RANCANGAN MATERI
PEMBERITAAN /
PENGAJARAN FIRMAN
HARI RABU – 06 JUNI 2012
JANGANLAH TAKUT,
SEBAB AKULAH TUHAN, ALLAHMU
YESAYA 44 :
1 - 8
DITULIS DI
MEDAN
– SUMATERA UTARA
HARI
KAMIS – 31 MEI 2012
OLEH
PUTERA
SANG FAJAR
Arie
A. R. Ihalauw
A. PENDAHULUAN
Kitab Nabi Yesaya dikelompokkan
ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : a). Yesaya 1 – 39; b). Yesaya 40 – 55; dan
c). Yesaya 56 – 66. Salah satu alasan yang melatarbelakangi pembagian kitab
tersebut, yaitu : kronologis peristiwa-peristiwa sejarah yang mempengaruhi penulis untuk menuliskan ‘amar
/ dabar YHWH Elohim.’ Katakanlah sebuah contoh :
SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA I
(psl
1 – 39). Pada pasal 39 : 1 – 8 Yesaya menubuatkan penyerangan Yerusalem oleh
Merodakh Bladan bin Baladan (bd. II Rj. 20:12-19; II Taw. 32:27-31). Dalam
bagian ini nabi berkata : “Sesungguhnya,
suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek
moyangmu sampai hari ini akan diangkut
ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan,
demikianlah firman TUHAN. Dan
dari keturunanmu
yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja
Babel” (Yes.
39:6-7). Walaupun waktu berlaku nubuat ini terlaksana setelah masa kerja Raja
Hizkia --- sebagai pembanding data sejarah, dipersilahkan menyimak Sejarah
Kekaisaran Babilonia --- hal itu
merupakan sebuah realitas dalam sejarah Yehuda-Yerusalem.
SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA II
(psl.
40 – 55). Situasi pengasingan berubah, karena perkembangan politik
interna-sional, di mana Kaisar Madia-Partia, Koresh Agung, merebut takhta
kekaisaran Babel. Menurut penulis DEUTERO-YESAYA (Yesaya II), Raja
Koresh Agung diangkat YHWH menjadi Gembala (Yes.44:28) dan hambaNya (Yes. 45:1) untuk
tujuan penyelamatan (Yes. 45:13). Data sejarah ini dapat dibaca
juga dalam Kitab Ezra 1 : 1 – 4). Naiknya Koresh Agung selaku Kaisar dipahami
penulis DEUTERO-YESAYA sebagai tindakan penyelamatan YHWH atas
umatNya (Yes. 40:1-11; bd. 42:10-17).
SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA III
(psl.
56 – 66). Situasi pengasingan berakhir, karena keturunan kaisar Koresh Agung
mengijinkan EZRA – NEHEMIA memimpin
umat Israel untuk kembali membangun Baith Allah dan Tembok Yerusalem (baca seluruh isi Kitab Ezra dan Kitab Nehemia).
Ringkasan
sejarah itu menjadi latarbelakang pengelompokkan Kitab Nabi Yesaya.
B. PERIKOP BACAAN DAN PENDELASAN
44:2 Beginilah
firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah
takut, hai hamba-Ku Yakub,
dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih !
44:3 Sebab Aku akan
mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang
kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu,
dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4 Mereka akan
tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di
tepi sungai.
44:5 Yang satu akan
berkata : Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan
menuliskan pada tangannya : Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan
nama Israel."
44:6 Beginilah
firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam :
"Akulah yang terdahulu dan Akulah yang
terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
44:7 Siapakah
seperti Aku ? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan
membentangkannya kepada-Ku ! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal
yang akan datang ? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahu-kannya kepada
kami!
44:8 Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab
memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku ! Adakah Allah selain
dari pada-Ku ? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal !"
B.1. TRADISI
DALAM PERIKOP BACAAN
Tidak mudah menafsirkan Alkitab (bd. II Pet.
1 : 20-21), sebab isinya mengandung lapisan-lapisan tradisi
kea-gamaan yang memiliki perjalanan panjang dalam ruang waktu,
tempat dan peristwa sejarah. Jika kita kurang mengetahuinya, maka pemberitaan /
pengajaran firman akan menyesatkan penalaran pendengarnya. Marilah kita
berusaha menemukan lapisan tradisi sejarah dan teologi yang terdapat di dalam perikop
bacaan ini : Yes. 44:1-8.
a). YAKUB & ISRAEL
Penulis
Deutero-Yesaya memakai sumber-sumber tradisi YAKUB,
baik yang tertulis di dalam Kitab Kejadian maupun masih dalam narasi-lisan (Lay-sources
atau sumber L).
Cerita
tentang NAMA Yakub
ditemukan dalam Kitab Kejadian (25:19 – 50:14 secara luas, meskipun di dalam tradisi YAKUB ini
tersebar juga tradisi YUSUP, dll). Nama
Yakub mulai disebut dalam Kej. 25:26 -> “Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit
Esau, sebab itu ia dinamai Yakub.
Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.” Di kemudian
hari, nama Yakub itu diubah menjadi ISRAEL,
ketika ia bergumul di tempat penyeberangan sungai Yabok (Kej. 32:22;). Malaikat
mengubah nama YAKUB
menjadi ISRAEL
(Kej. 32:28; 35:10 -> Namamu tidak akan disebutkan lagi YAKUB, tetapi ISRAEL).
Di
kemudian hari, setelah suku-suku dari anak-anak Yakub, eksodus (bermigrasi
karena kondisi) dari Mesir ke Kanaan, lalu mereka membangun sebuah kerajaan,
maka nama ISRAEL
dipakai oleh keturunan suku-suku Yakub menjadi identitas
kebangsaan. Sementara nama YAKUB menunjuk pada identitas
/ nama pribadi. Namun perlu diperhatikan, kadang-kadang kedua
nama tersebut dipakai dalam satu pengertian yang sama, tergantung penempatannya
dalam ayat-ayat.
b). EBED YHWH.
Kosa
kata Ibrani EBED berarti HAMBA. Kata itu men-jadi kata kerja, karena Bhs.
Ibrani cenderung mema-kai kata benda menjadi kata kerja, artinya : meng-hamba, mengabdi, bersujud menyembah kepada, berbakti,
melayani (bd. 42:10). Jadi Ebed YHWH diartikan : menjadi hamba untuk melayani YHWH (bd. Kel.
4:22-23).
Kita
sering akan menemukan pemakaian Ebed YHW
dalam tradisi Deutero-Yesaya (psl. 40-55). Bahagian ini terkenal karena SYI’IR EBED YHWH
(Nyanyian Hamba TUHAN). Namun penggunaan
istilah ini dike-lompokkan ke dalam 2
(dua) kategori : a). Ebed YHWH sebagai individu
/ orang perorang (mis. Yes. 42:1-9; 52:13-53:12 – bersifat
anonim); dan b). selaku korporasi-kolektif/persekutuan umat Allah
(mis. Yes. 41:8-20 terkait Israel selaku umat Allah).
B.2. PENJELASAN
AYATIAH
Ay. 1-2 a. PERJANJIAN ALLAH : Pilihan dan Panggilan
Memang benar, tidak
terdapat kata perjanjian Allah dalam psl 44:1-8; akan tetapi pandangan
teologi Agama Israel tentang panggilan dan pemilihan itu
bernuansakan perjanjian yang iikatkan Allah bersama Abraham – Ishak – Yakub.
b. Menjadikan
dan membentuk engkau’
Kata kerja
menjadikan dan membentuk dikaitkan pada 2 (dua)
peristiwa sejarah, yakni : a). Proses kelahiran Yakub, saudara kembar Esau
(Kej. 25:19-28); dan, b). Allah bekerja membebaskan suku-suku keturun-an
Yakub dari Mesir (simaklah semua tradisi exodus yang tersebar
dalam Perjanjian Lama). Menurut banyak penulis PL, peristiwa exodus
merupakan titik awal pembentukan sebuah bangsa : Bangsa Israel. Tradisi exodus ini
ditafsirkan dan dirumuskan dalam berbagai bentuk sastra oleh masing-masing
penulis.
c. Menolong engkau
Kata kerja ini dituliskan
bertitik tolak dari berbagai peristiwa sejarah yang dialami Yakub semasa
hidupnya, seperti YHWH menolongnya (bd. Kej. 32:30) ketika berhadapan dengan
Esau (Kej. 33), dan juga ketika masa kelaparan meliputi tanah Kanaan (Kej.
42-50). Peristiwa-peristiwa yang
bersifat pribadi itu ditafsir dan dirumuskan ulang terkait sejarah Israel di
Babilonia (semasa Deutero-Yesaya). Seperti Allah menolong Yakub, leluhur
Israel, Dia juga akan menolong keturunannya yang diasingkan di Babilonia.
d. Jangan takut ! – PEMELIHARAAN ALLAH
Kalimat perintah ditemukan
hampir 600 kali lebih dalam seluruh
Alkitab, dan terbanyak terdapat dalam
Perjanjian Lama. Perintah ini terhubung situasi psikologis, karena sedang
berhadapan masalah, salah satu contoh, ketika Israel dikejar pasukan Mesir
sementara di hadapannya terbentang Laut. Musa, atas nama Allah, berkata : Jangan
takut, berdirilah tetat, lihatlah
keselamatan dari TUHAN… (bd. Kel. 14: 1-14). Kondisi psikologis ini
juga dirasakan Yakub, ketika lari dari rumah Laban, ayah Lea dan Rachel,
isterinya (Kej. 31:22-42 -> Yakub
menjawab Laban : “Aku takut, karena
pikirku” -> ay. 31).
Ay. 3 PEMELIHARAAN ALLAH : Pencurahan Roh dan Berkat.
Kedua karya Allah ini
tidak dapat dipisahkan dan dipilahkan.
TENTANG PENCURAHAN ROH bukanlah sebuah tradisi baru, setelah
peristiwa Pentakosta di Yerusalem (Kis. 2:1-13). Ia sudah dimulai dari Israel
Kuno. Proto-Yesaya (1-39) menuliskan : “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas : Maka padang gurun akan
menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan” (Yes.
32:15). Kalimat “dicu-rahkan Roh dari atas” menegaskan, bahwa Roh
itu dikaruniakan oleh Allah (bd. Yeh. 36:25-27). Dan kedatangan Roh
Allah itu menandai munculnya zaman baru, yakni masa pemulihan dan pembaharuan.
TENTANG PEMBERIAN BERKAT. Nubuat Proto-Yesaya : “Sampai dicurahkan kepada
kita Roh dari atas : Maka padang
gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap
hutan” (32:15) dirumuskan kembali
oleh penulis Deutero-Yesaya : “Sebab Aku
akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat
yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku
ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu” (44:3-4).
Keadaan inilah yang dimaksudkan ‘zaman baru’, waktu di mana Allah
menjalankan pemerintahanNya. Pada saat itu Dia mengaruniakan RohNya ke dalam
hati untuk membaharui pikran dan hati Israel (bd. Yeh. 36:25-27) serta
memberkati bumi, suatu keadaan berbeda dari masa sebelumnya.
Ay. 6. a. MONOTEISME (KEESAAN) ALLAH
Sesungguhnya, untuk
menguraikan gagasan teologi Agama Israel terkait ‘monoteisme Allah,” (lih.
45:5-6,18,21; bd. Pengakuan Iman Israel–Ul.6:4) kita perlu waktu panjang, sebab
gagasan ini tidak muncul secara tiba-tiba. Ia memiliki perjalanan sejarah yang
cukup panjang, dimulai dari politeisme -> panteisme -> monoteisme Allah.
b. TUHAN, Raja dan Penebus
TUHAN
RAJA. Gagasan teologi Agama Israel
tentang Raja telah ada sebelum masa Kerajaan Israel (bd. Pergumulan Samuel
melawan orang Israel yang meminta raja -> II Sam. 8). Pandangan ini terkait teokrasi (Pemerintahan Allah), karena Dia
adalah Pencipta dan Pemilik umatNya.
TUHAN
PENEBUS (Ibr. YHWH
GO’EL – bd. Yes. 63:17). Kosa kata
Ibrani : ga’al
berbasis ekonomi. Ia menggambarkan seseorang yang karena kemiskinannya
menggadaikan diri menjadi budak atau hak
milik kepada orang kaya. Budak itu wajib melunasi pinjaman tepat waktu. Akan tetapi
jika ia tak bisa memenuhi tuntutan tersebut, maka harus ada saudaranya yang
akan menebusnya.
Orang yang menebus itu disebut penebus, dan uang yang dibayar serta orangnya
disebut tebusan (simak Cerita Boaz dan Ruth -> Ruth psl. 4).
Ay. 8 a. JANGAN
GENTAR DAN TAKUT
Simak penjelasan Ayat 1 – 2 butir d
b. SEBAB MEMANG DARI DULU.
Kalimat ini hendak
menjelaskan, bahwa Allah telah berfirman ‘sejak dahulu’ sebelum Dia
menjadikan dan membentuk Israel. Jelas-jelas ayat ini merupakan pengulangan
dari Yes. 42:9 “Nubuat-nubuat yang dahulu
sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan.
Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu.” Akan tetapi
pikiran dan hati Israel tidak menyimpan atau mempelajarinya. Mereka berjalan menurut
keinginan sendiri. Akibatnya, Israel menerima hukuman Allah.
c. KAMULAH SAKSI-SAKSIKU !
Deutero-Yesaya
mengingatkan kembali umat Israel, bahwa mereka adalah ebed YHWH yang diciptakan
untuk melayani dan memberitakan kemuliaan Allah Maha Esa (bd, Yes. 43:10-12).
d. GUNUNG BATU.
Yang dimaksudkan adalah
Gunung Zion, tempat Allah bertakhta. Kata ‘gunung batu’ merupakan gaya bahasa yang
bertujuan untuk menggambarkan sesuatu.
C.
BEBERAPA POKOK TEOLOGI DALAM PERIKOP
Membaca
Deutero-Yesaya (40-55), kita mendapat gambaran umum tentang beberapa gagasan
teologi yang muncul dari kalderon gumul umat Allah di pengasingan Babilonia.
Bagaimana para pemuka agama Israel di pengasingan menafsirkan dan merumuskan
ulang tradisi keagamaan terkait YHWH Elohim dan PemerintahanNya.
1). MONOTEISME ALLAH
TUHAN itu ALLAH Israel Yang Mahaesa (lih. 45:5-6, 18,21; bd. Pengakuan Iman Israel–Ul.6:4). Dia adalah Raja dan Penebus umat, sebab Dialah yang membentuk dan menjadikan umatNya. Ia tidak boleh diduakan (bd. Hukum Taurat – Kel. 20:3; Ul. 5:7 -> JANGAN ADA PADAMU ALLAH LAIN DI HADAPANKU).
TUHAN itu ALLAH Israel Yang Mahaesa (lih. 45:5-6, 18,21; bd. Pengakuan Iman Israel–Ul.6:4). Dia adalah Raja dan Penebus umat, sebab Dialah yang membentuk dan menjadikan umatNya. Ia tidak boleh diduakan (bd. Hukum Taurat – Kel. 20:3; Ul. 5:7 -> JANGAN ADA PADAMU ALLAH LAIN DI HADAPANKU).
2). TUJUAN ALLAH.
Allah bertujuan menjadikan dan menciptakan umat Israel, agar mereka beribadah melayani Dia serta menja-di terang bagi bangsa-bangsa (bd. Yes. 2:6-7 “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penye-lamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah memben-tuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara”). Karena itu, selayaknya, Israel memahami, bahwa sekalipun pengasingan di Babel merupakan hukuman Allah, namun mereka tetap wajib menyelenggarakan tugas ibadahnya di sana, sambil menantikan Allah bekerja membebaskan, sama seperti yang dilakukanNya di Mesir.
Allah bertujuan menjadikan dan menciptakan umat Israel, agar mereka beribadah melayani Dia serta menja-di terang bagi bangsa-bangsa (bd. Yes. 2:6-7 “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penye-lamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah memben-tuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara”). Karena itu, selayaknya, Israel memahami, bahwa sekalipun pengasingan di Babel merupakan hukuman Allah, namun mereka tetap wajib menyelenggarakan tugas ibadahnya di sana, sambil menantikan Allah bekerja membebaskan, sama seperti yang dilakukanNya di Mesir.
3). TUGAS YANG SAMA DI ZAMAN BARU.
Pencurahan Roh Allah,
sesungguhnya, membuka masa baru : masa pembaharuan dan pemulihan umat.
Kehadiran Roh menegaskan, bahwa Allah sendiri yang memimpin umatNya untuk
mengerjakan penyelamatan (bd. Yes.42:6). Pembaharuan dan pemulihan itu tak kena mengena
pada kehidupan manusia saja, melainkan juga meliputi alam semesta.
D. PENGEMBANGAN
POKOK TEOLOGI DALAM KONTEKS
a). GEREJA DALAM PENGASINGAN. Gereja sepanjang perjalanannya di bumi / dunia
dapat digambarkan sebagai ‘pengasingan.’ Ia terasing dari
tempat asalnya : Kerajaan Sorga, di mana Allah di dalam Yesus Kristus sedang
menjalankan pemerintahanNya atas alam semesta. Akan tetapi, kita perlu
memahami, bahwa bumi / dunia bukanlah tempat pengasingan sebagaimana Israel di
Babilonia.
b). PENYERTAAN ROHNYA.
Sepanjang masa perjalanan Gereja dituntut
untuk menya-takan kesetiaan imannya kepada Allah. So pasti, Gereja / Jemaat
selaku umat Allah akan menghadapi perlakuan sewenang-wenang dari orang-orang
yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Akan tetapi tidak perlu takut dan
gentar (Yes. 44:7), sebab Allah memberikan RohNya untuk menyertai Gereja /
Jemaat dalam menjalankan karya penyelamatanNya atas manusia dan sesama ciptaan.
3). MASA PENANTIAN -> Eskatologis
sampai Parousia Yesus. Seperti
murid-murid menantikan kebangkitan Tuhan Yesus sampai pencurahan Roh,
demikianlah Gereja/ Jemaat sedang berada dalam masa penantian menyongsong ‘parousia’
(kedatangan kedua) Yesus selaku Raja TUHAN. Selama masa penantian ini Rohkristus
= Roh Allah = Rohkudus memimpin dan menguatkan Gereja / Jemaat
memberitakan Injil (Kabar sukacita dari Allah) untuk
membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan
dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara.
(Yes. 42:6b-7). Hal itu berarti Allah menciptakan dan membentuk Gereja / jemaat
sebagi ‘tanda
perjanjian’ bagi umat manusia, yang berfungsi menjadi terang untuk bangsa-bangsa.
E.
HUBUNGAN YESAYA 44:1–8 DAN KONTEKS PEMBERITAAN
Firman Allah itu diberitakan/diajarkan kepada
pendengar di dalam konteks kehidupan bersama masyarakat. Oleh karena itu, selayaknya
pemberita firman memperhatikan beberapa faktor :
a). Berdoalah mohon kuasa Roh
Allah, agar Dia menuntun akalbudi dan hati nurani anda !
b). Simaklah perikop bacaan (Yesaya 44:1-8) berulang-ulang. Jangan
sekali baca saja !, agar dapat menangkap makna (inti berita, Yun. Kerugma) yang
terkandung di dalamnya.
c). Perhatikanlah perkembangan situasi masyarakat yang sedang berubah,
di mana pendengar menggumuil kehidupannya sehari hari.
SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar