Selasa, 05 Juni 2012

Rancangan PEMBERITAAN FIRMAN pada Hari Minggu - 10 Juni 2012


RANCANGAN PEMBERITAAN FIRMAN
HARI MINGGU – 10 JUNI 2012

YESUS KRISTUS
ADALAH HIKMAT DAN KEKUATAN ALLAH
I KORINTUS   2 : 6 – 12

Nats Pembimbing (Introitus)

oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus,
yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan
dan menguduskan dan menebus kita.
I KORINTUS 1 : 30

DITULIS OLEH

PUTERA SANG FAJAR
Arie a. R. Ihalauw
-----ooo00ooo-----

A.     PENDAHULUAN

Sejak Abad Pencerahan (Aufklarung) pengaruh sekularisasi semakin meningkat tajam. Pikiran sekularis telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia dalam masyarakat. Salah satu bahagian yang kelihatan adalah arus globalisasi. Keadaan inipun melanda kehidupan iman Kristen di berbagai belahan bumi. Keagamaan mengalami masa kritis. Banyak orang beragama mencari kesenangan duniawi menurut cara masing-masing. Banyak orang tenggelam dalam urusan-urusan sekuler (duniawi) sampai melupakan kebutuhan spiritualnya. Mereka akan mencari kebutuhan/kekuatan spiritual, jikalau  sedang mengalami musibah dalam pekerjaan dan kehidupan keluarga.

Menghadapi pesatnya arus globalisasi masa kini dan di masa depan,  kita mengajukan pertanyaan kepada pemuka agama-agama : bagaimanakah pembinaan warga beragama, agar mereka mengerti kehendak Allah sepanjang perjalanan ke depan ?

B.     SURAT I KORINTUS 2 : 6 – 12 & PENJELASAN

1 : 6     Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
2 : 7     Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
2 : 8     Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
2 : 9     Tetapi seperti ada tertulis : "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
2 : 10   Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
2 : 11   Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia ? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
2 : 12   Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

B.1. Penjelasan Latarbelakang Korintus

a)     Surat – Surat Paulus kepada Jemaat Kristen di Korintus bukanlah terdiri dari 2 (dua) saja, melainkan ada beberapa surat yang disatukan. Beberapa yang lain hilang karena tidak terpelihara, sehingga yang ada di dalam Surat I & II Korintus ini merupakan fragmen yang dikumpulkan.

b)     Surat I & II Korintus ini menjawab beberapa persoalan yang timbul dalam Jemaat Kristen di sana. Simaklah tiap-tiap pasal dalam I & II Korintus, maka hal itu akan diketahui.

c)      Di samping Paulus menerima berita melalui komunikasi surat menyurat dari Jemaat, ia juga mendengar cerita langsung dari Keluarga Kloe (1:11 -> Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu.)

B.2. Penjelasan Ayatiah

2 : 6     Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.

i.         Hikmat … Rasul Paulus sengaja membedakan ‘hikmat dunia’ (bd. I Kor. 3:19 -> samakah dengan pilosopi ?) dari ‘hikmat yang bukan dari dunia’ (hikmat atau pikiran Allah, Injil Kristus).

ii.       Orang-orang Yunani berspekulasi dengan mengembangkan pilosopi dan penganut Yudaisme untuk mencari tahu hakekat dan eksistensi dunia adikodrati (supranatural, dunia ilahi). Allah menjadi objek filsafat. Mereka tidak mudah menerima pemahaman dan pengakuan iman yang diajarkan orang Kristen, sebab pejelasan Kristen tentang keyakinannya, tidak rasional, tidak masuk akal, tidak dapat dinalarkan.

2 : 7     Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.

Hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan.” Kalimat ini menunjuk pada tradisi keagamaan Israel tentang ‘hikmat Allah’ (bd. Amsal 8 – 9 -> Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; 8:23, 30). Di dalam tradisi keagamaan Israel terkesan pandangan tentang ‘hikmat Allah’ sebagai Pribadi.
2 : 8     Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.

i.         Kosa kata ‘kalau’ dipakai rasul untuk membandingkan perilaku orang-orang Yuhani dengan pengetahuan pilosopinya serta penganut Yudaisme.

ii.       Orang-orang Yunanipun mencintai Allah. Dan, rasa cinta itu mendorongnya mencari Allah melalui pengetahuuan pilosopinya.

iii.     Orang-orang Israelpun mengasihi Allah. Mereka mencariNya melalui pengajaran yang diberikan oleh Musa, hambaNya.
iv.     Akan tetapi Allah berkenan menyatakan DiriNya sendiri kepada semua orang di dalam bangsa-bangsa. Ia menyatakn ‘hikmatNya,’ yaitu : ‘Firman yang menjadi daging’ (bd. Yoh. 14:1), yang bernama ‘Yesus’ (bd. Mat. 1:20). Inilah yang dimaksudkan oleh Paulus : Hikmat Allah dalam Injil Kristus (I Kor 3:19 – “Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis : "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya”). Itulah alasan bagi Paulus menuliskan ‘kalau sekiranya’ mereka mengenalnya…, sekurangnya, mungkin mereka tidak menyalibkan Tuhan.
2 : 9     Tetapi seperti ada tertulis : "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Yang dimaksudkan oleh Paulus adalah : apa yang tidak pernah diinderai dan tidak pernah dipikirkan, yaitu : keselamatan oleh anugerah Allah dalam iman kepada Yesus Kristus. Bangsa-bangsa non-israeli tidak pernah memikirkan dan tidak pernah mengetahui, bahwa Allah merancangkan keselamatan ke atas kehidupan mereka juga, sama seperti yang diinginkanNya bagi umat Israel.

2:10,11  Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia ? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.

i.         Karena kepada kita” Kata Ganti Orang II Jamak (Plural) menunjuk pada makna si pembicara (Paulus) dan orang yang disapa (Jemaat Kristen di Korintus).

ii.       Roh menyelidiki segala sesuatu” Pada saat Paulus memakai kata ‘Roh’, ia tidak bermaksud mengaitkannya dengan Pribadi Trinitas (Jadi jangan dibahas soal Trinitas di sini). Rasul menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan, bahwa Roh dan Allah adalah Esa. Roh itulah Pribadi Allah sendiri. Sebaiknya disebut Roh Allah (bd. 2:11 di bawah).

iii.     Sama seperti ayat 11 di bawah, roh manusia adalah manusia sendiri, tidak terbelah (tidak bersifat dikotomis).
2 : 12   Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.

C.     GAGASAN TEOLOGI DALAM I KORINTUS 2 : 6 – 12.

a.       Perbedaan antara iman dan filsafat. Persoalan ini berbau klasik. Maksudnya ia sudah ada sebelum kekristenan diajarkan kepada bangsa-bangsa non-israeli. Bangsa-bangsa non-israeli juga telah memiliki budaya-agama-suka sendiri, seperti : Bangsa Iran beragama Zoroaster; Bangsa Mesir menyembah Dewa Matahari; Bangsa India beragama Hindhu dan Budha, dan lain-lain.  

Ketika para rasul dan pengikut Kristus Yesus meberitakan Injil kepada bangsa-bangsa tersebut, muncullah kesulitan untuk membahasakan iman Kristen dalm konteks budaya-agama-suku yang dipeluk masyarakat. Salah satu contoh adalah masyarakat Korintus yang mengembangkan pilosopi sebagai upaya pencarian akan Allah. Gesekan tajam antara kekristenan dan pilosopi Yunani-Roma terhubung pada ‘hikmat Allah’ ctr. ‘hikmat manusia’ atau ‘pikiran Allah’ ctr ‘pikiran manusia’ (I Kor. 1:18 – 2:5). Menurut Paulus, ‘Kristus’ adalah ‘hikmat dan kekuatan Allah’ (1 Kor. 1:24, 30 -> “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah… tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita). Gagasan Paulus ini bernuansakan pandangan tradisi Israel (Amsal 8-9) hikmat dan kekuatan Allah. Rasul menghubungkannya pada hikmat yang mempribadi di dalam Yesus Kristus. Pandangan ini menimbulkan masalah bagi orang-orang non-israeli.

b.       Hikmat Allah tidak dapat diterima manusia, jika tidak dipimpin Roh Allah. Bangsa-bngsa non-israeli sulit mengerti gagasan hikmat Allah ‘menjadi’ manusia (bd. Yoh. 1:14 -> ‘Firman menjadi manusia’). Menurut Paulus, kesulitan itu dikarenakan, mereka tidak dituntun oleh Roh Allah, tidak seperti yang dialami oleh orang-orang Kristen. Dengan kata lain, tidak seorangpun akan menerim Yesus Kristus selaku hikmat dan kekuatan Allah, jikalau Rohkudus tidak mengilhami hati nurani dan akalbudinya (bd. 1 Kor. 12:3).

c.       Tentang Karya Penyelamatan di mana Hikmat Allah Menjadi Manusia. Untuk menjawab persoalan tersebut, Paulus menggunakan ilustrasi terkait eksistensi manusia. Si Alan tidak mungkin mengetahui pikiran si Polan. Sebab masing-masing memiliki keunikan. Keduanya akan saling mengetahui, jikalau pikirannya masing-masin terlihat melalui tingkah laku. Demikianlah manusia tidak mengenal Allah dan rencana yang dipikirkanNya (bd. Yes. 55 : 8-9), kecuali Dia berkarya di antara manusia. Namun demikian, keliru jikalau kita mengatakan : Allah tidak mengetahui pikiran manusia. Dia mengetahui pikiran dan mengenal jalan-jalan manusia, sebab Dialah sang Pencipta. Dalam hal itulah Paulus meletakkan pengetahuna filosof tentang Allah dan pengenalan Allah akan manusia.

D.    KONTEKS BUDAYA DAN SOSIAL & PENYUSUNAN ISI PEMBERITAAN FIRMAN.

i.         Sebaiknya sebelum menyusun konsep pemberitaan lengkap, buatlah dahulu sebuah ‘draft’ yang akan dikembangkan secara baik dan benar.

ii.       Perhatikanlah kecenderungan dari perubahan budaya yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku anggota masyarakat (melalui media elektronik, internet, medeia cetak, dll).

iii.     Kemudian fenomena sosial dalam berbagai peristiwa yang dibaca / didengar dapat dijadikan’ilustrasi’, sebagai ‘pngantar’ untuk masuk ke dalam isi pemberitaan.

iv.     Untuk mengakhiri pemberitaan firman, ajaklah para pendengar untuk memberlakukan perilaku sosial yang sesuai dengan kehendak Allah.

E.      SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN FIRMAN – Minggu, 10 Juni 2010

Medan – Sumatera Utara
Hari Selasa, 05 Juni 2012

Penulis

PUTERA SANG FAJAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar