Sabtu, 26 Mei 2012

MATIUS 7 : 24 - 27-> Sebuah Contoh Penyusunan Pemberitaan Firman


FIRMAN KRISTUS YESUS,
DASAR BAGI PEMBANGUNAN KEHIDUPAN BARU

Ditulis oleh

 ARIE A. R. IHALAUW
Putera Sang Fajar

-----ooo00ooo-----

A.     PENDAHULUAN

Pernahkah anda meihat seseorang membangun sebuah rumah ? Orang itu harus mengetahui lingkungan sosial di mana rumah akan dibangun, perlu mengetahui jenis dan struktur lahan tanahnya, membuat rancangan bangunan serta pembiayaannya. Untuk keperluan itu orang yang ingin membangun akan meminta petunjuk dari arsitek, agar memperoleh gambaran utuh tentang rumah yang akan didirikannya.

Rumah adalah tempat tinggal keluarga, yang terdiri dari : ayah – ibu – anak / anak-anak. Semua orang merindukan dalam rumah yang megah bertumbuh keluarga yang bahagia. Namun acapkali keadaan itu tak sanggup dinikmati, karena banyaknya berbagai masalah (tantangan dan bahaya) yang mengancam. Bagaimanakah orang dapat menikmati kebahagian rumahtangga ? Marilah kita menyimak nasihat Yesus Kristus.

B.     INJIL MENURUT MATIUS

7 : 24     "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7 : 25     Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

7 : 26     Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
7 : 27     Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

C.     PENJELASAN – PENJELASAN

1.     Latarbelakang

Pasal 7 : 24 – 27 ini ditempatkan penulis Injil Matius dalam sebuah kesatuan kerangka terkait Pengajaran Tuhan Yesus di Bukit (psl 5 – 7). Si penulis memakai perbandingan Perjanjian Lama mengenai pemberian Hukum Taurat oleh Allah kepada umat Israel melalui hambaNya, Musa. Dengan demikian penulis Injil ini menempatkan Tuhan Yesus sebagai Pemberi Hukum / Ajaran (Mat. 16:18 ->  Aku berkata kepadamu; bd. 5:18, 20, 22, 26, 32, 34,39, 44, dll) kepada para pengikut-pengikutNya, sebab Dialah yang mendirikannya (bd. Mat. 16:18 -> Akupun berkata kepadamu : Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya). Dan, oleh karena itu, seluruh anggota wajib melaksanakan ucapanNya.

2.     Penjelasan Perikop Bacaan

7 : 24       "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

a.  PERKATAANKU.
             
                  Yang dimaksudkan oleh Matius adalah ucapan-ucapan Tuhan Yesus (bd. Mat. 16:18 ->  Aku berkata kepadamu; bd. 5:18, 20, 22, 26, 32, 34,39, 44, dll).  

b.  ORANG YANG BIJAKSANA

·      Kebijaksanaan itu lahir dari pengalaman perjumpaan dengan Allah di dalam iman kepada Tuhan Yesus melalui berbagi peristiwa sepanjang perjalanan menyongsong masa depan Tuhan.

·      Kebijaksanaan / kearifan akan diperoleh, jika tiap pengikut Tuhan Yesus rajin dan tekun membaca Alkitab (bd. Ams. psl. 8 – 9; Yoh. 15 : 4, 7a; Mz. 119 : 105).  Pembacaan Alkitab yang dilakukan secara rutin akan menumbuhkan pengertian dan pengenalan akan kehendak Allah.

·      Orang yang bijaksana adalah orang yang suka mencari Allah (bd. Yer. 29:12-14), suka mendengarkan suaraNya dan suka melakukan seluruh kehendakNya (bd. Yak. 1:22). Orang-orang ini akan berbahagia, meski dalam berbagai pencobaan berat.

c.  MENDIRIKAN RUMAHNYA DI ATAS BATU
             
                  Umumnya orang yang ingin mendirikan rumah akan mencari lahan tanah yang padat dan berbatuan. Sebab keadaan tanah semacam itu sangat baik dan kuat, tidak mudah hanyut terbawa banjir, serta rumah yang didirikan di atasnya akan kokoh teguh.

                        Tuhan Yesus memakai kata ‘batu’ sebagai andaian / perumpamaan. ‘Batu’ itu dibandingkan dengan ucapan-ucapanNya sendiri. Tuhan Yesus mengajak setiap pendengar dan pengikutNya yang ingin membangun rumah masa depan, agar mereka menurut ucapanNya. Dengan demikian pembangunan masa depan pribadi, pekerjaan dan keluarga akan berhasil (bd. II Taw. 26:5b).

7 : 25    Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

a.      TANTANGAN DAN ANCAMAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN

Tuhan Yesus memakai gejala-gejala alam --- musim dan cuaca --- untuk menjelaskan berbagai tantangan dan ancaman yang akan dihadapi oleh orang yang ingin mendirikan rumahnya. Dengan kata lain, sebuah pekerjaan yang dilakukan siapapun akan pasti menghadapi berbagai kesulitan. Hal itu bisa saja bersumber dari dalam maupun serangan dari luar dirinya.

b.      RUMAH ITU RUBUH

Berbeda dari orang yang mendirikan rumahnya di atas batu, maka orang yang mambangun rumahnya di atas pasir akan mengalami kehancuran. Oleh karena dasar (fondasi) rumahnya kurang kokoh teguh. Ia tidak mengikuti ucapan Tuhan Yesus, akhirnya menemui kegagalan. Masa depannya juga berantakan.

D.    GAGASAN TEOLOGI DALAM PERIKOP BACAAN

1.     Karya Penyelamatan Allah.

Allah melanjutkan rencana penyelamatanNya atas seluruh ciptaan, khusus bagi umat yang dibentuk oleh iman kepadaNya. Karena, Dia menghadirkan diri selaku manusia, yang dinamai : Yesus (Mat. 1 : 20), supaya Ia sendiri memimpin orang-percaya-yang-setia mengerjakan ibadah sesuai firmanNya.  

2.     Penyelamatan dan Pekerjaan.

Pembangunan kehidupan --- pribadi, rumahtangga, pekerjaan, persekutuan --- merupakan bahagian yang menyatu utuh menurut karya Tuhan Yesus. Pekerjaan itu merupakan ibadah umat kepada Tuhan Yesus. Dia telah memberikan teladan utama, yakni : melayani dan bukan dilayani (Mat. 20:28). Ia menginginkan tiap orang yang dipanggilNya melayani sesama melalui pekerjaan yang ditekuni. Pelayanan itu, sesungguhnya, merupakan iman yang berbuah dalam pekerjaan baik (kasih). Demikianlah orang-percaya-yang-setia bukan hanya bekerja untuk memenuhi kepentingan diri / kelompoknya saja, melainkan untuk membangun kesejahteraan kehidupan orang lain juga. Orang percaya harus hidup untuk menghidupkan orang lain. Bekerja bagi Allah dan demi keselamatan sesama.

3.     Pembangunan Manusia-Baru dan Firman Kristus.

Pembangunan keluarga dimulai dari pembentukan karakter --- kepribadian --- anggota-anggota rumahtangga. Rumah megah belum tentu menjadi ukuran, bahwa anggota keluarga di dalamnya berkepribadian yang baik sesuai Firman Kristus. Sebaliknya, jika setiap anggota keluarga memiliki kepribadian sesuai kehendak Allah, maka sekalipun rumah itu sederhana, kebahagiaan akan selalu berbuah di dalamnya. Dasar dari pembangunan karakter --- kepribadian --- adalah firman yang diucapkan Tuhan Yesus yang tertulis dalam Alkitab.

4.     Pembangunan Keluarga dan Masa Depan

4.1.      Setiap orang yang membangun keluarga --- juga rumah secara pisik --- mendambakan kesejahteraan dan kebahagiaan. Dan, untuk mencapai keadaan ideal itu, dibutuhkan kepemimpinan yang sesuai dengan firman Allah, yakni : kepemimpinan yang melayani, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Tuhan Yesus (“sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” – Mat. 20:28; bd. Mrk. 10:43-45).

4.2.      Masa depan itu milik Allah, sebab Dia sendiri yang menciptakannya (bd. Yer. 29:11). Karena itu, barangsiapa yang ingin melihat hari baik, maka sebaiknya ia mencari Allah.

Mat. 6:33, 34 -> Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, … dst;

Mat. 7:11 -> Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu… dst;

Yer. 29:12-14 -> Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, dan Aku akan memulihkan keadaanmu, demikianlah firman TUHAN,… dst;

Amos 5:4 -> Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup !.

II Taw. 6 : 5b -> Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.

Ayat-ayat kutipan tersebut --- dan masih banyak yang lain --- memberi contoh bagi serta mengajarkan orang-percaya, supaya menjalankan kehidupan pribadi dan keluarga sepadan perintahNya.

4.3.      Tantangan dan Bahaya

Tantangan dan hambatan akan senantiasa bertumbuh di dalam diri sendiri dan menyerang dari luar. Hal seperti itu dapat dikatakan ‘pencobaan’ dan ‘ujian’. Dan, keadaan seperti itu wajar-wajar saja. Situasi ini dapat diatasi, jikalau orang-percaya setia mengasihi dan taat melaksanakan seluruh ucapan Tuhan Yesus. Matius menggambarkan tantangan dan bahaya itu bagaikan ‘hujan, banjir, dan badai’. Banyak pribadi dan keluarga mengalami kegagalan, karena kurang berhikmat. Hanya orang yang selalu ‘mendengar dan melakukan perkataan’ Yesuslah yang dimampukan menghadapinya.

E.      ASPEK LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN

Pemberita / Pengajar Firman wajib memperhatikan --- bukan saja aspek teologi saja ---, tetapi juga aspek psikologi pendegarnya. Sebab kandungan Matius 7 : 24 – 27 juga berhubungan dengan pembentukan karakter serta kepribadian pendengar.

F.      PEMBERITAAN FIRMAN DALAM IBADAH.

Kita perlu memperhatikan sifat Ibadah / Kebaktian Jemaat. Hal ini terhubung pada pemberitaan / pengajaran firman Allah. Perikop Bacaan Matius 7 : 24 – 27 ini dapat diberitakan dalam Ibadah / Kebaktian :

a).     Ibadah / Kebaktian Umum atau Kebaktian Rumahtangga.
b).    Ibadah Pengucapan Syukur Keluarga atas Berkat Allah (Naik Rumah Baru, HUT Anak-Anak, dll).

G. KEMBANGKAN PEMBERITAAN FIRMAN TERKAIT KONTEKS 

Pemberitaan / Pengajaran dapat disebut ‘firman yang hidup’, jika ia menyapa umat dalam kondisi yang sedang digumulinya. Apakah kondisi orang-percaya yang akan disapa oleh perikop bacaan (Mat. 7 : 24 – 27) ?

a).  Kondisi Keluarga Bermasalah dalam Kebaktian Rumahtangga.

·         Pemberita / pengajar membimbing pendengar untuk memahami, bahwa kegagalan yang sedang dialami, dikarenakan kurangnya kerajinan dan ketekunan untuk membina keakraban hubungan dengan Allah melalui pembacaan dan pendengaran akan firmanNya.

·         Arahkan pikiran, sentuhlah perasaan pendengar dan yakinkan, bahwa kondisi bermasalah pasti akan dilewati, jikalau mereka menjalankan kehidupannya sesuai firman yang diucapkan Tuhan Yesus.

b). Kondisi Mengucap Syukur

1.      Jika Berkaitan Ibadah Syukur ‘Naik Rumah Baru’

1.1.    Jelaskanlah, bahwa rumah baru yang dimasuki adalah berkat Allah yang dikaruniakan melalui kerja keras.

1.2.    Nasihatilah, agar si pemilik rumah jangan menyombongkan diri, supaya Allah tidak murka atasnya.

1.3.    Beritakanlah, bahwa yang terpenting dalam rumah itu adalah keluarga wajib bergaul akrab dengan Allah serta membina relasi harmonis di antara anggota keluarga berdasarkan kasih. Masa depan kebahagiaan rumah-tangga ditentukan oleh sikap mengasihi Allah dan sesama anggotanya.

2.      Jika Berkaitan Ibadah Syukur HUT Anak

2.1.    Jelaskanlah, bahwa anak / anak-anak adalah pemberian Allah (bd. Maz. psl. 127, 128).

2.2.     Nasihatilah, agar tiap orangtua mengingat akan pengakuannya pada saat anak / anak-anak dibaptiskan. Mereka wajib menjadi teladan yang baik-benar serta mendidik anak / anak-anak menurut ajaran Tuhan Yesus.

2.3.    Beritakanlah, bukan banyak anak berarti banyak rezeki, melainkan yang terutama adalah membina anak/anak-anak yang memiliki kualitas iman, pengetahuan dan pengabdian yang baik. Hal itu dimulai dari pembentukan karakter dan kepribadian sejak dalam keluarga.

2.4.    Ingatkanlah, agar Allah diikutsertakan dalam proses membina anak / anak-anak.

c).  Jika Diberitakan dalam Kebaktian Umum.

·         Arahkan pemahaman pendengar, agar mereka mengerti dan menyadari bahwa persekutuan umat itu didirikan di atas dasar karya-ibadah-hidup Tuhan Yesus (I Kor. 3:11; bd. Mat. 16:18). Oleh karena itu, mereka wajib mengikuti seluruh pesan Tuhan Yesus : mengasihi Allah dan sesama (Mat. 22:37,39), terutama saudara-saudara seiman (Gal. 6:10).

·         Proses pembangunan persekutuan umat itu tidak pernah berhenti. Dan, mereka akan mengalami banyak tantangan dan ancaman selama rentang waktu yang dijalani; akan tetapi kondisi darurat itu akan dapat diatasi, jika tiap orang-percaya mewujudnyatakan ucapan Tuhan Yesus.

H. RENUNGAN LENGKAP..... (tersimpan dalam Buku : "MENJADI MULUT ALLAH" Jilid I - tiap jilid berisikan 25 renungan - Terbitan GPIB KASIH KRUNIA di MEDAN, 2012. Buku tersebut terdiri dari X Jilid)

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN FIRMAN

MEDAN – SUMATERA UTARA,
HARI MINGGU – 27 MEI 2012

Salam dan Doa

PUTERA SANG FAJAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar