Kamis, 31 Mei 2012

Rancangan PEMBERITAAN FIRMAN pada Kebaktian Rumahtangga - Rabu 06 Juni 2012


RANCANGAN MATERI
PEMBERITAAN / PENGAJARAN  FIRMAN
HARI RABU – 06 JUNI 2012

JANGANLAH TAKUT,
SEBAB AKULAH TUHAN, ALLAHMU
YESAYA 44 : 1 - 8

DITULIS DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI KAMIS – 31 MEI 2012

OLEH
PUTERA SANG FAJAR
Arie A. R. Ihalauw

A.  PENDAHULUAN
Kitab Nabi Yesaya dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu : a). Yesaya 1 – 39; b). Yesaya 40 – 55; dan c). Yesaya 56 – 66. Salah satu alasan yang melatarbelakangi pembagian kitab tersebut, yaitu : kronologis peristiwa-peristiwa sejarah yang  mempengaruhi penulis untuk menuliskan ‘amar / dabar YHWH Elohim.’ Katakanlah sebuah contoh :

SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA I (psl 1 – 39). Pada pasal 39 : 1 – 8 Yesaya menubuatkan penyerangan Yerusalem oleh Merodakh Bladan bin Baladan (bd. II Rj. 20:12-19; II Taw. 32:27-31). Dalam bagian ini nabi berkata : Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel (Yes. 39:6-7). Walaupun waktu berlaku nubuat ini terlaksana setelah masa kerja Raja Hizkia --- sebagai pembanding data sejarah, dipersilahkan menyimak Sejarah Kekaisaran Babilonia ---  hal itu merupakan sebuah realitas dalam sejarah Yehuda-Yerusalem.

SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA II (psl. 40 – 55). Situasi pengasingan berubah, karena perkembangan politik interna-sional, di mana Kaisar Madia-Partia, Koresh Agung, merebut takhta kekaisaran Babel.  Menurut penulis DEUTERO-YESAYA (Yesaya II), Raja Koresh Agung diangkat YHWH menjadi Gembala (Yes.44:28) dan hambaNya (Yes. 45:1) untuk tujuan penyelamatan (Yes. 45:13). Data sejarah ini dapat dibaca juga dalam Kitab Ezra 1 : 1 – 4). Naiknya Koresh Agung selaku Kaisar dipahami penulis DEUTERO-YESAYA sebagai tindakan penyelamatan YHWH atas umatNya (Yes. 40:1-11; bd. 42:10-17).

SITUASI HISTORIS DALAM YESAYA III (psl. 56 – 66). Situasi pengasingan berakhir, karena keturunan kaisar Koresh Agung mengijinkan EZRA – NEHEMIA memimpin umat Israel untuk kembali membangun Baith Allah dan Tembok Yerusalem (baca seluruh isi Kitab Ezra dan Kitab Nehemia).

Ringkasan sejarah itu menjadi latarbelakang pengelompokkan Kitab Nabi Yesaya.

B.  PERIKOP BACAAN DAN PENDELASAN

44:1      "Tetapi sekarang, dengarlah, hai Yakub, hamba-Ku, dan hai Israel, yang telah Kupilih !
44:2      Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau: Janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, dan hai Yesyurun, yang telah Kupilih !
44:3      Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu.
44:4      Mereka akan tumbuh seperti rumput di tengah-tengah air, seperti pohon-pohon gandarusa di tepi sungai.
44:5      Yang satu akan berkata : Aku kepunyaan TUHAN, yang lain akan menyebut dirinya dengan nama Yakub, dan yang ketiga akan menuliskan pada tangannya : Kepunyaan TUHAN, dan akan menggelari dirinya dengan nama Israel."
44:6      Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam : "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.
44:7      Siapakah seperti Aku ? Biarlah ia menyerukannya, biarlah ia memberitahukannya dan membentangkannya kepada-Ku ! Siapakah yang mengabarkan dari dahulu kala hal-hal yang akan datang ? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahu-kannya kepada kami!
44:8      Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku ! Adakah Allah selain dari pada-Ku ? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal !"

B.1. TRADISI DALAM PERIKOP BACAAN

Tidak mudah menafsirkan Alkitab (bd. II Pet. 1 : 20-21), sebab isinya mengandung lapisan-lapisan tradisi kea-gamaan yang memiliki perjalanan panjang dalam ruang waktu, tempat dan peristwa sejarah. Jika kita kurang mengetahuinya, maka pemberitaan / pengajaran firman akan menyesatkan penalaran pendengarnya. Marilah kita berusaha menemukan lapisan tradisi sejarah dan teologi yang terdapat di dalam perikop bacaan ini : Yes. 44:1-8.
a).  YAKUB & ISRAEL

        Penulis Deutero-Yesaya memakai sumber-sumber tradisi YAKUB, baik yang tertulis di dalam Kitab Kejadian maupun masih dalam narasi-lisan (Lay-sources atau sumber L).

        Cerita tentang NAMA Yakub ditemukan dalam Kitab Kejadian (25:19 – 50:14 secara luas, meskipun di dalam tradisi YAKUB ini tersebar juga tradisi YUSUP, dll). Nama Yakub mulai disebut dalam Kej. 25:26 -> “Sesudah itu keluarlah adiknya; tangannya memegang tumit Esau, sebab itu ia dinamai Yakub. Ishak berumur enam puluh tahun pada waktu mereka lahir.” Di kemudian hari, nama Yakub  itu diubah menjadi ISRAEL, ketika ia bergumul di tempat penyeberangan sungai Yabok (Kej. 32:22;). Malaikat mengubah nama YAKUB menjadi ISRAEL (Kej. 32:28; 35:10 -> Namamu tidak akan disebutkan lagi YAKUB, tetapi ISRAEL).

        Di kemudian hari, setelah suku-suku dari anak-anak Yakub, eksodus (bermigrasi karena kondisi) dari Mesir ke Kanaan, lalu mereka membangun sebuah kerajaan, maka nama ISRAEL dipakai oleh keturunan suku-suku Yakub menjadi identitas kebangsaan. Sementara nama YAKUB menunjuk pada identitas / nama pribadi. Namun perlu diperhatikan, kadang-kadang kedua nama tersebut dipakai dalam satu pengertian yang sama, tergantung penempatannya dalam ayat-ayat.

b).  EBED YHWH.
       
        Kosa kata Ibrani EBED berarti HAMBA. Kata itu men-jadi kata kerja, karena Bhs. Ibrani cenderung mema-kai kata benda menjadi kata kerja, artinya : meng-hamba, mengabdi, bersujud menyembah kepada, berbakti, melayani (bd. 42:10). Jadi Ebed YHWH diartikan : menjadi hamba untuk melayani YHWH (bd. Kel. 4:22-23).

        Kita sering akan  menemukan pemakaian Ebed YHW dalam tradisi Deutero-Yesaya (psl. 40-55). Bahagian ini terkenal karena SYI’IR EBED YHWH (Nyanyian Hamba TUHAN). Namun penggunaan istilah ini dike-lompokkan  ke dalam 2 (dua) kategori : a). Ebed YHWH sebagai individu / orang perorang (mis. Yes. 42:1-9; 52:13-53:12 – bersifat anonim); dan b). selaku korporasi-kolektif/persekutuan umat Allah (mis. Yes. 41:8-20 terkait Israel selaku umat Allah).

B.2.            PENJELASAN AYATIAH

Ay. 1-2 a.   PERJANJIAN ALLAH : Pilihan dan Panggilan
              Memang benar, tidak terdapat kata perjanjian Allah dalam psl 44:1-8; akan tetapi pandangan teologi Agama Israel tentang panggilan dan pemilihan itu bernuansakan perjanjian yang iikatkan Allah bersama Abraham – Ishak – Yakub.

                b.  Menjadikan dan membentuk engkau
 
           Kata kerja menjadikan dan membentuk dikaitkan pada 2 (dua) peristiwa sejarah, yakni : a). Proses kelahiran Yakub, saudara kembar Esau (Kej. 25:19-28); dan, b). Allah bekerja membebaskan suku-suku keturun-an Yakub dari Mesir (simaklah semua tradisi exodus yang tersebar dalam Perjanjian Lama). Menurut banyak penulis PL, peristiwa exodus merupakan titik awal pembentukan sebuah bangsa : Bangsa Israel. Tradisi exodus ini ditafsirkan dan dirumuskan dalam berbagai bentuk sastra oleh masing-masing penulis.

                c.  Menolong engkau
           Kata kerja ini dituliskan bertitik tolak dari berbagai peristiwa sejarah yang dialami Yakub semasa hidupnya, seperti YHWH menolongnya (bd. Kej. 32:30) ketika berhadapan dengan Esau (Kej. 33), dan juga ketika masa kelaparan meliputi tanah Kanaan (Kej. 42-50).  Peristiwa-peristiwa yang bersifat pribadi itu ditafsir dan dirumuskan ulang terkait sejarah Israel di Babilonia (semasa Deutero-Yesaya). Seperti Allah menolong Yakub, leluhur Israel, Dia juga akan menolong keturunannya yang diasingkan di Babilonia.

                d. Jangan takut ! – PEMELIHARAAN ALLAH
              Kalimat perintah ditemukan hampir  600 kali lebih dalam seluruh Alkitab, dan terbanyak terdapat  dalam Perjanjian Lama. Perintah ini terhubung situasi psikologis, karena sedang berhadapan masalah, salah satu contoh, ketika Israel dikejar pasukan Mesir sementara di hadapannya terbentang Laut. Musa, atas nama Allah, berkata : Jangan takut, berdirilah tetat, lihatlah keselamatan dari TUHAN… (bd. Kel. 14: 1-14). Kondisi psikologis ini juga dirasakan Yakub, ketika lari dari rumah Laban, ayah Lea dan Rachel, isterinya (Kej. 31:22-42 -> Yakub menjawab Laban : “Aku takut, karena pikirku” -> ay. 31).

Ay. 3            PEMELIHARAAN ALLAH : Pencurahan Roh dan Berkat.
                     
                      Kedua karya Allah ini tidak dapat dipisahkan dan dipilahkan.

                      TENTANG PENCURAHAN ROH bukanlah sebuah tradisi baru, setelah peristiwa Pentakosta di Yerusalem (Kis. 2:1-13). Ia sudah dimulai dari Israel Kuno. Proto-Yesaya (1-39) menuliskan : “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas : Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan” (Yes. 32:15). Kalimat “dicu-rahkan Roh dari atas” menegaskan, bahwa Roh itu dikaruniakan oleh Allah (bd. Yeh. 36:25-27). Dan kedatangan Roh Allah itu menandai munculnya zaman baru, yakni masa pemulihan dan pembaharuan.

                      TENTANG PEMBERIAN BERKAT. Nubuat Proto-Yesaya : “Sampai dicurahkan kepada kita Roh dari atas : Maka padang gurun akan menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan”  (32:15) dirumuskan kembali oleh penulis Deutero-Yesaya : “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu (44:3-4). Keadaan inilah yang dimaksudkan ‘zaman baru’, waktu di mana Allah menjalankan pemerintahanNya. Pada saat itu Dia mengaruniakan RohNya ke dalam hati untuk membaharui pikran dan hati Israel (bd. Yeh. 36:25-27) serta memberkati bumi, suatu keadaan berbeda dari masa sebelumnya.

Ay. 6. a.    MONOTEISME (KEESAAN) ALLAH
           Sesungguhnya, untuk menguraikan gagasan teologi Agama Israel terkait ‘monoteisme Allah,” (lih. 45:5-6,18,21; bd. Pengakuan Iman Israel–Ul.6:4) kita perlu waktu panjang, sebab gagasan ini tidak muncul secara tiba-tiba. Ia memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang, dimulai dari politeisme -> panteisme -> monoteisme Allah.

            b. TUHAN, Raja dan Penebus
                      TUHAN RAJA. Gagasan teologi Agama Israel tentang Raja telah ada sebelum masa Kerajaan Israel (bd. Pergumulan Samuel melawan orang Israel yang meminta raja -> II Sam. 8). Pandangan ini terkait teokrasi (Pemerintahan Allah), karena Dia adalah Pencipta dan Pemilik umatNya.

                      TUHAN PENEBUS (Ibr. YHWH GO’EL – bd. Yes. 63:17). Kosa kata Ibrani : ga’al berbasis ekonomi. Ia menggambarkan seseorang yang karena kemiskinannya menggadaikan diri  menjadi budak atau hak milik kepada orang kaya. Budak itu wajib melunasi pinjaman tepat waktu. Akan tetapi jika ia tak bisa memenuhi tuntutan tersebut, maka harus ada saudaranya yang akan menebusnya. Orang yang menebus itu disebut penebus, dan uang yang dibayar serta orangnya disebut tebusan (simak Cerita Boaz dan Ruth -> Ruth psl. 4).

Ay. 8      a.   JANGAN GENTAR DAN TAKUT
                   
                     Simak penjelasan Ayat 1 – 2 butir d

                b.  SEBAB MEMANG DARI DULU.
              Kalimat ini hendak menjelaskan, bahwa Allah telah berfirman ‘sejak dahulu’ sebelum Dia menjadikan dan membentuk Israel. Jelas-jelas ayat ini merupakan pengulangan dari Yes. 42:9 “Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu.” Akan tetapi pikiran dan hati Israel tidak menyimpan atau mempelajarinya. Mereka berjalan menurut keinginan sendiri. Akibatnya, Israel menerima hukuman Allah.

                c.   KAMULAH SAKSI-SAKSIKU !
                      Deutero-Yesaya mengingatkan kembali umat Israel, bahwa mereka adalah ebed YHWH yang diciptakan untuk melayani dan memberitakan kemuliaan Allah Maha Esa (bd, Yes. 43:10-12).

                d.  GUNUNG BATU.
                      Yang dimaksudkan adalah Gunung Zion, tempat Allah bertakhta. Kata ‘gunung batu’ merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk menggambarkan sesuatu.

C.     BEBERAPA POKOK TEOLOGI DALAM PERIKOP

Membaca Deutero-Yesaya (40-55), kita mendapat gambaran umum tentang beberapa gagasan teologi yang muncul dari kalderon gumul umat Allah di pengasingan Babilonia. Bagaimana para pemuka agama Israel di pengasingan menafsirkan dan merumuskan ulang tradisi keagamaan terkait YHWH Elohim dan PemerintahanNya.

1). MONOTEISME ALLAH   

    TUHAN itu ALLAH Israel Yang Mahaesa (lih. 45:5-6, 18,21; bd. Pengakuan Iman Israel–Ul.6:4). Dia adalah Raja dan Penebus umat, sebab Dialah yang membentuk dan menjadikan umatNya. Ia tidak boleh diduakan (bd. Hukum Taurat – Kel. 20:3; Ul. 5:7 -> JANGAN ADA PADAMU ALLAH LAIN DI HADAPANKU).

2).  TUJUAN ALLAH.

    Allah bertujuan menjadikan dan menciptakan umat Israel, agar mereka beribadah melayani Dia serta  menja-di terang bagi bangsa-bangsa (bd. Yes. 2:6-7 “Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penye-lamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah memben-tuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara”). Karena itu, selayaknya, Israel memahami, bahwa sekalipun pengasingan di Babel merupakan hukuman Allah, namun mereka tetap wajib menyelenggarakan tugas ibadahnya di sana, sambil menantikan Allah bekerja membebaskan, sama seperti yang dilakukanNya di Mesir.

3).  TUGAS YANG SAMA DI ZAMAN BARU.
    Pencurahan Roh Allah, sesungguhnya, membuka masa baru : masa pembaharuan dan pemulihan umat. Kehadiran Roh menegaskan, bahwa Allah sendiri yang memimpin umatNya untuk mengerjakan penyelamatan (bd. Yes.42:6).  Pembaharuan dan pemulihan itu tak kena mengena pada kehidupan manusia saja, melainkan juga meliputi alam semesta.

D. PENGEMBANGAN POKOK TEOLOGI DALAM KONTEKS

a).   GEREJA DALAM PENGASINGAN. Gereja sepanjang perjalanannya di bumi / dunia dapat digambarkan sebagai ‘pengasingan.’ Ia terasing dari tempat asalnya : Kerajaan Sorga, di mana Allah di dalam Yesus Kristus sedang menjalankan pemerintahanNya atas alam semesta. Akan tetapi, kita perlu memahami, bahwa bumi / dunia bukanlah tempat pengasingan sebagaimana Israel di Babilonia.

b).  PENYERTAAN ROHNYA. Sepanjang masa perjalanan Gereja dituntut untuk menya-takan kesetiaan imannya kepada Allah. So pasti, Gereja / Jemaat selaku umat Allah akan menghadapi perlakuan sewenang-wenang dari orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus. Akan tetapi tidak perlu takut dan gentar (Yes. 44:7), sebab Allah memberikan RohNya untuk menyertai Gereja / Jemaat dalam menjalankan karya penyelamatanNya atas manusia dan sesama ciptaan.

3).  MASA PENANTIAN -> Eskatologis sampai Parousia Yesus. Seperti murid-murid menantikan kebangkitan Tuhan Yesus sampai pencurahan Roh, demikianlah Gereja/ Jemaat sedang berada dalam masa penantian menyongsong ‘parousia’ (kedatangan kedua) Yesus selaku Raja TUHAN. Selama masa penantian ini Rohkristus = Roh Allah = Rohkudus memimpin dan menguatkan Gereja / Jemaat memberitakan Injil (Kabar sukacita dari Allah) untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. (Yes. 42:6b-7). Hal itu berarti Allah menciptakan dan membentuk Gereja / jemaat sebagi  ‘tanda perjanjian’ bagi umat manusia, yang berfungsi menjadi terang untuk bangsa-bangsa.

E.   HUBUNGAN YESAYA 44:1–8  DAN KONTEKS PEMBERITAAN

Firman Allah itu diberitakan/diajarkan kepada pendengar di dalam konteks kehidupan bersama masyarakat. Oleh karena itu, selayaknya pemberita firman memperhatikan beberapa faktor :

a). Berdoalah mohon kuasa Roh Allah, agar Dia menuntun akalbudi dan hati nurani  anda !

b).  Simaklah perikop bacaan (Yesaya 44:1-8) berulang-ulang. Jangan sekali baca saja !, agar dapat menangkap makna (inti berita, Yun. Kerugma) yang terkandung di dalamnya.

c).   Perhatikanlah perkembangan situasi masyarakat yang sedang berubah, di mana pendengar menggumuil kehidupannya sehari hari.

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN

PENULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar