Selasa, 01 Mei 2012

MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN GEREJA SELAKU KELUARGA ALLAH YANG MISIONER -> Judul dan Pengantar


MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN
GEREJA SELAKU KELUARGA ALLAH YANG MISIONER

MEMBINA UNTUK MEMPERLENGKAPI
WARGA GEREJA UNTUK BERPERAN DALAM PROSES
MEMBANGUN GEREJA SEBAGAI KELUARGA ALLAH YANG
MENGERJAKAN MISI ALLAH UNTUK DAN BERSAMA SEMUA CIPTAAN

Upaya reinterpretasi dan reformulasi Teologi Gereja berdasarkan Pemahaman Iman bagi pemberdayaan fungsi-sistem Gereka sebagai organisasi sosio-religius yang menyelenggarakan dan melaksanakan misiNya dalam perubahan konteks sosial.

Kecintaan kepada GPIB saya tuangkan dalam karya tulis yang berjudul :   
MEMBANGUN & MEMBEDAYAKAN GEREJA SELAKU KELUARGA ALLAH YANG MISIONER. Tulisan ini merupakan ungkapan syukur kepada Yesus Kristus --- yang melalui GPIB --- telah memanggil dan menugaskan saya sebagai PEKERJA / PELAYAN di ladangNya.

Dituliskan dan dipersembahkan
kepada seluruh Jemaat dalam lingkungan
GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT
( G P I B )


oleh

Arie A. R. Ihalauw
PUTERA SANG FAJAR

-----ooo00ooo-----

PENGANTAR

BERGEREJA DAN MENGGEREJA, sebaiknya, bertolak dari konsep yang jelas --- transparan dan terbuka ---, agar tiap orang yang berpartisipasi ke dalam penyelenggaraannya. Untuk mencapai hal itu Gereja perlu membina warganya, agar mengerti tugas --- tanggungjawab fungsional juga perannya ---; dengan demikian mereka mudah menjalankan aktifitas pelayanan-kesaksian Gereja. Bergereja bisa diartikan memiliki Gereja. Maksudnya, bagaimana menumbuhkembangkan perasaan cinta akan (sense of belonging) persekutuan yang dikaruniakan Allah. Perasaan cinta akan dan mengetahui fungsi-peran akan membuka wawasan warga untuk ikut menjalankan pekerjaan Gereja. Karena itu, kita memerlukan sebuah konsep lengkap, utuh dan terpadu terkait pembangunan Gereja [1]. Kita perlu menyusun sebuah pemahaman teologi yang utuh yang mampu mendukung seluruh aspek kehidupan Gereja. Dan, hal tersebut telah dituangkan dalam Pemahaman Iman Gereja yang menguraikan pandangan tentang visi dan misi sesuai pesan Tuhan Yesus [2].

TRADISI IMAN. Sepanjang perjalanan sejarah tradisi Gereja, kita memiliki pemahaman yang sama, bahwa Gereja adalah orang-orang yang dipanggil oleh Allah keluar[3] dari beragam latarbelakang untuk masuk ke dalam sebuah persekutuan-hidup, yang disebut :  bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah.[4]” Panggilan itu dikerjakan di atas karya Yesus Kristus[5] dan firmanNya[6]. Dialah yang mendirikan Gereja[7]. Penghayatan ini perlu ditularkan melalui Pembinaan Warga Gereja (PWG) dalam berbagai metode pengajaran.

REINTERPRETASI – REFORMULASI – REFORMASI. Keingingan untuk melakukan  reformasi sistem, wajar-wajar saja, tetapi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pekerjaan ini memerlukan keseriusan mendalam. Sebaiknya ia didahului oleh usaha reinterpretasi (menafsirkan kembali) dan reformulasi (merumuskan ulang) tradisi iman yang diwarisi Gereja sepanjang sejarah perjalanannya di masa lampau sampai sekarang. Kita membutuhkan hasil analisa akurat, agar tidak bertindah gegabah. Pertimbangan ini diajukan dengan alasan : pertama, Gereja akan selalu hadir berhadap-hadapan dengan konteks misional yang berubah; kedua, landasan sistem-organisasinya harus kokoh teguh, sehingga dapat bertahan di masa pancaroba.

1.   REINTERPRETASI. Ada 2 (dua) pekerjaan yang patut dilakukan, yaitu : a). menafsirkan kembali kesaksian Alkitab dan  b). tradisi iman Gereja sejak zaman para rasul sampai hari ini.

2.   REFORMULASI. Hasil tafsiran dirumuskan dan dikembangkan untuk menjawab kebutuhan manusia dalam konteks sosial yang sedang berubah.

3.   REFORMASI SISTEM. Upaya ini dijalankan terkait beberapa aspek penting, : sumber daya manusia, sumber daya fungsi-sistem-organisasi, dan sumber daya ekonomi Gereja. 

Untuk mencapai tujuan tersebut, kita perlu melakukan penelitian untuk menemukan indikator-indikator, agar kita mengetahui jelas faktor penghambat --- tantangan, kendala, ancaman --- yang menyebabkan komponen yang disebutkan, yakni sumber daya Gereja, kurang berdayaguna maksimal. Pengkajian dan pengujian itu akan membantu Gereja untuk menentukan : apa saja komponen yang tetap dipertahankan dan yang akan dikembangkan untuk menjawab internal-pressure --- masalah yang muncul di dalam persekutuan maupun external-pressure --- desakan yang datang dari luar  --- konteks sosialnya.

Medan – Sumatera Utara, 2011

Penulis



[1]      Materi  Pemahaman Alakitab  –> Matius 16 : 13 – 20.
[2]    Materi  Pemahaman Alakitab  –> Markus 16 : 9 – 20.
[3]      I Pet. 2 : 9b      -   Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib
[4]     I Pet. 2 : 9a      -  “ … kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
[5]      I Kor.3:11        -  Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus” (bd. I Pet. 2 : 6 – 7 YESUS KRISTUS selaku BATU PENJURU).
[6]     Mat. 7 : 24       -   Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.”
[7]      Mat. 16 : 18     -   Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar