Jumat, 18 Februari 2011

4. Ranc. Pengajaran UCAP SYUKUR - Mazmur 71 -


PENGAJARAN PADA HARI-HARI KHUSUS
KITAB MAZMUR  71 : 16 – 17

I. POKOK UTAMA

PEMELIHARAAN ALLAH

TUJUAN UTAMA
Masa depan ciptaan bergantung pada pikiran dan kehendak Allah yang dikerjakan-Nya dalam sejarah
II. POKOK BAHASAN
PENGHARAPAN KRISTEN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Kepastian pengharapan senantiasa bertumbuh dan berkembang ketika Allah datang menyapa kita dalam peristiwa-peristiwa sehari-hari

III. SUB-POKOK BAHASAN

BERKAT ATAS KEHIDUPAN DAN
 TUGAS PEMBERITAAN

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Pengajaran ini dijadwalkan untuk diajarkan dalam pertemuan ibadah Jemaat sebagai KELUARGA ALLAH, agar ….

1.   Tiap warga jemaat mengetahui dan mengerti, bahwa Allah telah mengadakan perjanjian keselamatan dengan umat-Nya.

2.   Tiap warga jemaat memahami dan menghayati janji Allah sebagai jaminan keselamatan untuk menjalani kehidupan sepanjang masih di bumi.

3.   Tiap warga jemaat yang memberlakukan firman Allah yang didengar dalam seluruh aktifitasnya; dengan cara demikian tiap-tiap warga akan memperoleh masa depan yang dijanjikan Allah.

4.   Pengucapan Syukur umat tidak hanya berpusat pada aktifitas ritual belaka, melainkan juga menceritakan dan menyanyikan kebaikan TUHAN, supaya orang lain turut menikmatinya.

PERIKOP BACAAN

KITAB MAZMUR  71 : 16 – 17

MEDAN – SUMATERA UTARA

Hari Sabtu, 19 Pebruari 2011

disusun oleh

PDT. ARIE  A. R. IHALAUW


-------oooo000oooo-------

PENDAHULUAN

1.   Kehidupan Manusia

     Manusia lahir dan menjadi tua. Ia menjalani suatu proses panjang. Berbagai keadaan dilalui. Berbagai tantangan dan kesempatan, hambatan dan acaman tidak pernah surut, namun ia tidak akan pernah berhenti berjalan. Sampai akhirnya ia menjadi tua, tubuhnya lemah karena kekuatan habis. Akhirnya ia sendiri harus berhadapan dengan kematian. 

     Sepanjang perjalanan menuju usia senja selalu muncul pertanyaan : apakah makna hidupku ? Apakah yang akan kucari sepanjang perjalanan ini ? Manusia bisa memiliki banyak hal : status sosial, gelar dan kehormatan, fungsi dan peran; akan tetapi semua milik itu tak dapat menyemalatkan manusia dari keadaan terakhir : kematian. 

     Manusia yang berasal dari debu akan kembali pada asalnya. Ia pergi tanpa ditemani seorang sahabatpun. Ia turun ke dalam bumi yang dingin. Suatu kesepian yang tak bertepi menantinya di sana. Adakah arti hidup ini ?

2.   Konteks Pemazmur 

     Pemazmur menuliskan pengalamannya sepanjang perjalanan di atas permukaan bumi. Banyak peristiwa dan keadaan telah dirasakannya. Berbagai pergumulan telah dijalani sejak dari kandungan (71:6) sampai masa tuanya (71:9, 18). Ada banyak orang yang kurang bersahabat (71:5,13:b). Akan tetapi pemazmur meneruskan perjalanannya oleh karena pengharapan kepada TUHANnya (71:5). Kesaksian inilah yang dituliskan, agar dapat dipelajari oleh keturunannya (71:18b). 

PENDALAMAN ATAS PERIKOP BACAAN
 
Saya mencoba menempatkan ayat-ayat dari mazmur 71 ini dalam pemahaman teologis yang terlintas dalam benak. Siapapun dapat melakukannya secara baik dan sempurna. Tujuannya untuk memudahkan setiap pengajar memberitakan dan mengajarkan mazmur ini kepada semua pendengar di tengah – tengah ibadah umat.

MAZMUR 71


71 : 1 – 11
71: 12 – 16
71  17 – 24


1. Pada-Mu ya TUHAN aku ber-lindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu




PERMOHONAN

12. Ya Allah, janganlah jauh dari padaku ! Allahku, segeralah menolong aku !




PERMOHONAN

17 Ya Allah, Engkau telah menga – jar aku sejak masa kecilku, dan sampai sekarang aku mem-beritakan perbuatan-Mu yang ajaib.

PENGAKUAN & TUGAS PEMBERITAAN



2.  Lepaskanlah aku dan luputkan-lah aku oleh karena keadilan-Mu kepadaku dan selamatkan-lah aku





PERMOHONAN

13 Biarlah mendapat maLu dan menjadi habis orang-orang yang memusuhi jiwaku, biarlah berselubung cela dan noda orang-orang yang mengikhtiar-kan celakaku !



PERMOHONAN

18 juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, ja-nganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasan-Mu kepada semua orang yang akan datang.

TUGAS PEMBERITAAN



3.  Jadilah bagiku gunung batu tem-pat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkanku.


PERMOHONAN


14 Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu


UNGKAPAN PENGHARAPAN

19 Keadilan-Mu, ya Allah, sampai ke langit, Engkau yang melaku-kan hal-hal yang besar, ya Allah, siapakah seperti Engkau?

PENGAKUAN


4. Ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari ceng-keraman orang lalim dan kejam.

PERMOHONAN


15 mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya

TUGAS PEMBERITAAN


20 Keadilan-Mu ya Allah sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar, ya Allah, siapakah seperti Engkau ?

PEMERINTAHAN &
KARYA ALLAH



5.  Sebab Engkaulah harapanku, ya TUHAN, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah

UNGKAPAN PENGHARAPAN


16 Aku datang dengan keperkasa-an TUHAN Allah, memashurkan hanya keadilan-Mu saja !

PENYERTAAN TUHAN &  TUGAS PEMBERITAAN


21 Engkau akan menambahkan kebesaranku dan akan berpa-ling menghibur aku.

BERKAT &   PEMELIHARAAN ALLAH



6. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Egkau mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau selalu kupuji-puji.

UNGKAPAN PENGHARAPAN & KARYA PENCIPTAAN ALLAH



22 Aku mau menyanyikan syukur dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan keca-pi, ya Yang Kudus Israel

23 Bibirku bersorak-sorai semen-tara menyanyikan mazmur ba-gi-Mu juga jiwaku yang telah dibebaskan.

24 Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari, sebab akan mendapat malu dan tersipu-sipu orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku

TUGAS PEMBERITAAN MELALUI PUJI – PUJIAN



7. Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat.

PENGAKUAN AKAN KARYA PEMELIHARAAN ALLAH





8.  Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah mening-galkan aku apabila kekuatanku habis

PERMOHONAN





10 Sebab musuh-musuhku berkata kata tentang aku, orang-orang yang mengincar nyawaku  ber-unding bersaa-sama.

11 dan berkata : “Allah meninggal-kan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang mele-paskan dia”

TANTANGAN KONTEKS   SOSIO-BUDAYA
 





a)  Penderitaan manusia
Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku,
    orang-orang yang mengincar nyawaku berunding
    bersama-sama,
dan berkata : “Allah telah meninggalkan dia,
kejarlah dia, sebab tidak ada yang melepaskan dia

Maz. 71 : 10

     Pemazmur mengetahui bahwa tidak semua orang yang dikenal dan yang berada di dekatnya dapat menjadi sahabat sejati. Pikiran dan perasaannya pun tak dimengerti kawan-kawannya. Ia selalu dirongrong. Ia selalu diincar oleh orang-orang yang merencanakan kejahatan atas dirinya. Ia merasa kesepian seorang diri. Katanya : “Orang-orang memusuhi jiwaku” (71:13). 

     Pnderitaan itu selalu muncul dalam dataran hubungan antar manusia. Setiap keputusan yang melahirkan perkataan dan perbuatan bisa saja dinilai negatit maupun positif. Tergantung orang lain yang menilai dan keadaan yang sedang berlangsung.  Pemazmur tidak menyalahi siapapun, tetapi ia berseru kepada Allah, katanya :

Engkau yang membuat aku mengalami banyak
kesusahan dan malapetaka…,
    Maz. 71 : 20a

     Menurut pemazmur, penderitaan hidupnya diijinkan Allah. Malahan dalam keputus asaannya Pemazmur menuding Allah sebagai sumber masalah. Secara manusiawi perasaan kecewa seperti ini merupakan keadaan jiwa yang sehat dan wajar. Oleh karena pemazmur berpikir : “Mana mungkin Allah yang dipercayai dapat menyusahkannya ?” Tetapi kenyataannya, orang-orang fasik (71:6) lebih beruntung dari padanya. Ia percaya sejak masa kecil, tetapi banyak kesusahan dialaminya karena kepercayaannya kepada Allah (“Mulutku penuh puji-pujian kepada-Mu, dengan penghormatan kepada-mu sepanjang hari” -> 71:8). 

b)  Penderitaaan menguatkan keyakinan

     Pemazmur tidak saja melihat Allah sebagai TUHAN yang menciptakannya. Dia juga menghayati Allah sebagai sahabat yang berjalan bersama menyongsong masa depan. Dari sinilah kita bisa memahami kritikan pemazmur terhadap Allah sebagai sahabat. Sebagai seorang beriman, pemazmur tidak sanggup memahami cara TUHAN memperlakukannya. Acapkali hidupnya terancam bahaya (71:10 -> “Orang-orang mengincar nyawaku berunding bersama-sama”; 71:24 -> “orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku”). Banyak kawan berkeinginan serta berencana menjatuhkannya. Keadaannya itu dirasakan seakan Allah meninggalkan dirinya (bd. 71:11). Seakan TUHAN berdiam diri membiarkan dia menderita. Padahal, menurut pemazmur, kepercayaannya sudah sejak dalam kandungan, bahkan pemazmur percaya TUHAN yang mengeluarkan dirinya dari perut bunda (71:6). Penderitaan itu diyakinisebagai cara TUHAN mendidiknya. Sekalipun demikian pemazmur terus menerus memberitakan kebaikan TUHANnya, tulisnya :

Ya Allah, Engkau telah mengajar
aku sejak kecilku,
    dan sampai sekarang aku
    memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib
Maz. 71 : 17

b)  Pengharapan kepada Allah di tengah penderitaan

     Pemazmur menuliskan keyakinannya kepada Allah, ketika sedang bergumul mengatasi masalah. Memang acapkali hatinya rabun, tetapi dalam banyak hal ia menghayati keintiman (keakraban) hubungan dengan Allah, Sahabatnya. Cinta dan kerinduannya lahir bukan pada saat ia sedang mengalami masa jaya saja, tetapi terlebih-lebih dalam saat-saat berbahaya. Itulah yang diungkapkannya :

Engkau telah melakukan hal-hal besar,
Ya Allah, siapakah yang  seperti Engkau ?

Maz. 71:10b
    
     Hal-hal besar yang dimaksudkannya adalah penyelamatan / pembebasan dari penderitaan (masalah). Hal itulah yang menyebabkan pemazmur mengatakan : “Bagi banyak orang aku seperti tanda ajaib, karena Engkaulah tempat perlindunganku yang kuat” (71:7). Acapkali pemazmur dijebak, malahan dicelakai orang, tetapi ia selalu lolos dari bahaya, karena TUHAN melindunginya. TUHAN menyelamatkannya dari tangan musuh-musuhnya. 

c)  Tugas orang-orang yang diselamatkan

     Pengalaman iman pemazmur mendorongnya untuk memberitakan karya penyelamatan Allah (bd. ay. 23 -> jiwaku yang telah dibebaskan), dan atas berkatnya (ay. 22 -> Engkau akan menambahkan kebesaranku dan akan berpa-ling menghibur aku). Tugas pemberitaan itu dapat dilakukan dalam berbagai cara :

  1. Memberitakan dan menyaksikan melalui cerita (pengajaran dan kesaksian hidup, melalui tulisan-tulisan) dan
  2. Mazmur pujian atau nyanyian-nyanyia (bd. Kol. 3:16)
MAKNA MAZMUR 71 BAGI ORANG PERCAYA MASA KINI

1.  Pemberita ataupun pengajar perlu membangun pemahaman melalui sebuah ilustrasi. Dan, ilustrasi tersebut berbasis pada nilai universal yang berhubungan pengalaman iman orang percaya sepanjang perjalanan hidupnya, sejak masa kecil sampai usia lanjut.

2.  Pengalaman tentang kegagalan vs keberhasilan, penderitaan vs kesenangan, peristiwa kematian vs kelahiran, dan sebagainya akan membuka pemahaman iman orang percaya tentang karya pembebasan / penyelamatan dan pemeliharaan Allah ke atas kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaan.

3.  Jika Mazmur 71 ini disampaikan dalam sebuah Ibadah Ucapan Syukur, maka arahkanlah penghayatan pendengar tentang tugas pemberitaan yang patut dilaksanakannya sebagai ungkapan syukur / terima kasih atas kemurahan Allah.

4. Tujuan hidup orang kristen adalah memberitakan kasih setia dan kebaikan TUHAN

SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN

MEDAN – Sumatera Utara

Hari Sabtu, 19 Pebruari 2011

Salam dan Doa

Pdt. Arie A. R. Ihalauw

1 komentar:

  1. Penilaian optimis dan positip terhada masa depan hidup dan kehidupan manusia agaknya tidak muncul dengan sendirinya. Sebagai umat beragama, sebagian orang percaya kepada Kristus, perlu mempunyai pengenalan dan pengetahuan yang benar tentang hubungan dengan TUHAN Allah melalui Yesus Kristu. Hubungan tersebut mampu merubahnya dari manusia lama menjadi manusia baru.

    http://www.manusia.8m.net/blank_8.html

    BalasHapus