Sabtu, 13 April 2013

II Raja 23 : 10 - 12 - PEMBAHARUAN IBADAH UMAT ALLAH - Rancangan Pengajaran Hari Rabu, 17 April 2013




Rancangan Pengajaran
 KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
Hari Rabu – 17 Apriel 2013

PEMBAHARUAN
IBADAH UMAT ALLAH

2 RAJA 23 : 10 – 12

disusun oleh

Arie A. R. Ihalauw.-


A.   PENDAHULUAN

1.     Tentang Sejarah Raja Yosia

a). Perikop bacaan ini (2 Raja 23) termasuk ke dalam kumpulan catatan sejarah pemerintahan Raja – Raja Israel dan Yehuda.

b).   Perikop bacaan ini merupakan catatan sejarah mengenai pemerintahan Raja Yosia, anak Raja Amon (2 Rj. 21 : 25 – 26) serta pekerjaan yang dilakukan sewaktu memimpin Kerajaan Yehuda – Yerusalem (2 Rj. 22 : 1 – 23 : 30). Ibunya bernama Yedida binti Adaya penduduk kota Boskat (2 Rj. 22 : 1).

c). YOSIA (Ibr. Yoshiyahu; Yun. Ιωσιας; Lat. Josias) artinya TUHAN (YHWH) adalah Juruselamat, TUHAN, Dialah Penolong.
d).   Masa hidup Raja YOSIA dari thn 641 – 609 sb.M dan menjadi Raja di Yerusalem sejak 649 – 609 sb. M. Dia menjadi raja sejak kematian ayahnya. Pada waktu itu ia berusia 8 tahun (2 Rj. 22 : bd. 1; 2 Taw. 34:1).

e).   Mitra Kerja Raja Josiah

1.  HILKIA – Imam Besar di Yerusalem (2 Rj. 22 : 8).

2.  SAFAN bin Azakya (Sekretaris / Panitera), MAASEYA (Penguasa Kota atau disebut sekarang Walikota) dan JOAH bin Yoahas - Bendahara Kerajaan (2 Rj. 22: 9; bd. 2 Taw. 34:8).

3.  YEREMIA – nabi yang bekerja di Yerusalem pada saat ini (Yer. 1 : 1 – 3).
.
Tokoh-tokoh itu adalah pendukung dan pendorong reformasi (pembaharuan) sistem peribadahan umat Yehuda-Yerusalem.

2.     Konteks Masyarakat Yehuda – Yerusalem pada masa pemerintahan Raja Yosia bin Amon.

Untuk mengetahui kondisi masyarakat Yehuda-Yerusalem pada masa pemerintahan Yosia bin Amon, kita perlu membaca kitab-kitab lain di samping Kitab II Raja, seperti Kitab II Tawarikh 34 - 35 dan sebahagian dari Kitab Nabi Yeremia.  

a).   Kondisi Masyarakat sebelum Raja Yosia memerintah Yehuda-Yerusalem.
.
a.1. Kerajaan Israel Utara, ibukotanya Samaria, telah ditaklukkan oleh Kekaisaran Asiria di sekitar tahun 722/21 sb. Masehi.

a.2. Setelah keruntuhan Samaria, banyak penduduk Israel Utara yang mengungsi dan bergabung dalam Kerajaan Yehuda – Yerusalem.

a.3. Pada waktu itu terjadi percampuran budaya (akulturasi) dalam masyarakat.

b).   Raja – Raja yang memerintah di Yerusalem sebelum Yosia bin Amon dinilai sebagai orang yang berbuat kejahatan melanggar perintah TUHAN (Taurat => Kel. 20 : 1–17). Mereka tidak melarang umat menyembah berhala (dewa matahari) dan mengorbankan anaknya kepada Dewa Molokh (2 Rj. 23 : 10-12).

c).   Kondisi poleksosbud (politik – ekonomi – sosial – budaya) semakin parah, karena kaum bangsawan dan para pedagang memainkan peran politik ekonomi yang merugikan rakyat jelata.

d).   Pertahanan keamanan nasional sedang terancam. Yerusalem mengalami penekanan politik dari negara tetangganya.

                          KETERANGAN TENTANG

KERAJAAN SELATAN
(Yehuda  Yerusalem)
KATEGORI
KERAJAAN ISRAEL UTARA
19 Raja dan 1 Ratu
Raja
19 Raja
Jerusalem
Ibukota Kerajaan
Samaria
1 Dinasti (Daud bin Isai)
Dinasti yang memerintah
5 Dinasti dan beberapa raja yang independen
Yehuda dan Benjamin
Suku-suku yang mendiami Kerajaan
10 suku di wilayah utara.
Paling tidak stabil, ada beberapa raja yang baik dan ada yang buruk.
Karakter Raja Raja
Semua rajanya jahat di mata TUHAN, tetapi hanya Ahab dan Ahazia adalah penyembah Baal.
Ditaklukkan oleh Kekaisaran Babilonia dalam tahun 586 seb. Masehi
Penaklukan
Ditaklukan Kekaisaran Asiria dalam tahun 721 seb. Masehi.
Kembali ke Yerusalem sesudah pmbuangan.
Kondisi sesudah Pembuangan
Tidak pernah kembali.

3.     Tindakan Raja Yosia

Mengatasi kondisi sosial dan keagamaan demikian, Raja Yosia yang didukung Ibu Suri, Ratu Yedida binti Adaya  dari Kota Boskat serta orang-orang yang masih setia menyembah TUHAN melakukan reformasi (pembaharuan) pada seluruh bidang kehidupan kemasyarakatan.

a).   Reformasi sistem peribadahan dijalankan oleh Yosia sesuai perintah TUHAN (2 Rj. 22:1-2; 23:4-20; bd. 2 Taw. 34 : 1-7).

b).   Yosia memerintahkan  Safan bin Azalya, Maaseya dan Joah bin Yoahas untuk mengajak Imam Besar Hilkia untuk merestorasi Bait Allah di Bukit Zion (2 Taw. 34:8; bd. 2 Rj. 23:1-3).

c).   Ketika pekerjaan perbaikan Bait Allah dilakukan, mereka menemukan ‘gulungan Kitab Taurat’ (2 Rj. 22 : 8; bd. 2 Taw. 34:14-15). Gulungan kitab itu dibaca di hadapan raja.

d).   Berdasarkan firman dalam gulungan kitab itu, Raja memerintahkan para imam dan seluruh rakyat Yerusalem menyelenggarakan Ibadah Paskah (Ibr. Pesach) dan Perayaan Roti Tidak Beragi selama tujuh hari (2 Rj. 23: 21; 2 Taw. 35 : 17-19; bd. Kel. 12:1-20).

B.   KARAKTER YOSIA

Kita patut mengenal karakter Yosia, bukan saja sebagai raja tetapi terutama selaku seorang beriman. Pengenalan akan karakter dan kepribadian Yosia sangat penting, agar kita mengerti bagaimana hal itu membentuk kepemimpinannya sebagai Raja Yerusalem.

1.  Pembentukan karakter anak tak dapat dilepaskan dari peran orangtuanya. Meskipun ayahnya, Raja Amon, berbuat jahat menurut pandangan TUHAN; akan tetapi Yosia didik oleh ibunya yang setia mengasihi dan taat memberlakukan perintah (Taurat) TUHAN. Yedida binti Adaya, Ibu Yosia, membangun karakter dan kepribadian anaknya sesuai firman TUHAN (bd. 1 Rj. 3:14; Mat. 7:24), agar ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan oleh Allah

2.  Hasil pendidikan rohani itu telah berbuah baik. Penulis Kitab Raja-Raja dan Tawarikh mencatat karakter Yosia sebagai berikut :


a.  “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri” (2 Rj. 22:2; 2 Taw. 34:2).

b.  “... ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya,...”  (2 Taw. 34:3).

     Jelaslah bagi kita, bahwa untuk menjadi PEMIMPIN PARA PELAYAN dan PELAYAN YANG MEMIMPIN persekutuan umat TUHAN, diperlukan karakter yang baik menurut pandangan Allah, yakni : “suka mencari TUHAN dan “melakukan apa yang benar di mataNya.”   Mencari TUHAN (bd. Amos 5:4,6) sama artinya : a. rajin membaca dan belajar firmanNya; b. rajin mengikuti pertemuan ibadah dan tidak mengundurkan diri dari pekerjaan Allah (bd. Ibr. 10:25,38) c. hidup menurut apa yang dikatakan oleh Allah (bd. Maz. 1:1; 119:15; Mat. 7:24). Menurut Penulis Kitab Raja-Raja dan Kitab Tawarikh, orang-orang seperti ini, jika diberikan kesempatan untuk melayani dan memimpin umat Allah di kemudian hari, maka mereka akan melakukan apa yang benar menurut pandangan TUHAN. Persis sama seperti Raja Yosia.
    
3.  YOSIA, simbol dan maknanya.

a.  Yosia adalah nama yang diberikan Amon-Yedida, ayah-bundanya, kepada anak laki-laki mereka.

b.  Penamaan anak dalam tradisi Israel amat berhubungan dengan karakter, kepribadian dan nasib di masa depan. Melalui penamaan anak, seakan-akan, orangtua telah menubuatkan kehidupan yang akan dijalani anaknya (bd. Yer. 1:5 => "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa").

c.  Nama Yosia berasal dari Bhs. Ibrani :  Yoshiyahu (Yun. Ιωσιας; Lat. Josias) berarti TUHANlah Juruselamat. Bukan tidak mungkin, nama itupun menunjuk pada karya-ibadah-hidup sang raja. Ia menjadi penyelamat umat Allah. {Bukankah nama yang sama : JESUS, bermakna demikian ? (bd. Mat. 1:21 => “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka")}.

C.   NASKAH PERIKOP BACAAN – 2 Raja 23 : 10 – 12

Ia menajiskan juga Tofet yang ada di lembah Ben-Hinom, supaya jangan orang mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api untuk dewa Molokh.
Dibuangnyalah kuda-kuda yang ditaruh oleh raja-raja Yehuda untuk dewa matahari di pintu masuk ke rumah TUHAN, dekat bilik Natan-Melekh, pegawai istana, yang tinggal di gedung samping; juga kereta-kereta dewa matahari dibakarnya dengan api.
Mezbah-mezbah, yang ada di atas sotoh, tempat peranginan Ahas, yang dibuat oleh raja-raja Yehuda, dan mezbah-mezbah, yang dibuat Manasye di kedua pelataran rumah TUHAN, dirobohkan oleh raja, dan diremukkan di sana, lalu dicampakkannya abunya ke sungai Kidron.

PENJELASAN – PENJELASAN

1.    Sejak pendudukan dan pembagian tanah Kanaan kepada ke – 12 suku Israel oleh Yoshua bin Nun, orang Israel tidak mengusir semua penduduk (suku) asli. Beberapa di antara mereka masih berdiam di tengah umat Allah. Mereka juga masih melaksanakan tradisinya serta menyelenggarakan ibadah kepada para dewa-dewinya.

2.  Tidak mengherankan jikalau umat terpengaruh mengikuti model penyembahan suku-suku kanaani. Israel tercemar.

3.  Memang benar, raja-raja Israel dan Yehuda bukan saja bersikap toleransi kepada penduduk asli; akan tetapi merekapun ikut menjalankan ibadah kepada allah asing itu.

4. Kondisi keagamaan seperti ini (istilah teologinya : sikap sinkritis) menimbulkan kemarahan TUHAN atas Israel – Yehuda.

5.  Nabi Yeremia yang bekerja pada masa itu menyampaikan kecaman TUHAN, katanya : Berdirilah di pintu gerbang rumah TUHAN, serukanlah di sana firman ini dan katakanlah : Dengarlah firman TUHAN, hai sekalian orang Yehuda yang masuk melalui semua pintu gerbang ini untuk sujud menyembah kepada TUHAN ! Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel : Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal,... Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan ini ? ...” (Yer. 7 : 1 – 2, 9,11 dll).

6.      Cara berpikir yang telah dicemari ajaran budaya-agama-suku kanaani telah mengubah perilaku -> kebiasan -> karakter umat Israel. Mereka menjalankan kehidupan sesehari menurut adat istiadat (nilai-nilai etis moral) orang yang tidak mengenal TUHAN. Hal inilah yang menimbulkan murkaNya. Dia menghukum umatNya, oleh karena kejahatan mereka.

D.  INTI BERITA (Teologi) DALAM SEJARAH KERAJAAN

Pendalaman akan perikop bacaan di atas mengantar kepada inti-berita (Yun. kerugma) yang akan diajarkan dalam Kebaktian Rumahtangga – Hari Rabu, 17 April 2013 sebagai berikut :

Pertama, didiklah anak-anak menurut firman TUHAN (bd. Mat. 7 : 24), supaya mereka  berakar di dalam pengenalan akan Allah dan bertumbuh ke arah Dia. Anak-anak yang mengenal Allah, seperti Yosia, ketika mereka memperoleh kesempatan untuk menjadi pelayan dan pemimpin, maka mereka akan berbuat yang benar dan baik menurut firman TUHAN. Kepemimpinannya akan mendatangkan rachmat atas hidup sesama dan alam semesta.

Kedua, mentalitas dan moralitas anak-anak yang berakar dan bertumbuh sesuai ajaran TUHAN akan selalu kokoh ketika melaksanakan kehendak Allah. Mereka akan melayani TUHAN dan sesama. Mereka membimbing umat untuk mengenal Dia dan melakukan perintahnya. Mereka segan berbuat jahat, sebab hati dan pikiran mereka dikuasai Roh Allah.

Ketiga, ajarkanlah warga jemaat untuk menyembah Allah yang benar, yang dikenal dalam nama Yesus Kristus. Mereka tidak boleh mengabdi dan melayani kuasa-kuasa lain selain kehendak Allah. Mereka tidak boleh menyembah Allah lain yang tidak disebutkan menurut kesaksian Alkitab.

Keempat, tujuan reformasi (pemulihan dan pembaharuan) dalam ibadah Gereja hanya dapat tercapai, setelah tiap orang kristen memberi diri dibaharui oleh Rohkristus (bd. Eps. 4:19-22; Kol. 3:10).

Kelima, reformasi itu dilakukan atas fungsi dari sistem organisasi. Reformasi tidak boleh menggeserkan maupun mneggantikan dasar pengakuan iman kepada TUHAN, Allah yang kita sembah dalam nama Yesus Kristus.

E.   KONTEKSTUALISASI BERITA

Inti-berita (kerugma) tersebut kita aplikasikan ke dalam kehidupan berjemaat secara umum, khususnya GPIB Jemaat PETRA – Ciluar di Kotamadya Bogor.

Pertama, selama kurang lebih enam bulan GPIB Jemaat PETRA Ciluar di Kotamadya Bogor mengalami berbagai masalah dalam persekutuan yang melayani dan menyaksikan Injil Kristus. Namun TUHAN Allah, Pemilik Gereja, telah mendengarkan seruan permohonan yang naik kepadaNya. Ia telah dan sedang bekerja di tengah jemaatNya. Ia turun mendampingi warga dan presbiter untuk menyelesaikan pekerjaanNya. Ia sedang bekerja memulihkan dan membaharui, asalkan warga dan presbiter memberi diri dituntun oleh RohNya. Maukah saudara memberikan kesempatan, agar Allah memulihkan dan membaharui kehidupan pribadi ?

Kedua, bukti dari karya Allah itu adalah pekerjaan pembangunan rumah TUHAN (Gedung Gereja GPIB Jemaat PETRA Ciluar di Kotamadya Bogor). Meskipun jemaat dilanda berbagai kesulitan dan penderitaan, tetapi TUHAN senantiasa merachmati kehidupan umat dengan kebajikanNya, sehingga perlahan-lahan pembangunan Gereja berjalan lancar. Jemaat juga merasakan banyak kasih karuniaNya.

Ketiga, oleh karena itu,  mari kita mereformasi (merevitalisasi dan merefungsionalisasi) serta memberdayakan fungsi dan sistem organisasi persekutuan – pelayanan – kesaksian oleh pertolongan Rohkudus. Mari kita membangun persekutuan jemaat yang sehat (church’s hospitality), supaya kita diijinkan Allah menyelesaikan pekerjaan ini. Mari kita membangun rasa kebersamaan dan rasa memiliki yang kuat, sikap kesetia-kawanan yang kokoh dan kemitraan sejati yang kita lihat dalam perilaku Yesus Kristus. Dengan cara demikian kita selalu sehati, sepikir, sejiwa, sepenanggungan dalam penderitaan untuk menyelesaikan pembangunan Gereja ini. Dan, kita dapat menikmati kemuliaan Allah di dalamnya.

Keempat, reformasi atas fungsi – peran dari sistem organisasi hanya bisa tercapai, jika kita membaharui HATI dan PIKIRAN. Biarkan Roh Allah membaharui hati setiap warga dan presbiter, supaya kita bersama-sama dipakai Allah untuk melakukan pekerjaanNya, sama seperti yang telah dibuatNya melalui Yosia, raja di Yerusalem.

SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN

Ciluar – Bogor
Hari Sabtu, 13 April 2013

Salam dan Doaku

DAMAI SEJAHTERA ALLAH MENYERTAI KAMU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar