DIABETES MELITUS
Oleh
ARIE A. R. IHALAUW
PENYAKIT DAN DAMPAKNYA. Saya adalah penderita DIABETES MELITUS sejak 23 tahun lalu. Penyakit ini definitif dinyatakan Dokter setelah melakukan serentetan pemeriksaan sesuai Surat Majelis Sinode terkait General Check up Pendeta. Pertama kali mendengar hasilnya, saya agak terpukul membayangkan ancaman penyakit yang akan muncul kemudian. Hampir 3 (tiga) bulan suasana psikologis tertekan. Pikiranpun digerogoti rasa takut. Banyak aktifitas makan dihindari. Berat badanpun semakin menyusut. Saya mulai mengkomsumsi dan tergantung pada obat-obat yang disuruh Dokter. Jika sehari saja saya tidak makan obat, muncul perasaan takut akan naiknya tekanan gula darah.
BEBASKAN DIRI DARI RASA TAKUT. So pasti obat-obatan itu baik. Tetapi saya merasa terikat padanya. Sementara saya percaya akan mujizat Allah. Namun sampai hari ini mujizat yang diminta melalui doa tak kunjung tiba. Saya berpikir : “Adakah yang salah dalam doaku ?” Saya berusaha mencari kesalahan pribadi dan menemukan : “Allah menghendaki saya menderita DIABETES MELITUS, agar saya senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.” Sejak saat itu saya mengubah isi permohonan : “YA ALLAH, BERIKANLAH SAYA KEKUATANMU, AGAR SAYA MAMPU BERTAHAN UNTUK MENANGUNG PENYAKIT INI SAMBIL MELAYANI DIKAU.” Setiap hari ucapan doa itu saya lafalkan : BERILAH KEKUATANMU KEPADAKU.
CARA BARU MEMANDANG PENYAKIT. Saya tidak lagi melihat DIABETES MELITUS sebagai musuh yang harus dimusuhi, tetapi selaku teman seperjalanan. DIABETES MELITUS selalu menjadi teman, sehingga saya selalu semakin mendekatkan diri kepada Allah. Saya semakin menggantungkan masa depan hidup pada TUHAN.
SEBUAH KETERBATASAN ALAMIAH. Saya tidak memandang Diabetes Melitus sebagai penyakit, melainkan sebuah KETERBATASAN ALAMIAH yang perlu dikendalikan. Diabetes mellitus bukanlah penyakit, melainkan sebuah kondisi tubuh yang terbatas. Membatasi komsumsi makanan, jadwal bekerja, proses berpikir, dsbnya. Oleh karena itu, saya berusaha sedemikian keras untuk mengatur cara hidup yang sebagai seorang yang bersahabat dengan diabetes mellitus. Kadang-kadang, ketika saya telah mengkonsumsi AMIRIL IV dan GLUKOPAGE sepanjang seminggu, dan mengecek tekanan gula normal, lalu saya berhenti minum obat dan memperbanyak aktifitas olahraga. Cara ini saya jalankan secara regular sampai hari ini. Dan saya tetap menikmati segala sesuatu sama seperti orang yang sehat lainnya. Tetapi jika karena ktifitas berpikir semakin banyak, maka saya akan mengurangi konsumsi makanan yang mampu meningkatkan tensi gula darah. Ternyata 23 tahun telah saya lewati, dan segalanya saya lalui secara wajar. Saya yakin satu hal : TUHAN TIDAK MENYURUH SAYA MEMOHONKAN MUJISAT PENYEMBUHAN, tetapi DIA MENGHENDAKI SAYA SELALU BERSANDAR PADA KEKUATANNYA, SEBAB OLEH KEKUATANNYA, SAYA MENIKMATI PENGUATAN HIDUP SAMPAI HARI INI”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar