“JANGAN PERNAH
MEMBENCI”
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI RABU, 23 MEI 2012
writing by
ARIE A. R.
IHALAUW
( PUTERA SANG FAJAR )
-----ooo00ooo-----
35:10 Oleh sebab engkau mengatakan : Kedua bangsa
itu dan kedua negeri itu akan menjadi milikku dan kita akan memilikinya ---sebetulnya
TUHAN ada di situ ---
35:11 Oleh sebab itu, demi Aku yang
hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH,
Aku akan memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan mereka dalam murkamu
dan cemburumu, yang timbul dari kebencianmu terhadap mereka; dan Aku akan
menyatakan diri kepadamu pada saat Aku menghakimi engkau.
35:12 Dan engkau akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN,
mendengar segala penistaanmu yang kauucapkan melawan gunung-gunung Israel yang demikian: Gunung-gunung itu sudah menjadi sunyi
sepi dan diserahkan kepada kita menjadi makanan kita.
35:13 Dengan demikian kamu
membesarkan dirimu terhadap Aku di dalam ucapanmu dan banyak
sekali kata-katamu terhadap Aku. Aku mendengarnya.
35:14 Beginilah firman Tuhan ALLAH : Seluruh bumi akan
bersukacita pada saat Aku menjadikan engkau sunyi sepi.
35:15 Seperti engkau bersukacita mengenai milik
pusaka kaum Israel, yang sudah menjadi sunyi sepi, demikianlah akan Kulakukan
terhadap engkau. Engkau akan menjadi sunyi sepi, hai pegunungan Seir dan
engkau, segenap Edom dalam keseluruhanmu. Dan mereka
akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Saudara saudara yang dikasihi Allah,
Alkisah adalah sepasang suami isteri tinggal di
Pematang-siantar. Mereka adalah pekerja kebun teh disana. Anaknya sebelas orang
putra-putri. Kehidupan keluarga Pak Allan dan isterinya memprihatinkan, tetapi
mereka menjalaninya biasa-biasa saja.
Suatu hari dua orang adik-kakak kandung dari sepuluh
ber-saudara, sang kakak bernama Kanopa, dan adiknya : Kanopi, memutuskan untuk
merantau ke Jakarta. Mereka merantau dari Medan menuju Jakarta untuk mencari
pekerjaan, agar membantu orangtua membiayai adik-adik yang masih kecil. Keduanya
ingin membantu ayah-bunda dan adik-adiknya yang masih kecil. Di Jakarta mereka menyewa
kamar untuk tinggal bersama. Mereka mulau bekerja sebagai kondektur (kernek)
Bus MAYASARI BAKTI Jurusan Pulo Gadung ke Grogol. Setelah bertahun-tahun
bekerja, keduanya berhasil. Tiap bulan Kanopi dan Kanopa menabung penghasilannya
masing-masing. Sebagian lagi dikirimkan kepada orangtua di Pematangsiantar.
Akhirnya kedua adik-kakak itu menggabungkan uang
untuk membeli dua mikrolet bekas. Mereka ingin mengembangkan usaha sendiri.
Hari-hari berlalu begitu cepat. Kebiasaan buruk Kanopa tidak hilang-hilang
juga. Ia sering nongkrong di lapo tuak di Cililitan untuk berjudi dan mabuk-mabukan.
Penghasil-annya terkuras setiap hati. Berbeda dari kakaknya, Kanopi sering
bekerja sampai subuh. Ia selalu menabung. Ia membeli dua mikrolet bekas, lalu
menyewa pekerja. Hasilnya lumayan banyak. Kanopi semakin berjaya.
Suatu hari Kanopa menemui Kanopi dalam keadaan mabuk
berat. Ia memaksa adiknya memberikan sejumlah uang, tetapi adiknya tidak mau
berbagi, karena tidak menyukai ulang kakaknya Kanopi yang senang berjudi dan
mabuk-mabukkan. Sejak saat itu, bibit kebencian mullah bertumbuh di hati
Kanopa. Ia berusaha mencelakai Kanopi, adiknya; akan tetapi TUHAN melindungi
sang adik yang rajin berdoa sambil bekerja.
Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN !
Seringkali kita lupa diri, jika sukses dalam
menjalankan usaha. Sikap dan tutur kitapun berubah menjadi sombong, mema-merkan
kekayaan yang dimiliki. Kita menghina sesama yang miskin. Menurut kesaksian
Alkitab, sikap seperti itu muncul dari “kecenderungan
hati yang membuah-kan kejahatan semata-mata” (Kej. 6:5). Hati
dan pikiran kita bisa berubah, ketika kita berhasil dalam menjalani kehidupan
ini. Tinggi hati, berbicara tinggi, memandang rendah orang lain, mengejek dan
menghina adalah tutur yang muncul dari hati dan pikiran orang-orang sombong.
Kita lupa, bahwa kesuksesan dan kekayaan (hamoraon) yang dimiliki dalah
pemberian Allah semata-mata.
Sikap dan tutur seperti itu tidak jauh berbeda dari
perilaku orang-orang Edom (ay. 15) yang tinggal di pegunungan Seir (ay. 2,7,
15). Edom keturunan Esau, saudara Yakub / Israel, anak kembar Ishak – Ribkha. Melalui
mulut nabi Yeheskial, TUHAN berkata : “Oleh karena dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang
turun-temurun dan engkau membiarkan orang Israel menjadi makanan
pedang pada hari sial mereka, waktu saatnya tiba untuk penghakiman terakhir,…” (ay. 5). Esau membenci
Yakub, karena adiknya itu memperoleh berkat dari Ishak, ayah mereka (Kej. psl
27). Kebencian itu tersimpan turun temurun.
Saudara – saudaraku yang dikasihi Allah !
TUHAN
Allah tidak menyukai sifat benci dan dendam, sebab akan menimbulkan
kecenderungan hati yang jahat, yaitu : ingin membunuh, mencelakai dan merusak kehidupan
sesa-ma manusia Karena itu, Yeheskiel mengingatkan suku-suku Edom, bahwa
“oleh sebab itu, demi Aku yang hidup, , Aku akan menjadikan engkau darah
dan darah akan mengejar engkau; oleh sebab engkau bersalah karena mencurahkan darah, maka
darah akan mengejar engkau. Aku akan menjadikan pegunungan Seir musnah dan sunyi sepi dan
melenyapkan dari padanya orang-orang yang lalu, demikian-lah firman
Tuhan ALLAH” (bd. ay. 6-7).
Saudara-saudaraku yang dikasih Allah
Melalui firman yang diberitakan Yeheskiel ini, kita
: orang kristen dan Warga Jemaat GPIB KASIH KARUNIA di Medan, diingatkan untuk jangan
membenci dan jangan mendendam sesama manusia. Karena kebencian dan dendam akan
mendo-rong kita untuk melakukan perbuatan jahat yang merusakkan kehidupan orang
lain, serta melukai hati Allah. TUHAN Allah menghendaki kita saling menyayangi dan saling mengampuni (bd.
Ucapan Yesus dalam Matius 5:43–45). Jika kita melakukan hal itu, maka TUHAN akan memberkati kehidupan bersama.
Lakukan semuanya itu demi kemuliaan Allah dan sesamamu, maka hidupmu pasti
diberkati.
PENULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar