Jumat, 19 Juli 2013

SIDANG JEMAAT DI YERUSALEM.... Kisah 15 : 6 - 11 -> MATERI PA Rabu 24 Juli 2013 menurut SGK


MATERI
PEMAHAMAN ALKITAB
PADA KEBAKTIAN RUMAHTANGGA

SIDANG GEREJA PERTAMA
DI YERUSALEM

KISAH XV : 6 – 11

ditulis di
Bogor – Jumat, 19 Juli 2013

oleh

PDT. ARIE A. R. IHALAUW

NASKAH PERIKOP BACAAN
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka: “Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan ke-hendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita,
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”

PENJELASAN – PENJELASAN

Pekabaran Injil semakin berkembang pada berbagai kota dan desa  di Asia-Afrika dan daratan Eropah. Banyak orang-orang non-israeli berpindah keyakinan. Mereka berbondong-bondong meninggalkan budaya-agama-suku-nya, lalu menjadi penganut Ajaran Kristen serta menyembah Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruselamat (KIS. XV:11). Mereka minta dibaptiskan.

Sejalan dengan perkembangan pekabaran Injil, orgaisasi Jemaatpun semakin bertumbuh. Bersamaan dengan perkembangan tersebut, muncul pula masalah di kalangan warga jemaat Kristen-Israeli dan non-Israeli tentang status HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Gereja (KIS. XV : 1 => “Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan”). Menurut pandangan warga Kristen-Israeli, orang-orang non-Israeli wajib menjalankan tradisi penyunatan dan memberlaku-kan tuntutan HUKUM TAURAT; sementara warga Kristen non-Israeli menolak pandangan tersebut. Mereka berpendapat, Yesus Kristus telah dikaruniakan Allah untuk menebus dosa dan kejahatan manusia; jika prang yang percaya kepadaNya harus menjalankan tuntutan HUKUM TAURAT dan disunatkan, maka sia-sialah kasih karunia dan sia-sia pula keyakinan iman mereka.

Perselisihan paham tersebut dapat membahayakan kehidupan persekutuan Jemaat Kristus (simak latar belakang perkataan Tuhan Yesus dalam MAT. V : 17 dst. Latarbelakangnya di sekitar pelaksanaan HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Jemaat di Anthiokia-Siria).  Masalah ini dibawa dan dibicarakan pada Sidang Gereja Mula-Mula di Yerusalem.

Pada waktu Sidang Gereja itu, Simon, alias Petrus (Bhs Aram : Kefas artinya batukarang) masih hidup. Dia yang memimpin, sebab Yesus Kristus menyerahkan otoritas pelayanan kepadanya (MAT. XIV : 19 => “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga”), meskipun Yakobus, adik Yesus, hadir juga di situ.

Sesungguhnya, masalah utamanya : perjumpaan Injil dan budaya. Lukas menjelaskannya secara tepat : “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.” Sunat bukan lagi menjadi tuntutan Taurat, tetapi sudah berubah bentuk menjadi adat-istiadat Israel yang harus dilaksanakan, jika seseorang ingin menjadi warga Israel dan diselamatkan Allah.  Jikalau masalah prinsipal ini dibiarkan berlarut-larut, maka kehidupan persekutuan Jemaat Kristus terancam perpecahan. Dan, oleh karena itu, persoalan ini wajib dipercakapkan dalam SIDANG EKUMENIS PERTAMA di YERUSALEM.

MAKNA PEMBERITAAN BAGI GEREJA SAAT INI

Pada hari  Jumat, 26 Juli 2013, Majelis Jemaat (Penatua – Pendeta – Diaken) diundang untuk menghadiri SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ) Triwulan II Masa Kerja 2013 – 2014. So pasti, SMJ itu dilakukan untuk membahas pekerjaan Kristus Yesus yang dikerjakan oleh GPIB Jemaat PETRA di Bogor. Dari kita diharapkan sumbangan pemikiran terkait Evaluasi Program Kerja  Triwulan I Maret –  Juni 2013 dan antisipasi pelaksanaan pekerjaan Triwulan II Juli – Septemer 2013.

So pasti ada banyak hambatan, kendala, tantangan yang dihadapi sepanjang triwulan pertama; tetapi juga ada kesempatan baik yang dikaruniakan Allah, sehingga pekerjaan pelayanan itu dapat berjalan baik. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk membicarakan pelayanan kesaksian yang dilakukan oleh GPIB Jemaat PETRA Bogor dalam suasana damai sejahtera, sukacita dan penuh kasih persaudaraan. Dengan cara demikian Kristus Kepala Gereja akan memberkati pekerjaan kita bersama.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN

1.       Apakah tujuan SIDANG EKUMENIS PERTAMA diadakan di YERUSALEM ?

2.       Apakah tujuan pelaksanaan SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ) dalam Jemaat-Jemaat GPIB ? Dan bagaimanakah sifat sidang tersebut ?

SALAM SEJAHTERA


PENULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar