Jumat, 01 Februari 2013

PENGANTAR PERIKOP BACAAN YOHANES 1:1-9 - Pengajaran Ibadah Minggu, 03 Pebruari 2013

Para Presbiter GPIB, khususnya Penatua - Diaken dalam GPIB Jemaat KASIH KARUNIA di Medan....
Saya memasukkan Rancangan Pemberitaan Firman pada Ibadah Minggu, 03 Pebruari 2013, agar saudara -saudara Presbiter yang melayankan firman di Pos Pelayanan SRIGUNTING dan BINJAI bisa mempersiapkan diri dengan baik.

Penjelasan ini dibagi ke dalam II Bahagian. Bahagian I - PENGANTAR KE DALAM PERIKOP BACAAN, dan Bahagian II - MAKNA TEOLOGIS DARI PERIKOP BACAAN UNTUK DIBERITAKAN DALAM IBADAH MINGGU.

Mudah-mudahan membantu kalian !

Salam hormat dan doaku


PEMBERITAAN FIRMAN PADA
IBADAH MINGGU – 03 PEBRUARI 2013

YOHANES 1 : 1 – 9

DI DALAM DIA ADA HIDUP

by
ARIE A. R. IHALAUW


A.  PENDAHULUAN

A.1.   INJIL

Secara hurufiah “Injil” berarti kabar sukacita.” Pusatnya adalah karya Allah yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.” Inilah yang dimaksudkan “kerugma” (inti berita) yang dituliskan para penulis Alkitab Perjanjian Baru (APB).

A.2.   KITAB – KITAB INJIL           

“Kitab-Kitab Injil” bukanlah Injil, sama seperti Kitab-Kitab Suci Agama lainnya. Kitab-kitab itu adalah “karya sastera orang-orang kristen tertentu yang dituliskan pada waktu tertentu dalam kondisi sosial-budaya tertentu pula”. Kumpulan kitab itu disebut sebagai “tradisi tertulis” dari orang kristen, sejak pekabaran Injil mulai dilakukan, dan  banyak orang menjadi percaya, lalu mengikut Yesus Kristus.

A.3.   TUJUAN PENULISAN

Para penulis dan redaksi Kristen pada masa itu bertujuan :

a). TUJUAN EDUKATIF : mengajarkan ucapan-ucapan Yesus, orang Nazaret, yang disebut : Kristus (Mesiah = Raja Yang Diurapi TUHAN), agar diketahui, dihayati dan dilakukan oleh warga jemaat yang dipimpinnya.

b). TUJUAN PASTORAL : menjadikan ucapan-ucapan Yesus sebagai landasan tentang petunjuk-petunjuk etis bagi para pelayan dan warga jemaat untuk mejalankan penggembalaan / pemeliharaan jiwa (bd. Yoh. 10 : 1 - 18; 21 : 15 - 20;).

c). TUJUAN PEMBANGUNAN MISI GEREJA : agar Gereja / Jemaat melaksanakan pekerjaan Allah (missio Dei) sesuai pesan Yesus Kristus (bd. Mrk. 16 : 15; Mat. 28 : 19 - 20; Kis. 1 : 8).

d). TUJUAN PENATAAN SISTEM PERSEKUTUAN UMAT : agar para pelayan dan warga jemaat menata pembangunan persekutuan umat (koinonia) yang berjalan sambil melayani (diakonia) dan bersaksi (marturia) berdasarkan ajaran Yesus Kristus  (bd. Mat. 5 – 7 yang diakhiri nasihat Tuhan -> Mat. 5 : 24 – 27).

e). TUJUAN LITURGIS : agar para pelayan dan warga jemaat mengetahui tradisi gereja terkait liturgi, dasar penyelenggaraan ibadah ritual dan untui menyusun daftar bacaan gerejawi sesuai tahun liturgi.

f).  TUJUAN HISTORIS : agar pelayan dan warga jemaat mengetahui sejarah hidup dan pekerjaan Yesus.

A.4.   PENGKANONAN INJIL – INJIL

        Kitab–Kitab Injil --- Markus, Matius, Lukas dan Yohanes ---  bersama-sama Kitab Sejarah Pekabaran Injil (Kisah Rasul-Rasul), Surat – Surat Paulus, Surat-Surat Penggembalaan Umum (Ibrani, Yakobus, I & II Petrus, Yudas) dan Wahyu Kristus kepada Rasul Yohanes --- menurut catatan Sejarah Gereja --- dikanonkan menjadi landasan pemberitaan (bacaan suci) oleh Gereja pada tahun 325 Masehi dalam Sidang Sinode Ekumenis di Nicea – Itali.

Dengan demikian ketika membaca Kitab-Kitab Injil, kita akan berjumpa dengan “kerugma Injil” yang sudah terbungkus dan tersusun rapi dalam kemasan budaya Israel; karena itu, untuk menemukan “ucapan-ucapan Yesus,” kita patut menyimak dan menafsir ekstra hati-hati; supaya kita bisa membedakan, manakah yang disebut Injil dan manakah budaya lokal (tradisi Agama Israel Kuno sampai ke dalam Yudaisme di masa Yesus Kristus).

A.4.   INJIL YOHANES
         
         Injil Yohanes --- dikarenakan alasan sastera dan teologis  --- tidak dikelompokkan ke dalam Injil – injil Sinoptis (Markus – Matius – Lukas). Kitab Injil ini sering memakai peristiwa-peristiwa dan ucapan-ucapan Yesus sebagai “semeion” (lambang) untuk memaknai sesuatu yang bersifat rohani (spiritual, religi); katakanlah contoh :

Jika membaca pasal 6 secara teliti, maka kita akan melihat bagaimana penuli Yohanes menggunakan peristiwa 5000 orang diberi makan (Yoh. 6 : 1 - 15) yang menunjuk pada ucapan Yesus tentang Dirinya sebagai Roti Hidup (Yoh. 6 : 25 – 59). Jadi, jika kita ingin merekonstruksi (menyusun kembali), seharusnya, kedua bahagian itu disatukan (6 : 1 – 15 => 25 – 59) karena peristiwa “memberi makan” yang sifatnya biasa, telah dijadikan sesuatu yang luar biasa, bermakna spiritual. Simaklah permintaan orang banyak dan jawaban Yesus :

Kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
Kata Yesus kepada mereka : "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi.

Dengan cara demikian penulis Yohanes ingin menceritakan, bahwa peristiwa biasa itu dipakai untuk mengantar pembacanya mengerti akan ucapan Yesus. Bukan saja Dia mencukup kebutuhan lahiriah; akan tetapi juga bathiniah. Bukan saja hal-hal duniawi dijamin olehNya, melainkan kehidupan sorgawipun diberikanNya, asalkan : “Kamu percaya kepada Dia yang diutus Allah” (6:29b). Itulah makna rekonstruksi kedua cerita.

B. NASKAH INJIL YOHANES 1 : 1 – 9

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasai-nya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Perikop bacaan ini padat makna. Sepatutnya kita teliti menyimaknya, agar memperoleh makna yang benar. Sebelum saya menganalisanya. Injil Yohanes 1 : 1 – 18 perlu direkonstruksi kembali, sebab ada 2 (dua) catatan yang berbeda :

B.1. Kesaksian Penulis Injil tentang Yesus :

          1.a. Pasal 1 : 1 – 5

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.


          1.b. Pasal 1 : 9 - 14

Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaanNya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerimaNya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

1.c.  Pasal 1 : 16 – 18

Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

B.2. Kesaksian Penulis Injil tentang Yohanes Pembaptis

2.a. Pasal 1 : 6 – 8

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

2.b. Pasal 1 : 15

Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."

B.3. Penjelasan Pengantar ke dalam Perikop Bacaan SGD.

A. Bagaimanakah kita menjelaskan bahagian-bahagian yang menunjuk pada Yesus Kristus ?

1. Tentang Subtansi Firman

Narasi dalam pasal 1 : 1 – 18 merupakan cerita kelahiran Yesus menurut versi Injil Yohanes. Secara sengaja penulis Injil --- dalam psl 1 : 1 --- menggunakan “tradisi hikmat” dalam teologi agama Israel (Amsal 8 : 23, 30 => Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya dstnya) untuk menjawab persoalan subtansial : kapankah Dia ada ?  Yesus sudah ada “pada mulanya” (bd. Kej. 1:1a).  Melalui tulisan ini, penulis Injil mengikatkan makna “Firman” kepada tradisi Israel tentang “hikmat” (Ibr. hoqmah) Allah,  sebagai “kekuatan / daya kreatif” (kekuatan / daya mencipta, menjadikan dan menghidupkan; bd. 1:3 => ”segala sesuatu dijadikan oleh Dia”; 10 => “dunia dijadikan oleh-Nya”). 

Dan “Firman” itu bersama-sama dengan Allah (1:2; bd. Amsal 1 : 30a => “aku ada sertaNya”). Jadi menurut penulis Injil, Yesus = Firman / Hikmat = Allah, sudah ada sejak purbakala, sebelum segala sesuatu diciptakan olehNya.

2.  Tentang Firman sebagai Terang

a).   Subtansi Trinitas Mahakudus.

Penulis mencatat : Terang itu bercahaya di dalam kegelapan(1:5). Penulis sengaja menafsirkan ulang (re-interpretasi) tradisi Agama Israel   Kuno tentang penciptaan alam semesta, di mana “gelap gulita menutupi”-nya, lalu “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kej. 1:2), kemudian Allah berfirman : “Jadilah terang !” (Kej. 1:3). Pertama, kekuatan Allah itu bertindih tepat maknanya dengan Roh Allah. Dan, kedua, Ia juga adalah Firman. Jadi Allah Yang Mencipta = Allah Yang Berfirman = Roh Allah. Dia (tunggal menjamak) adalah Terang.

b).   Tradisi Hikmat
      
     Perhatikanlah baik-baik, tidak semua istilah Firman itu sama makna-nya. Oleh karena itu, saya mengutip beberapa ayat menjadi contoh, agar kita dapat membedakan penggunaannya dalam Alkitab...

Taurat adalah Petunjuk Arah dan bukan Jalan.

FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mz. 119:5). Pemazmur menuliskan ayat ini sebagai pengajaran kepada umat Allah. Yang dimaksudkan “firman” oleh pemazmur, bukan ditujukan pada Yesus, melainkan Hukum Taurat. Mengapa manusia menderita ? Karena ia tidak berjalan menurut “jalan” (hukum Taurat) yang telah diucapkan Allah kepada hambaNya, Musa. Jadi, jikalau manusia ingin mengalami kebahagiaan dan keberhasilan sepanjang perjalanan ke masa depan, ia wajib merenungkan dan melakukan Taurat TUHAN (pengajaran TUHAN), sebagai petunjuk jalan (Maz. 1:1-2; 128:1).

Memperoleh Hikmat mendapatkan Hidup

“Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut” (Amsl. 8 : 35-36). Yang dimaksukan “aku” adalah “hikmat.” Dalam kasus ini, penulis Amsal telah mempersonifikasikan “hikmat” selaku “persona” (pribadi” yang sehakekat --- subtansi yang bertindih tepat --- dengan Allah.  Padahal awalnya, hikmat yang dimaksudkan ialah firman yang terkandung dalam Taurat TUHAN.

Sesungguhnya, penulis Amsal ingin menunjuk pada makna tersirat di dalam Taurat TUHAN, yakni : Allah-Yang-Berfirman. Jadi, bukan Taurat secara hurufiah, melainkan jika umat Israel mempelajari Taurat, maka mereka akan berjumpa dan mengenal Allah-Yang-Berfirman. Dan. Oleh karena itu, mereka akan memperoleh hidup (bd. hikmat dalam Mazmur 36 : 10).

Penulis Injil Yohanes menggunakan “tradisi Agama Israel Kuno” itu untuk menjelaskan pemahaman dan pengakuan iman umat kristen terhadap Yesus Kristus. Dia adalah Firman-Yang-Menghidupkan (Yoh. 1:1-2). Kemudian penulis menguraikan fungsiNya sebagai Terang  (bd. Yoh. 8:2; 9:5), Jalan menuju Hidup Kekal (Yoh. 14:6), yang memenuhi kebutuhan hidup jasmaniah dan rohaniah (Yoh. 6:32-41 – Roti Hidup; Yoh. 4 – Air Hidup). Untuk bisa keluar dari kegelapan hidup, manusia harus menerima Dia dan mengaku percaya, bahwa Dialah Allah yang datang untuk menyelamatan / membebaskan.

Kedua kutipan di atas mengantar kita ke dalam kesimpulan, bahwa telah terjadi perkembangan gagasan konsep teologi dalam Agama Israel Kuno. Sekaligus mengingatkan, kita tidak terlalu cepat menafsirkan kata sesuai cara menafsir kaum fundamental; akan tetapi sebaliknya menelaah penggunaan kata dalam kalimat pada ayat, pasal dan kitab, menurut pemahaman teologi si penulisnya.

B. Mengapa Penulis Injil Yohanes memasukkan kisah Yohanes Pembaptis ke dalam pasal 1 : 1 – 18 ?

Menurut tradisi Agama Israel Kuno, ketika seseorang diperiksa di depan hakim, maka ia harus membawa lebih dari seorang saksi untuk menyatakan kebenarannya. Jika tidak ada saksi, maka hakim akan mendakwa si pelaku berbuat kejahatan. Hal ini diungkapkan penulis Injil : “Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah” (Yoh. 8:17). Oleh karen itu, kisah ini bermaksud menempatkan Yohanes Pembaptis menjadi salah seorang saksi tentang Yesus, di samping itu pula sang rasul Yohanes (“Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar, => Yoh. 21 : 24) dan juga Pontius Pilatus. (“Pilatus keluar lagi dan berkata kepada mereka: "Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu, bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya" => Yoh. 19:4). Jadi, menurut penulis Injil Yohanes, “kesaksian dua orang adalah sah(Yoh. 8:17) dan kesaksiannya itu benar (Yoh. 21 : 24). Namun menurut Yesus, kesaksianNya itu benar, sebab “ Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku" (Yoh. 8:18). Ia tidak membutuhkan pembelaan manusia, sebab kesaksianNya itu benar.

Tugas kita adalah menceritakan KEBENARAN ALLAH yang telah disaksikan Yesus dalam kematian dan kebangkitanNya.


Bersambung  =>
.
II. MAKNA TEOLOGI YOHANES 1 : 1 – 9 UNTUK PEMBERITAAN FIRMAN

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN FIRMAN

Medan – Sumatera Utara,
Hari Jumat, 01 Pebruari 2013

Salam dan Doa,

PENULIS








Tidak ada komentar:

Posting Komentar