Minggu, 15 Januari 2012

DAPATKAH KITA MENYEBUT PANCASILA SEBAGAI FIRMAN ALLAH ?


PANCASILA

SEBUAH RENUNGAN YANG DISAMPAIKAN KEPADA
 WARGA NEGARA INDONESIA UNTUK MENGHAYATI PANCASILA
SEBAGAI ILHAM ILAHI BAGI PENYELENGGARAAN KEHIDUPAN BERNEGARA

DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI MINGGU, 15 JANUARI 2012

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----

PENGANTAR

SEBUAH MIMPI AKAN HARI ESOK INDONESIAKU. Banyak orang Indonesia mempunyi MIMPI tentang hari esok bangsa Indonesia. MIMPI merupakan sebuah fenomena psikologis (aktifitas jiwa)  yang terbawa masuk ke bawah sadar serta berkelanjutan pada waktu tidur. MIMPI juga bisa berarti khayalan yang lahir dari pergumulan bathin. Akan tetapi sesuai kesaksian Alkitab, MIMPI (Bhs. Ibrani : HALOM MEHALOM) merupakan PENGLIHATAN KE DEPAN (intilahTeologi : Nubuat; istilah manajemen : VISI / VISION) yang muncul karena keinginan / niat hati untuk mengubah keadaan yang sedang digumuli menjadi keadaan yang membahagiakan. Dalam artian ini MIMPI tidak jauh berbeda dengan CITA-CITA. 

MIMPI MELAHIRKAN SIKAP ANTISIPATIF. Untuk membangun sebuah masyarakat maju diperlukan PEMIMPI. Cerita Yusup, anak Yakub, di Mesir sangat menarik perhatian saya. Ketika Paraoh Penguasa dan PEMIMPIN Mesir me-MIMPI-kan sebuah MIMPI, ia menceritakannya kepada para pembantunya (sekarang dapat disamakan dengan Menteri Kabinet). Akan tetapi para menterinya tidak dapat menafsirkan dan merumuskan (menjabarkan) MIMPI sang Pemimpin ke dalam bentuk-bentuk pekerjaan konkrit. Paroh kecewa. Ia menyuruh asistennya (juru minum / kepala rumhtangga istana) mencari orang yang dapat mentasrihkan MIMPI-nya. Kemudian Yusuf, anak Yakub, dibawa menghadap, lalu Pharaoh menceritakan MIMPI-nya. Pada saat Yusup, anak Yakub, berhadapan dengan Paraoh, berkata: “Allah juga yang akan memberitakan  KESEJAHTERAAN kepada tuanku.” (Kej. 41:16). Kemudian Paraoh menceritakan MIMPI-nya. Setelah diceritakan mimpinya tentang tujuh lembu kurus menelan tujuh lembu gemuk, dan tujuh bulir gandum yang baik (Kej. 41:18-24), maka Yusuf menafsirkannya, seperti ini :

1.   KONDISI DALAM NEGERI MESIR. Kehidupan perekonomian masyarakat-sipil di Mesir tergantung pada matapencaharian rakyatnya : AGROCULTURA, yang ditentukan SISTEM IRIGASI (pembagian kapasistas air Sungai Nil).  Debet (pasang surut) air S. Nil ditentukan oleh SIKLUS MUSIM-nya. Mesir mengenal 2 (musim) : kemarau dan penghujan. Pada saat kemarau panjang (7 tahun) debet air S. Nil mengalami penurunan, sehingga ladang gandum akan terancam gagal panen. Sebaliknya, jika musim penghujan datang, S. Nil sanggup mengairi kebutuhan lahan pertanian. Pada saat seperti ini Mesir akan menikmati hasil panen beberapa kali setahun. Kondisi iklim (musim) seperti ini tidak terjadi setiap tahun, melainkan beberapa tahun sekali.

APLIKASI.

1.1.   Setiap pemimpin agama dan pemerintahan wajib memiliki VISI (penglihatan akan masa depan) dari manusia yang dipimpinnya.
1.2.   VISI itu lahir dari pencermatan dan penyimakan pemimpin tentang kondisi sosial yang sedang dihadapi. Dari situlah ia menggariskan kebijakan-kebijakan strategis yang bertujuan mengatasi bencana.
1.3.   VISI termasuk dalam sikap antisipatif terhadap apa yang diharapkan dan peristiwa yang sedang dialami.

2.   STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN BAHAYA. Paraoh melihat masalah nasional terkait ketersediaan pangan (masalah logistik). Jika masalah pertanian tidak mampu diatasi, maka akan menimbulkan bencana nasional. Oleh karena itu, Paraoh membutuhkan seorang professional yang memiliki kualitas pengetahuan sesuai bidangnya dan kapasitas baik untuk menyusun strategi perencanaan ekonomi nasional. Paraoh me-MIMPI-kan KESEJAHTERAAN masa depan dari masyarakat yang dipimpinnya.

3.   TUHAN MENYELAMATKAN MESIR. Di sinilah saya mengartikan MIMPI sebagai sebuah CITA-CITA (yang mengandung kemauan) dan tindakan ANTISIPASIF untuk menjawab harapan manusia akan masa depan.  Yusup mengatakan : “Allah juga yang akan memberitakan  KESEJAHTERAAN kepada tuanku.” Ia tidak membanggakan diri, sebab ia tahu persis, bahwa semua yang dimilikinya, pemberian / karunia Allah semata. Sebuah sifat / karakter perlu diteladani siapapun : KERENDAHAN HATI. Yusup ingin menegaskan kepada Paraoh, bahwa ia hanya melakukan kehendak Allah yang berkenan menyelamatkan Mesir dari bencana kemanusiaan.

      APLIKASI.

3.1.  Allah yang satu dan yang sama memakai lembaga keagamaan (Mesjid, Gereja, Pura, dsbnya) dan pemerintahan (Negara) untuk melanjutkan karya pemerintahan-Nya atas manusia dan alam semesta.
3.2.  Penyelamatan dalam arti pelayanan sosial adalah KEADILAN SOSIAL yang sama maknanya dengan KESEJAHTERAAN EKONOMI. Oleh karena itu, tiap orang yang dipanggil dan diutus melalui PEMILIHAN UMUM, baik dalam lembaga keagamaan maupun pemerintahan Negara, patut berusaha mewujudnyatakan kondisi damai-sejahtera itu, sehingga dinikmati oleh siapapun yang dipimpinnya.
3.3.  Lembaga keagamaan dan pemerintahan Negara patut mengembangkan kemitraan kerja untuk mengoperasionalisasikan tujuan mensejahterakan manusia sesuai kehendak Allah. Jika tidak demikian, maka akan muncul bencana sosial yang mematikan perjalanan sistem dan manusia di dalamnya.

4.   KETERSEDIAAN SUMBER DAYA INSANI. Sikap Paraoh kepada para menteri memperlihatkan dan Yusup, pergumulan Mesir akan sumber daya insani berkualitas. Sekaligus gesekan antara kepemipinan tradisional-agamawi dan “modern” pada wakti itu. Artinya, para menteri yang diangkat masih memperlakukan MIMPI Paraoh, sebagaimana seorang ulama memikirkannya : TAKDIR atau NASIB. Sementara Yusup, anak Yakub, berpandangan berbeda. Ia bukan saja seorang yang taat kepada Allah, melainkan ia berusaha menafsir MIMPI itu terkait kondisi sosio-ekonomi dan sosio-politik dalam negeri. Keadaan 7 (tujuh) tahun kelimpahan dan kelaparan itu sangat tergantung pada perubahan iklim dan musim. Das, sebelumnya pemuka agama dan para menteri selalu menghubungkan bencana nasional dengan NASIB / TAKDIR (kutukan Ilahi).

      Yusup, anak Yakub, mengubah wawasan berpikir kreatif manusia pada masanya. Ia menganjurkan Paraoh membuat lumbung-lumbung pemerintah (sejenis : BADAN LOGISTIK NEGARA) maupun keluarga di setiap wilayah untuk menampung hasil panen gandum; supaya dapat mengatasi krisis yang akan terjadi sepanjang 7 (tujuh) tahun bencana kelaparan. Yusup menjadi seorang pencetus dan pelaksana gagasan penyelamatan atas bangsa Mesir, meskipun ia adalah seorang asing di sana. TUHAN Allah memakai Yusup untuk menyatakan kuasa dan kasih-Nya atas bangsa Mesir. Paraoh pun memperlihatkan sikap toleransi demi penyelamatan rakyatnya. TUHAN Allah bekerja bersama Yusup dan Paraoh untuk penyelamatan Mesir. Ternyata moralitas PENGUASA juga perlu diuji dalam menyelenggarakan pemerintahan rakyat.

      APLIKASI.

4.1.  TUHAN akan bekerja melalui pemimpin / penguasa untuk tujuan penyelamatan rakyat.
4.2.  Oleh karena itu, siapapun yang terpilih wajib menghayati kekuasaan yang dipegang sebagai karunia Allah baginya; sehingga ia wajib memakai kekuasaan untuk melayani kepentingan orang banyak sesuai kehendak Allah, yakni : penyelamatan dari derita.
4.3.  TUHAN menuntut kerendahan hati (character-building) dari setiap orang yang diberi kesempatan untuk mengendalikan pemerintahan.
4.4.  Setiap pemimpin / penguasa lembaga apapun perlu merencanakan tindakan penyelamatan secara konkrit dalam bentuk karya pelayanan sosial.
4.5.  TAKTA UNTUK TUHAN DAN RAKYAT, begitulah kira-kira.

PANCASILA
SABDA ILAHI YANG DINYATAKAN DALAM KONTEKS
KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA.

BIARLAH KITA BERBEDA PENDAPAT. Di sinilah saya berdiri dan bersaksi, bahwa saya yakin seyakin-yakinnya dan sadar sesadar-sadarnya, bahwa TUHAN Allah berbicara kepada masyarakat Indonesia melalui duet kepemimpinan Soekarno – Hatta (yang memimpin tua-tua bangsa / the founding fathers) menjelang kemerdekaan bangsa ini. Saya tahu persis, bahwa pernyataan ini akan menimbulkan kontradiksi di kalangan agama. Tetapi biarlah terjadi demikian, supaya muncul sesuatu yang baik yang dapat memecahkan berbagai persoalan yang sedang dan akan dihadapi nanti.

INTI PEMBERITAAN DARI AGAMA-AGAMA DI INDONESIA. Marilah kita tinggalkan perdebatan tentang HAKEKAT dan EKSISTENSI Allah menurut ajaran / dogma / tauhid / doktrin tiap agama. Dan, marilah kita mencermati konteks masyarakat Indonesia untuk mencari jawaban/solusi dari HARAPAN rakyatnya.

APAKAH YANG DIHARAPKAN WARGA INDONESIA ? KESELAMATAN dari berbagai kesulitan yang sedang dan akan melanda kehidupan bangsa ini. Inilah TOPIK UTAMA dari seruan Allah yang digemakan oleh warga Negara Indonesia. Tidak ada gunanya mendebatkan masalah ajaran tentang Allah, sebab tidak seorangpun dari antara kita pernah melihat Allah secara langsung. Justeru perdebatan itu akan menguras energi dan menyita waktu untuk mengkaryakan kebaikan.

APAKAH TUJUAN ALLAH MEMERDEKAKAN BANGSA INDONESIA ? KESELAMATAN MANUSIA ! Buka dan simaklah seksama seluruh firman yang disampaikan dalam Kitab Suci tiap agama. Kita pasti menemukannya. Jadi Allah berkenan memakai dan mengutus siapapun ketika Ia berkehendak menyelamatkan dan membebaskan manusia dari penderitaan. Ketika Israel meratap di Mesir, Allah mengutus Musa untuk membebaskan bangsa itu. Pada masa penjajahan Roma Kuno atas Israel, Tuhan Allah mengutus Yesus Kristus. Pada zaman jahilliah di Arab Saudi, Tuhan Allahpun mengutus Rasullah Muhammad, saw untuk membebaskan kaumnya. Lantas apakah yang dapat kita katakan tentang Indonesia di masa penjajahan ? SAYA PERCAYA, bahwa Tuhan Allah memanggil dan mengutus SOEKARNO, cs untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Apapun kosa kata yang dipakai untuk menceritakan pekerjaan orang-orang tersebut, kita hanya memiliki sebuah kata : KESELAMATAN / PEMBEBASAN / PEMERDEKAAN manusia dari penderitaan. Dan, itulah inti dari BERITA ILAHI yang tertulis dalam semua Kitab Suci.

OPERASIONALISASI KESELAMATAN/PEMBEBASAN/PEMERDEKAAN. Saya sadar dan yakin, bahwa semua ulama merasa enggan untuk mengakui hal ini, oleh karena tidak sesuai pakem doktrin agama masing-masing. Saya tetap mengakuinya. Konteksnya sangat jelas : MANUSIA MENDERITA YANG BERSERU MINTA TOLONG KEPADA ALLAH DALAM KONTEKS. Allah berfirman dan bekerja dalam konteks itu. Ia mengilhami Soekarno, cs untuk merumuskan secara kontekstual MAKNA KESELAMATAN yang dikehendak-Nya. Dan, utusan Allah sebelumnya, Soekarno, cs merumuskan KESELAMATAN / PEMBEBASAN ke dalam 5 (lima) prinsip kokoh yang disebut PANCASILA. Jadi, pada waktu itu, PANCASILA merupakan rujukan rumusan dari doktri /ideologi/dogma/isme yang dipakai untuk merealisasikan nilai KESELAMATAN / PEMBEBASAN atas seruan bangsa yang terjajah.

KESEJAJARAN NILAI DALAM TORAH – HUKUM KASIH – PANCASILA. Secara harfiah PANCASIA berbeda dari TORAH dan HUKUM KASIH. Akan tetapi secara subtansial ketiga hal itu mengandung NILAI-NILAI ILAHI dan KEMANUSIAAN. Ia menjawab kebutuhan manusia seutuhnya (bd. teori kebutuhan yang dikemukakan Abraham Maslow). Kita tidak usah mendebatkan inti keyakinan Soekarno. Tidak perlu ! Yang kita hayati adalah cara Allah bekerja melalui Soekarno untuk membebaskan / memerdekakan / menyelamatkan bangsa ini, tidak jauh berbeda dengan CYRUS THE GREAT ( Koresh Agung, Raja Media-Persia; bd. Yes. 44:28; 45:1, 13), ketika Allah bertindak membebaskan Yehuda-Israel dari pengasingan. Bukankah Koresh Agung adalah orang yang tidak percaya kepada Allah Israel ?  Mengapa Allah berkenan memakainya ? Karena Allah berkehendak menjalankan rencana penyelamatan atas umat.

PANCASILA : FUNGSI IBADAH SOSIAL DAN KULTUS RITUAL. Walaupun pasti mendapat tantangan berbagai pihak, saya tetap berpendapat : PANCASILA ADALAH FIRMAN ALLAH YANG DIILHAMKAN ALLAH KEPADA BANGSA sebagai rujukan nasional untuk membangun masa depannya. Di dalamnya termaktub KUASA dan KASIH Allah.

KUASA DAN KEKUASAAN. Kemungkinan besar munculnya permasalahan disebabkan kedangkalan maupun kesimpangsiuran pemahaman tentang KUASA dan KEKUASAAN. KUASA dan KEKUASAAN dalam sebuah sistem diatur oleh ranah HUKUM atau PERUNDANG-UNDANGAN. Dan, penafsiran yang berbeda dapat menimbulkan persepsi berbeda yang juga membawa dampak ke dalam penyelenggaraan sistem. Dalam hal ini kuasa selalu dihubungkan dengan kekuatan yang dipakai untuk menjalankan sesuatu tindakan demi mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Rumusan seperti itu sering ditemukan dan disaksikan dalam sebuah organisasi keagamaan maupun sosial (pemerintahan sipil). Padahal pemahaman seperti itu belumlah utuh dan sempurna.

Sesungguhnya, salah satu pemahaman agamis tentang KUASA itu bersumber dari Allah. Ia tidak sama dengan wewenang yang dimaksudkan dalam rumusan hukum atau undang-undang. Kuasa itu adalah kekuatan Allah yang menghidupkan ciptaan. Jika dikatakan Allah memberikan KUASA kepada manusia, maka hal itu berarti ALLAH MENGHIDUPKAN MANUSIA UNTUK MENGERJAKAN KARYANYA, sehingga kata kerja “BERKUASALAH ATAS…” dapat diartikan : sama seperti Allah memberikan KEKUATAN KUASA (ROH)-Nya yang menghidupkan manusia, maka manusia yang ber-TUHAN-kan Allahpun wajib berpikir dan berkarya untuk menghidupkan sesamanya, yakni : sesama manusia dan sesama ciptaan. Jadi KEKUATAN KUASA Allah itu, selayaknya, dimanfaatkan untuk MELAYANKAN KASIH Allah untuk mencapai kepentingan dan memenuhi kebutuhan bersama (pro & co-ekistensi).

Jika pada posting beberapa hari lalu, saya mengusulkan PANCASILA dapat dijadikan landasan kokoh bagi pembangunan manusia dan sistem kehidupan sosial; maka sekarang saya melihat sisi lainnya, yakni : PANCASILA sebagai PERWUJUDAN PERINTAH ALLAH BAGI SEMUA WARGA INDONESIA TANPA MEMANDANG PERBEDAAN LATAR BELAKANG. Bertentangankah pernyataan ini dengan ajaran agama-agama langit ? (simaklah status CHRIS KOMARI dalam diskusi ini). TIDAK ! Apakah dasar pemikiran untuk menyatakan hal tersebut ? Pemahaman tentang KUASA dan KASIH (bd. terminologi Islam tentang RACHMAT ALLAH). KUASA dan KASIH (RACHMAT) Allah bukan saja sifat / karakter yang melekat pada diri-Nya, tetapi sekaligus adalah Allah sendiri (hakekat-Nya). Tidak dapat dipisahkan dan dipilahkan. Keduanya adalah IDENTITAS Allah yang disembah agama – agama langit.

KEYAKINAN DAN KARAKTER. Apakah hubungannya dengan PANCASILA ? Secara tersirat di dalam Sila (prinsip) 1 – 5 telah termaktub pemahaman tersebut. Pernyataan akan KEMAHATUNGGALAN ALLAH merupakan pengakuan subtansial dari tiap agama dan aliran kepercayaan, walaupun bentuk kehadiran-Nya berbeda menurut  nama / predikat / sebutan yang diajarkan. Dengan demikian ketika setiap orang beragama dan berkepercayaan di Indonesia menyebut nama-Nya, maka ia patut menyadari, bahwa nama Allah itu menunjuk juga pada karakter-Nya yang ber-KUASA dan yang MENGASIHI / MERACHMATI kehidupan. Sebab itu, setiap orang yang menyembah Allah selaku TUHAN YANG MAHAESA, ia wajib memperlihatkan perilakunya sesuai karakter sesembahannya, sebagaimana tercantum dalam SILA 2 – 4. Jika tidak demikian, ia adalah seorang yang tak ber-TUHAN.

KASIH YANG TAMPAK PADA IBADAH SOSIAL. Inilah keunikan dari karakter kekristenan sejati, KASIH. Kitab Suci Kristen menuliskan : “Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yoh. 13:15) dan juga “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kol. 3 : 23). Dengan demikian orang kristen ditugaskan untuk membangun dan membina hubungan hosisontal dengan sesama, sama seperti ia memelihara hubungannya dengan TUHAN.

Persoalan paling sulit yang, selayaknya, dijawab oleh agama-agama langit :

1. APAKAH AGAMA-AGAMA ITU MENGAKUI, BAHWA TUHAN TELAH MENGILHAMI SOEKARNO, cs ?
2.   APAKAH PANCASILA ADALAH FIRMAN ALLAH YANG DISAMPAIKAN SEJALAN DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONTEKS MASYARAKAT ?
3.   APAKAH SELAMA PERJUMPAAN ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA, PANCASILA TELAH DIBERDAYAKAN SEMAKSIMALNYA SEBAGAI RUJUKAN PEMBANDING BAGI AJARAN KITAB SUCI MASING-MASING AGAMA LANGIT ?

Saya berusaha menjawab status yang dituliskan rekan-rekan seperti demikian. Mudah-mudahan dapat disimpulkan oleh Admin, itupun jika sudah dianggap memadai dan tak dikembangkan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar