FIRMAN
KRISTUS YESUS,
DASAR
BAGI PEMBANGUNAN KEHIDUPAN BARU
Ditulis oleh
ARIE A. R. IHALAUW
Putera Sang Fajar
-----ooo00ooo-----
A.
PENDAHULUAN
Pernahkah
anda meihat seseorang membangun sebuah rumah ? Orang itu harus mengetahui
lingkungan sosial di mana rumah akan dibangun, perlu mengetahui jenis dan struktur
lahan tanahnya, membuat rancangan bangunan serta pembiayaannya. Untuk keperluan
itu orang yang ingin membangun akan meminta petunjuk dari arsitek, agar
memperoleh gambaran utuh tentang rumah yang akan didirikannya.
Rumah adalah
tempat tinggal keluarga, yang terdiri dari : ayah – ibu – anak / anak-anak.
Semua orang merindukan dalam rumah yang megah bertumbuh keluarga yang bahagia.
Namun acapkali keadaan itu tak sanggup dinikmati, karena banyaknya berbagai
masalah (tantangan dan bahaya) yang mengancam. Bagaimanakah orang dapat
menikmati kebahagian rumahtangga ? Marilah kita menyimak nasihat Yesus Kristus.
B.
INJIL
MENURUT MATIUS
7 : 24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini
dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan
rumahnya di atas batu.
7 : 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
7 : 26 Tetapi setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan
rumahnya di atas pasir.
7 : 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah
kerusakannya."
C.
PENJELASAN
– PENJELASAN
1.
Latarbelakang
Pasal 7 : 24 – 27 ini ditempatkan
penulis Injil Matius dalam sebuah kesatuan kerangka terkait Pengajaran Tuhan
Yesus di Bukit (psl 5 – 7). Si penulis memakai perbandingan Perjanjian Lama
mengenai pemberian Hukum Taurat oleh Allah kepada umat Israel melalui hambaNya,
Musa. Dengan demikian penulis Injil ini menempatkan Tuhan Yesus sebagai Pemberi
Hukum / Ajaran (Mat. 16:18 -> Aku berkata kepadamu; bd. 5:18, 20, 22, 26, 32, 34,39,
44, dll) kepada para pengikut-pengikutNya, sebab Dialah yang mendirikannya (bd.
Mat. 16:18 -> Akupun
berkata kepadamu : Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
dan alam maut tidak akan menguasainya). Dan, oleh karena itu, seluruh
anggota wajib melaksanakan ucapanNya.
2.
Penjelasan
Perikop Bacaan
7 : 24 "Setiap orang yang mendengar
perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana,
yang mendirikan
rumahnya di atas batu.
a. PERKATAANKU.
Yang dimaksudkan oleh Matius adalah
ucapan-ucapan
Tuhan Yesus (bd. Mat. 16:18 -> Aku berkata kepadamu; bd. 5:18, 20, 22, 26, 32, 34,39,
44, dll).
b. ORANG
YANG BIJAKSANA
· Kebijaksanaan itu lahir dari pengalaman
perjumpaan dengan Allah di dalam iman kepada Tuhan Yesus melalui berbagi peristiwa
sepanjang perjalanan menyongsong masa depan Tuhan.
· Kebijaksanaan / kearifan akan
diperoleh, jika tiap pengikut Tuhan Yesus rajin dan tekun membaca Alkitab (bd.
Ams. psl. 8 – 9; Yoh. 15 : 4, 7a; Mz. 119 : 105). Pembacaan Alkitab yang dilakukan secara rutin
akan menumbuhkan pengertian dan pengenalan akan kehendak Allah.
· Orang yang bijaksana adalah orang
yang suka mencari Allah (bd. Yer. 29:12-14), suka mendengarkan suaraNya dan
suka melakukan seluruh kehendakNya (bd. Yak. 1:22). Orang-orang ini akan
berbahagia, meski dalam berbagai pencobaan berat.
c. MENDIRIKAN
RUMAHNYA DI ATAS BATU
Umumnya orang yang ingin mendirikan rumah akan
mencari lahan tanah yang padat dan berbatuan. Sebab keadaan tanah semacam itu
sangat baik dan kuat, tidak mudah hanyut terbawa banjir, serta rumah yang
didirikan di atasnya akan kokoh teguh.
Tuhan
Yesus memakai kata ‘batu’ sebagai andaian / perumpamaan. ‘Batu’ itu
dibandingkan dengan ucapan-ucapanNya sendiri. Tuhan Yesus mengajak setiap
pendengar dan pengikutNya yang ingin membangun rumah masa depan, agar mereka
menurut ucapanNya. Dengan demikian pembangunan masa depan pribadi, pekerjaan
dan keluarga akan berhasil (bd. II Taw. 26:5b).
7 : 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah
banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Kemudian turunlah hujan
dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu,
tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
a.
TANTANGAN
DAN ANCAMAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN
Tuhan Yesus memakai gejala-gejala
alam --- musim dan cuaca --- untuk menjelaskan berbagai tantangan dan ancaman
yang akan dihadapi oleh orang yang ingin mendirikan rumahnya. Dengan kata lain,
sebuah pekerjaan yang dilakukan siapapun akan pasti menghadapi berbagai
kesulitan. Hal itu bisa saja bersumber dari dalam maupun serangan dari luar
dirinya.
b.
RUMAH
ITU RUBUH
Berbeda dari orang yang
mendirikan rumahnya di atas batu, maka orang yang mambangun rumahnya di atas
pasir akan mengalami kehancuran. Oleh karena dasar (fondasi) rumahnya kurang
kokoh teguh. Ia tidak mengikuti ucapan Tuhan Yesus, akhirnya menemui kegagalan.
Masa depannya juga berantakan.
D.
GAGASAN TEOLOGI DALAM PERIKOP BACAAN
1.
Karya
Penyelamatan Allah.
Allah melanjutkan rencana
penyelamatanNya atas seluruh ciptaan, khusus bagi umat yang dibentuk oleh iman
kepadaNya. Karena, Dia menghadirkan diri selaku manusia, yang dinamai : Yesus
(Mat. 1 : 20), supaya Ia sendiri memimpin orang-percaya-yang-setia mengerjakan
ibadah sesuai firmanNya.
2.
Penyelamatan
dan Pekerjaan.
Pembangunan kehidupan --- pribadi,
rumahtangga, pekerjaan, persekutuan --- merupakan bahagian yang menyatu
utuh menurut karya Tuhan Yesus. Pekerjaan itu merupakan ibadah umat kepada
Tuhan Yesus. Dia telah memberikan teladan utama, yakni : melayani dan bukan dilayani
(Mat. 20:28). Ia menginginkan tiap orang yang dipanggilNya melayani sesama melalui
pekerjaan yang ditekuni. Pelayanan itu, sesungguhnya, merupakan iman yang
berbuah dalam pekerjaan baik (kasih). Demikianlah orang-percaya-yang-setia
bukan hanya bekerja untuk memenuhi kepentingan diri / kelompoknya saja, melainkan
untuk membangun kesejahteraan kehidupan orang lain juga. Orang percaya harus
hidup untuk menghidupkan orang lain. Bekerja bagi Allah dan demi keselamatan sesama.
3. Pembangunan Manusia-Baru dan Firman
Kristus.
Pembangunan
keluarga dimulai dari pembentukan karakter --- kepribadian --- anggota-anggota
rumahtangga. Rumah megah belum tentu menjadi ukuran, bahwa anggota keluarga di
dalamnya berkepribadian yang baik sesuai Firman Kristus. Sebaliknya, jika setiap
anggota keluarga memiliki kepribadian sesuai kehendak Allah, maka sekalipun
rumah itu sederhana, kebahagiaan akan selalu berbuah di dalamnya. Dasar dari
pembangunan karakter --- kepribadian --- adalah firman yang diucapkan Tuhan Yesus
yang tertulis dalam Alkitab.
4. Pembangunan Keluarga dan Masa Depan
4.1.
Setiap orang yang membangun keluarga --- juga rumah secara pisik
--- mendambakan kesejahteraan dan kebahagiaan. Dan, untuk mencapai keadaan
ideal itu, dibutuhkan kepemimpinan yang sesuai dengan firman Allah, yakni : kepemimpinan
yang melayani, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus (“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” – Mat. 20:28; bd. Mrk. 10:43-45).
4.2.
Masa depan itu milik Allah, sebab Dia sendiri yang menciptakannya
(bd. Yer. 29:11). Karena itu, barangsiapa yang ingin melihat hari baik, maka
sebaiknya ia mencari Allah.
Mat. 6:33, 34 -> Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir
akan hari besok, … dst;
Mat. 7:11 -> Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu… dst;
Yer. 29:12-14 -> Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan
mendengarkan kamu; apabila
kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, dan Aku
akan memulihkan keadaanmu, demikianlah firman TUHAN,… dst;
Amos 5:4 -> Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup !.
II Taw. 6 : 5b -> Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang
mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan
selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.
Ayat-ayat
kutipan tersebut --- dan masih banyak yang lain --- memberi contoh bagi serta mengajarkan
orang-percaya, supaya menjalankan kehidupan pribadi dan keluarga sepadan
perintahNya.
4.3. Tantangan dan Bahaya
Tantangan
dan hambatan akan senantiasa bertumbuh di dalam diri sendiri dan menyerang dari
luar. Hal seperti itu dapat dikatakan ‘pencobaan’ dan ‘ujian’. Dan, keadaan
seperti itu wajar-wajar saja. Situasi ini dapat diatasi, jikalau orang-percaya
setia mengasihi dan taat melaksanakan seluruh ucapan Tuhan Yesus. Matius
menggambarkan tantangan dan bahaya itu bagaikan ‘hujan, banjir, dan badai’.
Banyak pribadi dan keluarga mengalami kegagalan, karena kurang berhikmat. Hanya
orang yang selalu ‘mendengar dan melakukan perkataan’ Yesuslah yang dimampukan
menghadapinya.
E.
ASPEK
LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN
Pemberita / Pengajar Firman wajib
memperhatikan --- bukan saja aspek teologi saja ---, tetapi juga aspek psikologi
pendegarnya. Sebab kandungan Matius 7 : 24 – 27 juga berhubungan dengan
pembentukan karakter serta kepribadian pendengar.
F.
PEMBERITAAN
FIRMAN DALAM IBADAH.
Kita perlu memperhatikan sifat Ibadah
/ Kebaktian Jemaat. Hal ini terhubung pada pemberitaan / pengajaran firman
Allah. Perikop Bacaan Matius 7 : 24 – 27 ini dapat diberitakan dalam Ibadah /
Kebaktian :
a). Ibadah
/ Kebaktian Umum atau Kebaktian Rumahtangga.
b). Ibadah Pengucapan Syukur Keluarga atas Berkat
Allah (Naik Rumah Baru, HUT Anak-Anak, dll).
G. KEMBANGKAN
PEMBERITAAN FIRMAN TERKAIT KONTEKS
Pemberitaan / Pengajaran dapat
disebut ‘firman yang hidup’, jika ia menyapa umat dalam kondisi yang
sedang digumulinya. Apakah kondisi orang-percaya yang akan disapa oleh perikop
bacaan (Mat. 7 : 24 – 27) ?
a). Kondisi Keluarga Bermasalah
dalam Kebaktian Rumahtangga.
·
Pemberita / pengajar membimbing pendengar untuk memahami, bahwa
kegagalan yang sedang dialami, dikarenakan kurangnya kerajinan dan ketekunan
untuk membina keakraban hubungan dengan Allah melalui pembacaan dan pendengaran
akan firmanNya.
·
Arahkan pikiran, sentuhlah perasaan pendengar dan yakinkan, bahwa
kondisi bermasalah pasti akan dilewati, jikalau mereka menjalankan kehidupannya
sesuai firman yang diucapkan Tuhan Yesus.
b). Kondisi Mengucap Syukur
1.
Jika Berkaitan
Ibadah Syukur ‘Naik Rumah Baru’
1.1.
Jelaskanlah, bahwa rumah baru yang dimasuki
adalah berkat Allah yang dikaruniakan melalui kerja keras.
1.2.
Nasihatilah, agar si pemilik rumah jangan
menyombongkan diri, supaya Allah tidak murka atasnya.
1.3.
Beritakanlah, bahwa yang terpenting dalam
rumah itu adalah keluarga wajib bergaul akrab dengan Allah serta membina relasi
harmonis di antara anggota keluarga berdasarkan kasih. Masa depan kebahagiaan
rumah-tangga ditentukan oleh sikap mengasihi Allah dan sesama anggotanya.
2.
Jika Berkaitan
Ibadah Syukur HUT Anak
2.1.
Jelaskanlah, bahwa anak / anak-anak adalah
pemberian Allah (bd. Maz. psl. 127, 128).
2.2.
Nasihatilah, agar tiap orangtua mengingat akan pengakuannya pada
saat anak / anak-anak dibaptiskan. Mereka wajib menjadi teladan yang baik-benar
serta mendidik anak / anak-anak menurut ajaran Tuhan Yesus.
2.3.
Beritakanlah, bukan banyak anak berarti
banyak rezeki, melainkan yang terutama adalah membina anak/anak-anak yang
memiliki kualitas iman, pengetahuan dan pengabdian yang baik. Hal itu dimulai
dari pembentukan karakter dan kepribadian sejak dalam keluarga.
2.4.
Ingatkanlah, agar Allah diikutsertakan dalam
proses membina anak / anak-anak.
c). Jika Diberitakan dalam Kebaktian Umum.
·
Arahkan pemahaman pendengar, agar mereka mengerti dan menyadari
bahwa persekutuan umat itu didirikan di atas dasar karya-ibadah-hidup Tuhan
Yesus (I Kor. 3:11; bd. Mat. 16:18). Oleh karena itu, mereka wajib mengikuti
seluruh pesan Tuhan Yesus : mengasihi Allah dan sesama (Mat.
22:37,39), terutama saudara-saudara seiman (Gal. 6:10).
·
Proses pembangunan persekutuan umat itu tidak pernah berhenti.
Dan, mereka akan mengalami banyak tantangan dan ancaman selama rentang waktu
yang dijalani; akan tetapi kondisi darurat itu akan dapat diatasi, jika tiap
orang-percaya mewujudnyatakan ucapan Tuhan Yesus.
SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN
FIRMAN
MEDAN – SUMATERA UTARA,
HARI MINGGU – 27 MEI 2012
Salam dan Doa
PUTERA SANG FAJAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar