Sabtu, 11 Februari 2012

CERITA BERSAMBUNG IV -> CINTA MEMBAWA NESTAPA by Arie Ihalauw


Setelah mempertimbangkan beberapa usulan beberapa teman untuk memposting CERITA BERSAMBUNG yang pernah dimuat di FB, maka saya melakukannya kembali. Cerita ini memang sudah lama tersusun, bukan sebuah cerita baru..., tetapi ia baru saja dimasukkan. Selamat menyimak dan menikmatinya.

CINTA MEMBAWA NESTAPA

CERITA BERSAMBUNG

TIAP KEGAGALAN ADALAH PINTU MASUK MENUJU
MASA DEPAN, JIKA SESEORANG TAHU BAGAIMANA IA HARUS
BANGKIT MENINGGALKAN MASA LALU YANG MENYEDIHKAN

DISALIN KEMBALI DARI
CATATAN HARIAN ARIE A. R. IHALAUW

MEDAN – SUMATERA UTARA,
HARI RABU, 14 DESEMBER 2011

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW

CINTA PUTIH, CINTA SUCI. Sore, pukul 16.00, Arie duduk sendirian di bawah pohon Sengon. Ia bersandar, lalu menatap daun-daun yang berguguran ditiup angin senja. Matanya menerawang seakan mencari sesuatu. Dari kamarnya masih terdengar alunan lagu : “Jangan kautaburi cinta dengan permata, tetapi siramilah semua dengan kasih-sayang” Ternyata ia merengunkan kembali cerita cintanya bersama Shanty Helminda. Kadang wajahnya tersenyum, kemudian cemberut. Dahinya mengerut. Sesekali ia menggelengkan kepalanya sambil termangu. Pikirnya : “Mungkinkah cinta digagalkan perbedaan agama ? Kalau agama menjadi penghalang cinta, mengapa Allah menciptakan agama untuk membawa penderitaan ke dalam kehidupan manusia ? Hmmmmmm…..” Lelaki itu menghela napas panjang. Rona wajahnya menegang.

“Oe… Noke…. Ngapain ngelamun sendirian ?” Suara Frangky Mustamu menghentikan lamunan Arie.  Begini nasib anak bujangan kemana-mana tiada orang yang melarang… hahahahahahaaaaa….. ” jawabnya berdangdut. “…. Dari mana Angky ? Koq seharian ngga kulihat… !!!???.” Arie bertanya. “Barusan dari Tanjung Priok, beta disuruh Bung Jhony ngurus EMKL (ekpedisi muatan kapal laut)…, cape banget masuk keluar pelabuhan.” Sahut Franky, sambil mengajak Ari eke warung Oom Bram Manuputy di Gang Kelor : “Mari ke Gang Kelor minum es palubutung di warung depan.” Franky mengajak lalu menghidupkan Honda. Segera keduanya berangkat pergi.

DOSA TERSELIP DALAM PERCINTAAN. “Udahlah…., semuanya telah berlalu, nok ! Cobalah mengerti keadaan. Emang sih, lembaran-lembaran kenangan itu tak mungkin terhapus, tapi ale kan bisa buat catatan harian baru…. !? Sekarang Shanty telah menjadi masa lalu, nok ! Jangan rusakkan masa depanmu, karena sejengkal jalan yang ale telah lalui, kawan. Masih ada hari esok, kan ? Selama masih ada hari esok, so pasti ada harapan yang akan ale gapai, kawan !” Franky menghibur. Arie tersenyum tipis. “Hmmmm…. memang beta sudah berusaha menutup lembaran itu, tapi masih sulit…., masih membekas di hati dan pikiran ini. Semua kenangan manis ketika kita bersama di Puncak. Ale masih ingat kan, ketika kita ibadah padang di Cibodas….” Arie baru saja menjelaskan …. “…. Hahahahahaaa e e e e e e…. waktu kalian berdua menghilang sampe sore ….. hahahahahiiiiii……. “ timpal Frangky. “Begitulah… beta masih ingat, ketika bibirnya kukulum mesra…., lembut sekali…. Beta dan Shanty menikmati keindahan cinta tanpa paksaan. Kami berpelukan… menyatu hati mengapai rasa, seakan tak ada lagi kata pisah…” tuturan Arie dipotong, …. “Lalu ale su biking bagitu kah ? Dasar bajingan…. dari dolo cuman itu saja yang ale cari…., laki-laki laipose… beta su tau ale pung kalakuan… ujung ujungnya itu tu…. hehehehe…” sela Franky. “Namanya aja manusia, Frank. Tikus saja akan makan apapun yang diliatnya, jika ada kesempatan. Tapi semua yang terjadi tidak karena terpaksa. … lahir dari ketulusan cinta-kasih, sebab beta dan Shanty yakin pasti, kita dua akan menikah…. yaaaaaahhhhhhh…. ternyata hanya sebuah bayangan yang buyar bagaikan embun tertimpa sinar mentari” Arie bercerita. “Itu dosa, kan !?” Franky bertanya menuduh “… ale lebe tau dari beta, Nok…. apa yang akan ale ceritakan kepada anak-anak, jika suatu waktu nanti ale menikahi seorang wanita, bukan Shanty ?” tanya Franky. Pandangannya tajam menusuk seakan menyalahkan perbuatan Arie, kawan karibnya. Arie terdiam lama….. Ia gelisah mendengar kecaman Franky, kawan karibnya. Kepalanya menunduk. Arie menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berkata : “Semua itu risiko, Anky. Tiap perbuatan siapapun selalu ada yang suka dan tidak suka. Beta ngga bisa melarang. Beta siap menerima hukuman apapun yang akan diberikan Tuhan. Dan, jika suatu waktu nanti pernikahan akan dimasuki, lalu tidak dikaruniai anak, …. ya sudah… beta tidak akan menyalahkan siapapun, karena kesalahan masa lalu yang beta jalani. Dan jikalau Tuhan mengaruniakan anak-anak, beta berjanji akan menceritakan masa lalu ini, supaya mereka mengenal beta, ayahnya, dengan baik ! Ingat itu dan jika semuanya terjadi, ale jadi saksi dari cerita ini, kawan !” Arie meyakinkan. 

CINTA TERNODAI NAFSU ?.  Nok, beta minta, ale jangan ulangi dosa itu lagi, kawan ! Pasti hidupmu akan berantakan. Masakan cinta suci dikotori nafsu seks. Ale su balajar bagemana di STT ? Apa firman su seng ada di dalam pikiran ale ?” tukas Franky kesal. “Beta seng mau melemparkan kesalahan pada siapapun, termasuk pada Shanty. Beta mengakui jujur, karena ale adalah teman dekat, Frank ! Tanpa wanita, hidup ini sepi banget. Beta ngga mungkin bisa berkreasi, tanpa sedetikpun melihat dan merasakan kehangatan dari kehadiran wanita dalam hidupku. Hanya ingat baik-baik, beta ngga pernah memaksa cewe untuk tujuan itu. Semuanya terjadi, karena keputusan pribadi untuk menikmati cinta bersama. Beta ngga pernah memaksa Shanty untuk bermesraan. Semuanya terjadi karena kita saling mencintai, Frank !” Arie menerangkan sikapnya. “Ach… semuanya alasan saja, Noke…. Seng usah parlente…. !” sanggah Franky. “Coba ingat ucapan beta tadi, lalu ale buktikan : dimanakah kata-kata dusta yang beta ucapkan ? Semua yang diucapkan itulah pengakuan yang jujur tentang keadaan beta sesungguhnya. Kan beta bilang, hidup terasa sepi dan tak indah, kalau tidak berjumpa dengan cewe. Yang penting bagiku, beta seng pernah bertindak mendahului cewe siapapun, tetapi beta juga tidak mampu menolak cewe manapun yang mencintaiku. Hanya saja ada batasan-batasan yang beta buat sendiri : cantik,  langsing, tinggi, berambut panjang seperti ibuku, memiliki bibir sensual, berhidung mancung, betis seperti ikan cakalang, pinggul indah, otaknya encer…. kakakakakkakaa…..” Arie menjelaskan dan kedua orang bersahabat itu terbahak-bahak. “Bener jugalah… sipapun pasti punya kriteria memilih cewe…. ale vulgar banget, Nok !” Franky tersenyum. “Jujur saja, kawan ! Tak mungkin cowo Ambon cari cewe jelek ! Siapapun laki-laki, ia akan memilih seorang cewe cantik. Masalah hati itu bisa diatur. Kita kan ngga tampil dengan hati, tetapi penampilan juga, kan ? Beta berpikir tentang masa depan. Perkawinan juga menjadi wadah perbaikan keturunan. So pasti, jika Tuhan berkenan, beta ingin memiliki anak yang cakep -  cantik dan memiliki kecerdasan serta iman yang baik….. makanya beta buat kriteria itu…” kata Arie meyakinkan temannya. Sesudah itu keduanya kembali ke Marsela (Manggarai Selatan) di rumah Keluarga Kainama.

 Keduanya menikmati es palubutung yang disajikan pelayan warung. “Tetapi gimana pendapat ale tentang cinta dan seks dalam pacaran ?” tanya Franky. “Tergantung kaca mata yang dipakai si penilai !” tangkis Arie “…. gimana pendapat ale ?”…. “Beta seng setuju, Nok !” sergah Franky. “Emang ale seng pernah berciuman bersama ?... yang bener lah, kawan… Dina udah cerita semuanya. … ngga usah bo’onglah, Franky…” sela Arie tersenyum. “Kan Alkitab bilang gitu…” Franky membela diri. “Itu kata Alkitab…, benar…, ngga salah ! … tapi kenyataan yang dilakukan berbeda, kan ? …. napa ale ngga jujur sih…” Arie mulai mengusik perasaan sahabatnya. “Iya juga sih….” Franky tersipu. “… sudah sejak awal, beta katakana : ‘Jujurlah !’, sebab kejujuran akan mengurangi rasa bersalah, dan Tuhanpun menginginkan sikap itu. Tidak seorang pun yang sempurna di mata Allah. Ia bisa berkelik dan menyangkal tuduhan orang, tetapi hatinya akan menggelisahkan dirinya. Tuhanpun mengetahui semuanya.” Franky dan Arie tersenyum sambil mencicipi kelezatan sajian.

PERCAKAPAN BERSAMA SEMUA. Di bawah pohon sengon duduk Wempie, Danny, Butje, Maudy, Franky Kere, Onny dan beberapa teman lainnya sedang berdendang ria.

Danny      :  Dari mana kalian berdua ?”
Frankie    :  Warung Oom Bram Manuputty … !”
Danny      :  Koq  ale senyum aja …. Nok ? So pasti cerita lama lagi …. Hehehehehe …”
Arie          :  Biasa aja ….”
Butje        :  Biasa apanya, … so jelaslah masalah Shanty… bosanlah. Tinggalkan saja, cari cewe laen… masih banyak cewe yang nganggur, Nok ! hahahahahahaeeee ….” Semua teman terbahak.
Arie          :  Ngga ngerti ah …,”
Wempie  :  Jangan-jangan si Noke su goyang bor, kale….. hehehe…”
Maudy    :  E do do e e e…. ngana so gila Empie…. Moso calon pendeta biking gitu e e e… jang ngana fitnah e e… so talangga no !” 
Wempie  :  Maudy…, ngana nda kenal si Noke…. diam-diam menghanyutkan… keq singa lapar, … mana mungkin playboy diam, Maudy…”
Maudy    :  Ach…. Maniso ngana, Mpie !” Maudy tersenyum melirik Arie “… kita yakin, nda mungkin Empie !?” Maudy memanas-manasin suasana. Arie hanya tersenyum geli mendengarkan.
Danny      :  Kan masih ada Maudy, Nok ! …. lagi lowong tu…, gimana kalo kita jodohin kalian berdua. Hitung-hitung ngisi kesepian hati kalian…. wkwkwkwkwkw…”
Maudy    :  Emang gue dagangan yang ngga laris, Dan ? Biar kita so pe anak, tapi masih oke, lho ! hehehe….” seloroh Maudy, disambut gelak teman-teman.
Arie          :  Oke apanya, Maudy ? Bener, tu. Jangan kalah ama yang lain, selagi masih bisa, napa tidak ? Ba toro (bergeser)  sadiki no… kita mo dudu deket ngana, Maudy” canda Arie bakusedu. Maudy bergeser ke samping Danny. Ariepun duduk di sebelahnya, sambil lengannya diletakkan ke pundak Maudy.
Wempie  :  Nah…. Kalian liat gayanya si Noke…. dasar playboy gombal….” ujar Wempie sengit.
Maudy    :  Yeeeee… kalo ngana nda sanang, mari jo…, dudu di sini, biar puas ngana !” guyon Maudy.
Arie          :  Maaf… beta mandi dolo ya….” Arie pamit pergi mandi.

Malam semakin larut. Arie duduk menyelesaikan tugas kuliah. Ia tidak bergabung bersama teman-temannya.

ZINAHKAH BERCIUMAN DALAM PACARAN. Galau di hati Arie. Percakapan bersama Franky di warung es menggelisahkan hati dan pikirannya : “Apakah aku telah berbuat dosa perzinahan ? Bukankah keadaan telah berubah ? Keadaan dahulu telah lama ditinggalkan. Sementara perubahan telah menetap menjadi sebuah kebiasaan. Ciuman bukanlah hal aneh dalam pacaran. Ah…. bingung !” tanyanya di hati. Arie membolak balik lembaran Alkitab. Ia mencari jawaban pasti, karena hati nurani menuduhnya berbuat dosa. “Jangan berzinah !” (Kel. 20:14; Ul. 5:18; bd. Im. 18), dan lagi : “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu" (Kel. 20:17; Ul. 5:21). Tuhan Yesuspun berkata : Kamu telah mendengar firman : Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.(Mat. 5:27-30). Mungkinkah ini larangan untuk mencium seorang gadis yang bukan miliknya ? Ada perasaan bersalah di sana. Arie berpindah ke tempat tidur, sambil membaca Alkitab. Ia berbicara dengan TUHAN.

Arie       :  Salahkah aku berciuman dengan gadis cintaku ? Di hatiku tak terbersit sedikitpun keinginan itu. Kami hanya berbicara mencari jalan keluar, sebab kami tidak pernah tahu akhir dari hubungan ini ?”
Yesus    :  Tetapi Aku tidak pernah mengajari engkau untuk berciuman dengan gadis yang belum menjadi milikmu, Arie !”
Arie       :  Benar, Yesus… aku tahu persis. Namun bukankah kami saling mencintai ? Salahkah kami jika berciuman atas nama cinta ? Aku tidak pernah menciumi gadis yang tidak mencintaiku, Yesus. Dan, aku tidak pernah memaksa Shanty, gadis cintaku. Kami tulus melakukannya.”
Yesus    :      “Arie, mengapa kau mengelak ? Bukankah sudah Kukatakan : ‘Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya’ ?” (Mat. 5:27). Aku berbicara dengan dirimu tentang keinginan hati. Keinginan itulah yang mendorongmu melakukan perbuatan berdosa, anak-Ku. Bukankah kau membaca Alkitab ? Allah berfirman : “… bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata…”(Kej. 6:5). Itu berarti kesalahan dan dosa muncul dari “sikap hati yang selalu ingin memenuhi kebutuhan daging”.
Arie       :  Salahkah saya mengungkapkan perasaan cinta dalam sebuah ciuman, Yesus ?” Arie berusaha membenarkan sikapnya.
Yesus    :      “Arie, anak-Ku ! Kau mengulum bibirnya, bukan mencium dahinya, anak-Ku. Kalian berdua saling mengulum. Jangan berbohong ! Karena dalam kitab agama manapun yang diwahyukanNya, Allah tidak pernah mengijinkan perbuatan itu !”
Arie       :  Semuanya kami lakukan karena saling mencintai. Bukankah cinta itu diberikan oleh Allah kepada siapapun (Kid. Ag. 8:7).” Arie makin sengit mempertahankan pendiriannya.
Yesus    :      Memang benar, Allah memberikan cinta ke dalam hati manusia, agar mereka saling mencintai. Akan tetapi Ia tidak menyuruh manusia memenghancurkan kesucian cinta dengan hawanafsunya, anakKu. Kau telah melakukan kesalahan dengan memakai alasan cinta. Jika kau mencintai gadis kekasihmu, tak boleh kau menghancurkan masa depannya, sekalipun ia memberikan kesempatan untuk melakukan tindakan cintamu. Kau harus mempertahankan kesucian cinta sampai waktu yang ditentukan Allah, di mana kau bisa memiliki seluruh tubuhnya tanpa harus berbuat dosa. Ciuman yang kalian berdua lakukan hanya untuk memuaskan hawanafsu seks yang bergejolak dalam rasamu, anakKu. Kau tetap salah !” Yesus semakin bertutur tegas. Suara-Nya makin meninggi, walau wajah-Nya tampak tenang.
Arie       :  Kami telah berjanji untuk menjalani percintaan ini sampai pernikahan, Yesus ! Sementara bukankah ciuman itu hanyalah sesuatu yang ditabukan masyarakat ? Di manakah firman Allah yang melarang seorang laki-laki mencium gadis cintanya ?”
Yesus    :      “Arie, anakKu, mengapa tegar tengkuk kepalamu ? Bukankah sudah Kujelaskan, bahwa Allah melarang manusia “mengingini harta orang lain” ? (Kel. 20:17; Ul. 5:21). Gadis itu bukan milikmu, sebelum kau menikahinya. Dan kau juga tidak dapat menjamin, bahwa hubungan cintamu akan berakhir dalam perkawinan. Aku berkata kepadamu : “… ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, … Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Mat. 19:12). Jikalau suatu waktu nanti, percintaanmu terputus di separuh perjalanan, bukankah gadis cintamu akan merasa malu dan menyesal ? Dan ada kemungkinan akibat perbuatan kalian, ia tidak mau menikah. Siapakah yang akan bertanggung jawab ? Salahkah gadis cintamu ataukah kaupun bertanggungjawab atas keadaan yang akan dijalaninya ? Jadi, salahkah Aku, Yesus : Tuhan dan Sahabatmu, mengingatkan kau, anakKu ? Semua yang Kukatakan menyatakan perhatian dan cintaKu kepadamu, anakKu. Aku tidak menginginkan kehancuran masa depanmu, karena itu dengarkanlah Aku !
Arie       :  “Acccccccchhhhhhhhhhhh……… aduuuuuuuuhhhhhhhhhhhh….” Arie melompat dari ranjang. Ia mengosok-gosokkan matanya. Ternyata ia bermimpi.

1 komentar: