2 PETRUS 1 : 3 – 9
DITULIS OLEH
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW
SURAT – SURAT PETRUS
Surat – surat Petrus ini memiliki latarbelakang tertentu, sehubungan dengan penderitaan orang-orang kristen. Surat – surat ini ditujukan kepada “orang-orang pendatang (Yun. diaspora), yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia.” Mereka adalah orang-orang Kristen-israeli yang merantau ke kota-kota tersebut di atas, karena pembantaian di Yerusalem dan sekitarnya.
Nuansa penderitaan itu sudah diuraikan dalam Surat 1 Petrus mendetail. Malahan tulisannya sangat terkenal, ketika rasul menyatakan : “Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.” (1 PET. 3 : 17). Menurut rasul Petrus, ada orang yang rela menderita karena berbuat baik. Itu benar, akan tetapi perlu dipertanyakan : APAKAH PERBUATAN BAIK YANG DIMAKSUDKAN ITU DIKEHENDAKI ATAUKAH TIDAK DIKEHENDAKI OLEH ALLAH. Sebab tidak semua perbuatan baik dikehendaki oleh Allah. Ada pula orang yang melakukan kebaikan, bukan untuk membuat nama TUHAN dimuliakan, melainkan untuk mencari muka dan kedudukan. Perbuatan baik demikian tidak berkenan kepada Allah. Banyak orang bisa merumuskan dan melakukan kebaikan menurut pendapatnya sendiri-sendiri, tetapi yang memberikan penilaian akhir adalah Allah. Melakukan kebaikan menurut tafsiran sendiri tidak mungkin membawa penderitaan, sebab hal itu adalah keinginan sendiri. Akan tetapi melakukan kebaikan yang dikehendaki oleh Allah, seperti yang dikatakan Yesus Kristus : “Pikullah salibmu dan ikutlah Aku” adalah sebuah kebaikan dan rachmat Allah yang membawa keselamatan. Berbahagialah setiap orang yang menderita demi kemuliaan-Nya (bd. MAT. 5 : 1 – 12).
Pikiran yang tampak dalam perbuatan seperti itu tampak pula dalam kehidupan orang kristen sekarang ini. Beberapa di antara orang kristen yang menjual imannya karena cinta akan uang dan status sosial. Ada yang mengatakan : “Ada banyak jalan menuju Roma. Semua agama merupakan jalan menuju Allah.” Ucapan seperti itu sengaja dilontarkan untuk menutupi rasa malu, karena telah terjebak ke dalam dosa. Sebab semua Kitab Agama Langit menyatakan : “ISA BINTI MARYAM (YESUS KRISTUS) ITU ADALAH RAJA DAN HAKIM PADA HARI KIAMAT”. Tak ada satupun agama langit yang menolak pernyataan tersebut.
Kita juga merasakan bagaimana perihnya melihat kelompok agama tertentu merusak dan menghancurkan gedung-gedung ibadah serta menghambat kebebasan menjalankan juga memilih berpindah keyakinan iman. Namun semakin ditekan dan dihambat, makin bertambah banyak orang yang mengakui Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamatnya. Tepujilah ALLAH !
Marilah kita mendalami maksud yang tersirat dari tulisan Rasul Petrus (2 PET. 1 : 1 – 9) :
3:1 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan,
3:2 supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.
3:3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
3:4 Kata mereka : "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu ? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."
3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,
3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.
3:7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.
3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
BEBERAPA POKOK PEMAHAMAN TEOLOGIS
1. Rasul Petrus mengingatkan orang-orang kristen pada masa kerjanya akan tindakan penghakiman yang diputuskan Allah di zaman Adam – Eva, dan juga Nuh. Dasar penghakiman itu sangat jelas : “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” (KEJ. 6 : 5 – 6). Semua perbuatan jahat dan berdosa yang tampak dalam hubungan dengan Allah dan dengan sesama, lahir dari hati dan pikiran manusia.
2. Allah menghakimi (proses mengadili) dan menghukum (proses eksekusi) manusia berdosa.
3. Petrus menuliskan contoh – contoh tersebut, agar orang-orang kristen pada masanya menyadari, bahwa Allah tidak pernah meninggalkan manusia bersekutu dengan kuasa kegelapan untuk berbuat dosa. Memang benar, orang kristen pada masa kerja Petrus telah menjadi putusasa menghadapi penderitaan yang dialami karena ulah penguasa Romawi dan orang-orang Israel beragama Yudaisme. Keputus-asaan itu ditimbulkan karena mereka melihat dengan nyata-nyata banyaknya saudara-saudara kristen yang dibunuh tanpa salah. Malahan di antara persekutuan kristen ada pula anggota-anggota yang berbalik meninggalkan pengakuan imannya kepada Yesus Kristus. Mereka itu jauh lebih jahat dari pada sebelumnya.
Mengetahui sungut-sungut orang-orang Kristen-Israeli yang digembalakannya, rasul Petrus menuliskan : “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (1 PET. 3:9; bd. ROM. 2 : 4 -> “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya ? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan ?”). Bukannya Allah lupa menghukum, melainkan Dia memberikan waktu kelonggaran, agar orang berdosa bertobat meninggalkan dosanya, dan diselamatkan oleh Dia. Inilah maksud dan tujuan Allah untuk membimbing semua orang ke dalam keselamatan, sama seperti dikatakan oleh Yesus Kristus : “Aku tidak menghendaki seorangpun binasa.”
MAKNA PERAYAAN ADVENT 2 – Minggu, 04 Desember 2011
Sepanjang 7 (tujuh) hari dalam Minggu ADVENT 1 kita berkabung di hadapan Allah, oleh karena banyaknya pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan selama tahun 2011 ini. Banyak penderitaan yang telah kita tanggung sebagai akibat dari hukuman Allah atas kejahatan kita. Penderitaan itu telah membuat kita berseru : “O DATANGLAH IMMANUEL, BEBASKAN KAMI DARI PENDERITAAN.” Banyak orang merancangkan kejahatan atas umat Kristen. Bagaikan Firaun mengambat Israel untuk menyelenggarakan ibadah kepada Allah, demikianlah juga yang dialami orang kristen di Indonesia. Keadaan seperti ini membulatkan niat hati umat Kristen untuk berseru kepada Allah, agar Dia sendiri bekerja melepaskan dan membebaskan dari penderitaan.
Allah menghadirkan Diri-Nya di dalam nama Yesus Kristus. Dialah Raja TUHAN (Messiah) yang dinubuatkan para nabi Perjanjian Lama. HARAPAN akan datangnya Sang Raja TUHAN telah digenapi Allah, ketika YESUS, sang IMMANUEL lahir di Beth-lechem (MAT. 1:20, 23). Setelah menyelesaikan karya penyelamatan / pembebasan di Golgota, Dia : Yesus, kembali ke dalam kemuliaan Bapa Sorgawi. Dia-lah Allah yang akan mengerjakan pembebasan dari dosa dan kesalahan. Dia itulah yang sekarang ini sedang dinantikan kedatangan-Nya kembali selaku Raja dan Hakim.
SIKAP MENANTIKAN SANG RAJA. Orang-orang Kristen yang menantikan kedatangan Kristus Yesus wajib MEMPERSIAPKAN DIRI mengikuti seruan Yohanes Pembaptis : “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” (MARK. 1 : 14-15), sebagaimana yang dituliskan Rasul Petrus (2 PET. 1 : 9). Tidak boleh melakukan kejahatan dan dosa. Menjalankan cara hidup yang baik dan benar dalam persekutuan dengan Allah dan sesama. Kita tidak perlu mempersoalkan waktu kedatangan-Nya, sebab waktu itu ditentukan oleh Allah sendiri. Yang terutama dan terpenting adalah : BAGAIMANA KITA MEMPERSIAPKAN DIRI, AGAR APABILA SANG RAJA DATANG KELAK, DIA MENEMUKAN KITA SEDANG MELAKUKAN KEHENDAK-NYA, MAKA KITA AKAN DIANGKAT MASUK KE DALAM KERAJAAN-NYA SERTA IKUT MEMERINTAH BERSAMA-SAMA DENGAN DIA.
SHALOOM ELEICHEM
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar