DIBEBASKAN UNTUK
MEMBERITAKAN KEMASHURANKU
YESAYA 43 : 14 – 21
Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku
akan
memberitakan
kemasyhuran-Ku."
YESAYA 43 : 21
DITULIS DI
MEDAN –
SUMATERA UTARA
OLEH
PUTERA SANG
FAJAR
Arie A. R.
Ihalauw
A.
PENGANTAR
Perubahan sosial berdampak luas bagi
kehidupan pribadi maupun kelompok. Dan, keadaan ini wajar-wajar saja. Memang
ada pengaruh positif – negatifnya; akan tetapi hasilnya akan ditentukan oleh
sikap kita. Jika memiliki visi masa depan yang jelas, maka kita akan berjuang
untuk mencapai keadaan yang diharapkan; sebaliknya, jika pasrah diri, maka kita
akan tenggelam dalam arus perubahan.
Pada sisi lain, kitapun mengakui bahwa
ada faktor yang tidak diketahui dan dikuasai, ikut menentukan keberhasilan atau
kegagalan. Biasanya kita kurang memperhitungkan hal ini, dikarenakan
kecenderungan untuk segera menjalankan rencana yang telah mantap disusun. Jika
rencana berhasil, maka kita senang; sebaliknya, jika kita gagal, maka rasa
takut akan masa depan yang tidak jelas meresahkan hati dan pikiran. Bagaimanakah
mengatur langkah-langkah kita mencapai masa depan ?
B. BACAAN
ALKITAB DAN PENJELASAN
43:14 Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, Yang
Mahakudus, Allah Israel : "Oleh
karena kamu Aku mau menyuruh orang ke
Babel dan mau membuka semua palang-palang pintu penjara (bd.
45:1-2), dan
sorak-sorai orang Kasdim menjadi keluh kesah.
43:17 yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar
untuk berperang, juga tentara dan orang gagah --- mereka terbaring, tidak dapat
bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu ---,
43:18 firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan
hal-hal yang dari zaman purbakala !
43:19 Lihat, Aku
hendak membuat sesuatu yang baru (bd. Yes. 65:17), yang sekarang sudah
tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya ? Ya, Aku
hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara
(bd. Yes. 40:1-4).
43:20 Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala
dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan
sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku;
43:21 umat
yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberita-kan kemasyhuran-Ku."
B.1. Penjelasan
Penggunaan Tradisi Keagamaan
a). TRADISI EXODUS. Ayat 16–17 merupakan reinter-pretasi
dan reformulasi dari narasi exodus (baca
: pembebasan -> Kel. 14:1-14),
ketika Israel tiba di Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan
Baal-Zefon, di tepi laut, di mana mereka menyaksikan pasukan Paraoh mengejarnya.
Israel tak menemukan jalan keluar. Israel bermasalah. Mereka terancam pa-sukan
Paraoh dan Laut yang menghadang perjalanan. Ketika itulah TUHAN mengadakan keselamatan. Israel berjalan melewati
laut, sambil menyaksikan bagai-mana tangan TUHAN menghancurkan pasukan Mesir di tengah laut.
b). PENEBUS – TEBUSAN. Perlukisan mengenal TUHAN Allah selaku Penebus Israel merupakan
gagasan yang diambil alih dari dunia perekonomian terkait Hukum Penebusan. Di
Israel ada kebiasaan menggadaikan aset bergerak, tidak bergerak, juga manusia
kepada hartawan. Hal itu dilakukan apabila seseorang jatuh miskin. Jika tidak
mampu membayar uang tebusan (baca. menebus),
ia akan menjadi budak pada hartawan. Bila ada salah seorang saudara yang
berbelas-kasih, lalu menebusnya dengan membayar kembali sebesar jumlah
yang diminta tuannya, maka si budak itu dinyatakan bebas Orang yang membayar
uang tebusan itu disebut Penebus (bd. Cnarasi Boas vs Ruth ->
Kitab Ruth 4:1-12).
c). ALLAH RAJA ISRAEL. Pertama, gagasan ini berakar dalam
pemahaman iman Israel mengenai penciptaan dan pembentukan Israel selaku bangsa
merdeka. Salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi penyanggahnya adalah
narasi pembebasan (baca : exodus) dari Mesir. Menurut narasi ini,
peristiwa tersebut menjadi momentum sejarah, di mana TUHAN Allah diakui selaku Pembebas, Pencipta dan Pemilik Israel. Kedua, berdasarkan pada
pemahaman iman tersebut, maka TUHAN Allah diaku sebagai Raja Israel, sehingga system
penyelenggaraan kerajaan Israel disebut teokrasi
(baca : pemerintahan Allah).
B.2. Penjelasan
Ayatiah
Ay. 14 Oleh karena kamu Aku mau menyuruh
orang ke Babel dan mau membuka palang-palang pintu penjara.
Penulis
Deutero-Yesaya (psl 40-66) melukiskan secara tersirat orang suruhan yang
mengerjakan penyelamatan atas Israel. Dialah Koresh Agung, Raja dari Kerajaan Madia-Partia.
Dia disebut Gembala (“Akulah yang berkata tentang Koresh : Dia gembala-Ku; segala kehendakKu akan
dige-napinya…” -> Yes. 44:28) dan orang yang diurapi TUHAN (Yes. 45:1 ->
“orang
yang Kuurapi, ke-pada Koresh yang
tangan kanannya Kupegang”) yang menjalankan penyelamatan Israel dari
pengasingan di Babel (Yes. 45:13 -> “Akulah
yang menggerakkan Koresh untuk maksud
penyelamatan”; bd. Ezra 1 : 1 – 4)
14b. Aplikasi
Pikiran
Allah tidak selalu sama seperti yang orang percaya bayangkan (bd. Yes. 55:8–9).
Kita berpikir Allah pasti akan memakai salah satu dari antara orang percaya
untuk melaksanakan tugas yang direncanakannya. Dalam kasus pembebasan dari
Babel, Allah memakai Koresh Agung, raja dari kerajaan Madia-Partia, untuk
melakukan rencana penyelamatan (Yes. 45:13).
Dengan demikia kita tidak boleh berpikir
picik seakan Allah tak mungkin memakai orang lain untuk melaksanakan
kehendakNya. Justru kita bersikap terbuka menerima, bahwa siapapun dapat
dipakai Allah menurut pilihan dan panggilanNya.
43:16.a. Beginilah
firman TUHAN, yang telah
membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, …
Ayat
16-17 merupakan refleksi atas peristiwa sejarah, di mana Israel menghadapi
kesulitan sesaat ketika meninggalkan Mesir. Deutero-Yesaya mengajak umat Israel
dalam pengasingan untuk merenungkan ulang kasus yang menimpa leluhur mereka di
wilayah Pi-Hahirot,
antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon, di tepi laut (simak Kel. 14:1-14). Israel dikejar pasukan Mesir dan dihadang
oleh Laut. Tidak ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri. Pada saat kritis
seperti itu Allah bekerja membuka jalan, sehingga umat bisa lolos dari ancaman
bahaya. Musa berkata : “TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu
akan diam saja !” (Kel. 14:14). Inilah anugerah yang mengalir
dari hati Allah yang mengasihi umatNya. Dia selalu membuat jalan keluar pada
saat yang tepat.
b. Aplikasi
Tiap orang percaya memiliki memori sejarah
masa lampau. Ia pernah mengalami kesusahan, karena kegagalan pekerjaan atau kehidupan
rumahtangga, namun TUHAN selalu bekerja membebaskannya. Itulah bukti,
bahwa Allah amat mengasihi siapapun yang setia mencintai-Nya.
Ay.18-19 firman-Nya:
"Janganlah ingat-ingat hal-hal yang
dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala ! Lihat,
Aku hendak membuat sesuatu yang baru
(bd. Yes. 65:17), yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya ? Ya,
Aku hendak membuat jalan di padang
gurun dan sungai-sungai di padang belantara (bd. Yes. 40:1-4).
PERTOBATAN
DAN PENGAMPUNAN DOSA MENG-AWALI MASA BARU.
a. Pertobatan
dan Pengampunan Dosa.
Allah
bersabda : “Janganlah ingat-ingat hal-hal
yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala !”
Narasi eksilis (bc. pembuangan, pengasingan) mengemukakan
tentang penyesalan dari anak-anak Israel yang lahir di Babilonia (bd. Yes. 63 :
16-17 - “Bukankah Engkau Bapa kami ? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa
tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah
"Penebus kami" sejak dahulu kala. Ya TUHAN, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari
jalan-Mu, dan mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga tidak takut kepada-Mu
? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, oleh karena suku-suku milik
kepunyaan-Mu!”; bd. Juga Maz. 137). Seakan-akan
mereka memikul penderitaan yang tidak dilakukannya sendiri. Orangtua berbuat
dosa, anak menanggung sengsara (bd. Yeh. 18.2 – “Ayah makan buah mentah, dan gigi anaknya menjadi ngilu”). Ucapan
ini disampaikan Allah sebagai penghiburan kepada keturunan Israel yang lahir di
Babel, bahwa Dia tidak lagi mengingat akan dosa orangtua mereka (bd. Yes.
65:17).
b. Aku
hendak membuat sesuatu yang baru.
Menurut
Deutero-Yesaya, masa depan baru akan diciptakan TUHAN, setelah Ia melupa-kan segala dosa dan
kejahatan yang dibuat umatNya. Pertama-tama Allah membaharui manusia. Ia
mencurahkan RohNya (Yes. 44: 3b) dan memulihkan keadaan (ay. 20; bd. 44: 3a,
4-5).
c. AKU HENDAK MEMBUAT JALAN
Di dalam kalimat ini
: “Aku hendak membuat jalan baru di padang gurun,” merupakan refleksi
masa lalu yang dicocokkan sesuai kondisi alam Babilonia -> Israel. Jika
dahulu (Kel. 14:1-14) leluhur Israel melewati laut, maka orang-orang
buangan akan melalui padang gurun. Sangat alami. Pengalaman
yang sama tentang penyertaan Allah dalam kondisi baru dan beda pula jalan/caranya
(bc. jalan
baru).
d. Aplikasi
1. Pisahkan dan pilahkan persoalan. Sebaiknya
kita belajar memisahkan persoalan, supaya bisa melihat jalan menuju masa depan.
Tidaklah berguna bagi siapapun untuk duduk menyesali kesalahan orangtua. Sikap menyalahkan
orangtua atas keadaan sengsara yang sedang dijalani, tidak sehat.
2. Tinggalkan
masa lalu, hadapi masa baru. Perjalanan yang dibuat siapapun ke masa
depan tidak tergantung sepenuhnya pada orangtua, tetapi selalu ditentukan oleh
hubungan baik dengan Allah. Belajarlah dari sikap Israel yang lahir di
Babilonia. Mereka mengeluh akan akibat dosa yang dibuat orangtuanya kepada TUHAN. Mereka ingin mengkambing-hitamkan masa
lalu, seakan keadaan itulah yang menjadi sumber malapetaka.
Allah ingin mengajar kita membangun masa
depan bahagia. Untuk itu, layaklah kita meninggalkan
masa lalu yang pahit. Sebab kenangan akan masa lalu dapat menghambat peluang
baru ke masa depan. Nostalgia akan masa lalu merupa-kan halusinasi yang
menghancurkan harapan hari esok.
3. Bekerjalah bersama TUHAN. Biarkan Roh Allah menuntun dirimu. TUHANlah yang menciptakan masa depan. Dialah
Pemiliknya. Oleh karena itu, barangsiapa ingin mencari yang baik, ia wajib
bekerja bersama TUHAN membangun
hari esok.
43;20 Binatang
hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku membuat air
me-mancar di padang belantara, untuk member minum umatKu.
Alam semesta
dipulihkan oleh Allah, agar untuk mendukung penghidupan umat Allah.
43:21 Umat yang
telah Kubentuk bagiKu akan member-takan kemasyhuranku.
TUJUAN ALLAH MEMBEBASKAN UMATNYA.
So pasti, setiap pekerja mempunyai tujuan
akhir yang akan dicapai, demikian pula TUHAN Allah. Tujuan Allah membebaskan Israel dari
Babel, agar mereka memberitakan perbuatanNya yang ajaib di tengah
bangsa-bangsa. Dengan kata lain, Deutero-Yesaya mengatakan, bahwa setelah
dibebaskan Israel disuruh untuk mengerjakan
penyelamatan, menjadi terang bagi
bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman
dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari
rumah penjara. (Yes. 42: 6-7).
Aplikasi
Sama halnya
dengan Israel, Allah menebus kita dari dosa, agar melayani dan menyaksikan
kabar sukacita (Injil) dalam bentuk verbal maupun karitas kepada semua orang.
Itulah pengucapan syukur orang Kristen.
C. POKOK
TEOLOGI DALAM PERIKOP BACAAN
1). PENYELAMATAN
KARYA ALLAH (43:14-17)
2). PEMBAHARUAN
DAN PEMULIHAN UMAT (43:18-20).
3). TUGAS
UMAT YANG DISELAMATKAN ALLAH (43:21)
D. KONTEKS
PEMBERITAAN / PENGAJARAN FIRMAN
1). Simaklah kecenderungan perubahan nilai-nilai
sosio-budaya dan sosio-religi yang sedang terjadi di dalam masyarakat.
2). Apakah hal itu mempengaruhi : pola pikir,
perilaku, penghidupan orang Kristen ?
3). Jika perubahan itu mempengaruhi, maka catatkanlah
indikatornya, supaya firman yang diberitakan akan mem-beri pencerahan perihal
bagaimana orang Kristen menja-lankan kehidupannya sesuai kehendak Allah.
E.
PENYUSUNAN
PEMBERITAAN FIRMAN
1). Bacalah perikop bacaan ini (Yes. 43 : 14 – 21)
berulang-ulang sampai anda memperoleh kesan tentang inti beritanya.
2). Kemudian simaklah dengan cermat dan
berulang-ulang penjelasan ayatiah. Ingatlah, penjelasan ini hanyalah alat bantu
untuk memudahkan anda mengerti makna tulisan Deutero-Yesaya.
3). Pemberitaan Firman yang disusun, sebaiknya,
merupakan pengembangan pemikiran anda tentang informasi yang diberikan.
4). Perhatikanlah kondisi yang sedang dihadapi masyarakat, khususnya
pendengar, di mana anda akan menyampaikan firman Allah.
5). Batasilah penggunaan ilistrasi atau contoh
cerita, supaya perhatian pendengar tertuju pada inti berita yang disam-paikan,
bukan tertarik mendengar ilustrasinya.
F.
JENIS
IBADAH
1). Deutero-Yesaya (43 : 14 – 21) dapat
disampaikan dalam jenis ibadah apapun.
2). Jika perikop ini akan dipakai dalam Ibadah
Pengucapan Syukur, maka diusulkan untuk disampaikan pada HUT Persekutuan,
asalkan dikembangkan sesuai konteksnya.
G.
RENUNGAN
SINGKAT (tersimpan dalam
buku).
SALAM DAN
DOA
PENULIS
PUTERA SANG
FAJAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar