RANCANGAN
PEMBERITAAN FIRMAN
HARI
MINGGU – 10 JUNI 2012
YESUS
KRISTUS
ADALAH
HIKMAT DAN KEKUATAN ALLAH
I
KORINTUS 2 : 6 – 12
Nats
Pembimbing (Introitus)
oleh Dia
kamu berada dalam Kristus Yesus,
yang oleh
Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan
dan
menguduskan dan menebus kita.
I KORINTUS 1 : 30
DITULIS
OLEH
PUTERA
SANG FAJAR
Arie
a. R. Ihalauw
-----ooo00ooo-----
A.
PENDAHULUAN
Sejak Abad Pencerahan (Aufklarung) pengaruh sekularisasi semakin
meningkat tajam. Pikiran sekularis telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
manusia dalam masyarakat. Salah satu bahagian yang kelihatan adalah arus globalisasi.
Keadaan inipun melanda kehidupan iman Kristen di berbagai belahan bumi. Keagamaan
mengalami masa kritis. Banyak orang beragama mencari kesenangan duniawi menurut
cara masing-masing. Banyak orang tenggelam dalam urusan-urusan sekuler
(duniawi) sampai melupakan kebutuhan spiritualnya. Mereka akan mencari
kebutuhan/kekuatan spiritual, jikalau sedang
mengalami musibah dalam pekerjaan dan kehidupan keluarga.
Menghadapi pesatnya arus globalisasi masa kini dan di masa depan, kita mengajukan pertanyaan kepada pemuka
agama-agama : bagaimanakah pembinaan warga beragama, agar mereka mengerti
kehendak Allah sepanjang perjalanan ke depan ?
B.
SURAT I KORINTUS 2 : 6 – 12 &
PENJELASAN
1
: 6 Sungguhpun demikian kami
memberitakan hikmat
di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu
penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
2
: 7 Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi
dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
2
: 8 Tidak ada dari penguasa dunia ini
yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak
menyalibkan Tuhan yang mulia.
2
: 9 Tetapi seperti ada tertulis :
"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
2 : 10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
2
: 11 Siapa gerangan di antara manusia
yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri
yang ada di dalam dia ? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang
terdapat di
dalam diri Allah selain Roh Allah.
2
: 12 Kita tidak menerima roh dunia,
tetapi roh
yang berasal dari Allah, supaya kita
tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
B.1. Penjelasan Latarbelakang Korintus
a)
Surat – Surat Paulus kepada
Jemaat Kristen di Korintus bukanlah terdiri dari 2 (dua) saja, melainkan ada
beberapa surat yang disatukan. Beberapa yang lain hilang karena tidak
terpelihara, sehingga yang ada di dalam Surat I & II Korintus ini merupakan
fragmen yang dikumpulkan.
b)
Surat I & II Korintus ini
menjawab beberapa persoalan yang timbul dalam Jemaat Kristen di sana. Simaklah tiap-tiap
pasal dalam I & II Korintus, maka hal itu akan diketahui.
c)
Di samping Paulus menerima berita
melalui komunikasi surat menyurat dari Jemaat, ia juga mendengar cerita
langsung dari Keluarga Kloe (1:11 -> Sebab, saudara-saudaraku, aku
telah diberitahukan oleh orang-orang
dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada
perselisihan di antara kamu.)
B.2. Penjelasan Ayatiah
2 : 6 Sungguhpun demikian kami
memberitakan hikmat
di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat
yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa
dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan.
i.
Hikmat …
Rasul Paulus sengaja membedakan ‘hikmat dunia’ (bd. I Kor. 3:19
-> samakah
dengan pilosopi ?) dari ‘hikmat yang bukan dari dunia’ (hikmat atau
pikiran Allah, Injil Kristus).
ii.
Orang-orang
Yunani berspekulasi dengan mengembangkan pilosopi dan penganut Yudaisme untuk
mencari tahu hakekat dan eksistensi dunia adikodrati (supranatural, dunia
ilahi). Allah menjadi objek filsafat. Mereka tidak mudah
menerima pemahaman dan pengakuan iman yang diajarkan orang Kristen, sebab
pejelasan Kristen tentang keyakinannya, tidak rasional, tidak masuk akal, tidak
dapat dinalarkan.
2 : 7 Tetapi yang kami beritakan
ialah
hikmat Allah
yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia
dijadikan, telah disediakan Allah bagi
kemuliaan kita.
“Hikmat Allah
yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum
dunia dijadikan.” Kalimat ini menunjuk pada tradisi keagamaan
Israel tentang ‘hikmat Allah’ (bd. Amsal 8 –
9 -> “Sudah
pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada. Aku ada serta-Nya sebagai anak
kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main
di hadapan-Nya;” 8:23, 30). Di
dalam tradisi keagamaan Israel terkesan pandangan tentang ‘hikmat Allah’ sebagai Pribadi.
2 : 8 Tidak ada dari penguasa dunia
ini yang mengenalnya, sebab
kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.
i.
Kosa kata ‘kalau’ dipakai rasul untuk membandingkan perilaku
orang-orang Yuhani dengan pengetahuan pilosopinya serta penganut Yudaisme.
ii.
Orang-orang
Yunanipun mencintai Allah. Dan, rasa cinta itu mendorongnya mencari Allah
melalui pengetahuuan pilosopinya.
iii.
Orang-orang Israelpun
mengasihi Allah. Mereka mencariNya melalui pengajaran yang diberikan oleh Musa,
hambaNya.
iv.
Akan tetapi
Allah berkenan menyatakan DiriNya sendiri kepada semua orang di dalam
bangsa-bangsa. Ia menyatakn ‘hikmatNya,’
yaitu : ‘Firman yang menjadi daging’
(bd. Yoh. 14:1), yang bernama ‘Yesus’
(bd. Mat. 1:20). Inilah yang dimaksudkan oleh Paulus : Hikmat
Allah dalam Injil Kristus (I Kor 3:19 – “Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis :
"Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya”). Itulah
alasan bagi Paulus menuliskan ‘kalau sekiranya’ mereka mengenalnya…, sekurangnya, mungkin mereka tidak menyalibkan Tuhan.
2
: 9 Tetapi seperti ada tertulis : "Apa
yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga,
dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia : semua yang disediakan
Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."
Yang dimaksudkan oleh Paulus adalah : apa yang tidak pernah diinderai dan tidak pernah dipikirkan,
yaitu : keselamatan oleh anugerah Allah dalam iman
kepada Yesus Kristus. Bangsa-bangsa non-israeli tidak pernah
memikirkan dan tidak pernah mengetahui, bahwa Allah merancangkan keselamatan ke
atas kehidupan mereka juga, sama seperti yang diinginkanNya bagi umat Israel.
2:10,11 Karena
kepada kita Allah
telah menyatakannya oleh Roh,
sebab Roh
menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia
selain roh
manusia sendiri yang ada di dalam dia ?
Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
i.
“Karena kepada kita”
Kata Ganti Orang II Jamak (Plural) menunjuk pada makna si pembicara (Paulus)
dan orang yang disapa (Jemaat Kristen di Korintus).
ii.
“Roh menyelidiki segala sesuatu” Pada saat Paulus memakai
kata ‘Roh’, ia tidak bermaksud mengaitkannya
dengan Pribadi Trinitas (Jadi jangan dibahas soal Trinitas di sini). Rasul
menggunakan istilah tersebut untuk menunjukkan, bahwa Roh
dan Allah adalah Esa.
Roh itulah Pribadi
Allah sendiri. Sebaiknya disebut Roh
Allah (bd. 2:11 di bawah).
iii.
Sama seperti
ayat 11 di bawah, roh manusia adalah manusia sendiri, tidak terbelah (tidak
bersifat dikotomis).
2
: 12 Kita
tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita
tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.
C.
GAGASAN TEOLOGI DALAM I KORINTUS
2 : 6 – 12.
a.
Perbedaan antara iman dan filsafat. Persoalan ini berbau klasik. Maksudnya ia
sudah ada sebelum kekristenan diajarkan kepada bangsa-bangsa non-israeli.
Bangsa-bangsa non-israeli juga telah memiliki budaya-agama-suka
sendiri, seperti : Bangsa Iran beragama Zoroaster; Bangsa Mesir menyembah Dewa
Matahari; Bangsa India beragama Hindhu dan Budha, dan lain-lain.
Ketika para rasul dan pengikut Kristus Yesus
meberitakan Injil kepada bangsa-bangsa tersebut, muncullah kesulitan untuk
membahasakan iman Kristen dalm konteks budaya-agama-suku
yang dipeluk masyarakat. Salah satu contoh adalah masyarakat
Korintus yang mengembangkan pilosopi sebagai upaya pencarian akan Allah.
Gesekan tajam antara kekristenan dan pilosopi Yunani-Roma terhubung pada ‘hikmat Allah’ ctr. ‘hikmat
manusia’ atau ‘pikiran Allah’
ctr ‘pikiran manusia’ (I Kor. 1:18 – 2:5).
Menurut Paulus, ‘Kristus’ adalah ‘hikmat dan kekuatan Allah’ (1 Kor. 1:24, 30
-> “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah… tetapi
oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus,
yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita”). Gagasan Paulus ini bernuansakan pandangan
tradisi Israel (Amsal 8-9) hikmat dan kekuatan Allah. Rasul menghubungkannya pada
hikmat yang mempribadi di dalam Yesus Kristus. Pandangan ini menimbulkan
masalah bagi orang-orang non-israeli.
b.
Hikmat Allah tidak dapat diterima manusia,
jika tidak dipimpin Roh Allah. Bangsa-bngsa
non-israeli sulit mengerti gagasan hikmat Allah ‘menjadi’
manusia (bd. Yoh. 1:14 -> ‘Firman
menjadi manusia’). Menurut Paulus, kesulitan itu dikarenakan,
mereka tidak dituntun oleh Roh Allah, tidak seperti yang dialami oleh orang-orang
Kristen. Dengan
kata lain, tidak seorangpun akan menerim Yesus Kristus selaku hikmat dan
kekuatan Allah, jikalau Rohkudus tidak mengilhami hati nurani dan akalbudinya
(bd. 1 Kor. 12:3).
c.
Tentang Karya Penyelamatan di mana
Hikmat Allah Menjadi Manusia. Untuk
menjawab persoalan tersebut, Paulus menggunakan ilustrasi terkait eksistensi
manusia. Si Alan tidak mungkin mengetahui pikiran si Polan. Sebab masing-masing
memiliki keunikan. Keduanya akan saling mengetahui, jikalau pikirannya
masing-masin terlihat melalui tingkah laku. Demikianlah manusia tidak mengenal
Allah dan rencana yang dipikirkanNya (bd. Yes. 55 : 8-9), kecuali Dia berkarya
di antara manusia. Namun demikian, keliru jikalau kita mengatakan : Allah tidak mengetahui pikiran manusia. Dia mengetahui pikiran dan mengenal jalan-jalan manusia,
sebab Dialah sang Pencipta. Dalam hal itulah Paulus meletakkan
pengetahuna filosof tentang Allah dan pengenalan Allah akan manusia.
D.
KONTEKS BUDAYA DAN SOSIAL &
PENYUSUNAN ISI PEMBERITAAN FIRMAN.
i.
Sebaiknya
sebelum menyusun konsep pemberitaan lengkap, buatlah dahulu sebuah ‘draft’ yang akan dikembangkan secara baik
dan benar.
ii.
Perhatikanlah
kecenderungan dari perubahan budaya yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku
anggota masyarakat (melalui media elektronik, internet, medeia cetak, dll).
iii.
Kemudian fenomena
sosial dalam berbagai peristiwa yang dibaca / didengar dapat dijadikan’ilustrasi’, sebagai ‘pngantar’
untuk masuk ke dalam isi pemberitaan.
iv.
Untuk
mengakhiri pemberitaan firman, ajaklah para pendengar untuk memberlakukan
perilaku sosial yang sesuai dengan kehendak Allah.
E.
SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN
FIRMAN – Minggu, 10 Juni 2010
Medan
– Sumatera Utara
Hari
Selasa, 05 Juni 2012
Penulis
PUTERA SANG FAJAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar