MARI BELAJAR
MENYUSUN
PEMBERITAAN
FIRMAN KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
HARI RABU –
25 JULI 2012
MESKIPUN DITANTANG DAN DIANCAM,
JANGANLAH BERHENTI MELAYANI DAN BERSAKSI !
KISAH VIII :
18 – 23
Dituliskan di
MEDAN –
SUMATERA UTARA
HARI JUMAT,
20 JULI 2012
Oleh
ARIE A. R.
IHALAUW
-----ooo00ooo-----
I
PENDAHULUAN
I.1. KONTEKS SOSIAL
Manusia membutuhkan Sahabat. Sebuah perjalanan panjang akan
terasa menyiksa, jika seorang pengembara berjalan sendirian. Kita sebagai
musafir membutuhkan sesama untuk saling menolong serta berbagi cerita da
bercengkerama, agar menghilangkan kebosanan. So pasti, tiap orang akan membina
hubungan persahabatan seseorang yang dikenal untuk bekerja-bersama mencapai kebutuhan yang dicita-citakan. Untuk
tujuan itu orang yang bersahabat saling
peduli (care, caring) dan saling
berbagi (share, sharing), saling
menjaga perasaan nyaman (kemesraan, keintiman), agar persahabatan itu
langgeng.
Di samping sandang-pangan,
persahabatanpun merupakan kebutuhan
manusia. Meskipun kita mengakui, bahwa ada banyak alasan yang
melatarbelakangi terciptanya hubungan itu, seperti : cinta-kasih, keyakinan iman, bisnis, dan lain-lain.
Krisis Persahabatan. Dahulu kala orang kurang
membahas topik persahabatan, dikarenakan kokohnya ikatan kekeluargaan dalam
masyarakat. Namun seiring perubahan dan perkembangan sosial --- apalagi
pengaruh globalisasi ---, maka kualitas persahabatanpun semakin meluntur.
Nilai-nilai cinta-kasih (love), kepercayaan (trust), kesetiakawanan (solidarity) sedang
mengalami pergeseran. Masing-masing orang (keluarga) memperhatikan kepentingan
atau kebutuhan sendiri. Masyarakat semakin terkotakkan
(menjadi kelas-kelas bertingkat)
menurut ukuran ekonomi. Inilah bentuk masyarakat-baru yang --- tanpa disadari dan disengajakan ---
sedang terciptakan.
I.2. TUGAS PANGGILAN GEREJA
Globalisasi dan Tugas Gereja
dalam Pembangunan Masyarakat. Globalisasi bisa berdampak positif (baik) maupun negatif
(buruk). Dikatakan positif, jika
kualitas warga masyarakat telah dipersiapkan matang, sehingga ia mampu
memanfaatkan globalisasi untuk memajukan kehidupan pribadi maupun keluarga. Di
pihak lain, jika warga kurang memiliki kemampuan intelektual dan ketahanan
mental-spiritual, ia akan terlindas roda globalisasi dan tertinggal di landasan
penderitaan.
Gereja, baik sebagai individual
maupun kolektif --- dalam perupaan institusi ---, dipanggil dan ditugaskan
Penciptanya untuk menjawab seruan manusia dalam penderitaan. Pertanyaan yang patut ditanggapi : apakah
tugas Gereja dalam pembangunan masyarakat masa kini yang sedang berjalan
menyongsong masa depan Tuhan ? Bagaimanakah
Gereja menjawab seruan manusia yang sedang tenggelam di tengah gelombang
globalisasi ? Apakah suruhan Kristus,
Yesus Orang Nazaret, untuk mengatasi kemelut yang sedang dialami manusia ?
Marilah kita menelaah perikop bacaan ini.
II
PERIKOP BACAAN & PENJELASAN
II.1. NASKAH PERIKOP BACAAN : Kisah Rasul XVIII : 18
- 23
18. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus.
Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria,
sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar. Priskila
dan Akwila menyertai dia.
19. Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus meninggalkan
Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan berbicara
dengan orang-orang Yahudi.
20. Mereka minta kepadanya untuk tinggal lebih lama
di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21. Ia minta diri dan berkata: "Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah
menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari Efesus.
22. Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke darat
dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23. Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di
situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
II.2. PENJELASAN - PENJELASAN
A. PENJELASAN UMUM : MENCARI KUNCI
Untuk menemukan gagasan --- yang
akan diberitakan --- pada perikop bacaan, kita patut berusaha menemukan
ayat-kunci, kalimat-kunci dan kata-kunci. Hal itu dapat membantu kita untuk
membuka kekusutan pemahaman. Simaklah naskah-asli di bawah ini sesuai
terjemahan LAI :
A.1. NASKAH PERIKOP SESUAI
TERJEMAHAN LAI
18.
Paulus tinggal beberapa hari lagi di
Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke
Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.
Priskila dan Akwila menyertai dia.
19.
Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus
meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat dan
berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20.
Mereka minta kepadanya untuk tinggal
lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21.
Ia minta diri dan berkata: "Aku akan
kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah ia dari
Efesus.
22.
Ia sampai di Kaisarea dan setelah naik ke
darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke Antiokhia.
23.
Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal
di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia
untuk meneguhkan hati semua murid.
Marilah kita melakukan tugas
pencarian (kata-kunci dan kalimat-kunci) dalam ayat-ayat di atas. Jika kita
telah menemukannya, garis bawahi atau tuliskan dengan memakai huruf miring
(italic).
A.2. PERIKOP BACAAN YANG TELAH MENGALAMI PERUBAHAN
18.
Paulus tinggal beberapa hari lagi
di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan
berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena
ia telah bernazar. Priskila dan Akwila menyertai dia.
19.
Lalu sampailah mereka di Efesus. Paulus
meninggalkan Priskila dan Akwila di situ. Ia sendiri masuk ke rumah ibadat
dan berbicara dengan orang-orang Yahudi.
20.
Mereka minta kepadanya untuk tinggal
lebih lama di situ, tetapi ia tidak mengabulkannya.
21.
Ia minta diri dan berkata : "Aku akan kembali
kepada kamu, jika Allah menghendakinya." Lalu bertolaklah
ia dari Efesus.
22.
Ia sampai di Kaisarea dan setelah
naik ke darat dan memberi salam kepada jemaat, ia berangkat ke
Antiokhia.
23.
Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal
di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati
semua murid.
A.3. TUGAS LAIN YANG HARUS DIKERJAKAN
Agar menemukan gambaran utuh
tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus, maka kita memerlukan
informasi lain selain dari perikop ini. Oleh karena itu, kita harus membaca
pasal-pasal lain dari Kitab Kisah Para Rasul dan juga Surat-Surat Paulus yang
terkait sebagai berikut :
a). Penulis Kisah Rasul --- menurut tradisi Gereja adalah Lukas, Penulis Injil --- mencatat
sejarah perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus atas suruhan
Tuhan (Kis. 9:15).
b). Menurut perikop bacaan ini (Kis. 18:18-13) Paulus “Paulus tinggal beberapa
hari lagi di Korintus”,
kemudian ia ingin melanjutkan perjalanan ke Siria
(di Timur Tengah). “Akwila-Priskila” adalah suami-isteri kristen yang ditemui
Paulus di Kota Korintus (Kis. 18:1-3a). Dahulu pasangan suami-isteri kristen
itu tinggal di Italia (Roma ? -> bd. Rom. 16:3). Mereka berpindah tempat,
karena kaisar Roma memerintahkan orang Yahudi tidak boleh tinggal di sana (Kis.
18:2). Paulus tinggal bersama mereka di Korintus. Pekerjaan mereka adalah
pembuat tenda, sama seperti pekerjaan Paulus (Kis. 18:3a).
Dalam
Kisah 17 Paulus melakukan perjalanan pekabaran Injil bersama Silas sampai di
Tesalonika. Oleh karena orang-orang Yahudi membuat keributan melawan Paulus,
kemudian keduanya berangkat menuju Berea. Di sana Paulus meninggalkan Silas dan
Timotius (Kis. 17:14-15). Lalu ia menuju Athena (Kis. 17:16-34) -> Korintus
(Kis. 18:1-18a) -> Efesus ditemani oleh Akwila - Priskila(Kis. 18:19) ->
berangkat ke Kaesarea (kota Pelabuhan di Israel – Kis. 18:22). Dari situ ia
berjalan kaki menuju Kota Antiokhia di Siria (Kis. 22).
Catatan Khusus :
Ada sedikit silang pendapat para
pakar APB tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan Paulus, dikarenakan
sedikit perbedaan catatan Lukas (menurut Kisah Para Rasul) dibandingkan dengan
catatan dalam surat-surat Paulus. Akan tetapi secara garis besar, perjalanan
misi itu dikutip dari catatan yang ditulis oleh Lukas dalam Kisah Para Rasul.
1. Dimanakah Paulus
menetap sesudah Pertobatannya ?
a. Damsyik (Damaskus
– Kis. 9:19-22) -> menuju Yerusalem
(Kis. 9:26-29) -> melalui Kaisaria berangkat ke Tarsus di Turki, kota kelahirannya (Kis. 9:30).
b. Barnabas dari Yerusalem menuju Tarsus untuk mengajak
Paulus bekerja bersama. Kemudian mereka kembali ke Antiokhia di Siria (Kis. 11:25-26).
c. Rasul-Rasul mengutus Barnabas dan Paulus
untuk mengusahakan bantuan bagi orang Kristen yang menderita kelaparan di Yudea
(Kis. 11:29-30).
d. Barnabas dan Paulus kembali dari
Yerusalem ke Antiokhia di Siria menetap
di sana (Kis. 11:27).
2. Perjalanan
Misi Paulus Yang Pertama – Kisah Psl. 13 – 14 (sebelum Sidang Sinode di
Yerusalem).
Dimulai dari Yerusalem -> Antiokhia di Siria -> Seluecia
(Kis. 13:4) -> Salamis di
Siprus (Kis.13:5) -> Paphos di Siprus (Kis. 13:6) -> Perga
di Pamfilia (Kis. 13:13) -> Anthiokia di
Psidia (Kis. 13:14) -> Ikonium (Kis. 13:51; 14:1) ->
Listra di
Likaonia (Kis. 14:6) -> Derbe (Kis.
14:20).
Kembali
ke Antiokhia di Siria (Kis.
14:21). Dari Listra -> Ikonium (Kis. 14:21) -> menjelajahi
Psidia dan Pamfilia (Kis. 14:24) -> ke Perga (Kis.
14:25) -> menuju Atalia di tepi pantai (Kis. 14:25) -> dari sana Paulus
dan Barnabas berlayar pulang ke Anthiokia di
Siria (Kis. 14:26).
Barnabas dan Paulus menghadiri
Sidang Sinodel di Yerusalem dan bercerita tentang pekabaran Injil kepada
bangsa-bangsa non-israeli (Kis. 15:12).
3. Perjalanan
Misi Paulus Yang Kedua Kisah psl 16 - (setelah Sidang Sinode di Yerusalem – Kis. 15).
Sidang Sinode Yerusalem (Kis.
15:1-33) menghasilkan keputusan untuk mengutus Barnabas dan Paulus untuk
memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-israeli (Kis. 15:22-29). Paulus dan
Barnabas tinggal di Antiokhia-Siria beberapa lama, kemudian merencanakan
perjalanan pekabaran Injil ke dareah yang sudah pernah diinjili (Kis. 15:36).
Akan tetapi keduanya berselisih faham mengenai keikutsertaan Yohanes-Markus
(Kis. 15:37-39a; bd. Kis. 13:13). Misi terbagi dua : Barnabas berjalan bersama
Yohanes Markus ke Siprus (Kis. 15:39b), sedangkan Paulus membawa Silas
bersamanya (Kis. 15:40-41).
Mengelilingi Siria dan
Kilikia (Kis. 15:41) -> menuju Derbe ke
Listra (Kis. 16:1. Di sini Timotius bergabung bersama – Kis.
16:2-3) -> Misia (Kis. 16:7) -> Troas
(Kis. 16:8) -> melalui Samotreke menuju Neapolis (Kis.
16:11-40) -> ke Pilipi di daerah Makedonia (Kis.
16:12) -> Tesalonika
(Kis. 17:1-9) -> Berea
(Kis. 17:10-14) -> Athena (Kis. 17:15–34) -> Korintus
(Kis. 18) ->
Perjalanan kembali ke Antiokia-Siria (Kis. 18:18-23) -> Kenkrea (Kis. 18:18 – Paulus mencukur
rambut di sana) -> Efesus (Kis.
18:19; 19:1 – Priskila-Akwila ditinggalkan di Efesus) -> menuju wilayah
Galatia dan Frigia (Kis. 18:23).
Penjelasan tentang perjalanan
misi selanjutnya akan dibicarakan kemudian, jika kita membahas perikop bacaan
yang terkait.
B. PENJELASAN KHUSUS PERIKOP BACAAN KISAH XVIII : 18 – 23
Setelah mengerjakan Naskah Asli
ke dalam bentuk baru untuk mengetahui tujuan penulisan Lukas, maka kita tiba ke
dalam beberapa butir pemahaman, antara lain :
B.1. Rangkuman Perikop Bacaan
a). Kisah perjalanan Paulus yang disajikan Lukas
merupakan peristiwa historis dalam sejarah pekabaran Injil dan pertumbuhan
Jemaat-Jemaat Abad I. Perjalanan Misi Paulus yang kedua dilakukan sekitar tahun
49/50 – 54 ses.M.[1]
b). Tantangan dan Kesempatan. Perjalanan dari satu tempat ke tempat
lainnya selalu terjadi, karena gangguan keamanan yang diprovokasi oleh
orang-orang Israel beragama Yudais.
Setelah peristiwa di Tesalonika
(Kis. 17:1-9), di Berea (Kis. 17:10-14), di Athena (Kis. 17:16-34), di Korintus
(Kis. 18:1-17) Paulus berencana untuk pulang kembali ke Antiokia di Siria (Kis.
18:22). Dalam perjalanan pulang Paulus masih menyempatkan diri memberitakan
Injil di beberapa wilayah (Galatia dan Fridia) serta kota Epesus (Kis. 18:23).
Aplikasi dalam Renungan. Keadaan itu dihayati bagaikan “rencana
Allah” agar Berita Injil semakin tersebar. Meskipun misi Kristen /
pekerjaan Gereja menghadapi perlawanan dari saudara sebangsanya; akan tetapi
kita mesti memahami “rencana Allah,”
bahwa Ia memakai keadaan demikian untuk menyadarkan orang percaya, agar
terus-menerus meningkatkan pekerjaan pekabaran Injil. Dan, keadaan itu perlu
dipahami sebagai tantangan --- sekaligus kesempatan --- untuk terus berkarya
bagi Allah.
c). Kehadiran
dalam Pertemuan Ibadah. Sebagaimana biasanya Paulus selalu menyempatkan
diri berkumpul bersama orang Israel beragama Yudais di rumah ibadatnya,
synagoge.
Aplikasi dalam Renungan -> simak Rancangan Pemberitaan untuk Hari Minggu, 22 Juli 2012.
d). Memelihara Persekutuan. Paulus meninggalkan Priskila-Akwila di
Epesus untuk membantu pelayanan jemaat di sana. Penempatan Akwila-Priskila
adalah sesuatu yang wajar. Kemungkinan besar Paulus menyadari, bahwa
pelaksanaan ibadah jemaat wajib dilakukan secara sopan dan teratur (bd. I Kor.
14:40), supaya semua orang menikmati damai-sejahtera (bd. I Kor. 14:33).
Melalui cara demikian masyarakat yang belum percaya dapat melihat dan menikmati
kebaikan Allah.
Aplikasi dalam Renungan. Tujuan penempatan dan pengadaan
(Pendeta – Penatua – Diaken) dalam Jemaat --- bukan hanya dikarenakan kebutuhan
organisasi jemaat saja --- adalah merupakan rencana Allah, agar menatalayani
dan menatatertibkan pekerjaan pelayanan-kesaksian dan penggembalaan atau
pemeliharaan jiwa. Dengan demikian pertumbuhan iman (kualitas) serta jumlah
warga (kuantitas) semakin bertambah ke arah yang lebih baik menurut kehendak
Allah yang dipesankan oleh Kristus, Yesus Orang Nazaret.
e). Kehadiran Pelayan Firman di tengah jemaat. Lukas menuliskan,
bahwa kehadiran Paulus di sebuah jemaat bertujuan untuk meneguhkan hati warga
jemaat (murid – Kis. 18:23). Peneguhan : penguatan iman dan penghiburan yang
dilakukan itu, dikarenakan warga jemaat sedang menghadapi masalah. Dalam
konteks perikop bacaan, masalah itu adalah sikap antipasti (perlawanan dan
penolakan) masyarakat non-kristen karena provokasi orang Israel beragama
Yudais.
Aplikasi
dalam Renungan. Tidak jauh
berbeda dengan kondisi yang sedang dirasakan orang Kristen di Indonesia. Hanya
saja tidak ada provokator keturunan Israel – Yudais di sini. Akan tetapi
penolakan dan perlawanan “kelompok agama tertentu” tetap
berlangsung terus menerus. Sikap itu muncul bukan karena irihati (bd. Kis.
17:5) melainkan bersumber dari ketakutan politis melihat pertumbuhan jumlah
(kuantitas) serta indahnya pelayanan (kualitas) dari pengikut Kristus di
Indonesia.
B.2. Inti Pemberitaan bagi Penyusunan Renungan.
a). Fakta Sejarah Kekristen di Indonesia.
Aplikasi yang tertulis dalam butir e di atas merupakan konteks masyarakat
Indonesia sekarang dan (mungkin) juga di masa mendatang. Fakta itu dialami
Warga Indonesia beragama Kristen secara terang-terangan maupun
sembunyi-sembunyi.
b). Penderitaan sebagai Tantangan dan Kesempatan.
Menghadapi keadaan seperti itu Gereja dan pengikut Kristus perlu menentukan
sikap :
Pertama, jalan
pendamaian dalam kondisi penderitaan. Membahas tindakan anarkhis
terhadap pengrusakan Gedung Ibadah maupun penghentian ibadah umat bersama unsur
pemerintahan di tingkat pusat sampai ke kebupaten. Namun harus berlangsung
tertib dan sopan.
Kedua, tingkatkan
kuantitas dan kualitas. meningkatkan jumlah dan mutu aktifitas
program pelayanan kemasyarakatan, supaya orang-orang yang belum mengenal Allah
dapat menikmati ‘shalom’-Nya.
Ketiga, sikap
Kristen menghadapi penderitaan. Sambil menjalankan strategi itu,
Gereja dan pengikut Kristus memohonkan pertolongan Allah. Tak bosan-bosan
berdoa kepada Allah sampai Dia mengubah hati dan pikiran mereka. Kristus, Yesus
Orang Nazaret, berkata : “
Kamu telah
mendengar firman : Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata
kepadamu : Janganlah kamu melawan
orang yang berbuat jahat kepadamu,… Kamu telah mendengar firman : Kasihilah sesamamu
manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu : Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari
bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang
benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi
kamu, apakah upahmu ? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian ? Dan
apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya
dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun
berbuat demikian? (Mat. 5 : 38
– 39, 43 – 47)
Keempat,
penderitaan dan rencana Allah. Mungkinkah Allah menghendaki Gereja dan
pengikut Kristus menderita di tengah bangsa ini ? Jikalau kita menilainya
dari aspek Hak Azasi Manusia, maka kita kan berkata : “Mana mungkin Allah berlaku tidak adil ke atas kehidupan umatNya !”
Dan, oleh karena itu, kita pasti akan menuntut hak-hak sesuai hukum yang
berlaku. Tidak ada salahnya !
Akan
tetapi jikalau kita menyimak dan menghayati penderitan Yesus, Orang Nazaret, di
tengah bangsaNya sendiri, maka kita pasti menyadari, bahwa TUHAN, Allah kita,
menghendaki kita menderita DEMI
PENGENALAN BANGSA INI PADA KRISTUS YESUS serta PENYELAMATAN BANGSA SEUTUHNYA BAGI KEMULIAAN ALLAH, sama seperti
yang dilakukan Kristus, Yesus Orang Nazaret.
Adakah
harapan di balik penderitaan ini ? Nabi Yeremia menyampaikan firman TUHAN
kepada bangsa Israel yang sedang diasingkan di Babilonia : “Cegahlah
suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab untuk
jerih payahmu ada ganjaran, … Masih
ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN”
(Yer.
31:16-17). TUHAN Allah yang mendengar ratapan dan keluhan umatNya PASTI bekerja
untuk membuktikan, bahwa pengharapan iman di dalam Kristus Yesus tidak akan
sia-sia. Karena itu Paulus mengingatkan kita : “Saudara-saudaraku
yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam
pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih
payahmu tidak sia-sia.” (I Kor. 15:5).
BEKERJALAH BAGI TUHAN,
BAIK ATAU TIDAK BAIK WAKTUNYA ! TUHAN PASTI MENYERTAI DAN MEMBERKATI PEKERJAAN
KITA DEMI PENYELAMATAN DAN PEMULIHAN BANGSA INDONESIA. ITULAH JANJINYA !
Selamat menyusun
Pemberitaan !
Salam dan Doa
PUTERA SANG FAJAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar