Selasa, 22 Mei 2012

RENUNGAN KEBAKTIAN KELUARGA RABU 23 MEI 2012



JANGAN PERNAH MEMBENCI

MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI RABU, 23 MEI 2012

writing by

ARIE A. R. IHALAUW
( PUTERA SANG FAJAR )

-----ooo00ooo-----

35:10    Oleh sebab engkau mengatakan : Kedua bangsa itu dan kedua negeri itu akan menjadi milikku dan kita akan memilikinya ---sebetulnya TUHAN ada di situ ---
35:11  Oleh sebab itu, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku akan memperlakukan engkau seperti engkau memperlakukan mereka dalam murkamu dan cemburumu, yang timbul dari kebencianmu terhadap mereka; dan Aku akan menyatakan diri kepadamu pada saat Aku menghakimi engkau.
35:12     Dan engkau akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, mendengar segala penistaanmu yang kauucapkan melawan gunung-gunung Israel yang demikian: Gunung-gunung itu sudah menjadi sunyi sepi dan diserahkan kepada kita menjadi makanan kita.
35:13     Dengan demikian kamu membesarkan dirimu terhadap Aku di dalam ucapanmu dan banyak sekali kata-katamu terhadap Aku. Aku mendengarnya.
35:14     Beginilah firman Tuhan ALLAH : Seluruh bumi akan bersukacita pada saat Aku menjadikan engkau sunyi sepi.
35:15     Seperti engkau bersukacita mengenai milik pusaka kaum Israel, yang sudah menjadi sunyi sepi, demikianlah akan Kulakukan terhadap engkau. Engkau akan menjadi sunyi sepi, hai pegunungan Seir dan engkau, segenap Edom dalam keseluruhanmu. Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Saudara saudara yang dikasihi Allah,

Alkisah adalah sepasang suami isteri tinggal di Pematang-siantar. Mereka adalah pekerja kebun teh disana. Anaknya sebelas orang putra-putri. Kehidupan keluarga Pak Allan dan isterinya memprihatinkan, tetapi mereka menjalaninya biasa-biasa saja.

Suatu hari dua orang adik-kakak kandung dari sepuluh ber-saudara, sang kakak bernama Kanopa, dan adiknya : Kanopi, memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Mereka merantau dari Medan menuju Jakarta untuk mencari pekerjaan, agar membantu orangtua membiayai adik-adik yang masih kecil. Keduanya ingin membantu ayah-bunda dan adik-adiknya yang masih kecil. Di Jakarta mereka menyewa kamar untuk tinggal bersama. Mereka mulau bekerja sebagai kondektur (kernek) Bus MAYASARI BAKTI Jurusan Pulo Gadung ke Grogol. Setelah bertahun-tahun bekerja, keduanya berhasil. Tiap bulan Kanopi dan Kanopa menabung penghasilannya masing-masing. Sebagian lagi dikirimkan kepada orangtua di Pematangsiantar.

Akhirnya kedua adik-kakak itu menggabungkan uang untuk membeli dua mikrolet bekas. Mereka ingin mengembangkan usaha sendiri. Hari-hari berlalu begitu cepat. Kebiasaan buruk Kanopa tidak hilang-hilang juga. Ia sering nongkrong di lapo tuak di Cililitan untuk berjudi dan mabuk-mabukan. Penghasil-annya terkuras setiap hati. Berbeda dari kakaknya, Kanopi sering bekerja sampai subuh. Ia selalu menabung. Ia membeli dua mikrolet bekas, lalu menyewa pekerja. Hasilnya lumayan banyak. Kanopi semakin berjaya.

Suatu hari Kanopa menemui Kanopi dalam keadaan mabuk berat. Ia memaksa adiknya memberikan sejumlah uang, tetapi adiknya tidak mau berbagi, karena tidak menyukai ulang kakaknya Kanopi yang senang berjudi dan mabuk-mabukkan. Sejak saat itu, bibit kebencian mullah bertumbuh di hati Kanopa. Ia berusaha mencelakai Kanopi, adiknya; akan tetapi TUHAN melindungi sang adik yang rajin berdoa sambil bekerja.

Saudara-saudara yang dikasihi TUHAN !

Seringkali kita lupa diri, jika sukses dalam menjalankan usaha. Sikap dan tutur kitapun berubah menjadi sombong, mema-merkan kekayaan yang dimiliki. Kita menghina sesama yang miskin. Menurut kesaksian Alkitab, sikap seperti itu muncul dari “kecenderungan hati yang membuah-kan kejahatan semata-mata” (Kej. 6:5). Hati dan pikiran kita bisa berubah, ketika kita berhasil dalam menjalani kehidupan ini. Tinggi hati, berbicara tinggi, memandang rendah orang lain, mengejek dan menghina adalah tutur yang muncul dari hati dan pikiran orang-orang sombong. Kita lupa, bahwa kesuksesan dan kekayaan (hamoraon) yang dimiliki dalah pemberian Allah semata-mata.

Sikap dan tutur seperti itu tidak jauh berbeda dari perilaku orang-orang Edom (ay. 15) yang tinggal di pegunungan Seir (ay. 2,7, 15). Edom keturunan Esau, saudara Yakub / Israel, anak kembar Ishak – Ribkha. Melalui mulut nabi Yeheskial, TUHAN berkata : “Oleh karena dalam hatimu terpendam rasa permusuhan yang turun-temurun dan engkau membiarkan orang Israel menjadi makanan pedang pada hari sial mereka, waktu saatnya tiba untuk penghakiman terakhir,…” (ay. 5). Esau membenci Yakub, karena adiknya itu memperoleh berkat dari Ishak, ayah mereka (Kej. psl 27). Kebencian itu tersimpan turun temurun.

Saudara – saudaraku yang dikasihi Allah !

TUHAN Allah tidak menyukai sifat benci dan dendam, sebab akan menimbulkan kecenderungan hati yang jahat, yaitu : ingin membunuh, mencelakai dan merusak kehidupan sesa-ma manusia Karena itu, Yeheskiel mengingatkan suku-suku Edom, bahwa oleh sebab itu, demi Aku yang hidup, , Aku akan menjadikan engkau darah dan darah akan mengejar engkau; oleh sebab engkau bersalah karena mencurahkan darah, maka darah akan mengejar engkau. Aku akan menjadikan pegunungan Seir musnah dan sunyi sepi dan melenyapkan dari padanya orang-orang yang lalu, demikian-lah firman Tuhan ALLAH” (bd. ay. 6-7).

Saudara-saudaraku yang dikasih Allah

Melalui firman yang diberitakan Yeheskiel ini, kita : orang kristen dan Warga Jemaat GPIB KASIH KARUNIA di Medan, diingatkan untuk jangan membenci dan jangan mendendam sesama manusia. Karena kebencian dan dendam akan mendo-rong kita untuk melakukan perbuatan jahat yang merusakkan kehidupan orang lain, serta melukai hati Allah. TUHAN Allah menghendaki kita saling menyayangi dan saling mengampuni (bd. Ucapan Yesus dalam Matius 5:43–45). Jika kita melakukan hal itu, maka TUHAN akan memberkati kehidupan bersama. Lakukan semuanya itu demi kemuliaan Allah dan sesamamu, maka hidupmu pasti diberkati.

PENULIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar