Rancangan
Pengajaran
KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
Hari Rabu –
17 Apriel 2013
PEMBAHARUAN
IBADAH UMAT ALLAH
2 RAJA 23 : 10 – 12
disusun oleh
Arie A. R. Ihalauw.-
A.
PENDAHULUAN
1.
Tentang
Sejarah Raja Yosia
a). Perikop bacaan ini (2
Raja 23) termasuk ke dalam kumpulan catatan sejarah pemerintahan Raja – Raja
Israel dan Yehuda.
b). Perikop bacaan ini
merupakan catatan sejarah mengenai pemerintahan Raja Yosia, anak Raja Amon (2 Rj. 21 : 25 – 26)
serta pekerjaan yang dilakukan sewaktu memimpin Kerajaan Yehuda – Yerusalem (2 Rj. 22 : 1 – 23 : 30). Ibunya bernama Yedida
binti Adaya penduduk kota Boskat (2 Rj. 22 : 1).
c). YOSIA (Ibr. Yoshiyahu; Yun. Ιωσιας; Lat. Josias) artinya TUHAN (YHWH) adalah Juruselamat, TUHAN, Dialah Penolong.
d). Masa
hidup Raja YOSIA dari thn 641 – 609 sb.M dan menjadi Raja di Yerusalem sejak 649 – 609
sb. M. Dia menjadi raja sejak kematian ayahnya. Pada waktu itu ia berusia 8
tahun (2 Rj. 22 : bd. 1; 2 Taw. 34:1).
e). Mitra
Kerja Raja Josiah
1. HILKIA – Imam Besar di Yerusalem (2 Rj. 22 : 8).
2. SAFAN bin Azakya (Sekretaris / Panitera), MAASEYA (Penguasa Kota atau disebut sekarang
Walikota) dan JOAH bin Yoahas - Bendahara Kerajaan (2 Rj. 22: 9; bd. 2
Taw. 34:8).
3. YEREMIA – nabi yang bekerja di Yerusalem pada saat ini (Yer.
1 : 1 – 3).
.
Tokoh-tokoh itu adalah pendukung dan pendorong reformasi (pembaharuan)
sistem peribadahan umat Yehuda-Yerusalem.
2.
Konteks
Masyarakat Yehuda – Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Yosia bin Amon.
Untuk
mengetahui kondisi masyarakat Yehuda-Yerusalem pada masa pemerintahan Yosia bin
Amon, kita perlu membaca kitab-kitab lain di samping Kitab
II Raja, seperti Kitab II
Tawarikh 34 - 35 dan sebahagian dari
Kitab Nabi Yeremia.
a). Kondisi Masyarakat sebelum
Raja Yosia memerintah Yehuda-Yerusalem.
.
a.1. Kerajaan Israel Utara,
ibukotanya Samaria, telah ditaklukkan oleh Kekaisaran Asiria di sekitar tahun
722/21 sb. Masehi.
a.2. Setelah keruntuhan
Samaria, banyak penduduk Israel Utara yang mengungsi dan bergabung dalam
Kerajaan Yehuda – Yerusalem.
a.3. Pada waktu itu terjadi percampuran budaya (akulturasi)
dalam masyarakat.
b). Raja – Raja yang
memerintah di Yerusalem sebelum Yosia bin Amon dinilai sebagai orang yang
berbuat kejahatan melanggar perintah TUHAN (Taurat
=> Kel. 20 : 1–17). Mereka tidak melarang umat menyembah berhala (dewa matahari)
dan mengorbankan anaknya kepada Dewa Molokh (2 Rj. 23 : 10-12).
c). Kondisi poleksosbud
(politik – ekonomi – sosial – budaya) semakin parah, karena kaum bangsawan dan
para pedagang memainkan peran politik ekonomi yang merugikan rakyat jelata.
d). Pertahanan keamanan
nasional sedang terancam. Yerusalem mengalami penekanan politik dari negara
tetangganya.
KETERANGAN TENTANG
KERAJAAN SELATAN
(Yehuda Yerusalem)
|
KATEGORI
|
KERAJAAN ISRAEL
UTARA
|
19 Raja dan 1 Ratu
|
Raja
|
19 Raja
|
Jerusalem
|
Ibukota Kerajaan
|
Samaria
|
1 Dinasti (Daud bin Isai)
|
Dinasti yang memerintah
|
5 Dinasti dan beberapa raja yang independen
|
Yehuda dan Benjamin
|
Suku-suku yang mendiami Kerajaan
|
10 suku di wilayah utara.
|
Paling tidak stabil, ada beberapa raja yang baik dan ada yang buruk.
|
Karakter Raja Raja
|
Semua rajanya jahat di mata TUHAN, tetapi hanya Ahab dan Ahazia adalah penyembah
Baal.
|
Ditaklukkan oleh Kekaisaran Babilonia dalam tahun 586 seb. Masehi
|
Penaklukan
|
Ditaklukan Kekaisaran Asiria dalam tahun 721 seb. Masehi.
|
Kembali ke Yerusalem sesudah pmbuangan.
|
Kondisi sesudah Pembuangan
|
Tidak pernah kembali.
|
3.
Tindakan
Raja Yosia
Mengatasi kondisi
sosial dan keagamaan demikian, Raja Yosia yang didukung Ibu Suri, Ratu
Yedida
binti Adaya dari Kota Boskat serta
orang-orang yang masih setia menyembah TUHAN melakukan reformasi
(pembaharuan) pada seluruh bidang kehidupan kemasyarakatan.
a). Reformasi sistem
peribadahan dijalankan oleh Yosia sesuai perintah TUHAN (2 Rj. 22:1-2; 23:4-20; bd. 2 Taw. 34 : 1-7).
b). Yosia memerintahkan Safan bin Azalya, Maaseya dan Joah bin Yoahas untuk
mengajak Imam Besar Hilkia untuk merestorasi Bait Allah di Bukit Zion (2 Taw. 34:8; bd. 2 Rj. 23:1-3).
c). Ketika pekerjaan
perbaikan Bait Allah dilakukan, mereka menemukan ‘gulungan Kitab Taurat’ (2 Rj. 22 : 8; bd. 2 Taw. 34:14-15). Gulungan kitab
itu dibaca di hadapan raja.
d). Berdasarkan firman
dalam gulungan kitab itu, Raja memerintahkan para imam dan seluruh rakyat
Yerusalem menyelenggarakan Ibadah Paskah (Ibr. Pesach) dan Perayaan Roti Tidak Beragi
selama tujuh hari (2 Rj. 23: 21; 2 Taw. 35 : 17-19;
bd. Kel. 12:1-20).
B.
KARAKTER
YOSIA
Kita patut
mengenal karakter Yosia, bukan saja sebagai raja tetapi terutama selaku seorang beriman.
Pengenalan akan karakter dan kepribadian Yosia sangat penting, agar kita
mengerti bagaimana hal itu membentuk kepemimpinannya sebagai Raja Yerusalem.
1. Pembentukan karakter anak
tak dapat dilepaskan dari peran orangtuanya. Meskipun ayahnya, Raja Amon, berbuat
jahat menurut pandangan TUHAN; akan
tetapi Yosia didik oleh ibunya yang setia mengasihi dan taat memberlakukan
perintah (Taurat) TUHAN. Yedida
binti Adaya, Ibu Yosia, membangun karakter dan kepribadian anaknya sesuai
firman TUHAN (bd. 1 Rj. 3:14;
Mat. 7:24), agar ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan oleh Allah
2. Hasil pendidikan rohani
itu telah berbuah baik. Penulis Kitab Raja-Raja dan Tawarikh mencatat karakter
Yosia sebagai berikut :
a. “Ia melakukan apa yang
benar di mata TUHAN dan
hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan
atau ke kiri” (2 Rj. 22:2; 2 Taw. 34:2).
b. “...
ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa
leluhurnya,...” (2 Taw. 34:3).
Jelaslah bagi kita,
bahwa untuk menjadi PEMIMPIN PARA PELAYAN dan PELAYAN YANG MEMIMPIN persekutuan
umat TUHAN, diperlukan karakter yang baik menurut
pandangan Allah, yakni : “suka mencari TUHAN” dan “melakukan apa
yang benar di mataNya.” Mencari
TUHAN (bd. Amos 5:4,6) sama artinya
: a.
rajin membaca
dan belajar firmanNya; b. rajin mengikuti pertemuan ibadah dan tidak mengundurkan
diri dari pekerjaan Allah (bd. Ibr. 10:25,38)
c. hidup menurut
apa yang dikatakan oleh Allah (bd. Maz. 1:1; 119:15; Mat. 7:24). Menurut Penulis
Kitab Raja-Raja dan Kitab Tawarikh, orang-orang seperti ini, jika diberikan kesempatan
untuk melayani dan memimpin umat Allah di kemudian hari, maka mereka akan
melakukan apa yang benar menurut pandangan TUHAN. Persis
sama seperti Raja Yosia.
3. YOSIA, simbol dan maknanya.
a. Yosia adalah nama yang
diberikan Amon-Yedida, ayah-bundanya, kepada anak laki-laki mereka.
b. Penamaan anak dalam tradisi
Israel amat berhubungan dengan karakter, kepribadian dan nasib di masa depan. Melalui
penamaan anak, seakan-akan, orangtua telah menubuatkan kehidupan yang akan
dijalani anaknya (bd. Yer. 1:5 => "Sebelum
Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum
engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah
menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa").
c. Nama Yosia
berasal dari Bhs. Ibrani : Yoshiyahu (Yun.
Ιωσιας; Lat. Josias) berarti TUHANlah Juruselamat. Bukan tidak mungkin, nama itupun menunjuk pada karya-ibadah-hidup sang
raja. Ia
menjadi penyelamat umat Allah. {Bukankah nama yang sama : JESUS, bermakna demikian ? (bd. Mat. 1:21 => “Ia
akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka")}.
C.
NASKAH
PERIKOP BACAAN – 2 Raja 23 : 10 – 12
Ia menajiskan juga Tofet yang ada di lembah
Ben-Hinom, supaya jangan orang mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api
untuk dewa
Molokh.
|
|
Dibuangnyalah kuda-kuda yang ditaruh oleh raja-raja
Yehuda untuk dewa
matahari di pintu masuk ke rumah TUHAN, dekat bilik
Natan-Melekh, pegawai istana, yang tinggal di gedung samping; juga
kereta-kereta dewa matahari dibakarnya dengan api.
|
|
Mezbah-mezbah, yang ada di atas sotoh, tempat
peranginan Ahas, yang dibuat oleh raja-raja Yehuda, dan mezbah-mezbah, yang
dibuat Manasye di kedua pelataran rumah TUHAN, dirobohkan oleh raja, dan
diremukkan di sana, lalu dicampakkannya abunya ke sungai Kidron.
|
PENJELASAN – PENJELASAN
1. Sejak
pendudukan dan pembagian tanah Kanaan kepada ke – 12 suku Israel oleh Yoshua
bin Nun, orang Israel tidak mengusir semua penduduk (suku) asli. Beberapa di
antara mereka masih berdiam di tengah umat Allah. Mereka juga masih
melaksanakan tradisinya serta menyelenggarakan ibadah kepada para dewa-dewinya.
2. Tidak
mengherankan jikalau umat terpengaruh mengikuti model penyembahan suku-suku
kanaani. Israel tercemar.
3. Memang
benar, raja-raja Israel dan Yehuda bukan saja bersikap toleransi kepada
penduduk asli; akan tetapi merekapun ikut menjalankan ibadah kepada allah asing
itu.
4. Kondisi
keagamaan seperti ini (istilah teologinya : sikap sinkritis) menimbulkan kemarahan TUHAN atas Israel
– Yehuda.
5. Nabi Yeremia
yang bekerja pada masa itu menyampaikan kecaman TUHAN, katanya : “Berdirilah
di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah : Dengarlah
firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu
gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN ! Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel : Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu
di tempat ini. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,... Sudahkah menjadi sarang penyamun di
matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini ? ...” (Yer. 7 : 1 –
2, 9,11 dll).
6. Cara
berpikir yang telah dicemari ajaran budaya-agama-suku kanaani telah mengubah
perilaku -> kebiasan -> karakter umat Israel. Mereka menjalankan
kehidupan sesehari menurut adat istiadat (nilai-nilai etis moral) orang yang tidak
mengenal TUHAN. Hal inilah yang menimbulkan murkaNya. Dia
menghukum umatNya, oleh karena kejahatan mereka.
D. INTI BERITA (Teologi) DALAM SEJARAH KERAJAAN
Pendalaman akan
perikop bacaan di atas mengantar kepada inti-berita (Yun. kerugma) yang akan diajarkan
dalam Kebaktian Rumahtangga – Hari Rabu, 17 April 2013 sebagai berikut :
Pertama, didiklah
anak-anak menurut firman TUHAN (bd. Mat. 7
: 24), supaya mereka berakar di dalam
pengenalan akan Allah dan bertumbuh ke arah Dia. Anak-anak yang mengenal Allah,
seperti Yosia, ketika mereka memperoleh kesempatan untuk menjadi pelayan dan
pemimpin, maka mereka akan berbuat yang benar dan baik menurut firman TUHAN.
Kepemimpinannya akan mendatangkan rachmat atas hidup sesama dan alam semesta.
Kedua, mentalitas
dan moralitas anak-anak yang berakar dan bertumbuh sesuai ajaran TUHAN akan selalu
kokoh ketika melaksanakan kehendak Allah. Mereka akan melayani TUHAN dan sesama.
Mereka membimbing umat untuk mengenal Dia dan melakukan perintahnya. Mereka
segan berbuat jahat, sebab hati dan pikiran mereka dikuasai Roh Allah.
Ketiga, ajarkanlah
warga jemaat untuk menyembah Allah yang benar, yang dikenal dalam nama Yesus
Kristus. Mereka tidak boleh mengabdi dan melayani kuasa-kuasa lain selain
kehendak Allah. Mereka tidak boleh menyembah Allah lain yang tidak disebutkan
menurut kesaksian Alkitab.
Keempat, tujuan reformasi (pemulihan dan
pembaharuan) dalam ibadah Gereja hanya dapat tercapai, setelah tiap
orang kristen memberi diri dibaharui oleh Rohkristus (bd. Eps. 4:19-22; Kol. 3:10).
Kelima, reformasi
itu dilakukan atas fungsi dari sistem organisasi. Reformasi tidak boleh
menggeserkan maupun mneggantikan dasar pengakuan iman kepada TUHAN,
Allah yang kita sembah dalam nama Yesus Kristus.
E.
KONTEKSTUALISASI
BERITA
Inti-berita
(kerugma) tersebut kita aplikasikan ke dalam kehidupan berjemaat secara umum,
khususnya GPIB Jemaat PETRA – Ciluar di
Kotamadya Bogor.
Pertama, selama
kurang lebih enam bulan GPIB Jemaat PETRA Ciluar di
Kotamadya Bogor mengalami berbagai masalah dalam persekutuan yang melayani dan
menyaksikan Injil Kristus. Namun TUHAN Allah,
Pemilik Gereja, telah mendengarkan seruan permohonan yang naik kepadaNya. Ia
telah dan sedang bekerja di tengah jemaatNya. Ia turun mendampingi warga dan
presbiter untuk menyelesaikan pekerjaanNya. Ia sedang bekerja memulihkan dan
membaharui, asalkan warga dan presbiter memberi diri dituntun oleh RohNya. Maukah
saudara memberikan kesempatan, agar Allah memulihkan dan membaharui kehidupan
pribadi ?
Kedua, bukti
dari karya Allah itu adalah pekerjaan pembangunan rumah TUHAN (Gedung
Gereja GPIB Jemaat PETRA Ciluar di
Kotamadya Bogor). Meskipun jemaat dilanda berbagai kesulitan dan penderitaan,
tetapi TUHAN senantiasa merachmati kehidupan umat dengan kebajikanNya, sehingga
perlahan-lahan pembangunan Gereja berjalan lancar. Jemaat juga merasakan banyak
kasih karuniaNya.
Ketiga, oleh
karena itu, mari kita mereformasi (merevitalisasi
dan merefungsionalisasi) serta memberdayakan fungsi dan sistem organisasi
persekutuan – pelayanan – kesaksian oleh pertolongan Rohkudus. Mari kita
membangun persekutuan jemaat yang sehat (church’s hospitality), supaya kita
diijinkan Allah menyelesaikan pekerjaan ini. Mari kita membangun rasa kebersamaan
dan rasa memiliki yang kuat, sikap kesetia-kawanan yang kokoh dan kemitraan
sejati yang kita lihat dalam perilaku Yesus Kristus. Dengan cara demikian kita
selalu sehati, sepikir, sejiwa, sepenanggungan dalam penderitaan untuk
menyelesaikan pembangunan Gereja ini. Dan, kita dapat menikmati kemuliaan Allah
di dalamnya.
Keempat,
reformasi atas fungsi – peran dari sistem organisasi hanya bisa tercapai, jika
kita membaharui HATI dan PIKIRAN. Biarkan Roh Allah membaharui hati setiap
warga dan presbiter, supaya kita bersama-sama dipakai Allah untuk melakukan
pekerjaanNya, sama seperti yang telah dibuatNya melalui Yosia, raja di
Yerusalem.
SELAMAT
MENYUSUN PENGAJARAN
Ciluar –
Bogor
Hari Sabtu,
13 April 2013
Salam dan
Doaku
DAMAI SEJAHTERA ALLAH MENYERTAI KAMU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar