MATERI
PEMAHAMAN ALKITAB
PADA KEBAKTIAN
RUMAHTANGGA
SIDANG GEREJA PERTAMA
DI YERUSALEM
KISAH XV : 6 – 11
ditulis di
Bogor – Jumat, 19 Juli 2013
oleh
PDT. ARIE A. R. IHALAUW
NASKAH
PERIKOP BACAAN
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua
untuk membicarakan soal itu.
|
|
Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung
pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada
mereka: “Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah
memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa
lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.
|
|
Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan
ke-hendakNya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga
kepada mereka sama seperti kepada kita,
|
|
dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara
kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.
|
|
Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah
dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat
dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
|
|
Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia
Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”
|
PENJELASAN –
PENJELASAN
Pekabaran Injil semakin berkembang pada berbagai
kota dan desa di Asia-Afrika dan daratan
Eropah. Banyak orang-orang non-israeli berpindah keyakinan. Mereka
berbondong-bondong meninggalkan budaya-agama-suku-nya,
lalu menjadi penganut Ajaran Kristen serta menyembah Yesus Kristus selaku Tuhan
dan Juruselamat (KIS. XV:11).
Mereka minta dibaptiskan.
Sejalan dengan perkembangan pekabaran Injil, orgaisasi
Jemaatpun semakin bertumbuh. Bersamaan dengan perkembangan tersebut, muncul
pula masalah di kalangan warga jemaat Kristen-Israeli dan non-Israeli tentang
status HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Gereja (KIS.
XV : 1 => “Beberapa orang datang dari
Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau
kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak
dapat diselamatkan”). Menurut pandangan warga Kristen-Israeli,
orang-orang non-Israeli wajib menjalankan tradisi penyunatan dan memberlaku-kan
tuntutan HUKUM TAURAT; sementara warga Kristen non-Israeli menolak
pandangan tersebut. Mereka berpendapat, Yesus Kristus telah dikaruniakan Allah
untuk menebus dosa dan kejahatan manusia; jika prang yang percaya kepadaNya
harus menjalankan tuntutan HUKUM TAURAT dan disunatkan, maka sia-sialah kasih
karunia dan sia-sia pula keyakinan iman mereka.
Perselisihan paham tersebut dapat
membahayakan kehidupan persekutuan Jemaat Kristus (simak latar belakang
perkataan Tuhan Yesus dalam MAT. V : 17 dst. Latarbelakangnya di sekitar
pelaksanaan HUKUM TAURAT dan SUNAT di dalam Jemaat di Anthiokia-Siria). Masalah ini dibawa dan dibicarakan pada Sidang
Gereja Mula-Mula di Yerusalem.
Pada waktu Sidang Gereja itu, Simon, alias Petrus
(Bhs Aram : Kefas artinya batukarang) masih hidup. Dia yang memimpin,
sebab Yesus Kristus menyerahkan otoritas pelayanan kepadanya (MAT.
XIV : 19 => “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa
yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga”), meskipun Yakobus, adik Yesus,
hadir juga di situ.
Sesungguhnya, masalah utamanya : perjumpaan Injil dan budaya. Lukas
menjelaskannya secara tepat : “Jikalau kamu tidak disunat
menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan.”
Sunat bukan lagi menjadi tuntutan Taurat, tetapi sudah berubah bentuk menjadi
adat-istiadat Israel yang harus dilaksanakan, jika seseorang ingin menjadi
warga Israel dan diselamatkan Allah.
Jikalau masalah prinsipal ini dibiarkan berlarut-larut, maka kehidupan persekutuan
Jemaat Kristus terancam perpecahan. Dan, oleh karena itu, persoalan ini wajib
dipercakapkan dalam SIDANG EKUMENIS PERTAMA di YERUSALEM.
MAKNA
PEMBERITAAN BAGI GEREJA SAAT INI
Pada hari
Jumat, 26 Juli 2013, Majelis Jemaat (Penatua – Pendeta – Diaken)
diundang untuk menghadiri SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ)
Triwulan II Masa Kerja 2013 – 2014. So pasti, SMJ itu dilakukan untuk membahas
pekerjaan Kristus Yesus yang dikerjakan oleh GPIB Jemaat PETRA di Bogor. Dari
kita diharapkan sumbangan pemikiran terkait Evaluasi Program Kerja Triwulan I Maret – Juni 2013 dan antisipasi pelaksanaan pekerjaan
Triwulan II Juli – Septemer 2013.
So pasti ada banyak hambatan, kendala,
tantangan yang dihadapi sepanjang triwulan pertama; tetapi juga ada kesempatan
baik yang dikaruniakan Allah, sehingga pekerjaan pelayanan itu dapat berjalan
baik. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk membicarakan pelayanan kesaksian
yang dilakukan oleh GPIB Jemaat PETRA Bogor dalam suasana damai sejahtera,
sukacita dan penuh kasih persaudaraan. Dengan cara demikian Kristus Kepala
Gereja akan memberkati pekerjaan kita bersama.
PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN
1.
Apakah
tujuan SIDANG EKUMENIS PERTAMA diadakan di YERUSALEM ?
2.
Apakah
tujuan pelaksanaan SIDANG MAJELIS JEMAAT (SMJ)
dalam Jemaat-Jemaat GPIB ? Dan bagaimanakah sifat sidang tersebut ?
SALAM SEJAHTERA
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar