MEMBANGUN DAN MEMBERDAYAKAN
GEREJA SELAKU KELUARGA ALLAH YANG MISIONER
MEMBINA
UNTUK MEMPERLENGKAPI
WARGA GEREJA
UNTUK BERPERAN DALAM PROSES
MEMBANGUN
GEREJA SEBAGAI KELUARGA ALLAH YANG
MENGERJAKAN
MISI ALLAH UNTUK DAN BERSAMA SEMUA CIPTAAN
Upaya reinterpretasi dan reformulasi Teologi
Gereja berdasarkan Pemahaman Iman bagi pemberdayaan fungsi-sistem Gereka
sebagai organisasi sosio-religius yang menyelenggarakan dan melaksanakan
misiNya dalam perubahan konteks sosial.
Kecintaan kepada
GPIB saya tuangkan dalam karya tulis yang berjudul :
MEMBANGUN &
MEMBEDAYAKAN GEREJA SELAKU KELUARGA ALLAH YANG MISIONER. Tulisan ini merupakan
ungkapan syukur kepada Yesus Kristus --- yang melalui GPIB --- telah memanggil
dan menugaskan saya sebagai PEKERJA / PELAYAN di ladangNya.
Dituliskan dan dipersembahkan
kepada seluruh Jemaat dalam
lingkungan
GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA
BAGIAN BARAT
( G P I B )
oleh
Arie A. R. Ihalauw
PUTERA SANG FAJAR
-----ooo00ooo-----
PENGANTAR
BERGEREJA
DAN MENGGEREJA, sebaiknya,
bertolak dari konsep yang jelas --- transparan
dan terbuka ---, agar tiap orang yang berpartisipasi ke dalam
penyelenggaraannya. Untuk mencapai hal itu Gereja perlu membina warganya, agar mengerti
tugas --- tanggungjawab fungsional juga
perannya ---; dengan demikian mereka mudah menjalankan aktifitas
pelayanan-kesaksian Gereja. Bergereja bisa
diartikan memiliki Gereja. Maksudnya,
bagaimana menumbuhkembangkan perasaan
cinta akan (sense of belonging)
persekutuan yang dikaruniakan Allah. Perasaan
cinta akan dan mengetahui
fungsi-peran akan membuka wawasan warga untuk ikut menjalankan pekerjaan
Gereja. Karena itu, kita memerlukan sebuah konsep lengkap, utuh dan terpadu terkait
pembangunan Gereja [1]. Kita perlu
menyusun sebuah pemahaman teologi yang utuh yang mampu mendukung seluruh aspek
kehidupan Gereja. Dan, hal tersebut telah dituangkan dalam Pemahaman Iman Gereja yang menguraikan pandangan tentang visi dan misi sesuai pesan Tuhan Yesus
[2].
TRADISI
IMAN. Sepanjang
perjalanan sejarah tradisi Gereja, kita memiliki pemahaman yang sama, bahwa
Gereja adalah orang-orang yang dipanggil
oleh Allah keluar[3]
dari beragam latarbelakang untuk masuk ke dalam sebuah persekutuan-hidup, yang disebut :
“bangsa yang terpilih, imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah.[4]” Panggilan
itu dikerjakan di atas karya Yesus Kristus[5] dan firmanNya[6]. Dialah
yang mendirikan Gereja[7].
Penghayatan ini perlu ditularkan melalui Pembinaan Warga Gereja (PWG) dalam
berbagai metode pengajaran.
REINTERPRETASI – REFORMULASI – REFORMASI. Keingingan untuk melakukan reformasi sistem, wajar-wajar saja, tetapi
tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pekerjaan ini memerlukan keseriusan
mendalam. Sebaiknya ia didahului oleh usaha reinterpretasi (menafsirkan kembali) dan reformulasi (merumuskan ulang) tradisi
iman yang diwarisi Gereja sepanjang sejarah perjalanannya di masa lampau
sampai sekarang. Kita membutuhkan hasil analisa akurat, agar tidak bertindah
gegabah. Pertimbangan ini diajukan dengan alasan : pertama, Gereja akan selalu
hadir berhadap-hadapan dengan konteks misional yang berubah; kedua, landasan
sistem-organisasinya harus kokoh teguh, sehingga dapat bertahan di masa
pancaroba.
1. REINTERPRETASI. Ada 2 (dua) pekerjaan yang
patut dilakukan, yaitu : a). menafsirkan kembali kesaksian Alkitab dan b). tradisi iman Gereja sejak zaman para
rasul sampai hari ini.
2. REFORMULASI. Hasil tafsiran dirumuskan dan
dikembangkan untuk menjawab kebutuhan manusia dalam konteks sosial yang sedang
berubah.
3. REFORMASI SISTEM. Upaya ini dijalankan terkait
beberapa aspek penting, : sumber daya
manusia, sumber daya fungsi-sistem-organisasi, dan sumber daya ekonomi Gereja.
Untuk mencapai tujuan tersebut,
kita perlu melakukan penelitian untuk menemukan indikator-indikator, agar kita
mengetahui jelas faktor penghambat --- tantangan,
kendala, ancaman --- yang menyebabkan komponen yang disebutkan, yakni sumber daya Gereja, kurang berdayaguna
maksimal. Pengkajian dan pengujian itu akan membantu Gereja untuk menentukan : apa
saja komponen yang tetap dipertahankan dan yang akan dikembangkan untuk
menjawab internal-pressure --- masalah yang muncul di dalam persekutuan maupun external-pressure --- desakan yang datang dari luar --- konteks sosialnya.
Medan – Sumatera Utara, 2011
Penulis
[3] I Pet. 2 : 9b - “ … Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”
[4] I Pet. 2 : 9a - “ … kamulah
bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah …”
[5] I Kor.3:11 -
“Karena tidak ada seorangpun
yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu
Yesus Kristus” (bd. I Pet. 2 : 6 – 7 YESUS KRISTUS selaku BATU PENJURU).
[6] Mat.
7 : 24 - “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.”
[7] Mat. 16 : 18 - “Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan
alam maut tidak akan menguasainya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar