Kamis, 04 Juli 2013

Renungan Pagi, Jumat 05 Juli 2013

TIDAK ADA YANG TERSEMBUNYI

RENUNGAN HARIAN PAGI
Jumat, 05 Juli 2013

ditulis oleh

PDT. ARIE A. R. IHALAUW

NYANYIAN     : KJ. 64:1 – BILA KULIHAT BINTANG GEMERLAPAN

DOA         :  Allah Mahabaik ! Saat fajar menyinari bumi, hamba menyanyikan puji syukur, karena Dikau telah memelihara semua ciptaan oleh cinta kasih yang besar dan firmanMu. Semua yang bernafas memuliakan namaMu, ya TUHAN. FirmanMu itu sumber hidup abadi. Berikanlah Roh Hikmat, supaya hamba mendalami kekayaan sabdaMu yang menuntun hati dan pikiranku untuk mengenal Dikau selaku Penebus melalui dan di dalam pekerjaan Yesus Kristus. Amin

BACAAN    :   Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel : "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku ?" Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar ? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertianNya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya – YES. 40 : 27 – 29.

PERENUNGAN

Acapkali kita berpikir : “Mengapa hidupku selalu menderita, padahal aku percaya kepada Yesus Kristus sejak kecil ? Adakah yang salah  pada imanku ? Betapa banyak orang yang tidak percaya menikmati kelimpahan, sementara aku dan keluargaku melewati jalan penderitaan ?” Malahan tidak tanggung-tanggung kita juga berkata dalam hati : “Mengapa TUHAN tidak memperhatikan hakku sebagai anakNya ?” Perasaan demikian wajar saja. Tidak seorangpun yang mempercayakan diri kepada orang lain, tanpa berharap keinginannya dipuaskan, kita juga demikian.

Israel mengucapkan kata-kata itu, dikarenakan sengsara yang dialaminya di Babilonia. Hatinya tertusuk, karena sindiran orang asing. Seakan – akan TUHAN, Allah yang disembahnya telah melupakan umatNya. Yerusalem dan Yehuda merasa sakit hati, karena mereka dihina oleh masyarakat dan penguasa Babel. Israel-Yehuda bagaikan yatim-piatu yang tidak memiliki Pencipta, dan bagaikan orang sebatangkara yang tidak mempunyai Pelindung. Mereka meratapi TUHAN, katanya  : “Pandanglah dari sorga dan lihatlah dari kediamanMu yang kudus dan agung! Di manakah kecemburuanMu dan keperkasaanMu, hatiMu yang tergerak dan kasih sayangMu ? Janganlah kiranya Engkau menahan diri ! Bukankah Engkau Bapa kami ? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; namaMu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala” (YES. 63 : 16 – 17).

Mari belajar dari pengalaman umat Israel-Yehuda. Mengapa ada penderitaan ? Mengapa kita ditimpa kemalangan ? Apakah TUHAN berkenan meremukkan kita ? Tidak !, sekali-kali tidak demikian. Jika membuka kembali lembaran masa lalu, kita akan membaca banyaknya kekeliruan, kesalahan, kejahatan dan dosa yang dilakukan, sehingga kita terjebak ke dalam kesulitan. Sayangnya, kita terlalu tinggi hati untuk mengakui kesalahan dan dosa (bd. Ul. 8:14). Sebaliknya, kita menuntut hak bagaikan seorang anak kecil menggerutu kepada ayahnya, demikianlah kita bersikap terhadap Allah. Di sini tampak sikap iman yang kurang dewasa, kekanak-kanakan. Selalu menuntut hak, tanpa melakukan kewajiban. Kita menderita, karena ulah sendiri. Kita berjalan menurut keinginan sendiri, tanpa mempedulikan suara Allah Bapa.

Jika suatu saat kelak kita sedang menderita, dan meskipun keadaan itu terjadi bukan oleh perbuatan kita sendiri, maka hendaklah kita percaya teguh kepada TUHAN. Dia bermaksud menyadarkan kita, bahwa kita hanya hidup dari firmanNya (UL. 8:3). Ia ingin menguji keiklasan hati dan ketulusan cinta kita kepadaNyaBukankah kita mengakui, bahwa kita adalah anak-anakNya ? Dan, oleh karena itu, Allah –- yang disebut Bapa -- ingin menguji kesetiaan dan cinta kita kepadaNya, layaknya seorang ayah mengajar anaknya ? (bd. UL. 8:5). Jadi apabila kesulitan itu terjadi disebabkan oleh kesalahan kita, maka baiklah kita berdoa memohonkan pengampunan dan belas kasihanNya, serta berbalik mengikuti jalan yang telah ditunjukkan Bapa. Sebaliknya, jika kesulitan itu datang tiba-tiba, dan bukan oleh karena ulah kita, hendaklah kita berdiam diri di hadapan TUHAN sampai Dia menerbitkan matahari kebenaran di atas kepala kita (MAZ. 37:5-7; RAT. 3:21-31).

DOA      : Ya Allah Mahakasih,... ampunilah kekurang pahaman kami akan indahnya rancanganMu atas masa depan kehidupan kami. Setelah menyimak dan merenungkan suaraMu, kami mengenal akan jalan yang Kauinginkan untuk kami menjalaninya, supaya kami berbahagia. Kuatkanlah hidup kami serta pimpinlah langkah kami oleh RohMu, supaya kami menikmati kelimpahan dalam pengharapan akan janji Yesus Kristus. Amin

NYANYIAN     : TIAP LANGKAHKU DIATUR OLEH TUHAN
                               
                   Tiap langkahku diatur oleh TUHAN,
dan tangan kasihNya memimpinku.
Di tengah g’lombang dunia menakutkan,
hatiku tetap tenang teduh.
Tiap langkahku, kuta’u yang TUHAN
pimpin ke tempat tinggi ‘ku dihantarNya,
hingga sekali nanti aku tiba di rumah Bapa
sorga yang baka.


-----ooo00ooo-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar