68 : 5 – 6
disusun
oleh
ARIE
A. R. IHALAUW
PENDAHULUAN
Kematian menimbulkan masalah. Meskipun menurut orang Kristen, kematian
telah ditaklukkan Allah; akan tetapi ia selalu menimbulkan masalah bagi orang-orang
yang ditinggalkan. So pasti, orang yang telah mati di dalam Tuhan, tidak lagi
bermasalah. Namun, sebaliknya, masalah akan dialami orang yang masih hidup.
Anak-anak kehilangan orangtua, isteri kehilangan suami, dan sebaliknya.
Ternyata kematian membawa pengaruh psikologis yang cukup berat.
Tidak
semudah membalik telapak tangan. Anak ataupun anak-anak akan merasa terpukul,
karena orangtua adalah teman seperjalanan ke masa depan. Ia akan memikirkan
cara baru sepeninggal orangtuanya. Bagi seorang isteri di mana sang suami
sandaran keluarga, ia harus berusaha mencari nafkah, sekaligus melakukan fungsi
sebagai ayah. Ia akan berjerih payah membesarkan anak-anaknya. Tidak seperti pada
waktu suami masih hidup bersamanya. Seorang suami yang ditinggal mati isterinya
akan menjalankan fungsi seorang ibu. Bukan saja mencari nafkah, tetapi
memberikan perhatian penuh sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangan
anak-anaknya. Dan, keadaan ini sangat melelahkan.
DIA
PENOLONG DAN JURUSELAMAT ORANG SENGSARA
Bagaimanakah kita menghadapi masalah secara kristen
?
Marilah kita membaca dan merenungkan pengalaman iman pemazmur di bawah ini (Mazmur
68) :
Tetapi orang-orang benar bersukacita,
mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
|
|
Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah
namaNya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan !
Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya !
|
|
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediamanNya yang kudus;
|
|
Allah memberi tempat tinggal kepada
orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga
mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
|
|
Ya Allah, ketika Engkau maju berperang
di depan umat-Mu, ketika Engkau melangkah di padang belantara, ....
|
Pertama,
kematian bersifat
individual. Tidak seorangpun yang mati bersama, selain kecelakaan
dan bunuh diri. Meskipun kita menikah ataupun sebagai anak, kita tidak turut bersama-sama
masuk ke dalam kematian. Masing-masing orang akan mengalaminya sendiri, seperti
ketika ia lahir.
Kedua,
kematian
adalah peristiwa
sosial-keagamaan yang mempersatukan semua orang ke dalam realitas. Pada
peristiwa itu semua orang saling tolong menolong, tanpa mengenal keragaman
latarbelakang sosial-keagamaan.
Ketiga,
kematian
merupakan peristiwa
kontemplatif, di mana manusia merenungkan relasi vertikal dengan Pencipta.
Ia mengerti keterbatasan dan ketidakberdayaan diri di hadapan Allah. Membutuhan
‘sahabat’ yang
mampu menjawab dan memberi jalan keluar dari masalah sesudah kematian.
Masalah
itu dikemukakan pemazmur : Bapa
bagi anak yatim dan Pelindung
bagi para janda. Menurut pemazmur, anak yatim (tak berbapa)
dan janda
merupakan anggota masyarakat yang lemah. Meskipun sang suami meninggalkan
banyak harta kekayaan; akan tetapi status kejandaan telah menempatkan perempuan
dalam posisi terancam. Tidak seperti ketika suami masih hidup. Janda akan
mengalami berbagai kesulitan geraknya dalam masyarakat, sebab seluruh anggota
akan memberikan penilaian. Apalagi jika suami tidak meninggalkan warisan !
Keadaannya akan semakin parah. Begitu pula yang dirasakan oleh anak yatim.
Masa depan baru dan jawaban Allah.
Setelah peristiwa kematian berakhir, janda dan anak yatim piatu akan memasuki
masa depan baru, tanpa kehadiran suami maupun ayahnya. Keadaan inilah yang
menggelisahkan banyak perempuan janda dan anak-anaknya. Berbeda dari waktu
sebelumnya, di mana orang yang dicintai masih hidup. Kondisi keluarga berubah
tiba-tiba. Biasanya mereka mendapat perlindungan penuh; tetapi setelah
kematian, kehidupan mereka akan berada di bawah ancaman. Anak-anak kehilangan
figur (sosok) ayah, bimbingan, perhatian dan kasih sayang.
Allah Sumber Kebahagiaan. Pemazmur
memberikan kesaksian yang dialaminya, bahwa Tuhan Allah bekerja membebaskan
orang lemah dan sengsara (anak yati, para janda, orang tahanan, orang sebatangkara)
dari keadaan sulit. Orang-orang itu bersukacita dan berbahagia, karena Allah
menolong mereka. Jadi sukacita dan bahagia itu bukan karena terbebas dari
kesusahan saja, melainkan terutama dikarenakan Allah bertindak selaku
Juruselamat. Inilah refleksi pemasmur : “Ya Allah, ketika Engkau maju berperang
di depan umat-Mu” (bd. Kel.
14 : 14 => “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja”).
ALLAH
MENJAMIN
KEHIDUPAN
ORANG SENGSARA
Berbicara
tentang orang sengsara tidak akan habis-habisnya. Malahan Yesus sendiripun
pernah bertutur : “Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku akan datang kembali kepadamu” (Yoh. 14:18). Menurut
Yohanes, Gereja dan orang Kristen dipandang sebagai mempelai perempuan yang
akan ditinggalkan oleh kekasihnya. Mereka akan mengalami suatu masa, di mana
Yesus Kristus tidak berjalan bersama secara jasmaniah, setelah Ia kembali ke
dalam kemuliaan sorgawi. Keadaan ini sangan memprihatinkan serta mengancam
keberadaan umat. Akan tetapi Yesus Kristus menguatkan dan memberikan
penghiburan, bahwa Ia selalu menyertai umatNya. Dia akan ada di tengah tengah
persekutuan dalam RohNya, sebagaimana dikatakan : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya,....” (Yoh. 14:16). Dia, Roh Allah, akan menyertai Gereja dan orang Kristen
pada masa kesusahan besar, sehingga mereka tidak lagi disebut : “Yang ditinggalkan”;
melainkan “persekutuan
orang-orang yang berbahagia,” sebab Tuhan Allah ada di
tengah-tengahnya selaku Penolong dan Pembebas.
MEMASUKI MASA DEPAN
BERSAMA ALLAH
Pemberitaan
dan pengajaran akan firman Allah ini bermakna dalam bagi keluarga yang
ditinggalkan oleh kekasihnya. Memang kita berduka, karena orang yang dicintai
telah kembali ke dalam kemuliaan Allah. Dan, mungkin saja kita menjadi kuatir untuk
memasuki masa depan baru. Kitapun tidak mengetahui bagaimana jalan ke depan.
Dengarlah ucapan nabi Yeremia : “Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari
mencucurkan airmata, sebab untuk masa depanmu masih ada harapan”
(Yer. 31:16-17). Allah mengutus Roh mendampingi umat yang berseru kepadaNya
pada masa kesusahan. Ia akan berperang demi membebaskan siapapun yang percaya.
Dialah, Juruselamat dan Penolong, yang mampu melakukan segala sesuatu yang
melebihi pikiran kita. Terpujilah Dia !
Ciluar
– Bogor,
Hari
Rabu – 25 Maret 2013
Salam
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar