Rabu, 01 Februari 2012

USULAN RANCANG BANGUN MATERI KATEKISASI PRA - NIKAH


RANCANG BANGUN
MATERI KATEKISASI PRA-NIKAH
DOK.001/29-1/2012/Kat/Pra-Nikah

MEMBANGUN KELUARGA
YANG MENGERJAKAN MISI KRISTUS

MENGGAGAS MATERI KATEKISASI PRA-NIKAH
SESUAI VISI DAN MISI YANG DIPESANKAN UNTUK
DIKERJAKAN OLEH GEREJA SEBAGAI KELUARGA ALLAH

DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI JUMAT – 27 JANUARI 2012

OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----

PENDAHULUAN

A.   VISI KE MASA DEPAN.

Penulisan yang dikerjakan ini tidak bertujuan untuk menyaingi, tetapi untuk memperkaya siapapun dalam mengemban tugas pengajaran di dalam Gereja / Jemaat sebagai Keluarga Allah. Silabus – Kurikulum – Materi Katekisasi Pra-Nikah, sebaiknya, diadakan dalam sebuah kerangka yang tidak dapat dilepaskan dari visi Gereja tentang masa depan yang dicita-citakannya. Oleh karena itu, penulis berpedoman pada keputusan gerejawi yang ditetapkan terkait visi-alkitabiah : YESUS KRISTUS, SUMBER DAMAI SEJAHTERA (Yoh. 14 : 27). Di dalam rumusan visional itu terkandung beberapa pemahaman, antara lain :

1.   AKAN YESUS KRISTUS SEBAGAI TOKOH KESELAMATAN.

      Yesus Kristus adalah pusat pemberitaan persekutuan umat Allah sepanjang perjalanan sejarah manusia di permukaan bumi. Pemberitaan tentang Yesus Kristus bukan saja terkait ucapan-ucapanNya, melainkan juga Dia tertuju pada ketokohanNya dalam keselamatan yang dikerjakan dalam rentang sejarah manusia dan bangsa-bangsa. Dia-lah Firman Allah yang telah menjadi manusia (Yoh. 1:14 -> Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita). Di dalam Dia, Allah telah menciptakan ciptaan baru (2 Kor. 5:17 -> “di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru”) serta menjadikan manusia baru yang terus menerus dikerjakan oleh RohNya (Kol. 3:10 -> manusia baru yang terus-menerus diperbaharui; bd. Eps. 4 : 20-21,23-24; 2:10 -> “Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus,… supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” dan “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik”).

      Dengan demikian Allah telah menganugerahkan Yesus Kristus sebagai satu-satunya jalan keselamatan (bd. Yoh.14:6 -> “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”; Eps. 3:12 -> “Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah ...”).

2.   AKAN UCAPAN-UCAPAN YESUS KRISTUS

      Nubuat yang tersirat di dalam tulisan pemazmur (127:1 -> “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya”) jelas-jelas digenapi oleh Yesus Kristus. Dia berkata : “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu” (Mat. 7:24).

      Butir-butir penjelasan di atas menunjukkan bahwa, sesudah pemuliaan Yesus Kristus, sejak munculnya Gereja/Jemaat memusatkan pengajaran pada 2 (dua) pokok utama, yakni : Yesus Kristus dan Ajaran-AjranNya.

3.   DAMAI-SEJAHTERA.

      Menurut kesaksian Alkitab dan tradisi Gereja, damai sejahtera, yang dahulunya merupakan sebuah harapan yang abstrak dan yang diharapkan manusia, telah menjadi sebuah realitas berpengharapan. Artinya, Allah telah menganugerahkan damai-sejahtera yang dirindukan siapapun di dalam karya-ibadah-hidup Yesus Kristus. Dan, oleh karena itu,  setiap orang yang merindukan sebuah keadaan masa depan penuh damai-sejahtera, sebaiknya, ia membangun dan membina hubungan baik dengan Yesus Kristus serta memberlakukan ucapan-ucapanNya dalam kehidupan sesehari.

B.   LANDASAN KATEKISASI GEREJA
     
      Dasar katekisasi Gereja dibangun di atas landasan suruhan Yesus Kristus : “…ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”(Mat. 28:20); dan kedua, tradisi Jemaat mula-mula “

C.   TUJUAN KATEKISASI
     
      Sesuai dengan tradisi Gereja berdasarkan tulisan-tulisan suci dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baruajaran demikian :

C.1. PERJANJIAN LAMA

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang,...” (Ul. 6 : 6). Apakah inti pengajaran Kitab Suci :

a).  TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa ! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (Ul. 6 : 4 – 5; bd. Mat. 22 : 37).

b).  Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.” (Im. 19 : 18; bd. Mat. 22 : 39);

C.2. PERJANJIAN BARU

a).  Paulus menuliskan : “… untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,…” (Eps. 4:12; bd. 1 Kor. 12:12,17)

b).  “… sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, …” (Eps. 4 : 13 – 14)

c).  “… tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. (Eps. 4:15–16).

D.   MATERI KATEKISASI PRA NIKAH

      Gereja adalah persekutuan orang-orang percaya “yang dipanggil oleh Allah keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (bd. 1 Pet. 2 : 9). Ia ditugaskan “untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar” yang telah dikerjakan Allah di dalam karya-ibadah-hidup Yesus Kristus.  Ia -- Gereja -- terdiri dari orang percaya secara individual maupun persekutuan kolektif. Sebagai persekutuan kolektif Gereja dapat disebut Keluarga Allah, yang terdiri dari kelompok manusia dari berbagai latarbelakang sosial-budaya. Ia dipersatukan menjadi satu persekutuan oleh karya Yesus Kristus, seperti dituliskan oleh Rasul Paulus :

Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,… dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat", karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan KAWAN SEWARGA DARI ORANG-ORANG KUDUS dan ANGGOTA-ANGGOTA KELUARGA ALLAH,… yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. (Eps. 2 :13 – 22).

      Oleh karena itu, materi katekisasi umum maupun katekisasi khusus serta katekisasi pra nikah bertujuan membangun dan membina kepribadian / karakter individu di dalam persekutuan orang percaya (Gereja / Jemaat, red.) sebagai KELUARGA ALLAH yang sedang dan akan melaksanakan misi Allah sesuai ajaran Yesus Kristus.

E.   TEMPAT KATEKISASI DALAM PEMBANGUNAN MISI GEREJA

Dimanakah tempat katekisasi dalam Pembangunan Gereja / Jemaat yang menjalankan Misi Kristus ? Pertanyaan ini perlu dikemukakan, karena sementara ini katekisasi dipandang sebagai persyaratan yang ditetapkan oleh Gereja – Gereja Reformasi untuk mengikuti Ibadah Perjamuan Kudus, dan atau untuk memperkaya pengetahuan iman kirstiani belaka. Padahal, sesungguhnya, katekisasi merupakan alat pemuridan (pengkaderan) dalam Gereja/ Jemaat Kristen.

Suruhan Yesus Kristus sangat jelas : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Sesungguhnya, katekisasi merupakan sarana pengajaran untuk :

1.  Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus” (Eps. 4:12)

Gereja / Jemaat bukan saja dilambangkan sebagai tubuh Kristus, tetapi juga KELUARGA ALLAH (Eps. 2 : 19). Ia bukanlah sesuatu yang statis dan mati, melainkan ia adalah organ yang hidup : bertumbuh, berkembang dan berbuah. Oleh karena itu, Gereja / Jemaat perlu memahami, bahwa katekisasi adalah sarana belajar-mengajar untuk mewariskan perintah (Mat. 28:19) atau perkataan (Mat. 7:24) kepada semua anggota Keluarga Allah, agar mereka setia memberlakukannya dalam kehidupan praktis.

2.  Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu” (Mat. 7:24).

Katekisasi pun bertujuan untuk mempersiapkan dan memperkaya warga Gereja / Jemaat akan perintah (Mat. 28:19) atau perkataan (Mat. 7:24), sehingga mereka mengetahui dan mengerti bagaimana membangun keluarga kristen dalam persekutuan dengan KELUARGA ALLAH, yakni : Gereja. Pengetahuan dan pengenalan akan perintah (Mat. 28:19) atau perkataan (Mat. 7:24) menimbulkan kesadaran akan tanggungjawab menjalankan misi (pekerjaan) Kristus melalui kehidupan rumahtangga.

3.  “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” (2 Tim. 2:2).

Dalam keluarga itulah ayah-bunda melaksanakan perannya sebagai pengajar (bd. Ul. 6 : 6-7 -> “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu”), sehingga anak atau anak-anak menjalankan kehidupan dan menjadi saksi Kristus.

D.1.   MANUSIA CIPTAAN ALLAH

D.2.   PEMBANGUNAN KELUARGA KRISTEN

a). Dasar Perkawinan Kristen
b).  Membangun Visi Keluarga Kristen
c).  Tanggungjawab : Fungsi dan Peran Suami-Isteri Kristen.
d).  Keluarga sebagai Lambang Persekutuan Umat dengan Yesus Kristus

D.3.   PENATALAYANAN KELUARGA KRISTEN

a).  Sumber Daya Keluarga
b).  Pemberdayaan Sumber Daya Pemberian Allah

D.4.   SEKSUALITAS DALAM KELUARGA KRISTEN

a).  Cinta – Kesetiaan - Pengorbanan
b).  Cintailah Isteri dan anak-anakmu !
c).  Tunduklah kepada Suamimu !
d).  Hormatilah ibu – bapamu !

D.5.   ANAK DAN PEMBERDAYAAN

a).  Keluarga adalah inti Gereja / Jemaat
b).  Anak Pemberian Allah
c).  Pendidikan dan Pengajaran Kristen dalam Keluarga
d). Mengarahkan Anak Panah menuju sasaran

D.6.   FUNGSI DAN PERAN KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN GEREJA / JEMAAT

a).  Keluarga Yang Bersekutu
b).  Keluarga Yang Besaksi
c).  Keluarga Yang Melayani         

D.7.   KELUARGA DAN PERUBAHAN SOSIAL-BUDAYA

-----ooo00ooo-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar