SEBUAH RENUNGAN KRISTIS ATAS PERILAKU GEMBALA-GEMBALA ATAS KAWANAN DOMBA KRISTUS.
Saya sedang duduk di Toledo II, di Samosir. Pulau mungil di tengah
Tao Toba (Danau Toba). Kebetulan saya membaca Kitab Nabi Amos 5 : 20 –
24
Bukankah hari TUHAN itu kegelapan dan bukan terang, kelam kabut
dan tidak bercahaya ? ”Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku
tidak senang kepada perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu
mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban
sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang
tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian
nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah
keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang
selalu mengalir."
Saya mulai mencari akar persoalan, sehingga Allah membenci umat yang
sedang menjalankan perayaan liturgis, termasuk persembahan atau korban
yang diberikan di Baith Allah. Dia juga tidak suka mendengar nyanyian
umat yang indah. Dia jijik melihat ibadah umat.
Rupanya ibadah yang mewah meriah itu tidak bertunaskan KEBENARAN dan berbuahkan KEADILAN. Pemimpin Baith Allah telah menyesatkan pemahaman iman umat Allah tentang IBADAH YANG BENAR.
Mereka menganjurkan umat Allah rajin dan tekun beribadah, agar membawa
persembahan kepada Allah. Padahal korban persembahan itu dilahap habis
oleh IMAM-IMAM dan PEKERJA di baith
Allah. Mereka mengdengung-dengungkan ayat-ayat yang membenarkan
aturan-aturan yang menyembunyikan kepentingan dan kebutuhan pribadi dan
kelompok. Sungguh, mereka menipu umat Allah untuk mengenyangkan
perutnya, tanpa bekerja keras. Bagaikan gembala rakus menyantap hasil
kerja umat dengan memakai alasan ibadah korban.
Coba bayangkan seandainya BAITH ALLAH itu adalah GEREJA ! Dapatkah Allah menghukum warga jemaat, padahal PENDETA – PENATUA – DIAKEN menjadi PARASIT yang memakan habis korban persembahan ? PIMPINAN GEREJA dan PIMPINAN JEMAAT
melakukan kejahatan terencana dengan menggunakan perintah TUHAN :
“Datanglah persembahkanlah korban, nyanyikanlah pujian pada Allah.”
Pernahkah warga jemaat menyaksikan dengan nyata-nyata Allah turun dari
langit dan menyantap korban, atau mengambil kolekte untuk membangun
kerajaanNya ? Tidak ! Sekali-kali tidak demikian. Bukankah pengguna uang kolekte itu adalah Pimpinn Gereja dan Pimpinan Jemaat ? Dan
bukankah ada pula di antara mereka yang sembunyi-sembunyi, baik secara
pribadi maupun berkelompok, memanipulasi uang persembahan untuk memenuhi
kepentingan kelompok dan kebutuhan pribadi ? Mereka tidak membagikan
maupun membangun KEADILAN (kesejahteraan sosial) bagi warga jemaat berdasarkan KEBENARAN
Allah (firman yang mengatur ibadah). Banyak warga jemaat mengetahui,
bahwa seringkali Pimpinan Gereja dan Pimpinan Jemaat memanfaatkan
jabatan pelayanan untuk menyisihkan keuntungan bagi diri sendiri. TUHAN
Allah pun mengetahuinya. Dan, untuk memperoleh sejumlah besar
persembahan, mereka memakai ayat-ayat menggugah pendengar dalam Ibadah
Minggu. TUHAN mengetahui kejahatan para gembala itu. Ia menganggapnya
dosa pengkhianatan, sebab Gembala-Gembala Gereja itu telah menyalah
gunakan tugas yang diberikan Allah demi memuaskan hawa nafsunya.
Oleh karena itu, TUHAN Allah berkata : “Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.” Artinya, jika para gembala Gereja/Jemaat itu membendung atau menghambat KEBENARAN yang difirmankan Allah, maka KEADILAN (keputusan
Allah yang berkekuatan tetap) akan dicurahkan bagaikan banjir bandang
yang menggulung seluruh penghidupan juga kehidupan para Gembala
Gereja/Jemaat. Jika Pimpinan Gereja dan Pimpinan Jemaat melakukan
kebenaran yang dipikirkannya sendiri, maka KEBENARAN Allah akan
MENGADILI segala perbuatannya menurut waktu dan kehendakNya.
Karena itu, waspadalah hai Pemimpin Gereja dan Pemimpin Jemaat, sebab
jikalau kamu mencari keuntungan dalam pekerjaan TUHAN, sehingga kamu
melupakan orang miskin; jikalau kamu makan lemak orang-orang sengsara
dan tidak memberikan KEADILAN SOSIAL sesuai KEBENARAN HUKUM-Nya; jikalau
kamu bersekongkol mengambil lebih dari pada yang telah ditetapkan
Allah; dan jikalau kamu membenarkan diri dengan berkata : “Inilah
kehendak Allah”, padahal Dia tidak menyuruh kamu melakukannya, melainkan
kamu mengatasnamakan TUHAN demi melayani kebutuhan pribadi dan
kelompokmu, maka TUHAN pasti akan datang dengan murka yang
bernyala-nyala; dan Dia akan menggulung kehidupan keluargamu seperti
tsunami menggulung harta kekayaan kembali kepada kesia-siaan.
Hati-hatilah ! BERTOBATLAH SEGERA, SEBAB DIA AKAN DATANG MENGADILI KAMU,
HAI GEMBALA YANG JAHAT !
Medan – Sumatera Utara
Hari Kamin, 07 Juni 20120
PUTERA SANG FAJAR
Arie A. R. Ihalauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar