Rabu, 09 Februari 2011

Sebuah Ranxangan Pengajaran untuk IBADAH SYUKUR - Kel. 14 : 13 - 14


PENGAJARAN PADA HARI-HARI KHUSUS
KITAB KELUARAN 14 : 13 - 14

I. POKOK UTAMA
KESELAMATAN
YANG DIBERIKAN ALLAH

TUJUAN UTAMA
TUHAN, Allah kita,  ada serta senantiasa bekerja sesuai rencana dan  maksud penyelamatan – pembebasan alam semesta dan manusia
II. POKOK BAHASAN
PENYELAMATAN DAN PEMELIHARAAN ALLAH
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Iman yang bertumbuh dan berkembang selalu lahir dari perjumpaan dengan Allah dalam peristiwa-peristiwa sejarah seseorang juga berkelompok

III. SUB-POKOK BAHASAN

TUHAN
BERPERANG UNTUK KITA

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Pengajaran ini dijadwalkan untuk diajarkan dalam pertemuan ibadah Jemaat sebagai KELUARGA ALLAH, agar

1.   Tiap warga jemaat sebagai anggota mengetahui dan mengerti, bahwa TUHAN, Allah kita, telah menyelamatkan dan mengumpulkan kita menjadi satu KELUARGA ALLAH.

2.   Tiap warga jemaat memahami dan menghayati maksud dari rencana Allah atas Keluarga-Nya, yaitu : memberitakan (pelayanan) dan mengajarkan (kesaksian) perbuatan-perbuatan besar dari Dia yang telah menyelamatkan kita.

3.   Warga jemaat menjalankan kehidupan keluarganya sesuai dengan kesaksian Alkitab yang berintikan firman Allah, sehingga semua orang yang melihatnya memuliakan Allah dan diselamatkan.

PERIKOP BACAAN

KITAB KELUARAN  14 : 13 – 14

MEDAN – SUMATERA UTARA

Senin, 31 Januari 2011

disusun oleh

PDT. ARIE  A. R. IHALAUW

-------oooo000oooo-------
KESELAMATAN
YANG DIBERIKAN ALLAH

“ Jangan takut ! Berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN  yang diberikan-Nya pada hari ini kepadamu, sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk semala-lamanya, TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu tinggal diam saja”
Keluaran 14 : 13 – 14 

A.     PENDAHULUAN

HIDUP berada di antara tantangan dan kesempatan. Dikatakan berada sama artinya dengan menjadi ada, menjadi kelihatan, menjadi nyata. HIDUP itu bukan sebuah keadaan yang diam, tak bergerak atau statis. Ia merupakan proses yang bergerak antara tantangan dan kesempatan, serta berjalan masa lalu dan masa depan. HIDUP yang tidak bergerak, tidak berjalan, sudah berhenti tidak jauh maknanya dari keadaan kematian. Yang mencintai hidup adalah orang yang bergerak dari satu titik masa lampau ke titik masa depan, sambil menciptakan kesempatan (peluang untuk hidup) karena tantangan yang dihadapi. Simak dan pahamilah sejarah perjalanan bangsa Israel, sejak TUHAN membebaskannya dari Mesir sampai keruntuhan Kerajaan Yehuda – Yerusalem tahun 587 sb. Masehi.

Banyak ancaman yang menantang kelahiran dan pertumbuhan bangsa Israel, tetapi TUHAN meniptakan kesempatan (peluang), sehingga mereka dapat menjalankan kehidupannya dan mencapai visi tentang masa depannya. Marilah kita menyimak sejarah pengembaraan Israel, setelah berangkat keluar dari tanah Mesir.

B.    KELUARAN 14 : 13 – 14 

B.1.  Penggunaan Istilah “Keluaran”

Nama kitab ini diilhami oleh kata pertama dari dalam urutan Kitab-Kitab Musa berbahasa Ibrani.  Kitab Keluaran dalam Bhs Ibrani תומש; dalam Bhs Yunani disebut Exodus dan diterjemahkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Keluaran.

B.2.  Maksud dan Tujuan Penulisan

a.  Kitab Keluaran, meskipun ia tergolong dalam ke – 5 Kitab Musa, namun ia dapat disifatkan sebagai Kitab Sejarah. Oleh karena penulisnya menceritakan peristiwa-peristiwa bersejarah yang dialami bangsa Israel sepanjang pengembaraan di padang gurun sampai ke perbatasan tanah Kanaan. 

b.  Melalui penulisan ini diharapkan Israel mengetahui dan memahami sejarah di mana TUHAN Allah membentuk mereka (suku-suku Ibrani) sebagai sebuah bangsa merdeka yang setara dengan bangsa-bangsa lainnya. 

B.3.  KELUARAN 14 : 1 – 14

        Keluaran 14 mengisahkan beberapa peristiwa bersejarah, setelah Israel meninggalkan Mesir. 

Latarbelakang   :   1. Pemikiran Firaun.

                                  Pembebasan Israel menimbulkan berbagai kesulitan ekonomi bagi penguasa Mesir (Paraoh atau Firaun) dan rakyatnya. Secara ekonomis Israel adalah tenaga kerja siap pakai dan murah. Mereka adalah budak-belian (Ibrani, Apiru, Ibri) yang membawa keuntungan bagi Mesir. 

                             2.  Keadaan umat Israel

                                  Umat Israel telah tiba di tepi laut di wilayah Pi-Hahirot, yang terletak di antara Migdol dan Baal-Zefon (Kel. 14:1-2, 9). Umat itu terjebak kondisi alam yang menghalangi gerakan ke depan. 

                                  Di depan mereka terbentang Laut Teberau (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Purwadarminta kata Teberau berarti : sejenis tetumbuhan yang disebut : alang-alang; Bhs Melayu-Ambon : kusu-kusu. Jadi Israel tidak pernah menyeberangi lautan berair, tetapi lautan alang-alang yang tinggu, buas dan liar). Sementara pasukan Mesir yang mengejar telah dekat (Kej. 14 : 10a).

                             3.  Situasi Psikologis umat Israel

                                  Keadaan ini menimbulkan situasi psikologi yang menegangkan : bingung, kuatir dan takut.(Kel. 14 : 10b). 

Peristiwa 1        :   Pengiriman pasukan perang untuk mengejar budak Ibrani (Kel. 14 : 5 – 8) berdasarkan keputusan Firaun. 

Peristiwa 2        :   1.  Israel ketakutan. Mereka bersungut-sungut kepada Musa dan Harun Situasi ini semakin memperparah persekutuan umat pengembara. 

                             2.  Menghadapi situasi psikologis umatnya, Musa membangkitkan spiritualitas mereka. Musa meyakinkan mereka tentang kepemimpinan TUHAN Allah sejak keluar dari tanah Mesir (Kel. 14 : 13 – 14 -> “Jangan takut ! Berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan yang diberikan-Nya pada hari ini kepadamu… TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja”). 

C.  PERISTIWA SEJARAH DALAM PERPEKTIF IMAN

Penjelasan pokok B di atas bertujuan membantu kita untuk menganalisa sejarah dari peristiwa-peristiwa yang dilalui sepanjang pengembaraan umat Israel.  Sekaligus menolong kita untuk merelevansikan makna teologis (spiritual, red) yang tersirat dalam penulisan penulis Kitab Keluaran. 

C.1.  Pembebasan bukan berarti masalah telah selesai.  

        Israel, sama seperti semua orang, selalu berpikir bahwa penderitaan telah lenyap seketika, setelah menikmati kebebasan politis, mental-spiritual, jasmaniah-rohaniah. Pemahaman seperti ini sempit dan keliru. Pembebasan perlu dipahami sebagai sebuah nilai atau kekuatan spiritual. Pembebasan dari masalah merupakan kekuatan spiritual yang menyemangati (menjadi semangat) bagi orang yang telah merdeka ketika memasuki masalah baru. 

Sama seperti TUHAN Allah  membebaskan Israel dari penindasan Mesir, demikianlah Dia akan melakukan tindakan tersebut terus menerus sepanjang sejarah perjalanan bangsa itu. Israel patut yakin penuh akan kekuatan kuasa dan kasih TUHAN Allah dalam setiap kondisi yang mengancam kehidupannya sebagai sebuah persekutuan. Israel harus mengetahui dan mengerti, bahwa tindakan pembebasan yang dilakukan oleh TUHAN Allah selalu menguatkan imannya, bahwa Dia menjamin kehidupan umat, sejauh mereka percaya dan berharap kepada-Nya. 

C.2.  Makna Teologis dari Pembebasan 

        Musa mengatakan : “Jangan takut ! Berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN yang akan diberikan-Nya pada hari ini kepadamu” (Kel. 14 : 13-a).

a). Pembebasan adalah karya Allah dan tujuannya

     Frasa “…lihatlah keselamatan dari TUHAN menegaskan, bahwa situasi merdeka / bebas yang akan dinikmati oleh umat Israel, bukanlah hasil pekerjaan Israel di bawah kepemimpinan Musa dan Harun tetapi pekerjaan Allah. Dia sendirian yang bekerja (bd. Yeh. 36:22, 32 -> “Bukan karena kamu Aku bertindak, tetapi karena nama-Ku yang kudus” dengan maksud dan tujuan supaya “kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN” – Yeh. 37:6-c; dan juga “bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang menguduskan Israel…” – Yeh. 37:25). Dengan demikian pembebasan yang dikerjakan Allah sendirian bertujuan, agar Israel dan bangsa-bangsa mengenal Dia selaku TUHAN dan Juruselamat, Allah Mahakudus dan Perkasa.

b). Pembebasan adalah anugerah Allah

Frasa “yang akan diberikan-Nya” menunjukkan, bahwa Israel tidak bersusah payah merebut kemerdekaan (pembebasan). Allah yang aktif menciptakan sejarah bagi umat-Nya. Dia, yang mengadakan pembebasan,  menganugerahkan secara cuma-cuma kepada umat-Nya. 

b). Persyaratan untuk menerima anugerah pembebasan

     Jangan takut ! Berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN…” Kalimat ini mengandung beberapa sikap iman yang wajib dimiliki oleh orang-orang yang merindukan pembebasan :

1.  Berdirilah tetap dan lihatlah !

Berdirilah tetap dan lihatlah adalah kalimat perintah. Sebuah perintah yang harus dilakukan oleh siapapun, jika ingin dibebaskan dari masalah. Di dalam kalimat itu tersirat perintah Allah yang diberikan kepada Israel oleh Musa. Israel harus berdiri tetap, artinya yakin teguh, bahwa TUHAN Allah, yang telah nyata-nyata bekerja membebaskannya dari Mesir, senantiasa akan melakukan pembebasan itu berulang-ulang bagi umat-Nya.
Dengan kata lain, sama seperti Israel melihat dengan mata sendiri, bagaimana cara Allah membebaskan mereka, demikianlah mereka harus yakin teguh kepada-Nya. Israel tidak boleh meragukan Allah yang bekerja. Sikap iman itulah yang diminta oleh Allah.

2.  Jangan takut !

      Jangan takut adalah kalimat perintah. Sebagaimana kita mengetahui, rasa takut merupakan sebuah kondisi psikologis dari orang yang sedang menghadapi masalah. Israel merasa takut, karena pasukan Mesir semakin mendekat, sementara mereka tidak menemukan jalan keluar untuk meloloskan diri. Di depan terbentang Laut Teberau, sementara di belakang pasukan Mesir mendekat. Jalan telah tertutup : jalan buntu ! Tidak ada jalan bercabang untuk melarikan diri dari ancaman. 

     Satu-satunya jalan adalah percaya dan berharap kepada Allah. Harapan dan kepercayaan Israel bertumbuh atas pengalaman sejarah, di mana Allah membebaskan mereka dari Mesir. Tidak ada Juruselamat yang lain selain Allah (bd. Yes. 43 : 1, 5-a -> Jangan takut sebab Aku telah menebus engkau; ay. 3 -> Sebab Akulah TUHAN, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselmatmu. Aku yang menebus engkau dengan Mesir…;  ay. 11 -> Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain Aku). Sikap iman yang teguh (tetap), karena melihat dengan nyata-nyata akan karya Allah yang membebaskan, seharusnya, menjadi pokok pengharapan, bahwa TUHAN pasti bertindak kembali dalam kasus Laut Teberau. Sikap iman inilah yang menghalau rasa takut dalam bathin Israel. 

c). Waktu Pelaksanaan Pembebasan

     “… keselamatan dari TUHAN yang akan diberikan-Nya pada hari ini kepadamu”. Pada hari ini adalah keterangan waktu terkait keputusan dan tindakan Allah. Pada hari ini bukanlah waktu yang ditetapkan menurut keinginan manusia. Waktu pembebasan atau penyelamatan ditentukan dan diatur oleh Allah sendiri. Tidak seorangpun dapat memaksa Allah, tetapi siapapun harus yakin teguh (tetap), bahwa Dia akan melakukan pembebasan menurut waktu dan kehendak-Nya sendiri.

d). Perang menurut pemahaman Israel 

     TUHAN akan berperang untuk kamu…” (Kel. 14:14-a). Israel adalah anak-anak TUHAN Allah {Beginilah firman TUHAN : Israel adalah anak-Ku, anak-Ku yang sulung (Ibr : beniy bekhoriy Israel ->Kel. 4 : 22b). Pengangkatan berdasarkan perjanjian kasih karunia yang dibuat oleh Allah kepada Abraham, agar mereka “pergi dan beribadah” kepada-Nya (Kel. 4:23-a). Jika Firaun bermaksud menghambat Israel menyelenggarakan ibadah kepada TUHANnya, maka Dia akan memerangi Mesir dengan membunuh anak-anak sulung mereka (Kel. 4:23-b). 

     Peristiwa pengejaran Israel, yang dilakukan pasukan Mesir atas perintah Firaun, dipahami penulis Kitab Keluaran sebagai pernyataan sikap perlawanan terhadap TUHAN yang berfirman. Oleh karena itu, Dia sendiri akan memerangi pasukan Mesir. Dia akan membunuh mereka (bd. Kel. 14 : 26 – 28). Perang di Laut Teberau adalah perang Allah. Israel akan diam saja (Kel. 14:14).

D. APLIKASI KE DALAM KONTEKS PELAYANAN

     Keluaran 14 : 1 – 14 (khususnya ayat 13 – 14) dapat diberitakan dan diajarkan dalam berbagai situasi ibadah

D.1.  Ibadah Penghiburan sebelum dan Ucapan Syukur Umat sesudah Pemakaman

a).  Perhatikanlah situasi (pergumulan tentang masa depan) orang yang ditinggalkan oleh orang yang dicintai dan menjadi tulang  punggung keluarga.

b).  Jika yang meninggal menjadi tulang punggung keluarga, maka pemberita perlu menyampaikan inti-berita (kerugma) tentang :

i.   Pemeliharaan dan penyertaan Allah sepanjang perjalanan ke masa depan yang dijanjikan TUHAN. Allah adalah TUHAN yang menciptakan dan memimpin sejarah umat-Nya. Ketika Dia menentukan waktu untuk memanggil siapapun pulang ke dalam kemuliaan sorgawi, so pasti, Dia akan melindungi isteri / suami dan anak-anak yang ditinggalkan
      Bacaan Pembantu :

1.   Perjanjian Lama :   Maz. 68 : 6 -7; Yes. 41 : 8 – 10; 43 : 1 – 5a; 46 : 3 – 4; Yer. 31 : 16 – 17; Rat. 3 : 17 – 26, dll.

2.   Perjanjian Baru   :   Yoh. 14 : 18.


ii.  Jikalau perasaan bingung dan kuatir berubah menjadi ketakutan memasuki masa depan tanpa orang yang dicintai, maka pemberita perlu meyakinkan yang ditinggalkan tentang janji Allah 

Bacaan Pembantu

1.    Perjanjian Lama    :   Maz. 37 : 3 – 5, 23 – 25; Yes. 7 : 9b, dll

2.    Perjanjian Baru :   Mat. 6 : 25 – 34; 11 : 28 – 30; I Pet. 5 : 6 – 7, dll

D.2.  Ibadah Perpisahan dan Pengutusan (karena mutasi tempat kerja)

a).  Perhatikanlah situasi psikologis yang muncul kekuatiran dan rasa takut menghadapi lingkungan kerja baru, masalah-masalah baru dalam tempat kerja baru, dan sebagainya. 

b).  Berikanlah pemahaman bahwa melalui pemutasian TUHAN bermaksud mengutus siapapun untuk melaksanakan rencana penyelamatan, di mana pun ia bekerja. Dan, oleh karena itu, Dia selalu memberkati utusan-Nya, asalkan mereka yakin teguh kepada-Nya.

c).  Yakinkan yang bersangkutan, bahwa TUHAN akan menggenapi janji-Nya, seperti yang dilakukan-Nya kepada Abraham (Kej. 12 : 1 – 3), jika ia setia mengasihi dan taat memberlakukan Firman-Nya.

E.  AKHIRUL’KALAM

     Mudah-mudahan penjelasan tentang Keluaran 14 : 1 – 14, khususnya ayat 13 – 14 dapat membantu para pelayan firman dalam pelayanan-kesaksian.

SELAMAT MENYUSUN PENGAJARAN

Medan – Sumatera Utara :
Hari Jumat, 31 Januari 2011

Salam dan Doaku

Pdt. Arie A. R. Ihalauw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar