Rabu, 24 April 2013

Pengajaran dalam Ibadah Penghiburan atau Ibadah Syukur ses. Pemakaman



PENGAJARAN DALAM IBADAH
PENGUCAPAN SYUKUR atau PENGHIBURAN - KEMATIAN

ALLAH, DIALAH,
BAPA DAN PELINDUNG BAGI KAMU

Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, .... Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia... Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, ...  

MAZMUR 68 : 5 – 6

disusun oleh

ARIE A. R. IHALAUW


PENDAHULUAN

Kematian menimbulkan masalah. Meskipun menurut orang Kristen, kematian telah ditaklukkan Allah; akan tetapi ia selalu menimbulkan masalah bagi orang-orang yang ditinggalkan. So pasti, orang yang telah mati di dalam Tuhan, tidak lagi bermasalah. Namun, sebaliknya, masalah akan dialami orang yang masih hidup. Anak-anak kehilangan orangtua, isteri kehilangan suami, dan sebaliknya. Ternyata kematian membawa pengaruh psikologis yang cukup berat.

Tidak semudah membalik telapak tangan. Anak ataupun anak-anak akan merasa terpukul, karena orangtua adalah teman seperjalanan ke masa depan. Ia akan memikirkan cara baru sepeninggal orangtuanya. Bagi seorang isteri di mana sang suami sandaran keluarga, ia harus berusaha mencari nafkah, sekaligus melakukan fungsi sebagai ayah. Ia akan berjerih payah membesarkan anak-anaknya. Tidak seperti pada waktu suami masih hidup bersamanya. Seorang suami yang ditinggal mati isterinya akan menjalankan fungsi seorang ibu. Bukan saja mencari nafkah, tetapi memberikan perhatian penuh sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya. Dan, keadaan ini sangat melelahkan.  

DIA PENOLONG DAN JURUSELAMAT ORANG SENGSARA

Bagaimanakah kita menghadapi masalah secara kristen ? Marilah kita membaca dan merenungkan pengalaman iman pemazmur di bawah ini (Mazmur 68) :

Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.
Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah namaNya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan ! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya !
Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediamanNya yang kudus;
Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia, tetapi pemberontak-pemberontak tinggal di tanah yang gundul.
Ya Allah, ketika Engkau maju berperang di depan umat-Mu, ketika Engkau melangkah di padang belantara, ....
Pertama, kematian bersifat individual. Tidak seorangpun yang mati bersama, selain kecelakaan dan bunuh diri. Meskipun kita menikah ataupun sebagai anak, kita tidak turut bersama-sama masuk ke dalam kematian. Masing-masing orang akan mengalaminya sendiri, seperti ketika ia lahir.

Kedua, kematian adalah peristiwa sosial-keagamaan yang mempersatukan semua orang ke dalam realitas. Pada peristiwa itu semua orang saling tolong menolong, tanpa mengenal keragaman latarbelakang sosial-keagamaan.

Ketiga, kematian merupakan peristiwa kontemplatif, di mana manusia merenungkan relasi vertikal dengan Pencipta. Ia mengerti keterbatasan dan ketidakberdayaan diri di hadapan Allah. Membutuhan ‘sahabat’ yang mampu menjawab dan memberi jalan keluar dari masalah sesudah kematian.

Masalah itu dikemukakan pemazmur :  Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda. Menurut pemazmur, anak yatim (tak berbapa) dan janda merupakan anggota masyarakat yang lemah. Meskipun sang suami meninggalkan banyak harta kekayaan; akan tetapi status kejandaan telah menempatkan perempuan dalam posisi terancam. Tidak seperti ketika suami masih hidup. Janda akan mengalami berbagai kesulitan geraknya dalam masyarakat, sebab seluruh anggota akan memberikan penilaian. Apalagi jika suami tidak meninggalkan warisan ! Keadaannya akan semakin parah. Begitu pula yang dirasakan oleh anak yatim.

Masa depan baru dan jawaban Allah. Setelah peristiwa kematian berakhir, janda dan anak yatim piatu akan memasuki masa depan baru, tanpa kehadiran suami maupun ayahnya. Keadaan inilah yang menggelisahkan banyak perempuan janda dan anak-anaknya. Berbeda dari waktu sebelumnya, di mana orang yang dicintai masih hidup. Kondisi keluarga berubah tiba-tiba. Biasanya mereka mendapat perlindungan penuh; tetapi setelah kematian, kehidupan mereka akan berada di bawah ancaman. Anak-anak kehilangan figur (sosok) ayah, bimbingan, perhatian dan kasih sayang.

Allah Sumber Kebahagiaan. Pemazmur memberikan kesaksian yang dialaminya, bahwa Tuhan Allah bekerja membebaskan orang lemah dan sengsara (anak yati, para janda, orang tahanan, orang sebatangkara) dari keadaan sulit. Orang-orang itu bersukacita dan berbahagia, karena Allah menolong mereka. Jadi sukacita dan bahagia itu bukan karena terbebas dari kesusahan saja, melainkan terutama dikarenakan Allah bertindak selaku Juruselamat. Inilah refleksi pemasmur : Ya Allah, ketika Engkau maju berperang di depan umat-Mu (bd. Kel. 14 : 14 => “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja”).

ALLAH MENJAMIN
KEHIDUPAN ORANG SENGSARA

Berbicara tentang orang sengsara tidak akan habis-habisnya. Malahan Yesus sendiripun pernah bertutur : “Aku tidak meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, Aku akan datang kembali kepadamu” (Yoh. 14:18). Menurut Yohanes, Gereja dan orang Kristen dipandang sebagai mempelai perempuan yang akan ditinggalkan oleh kekasihnya. Mereka akan mengalami suatu masa, di mana Yesus Kristus tidak berjalan bersama secara jasmaniah, setelah Ia kembali ke dalam kemuliaan sorgawi. Keadaan ini sangan memprihatinkan serta mengancam keberadaan umat. Akan tetapi Yesus Kristus menguatkan dan memberikan penghiburan, bahwa Ia selalu menyertai umatNya. Dia akan ada di tengah tengah persekutuan dalam RohNya, sebagaimana dikatakan : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,....” (Yoh. 14:16). Dia, Roh Allah, akan menyertai Gereja dan orang Kristen pada masa kesusahan besar, sehingga mereka tidak lagi disebut : “Yang ditinggalkan”; melainkan “persekutuan orang-orang yang berbahagia,” sebab Tuhan Allah ada di tengah-tengahnya selaku Penolong dan Pembebas.

MEMASUKI MASA DEPAN
BERSAMA ALLAH

Pemberitaan dan pengajaran akan firman Allah ini bermakna dalam bagi keluarga yang ditinggalkan oleh kekasihnya. Memang kita berduka, karena orang yang dicintai telah kembali ke dalam kemuliaan Allah. Dan, mungkin saja kita menjadi kuatir untuk memasuki masa depan baru. Kitapun tidak mengetahui bagaimana jalan ke depan. Dengarlah ucapan nabi Yeremia : “Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan airmata, sebab untuk masa depanmu masih ada harapan” (Yer. 31:16-17). Allah mengutus Roh mendampingi umat yang berseru kepadaNya pada masa kesusahan. Ia akan berperang demi membebaskan siapapun yang percaya. Dialah, Juruselamat dan Penolong, yang mampu melakukan segala sesuatu yang melebihi pikiran kita. Terpujilah Dia !

Ciluar – Bogor,
Hari Rabu – 25 Maret 2013

Salam

Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar