Dok-B/004/07-III-12/HOM./ARIE.-
PENGAJARAN – HARI RABU, 14 MARET 2012
JANGAN MENGUNDURKAN DIRI DAN JANGANLAH MELEPASKAN KEPERCAYAANMU
IBRANI X : 32 – 39
NATS PEMBIMBING
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan
apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.
IBRANI X : 38
DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI RABU, 07 MARET 2012
OLEH
PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----
PENGANTAR
“Ingatlah akan masa yang lalu”. So pasti, setiap orang atau keluarga atau bangsa memiliki sejumlah memori (kenangan) perjalanan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang berbagai keadaan yang dialami dalam banyak peristiwa sebelum meninggal dunia. Kalimat itupun, jika, ditulis oleh para pendahulu, ia merupakan sebuah pengajaran bagi generasi kemudian untuk memperhatikan CATATAN-CATATAN BERSEJARAH yang pernah dialami leluhurnya.
Ketika penulis Surat Ibrani menulis : “Ingatlah akan masa yang lalu” kepada warga jemaat kristen-israeli, maka nasihat itu bertujuan mengingatkan orang kristen-israeli, agar mereka sungguh-sungguh mempelajari kembali SEJARAH BANGSA-nya dalam rancangan penyelamatan yang dibuat Allah. Dari situlah orang Kristen-israeli akan mengetahui dan mengerti maksud dan tujuan Allah memanggil (justifikasi) --- mengutus (sanktifikasi) --- mereka ke dalam dunia.
Sekalipun tidak sama, namun rasul Pauluspun berbuat demikian, ketika ia menuliskan suratnya kepada Jemaat di Korintus : “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba” (I Kor. 10 : 11).
Dengan demikian, perikop bacaan yang akan diberitakan dalam KEBAKTIAN RUMAHTANGGA – Hari Rabu, 14 MARET 2012 ini merupakan sebuah PENGAJARAN dan sekaligus NASIHAT kepada warga kristen, sejak Jemaat Kristen Abad I sampai Kristus Yesus datang kembali.
PERIKOP BACAAN
IBRANI X : 31 – 39
31. Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup. 32. Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat, 33. baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34. Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35. Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
PENJELASAN EKSEGETIS
Marilah kita mulai menyimak dan menafsirkan perikop ini ayat demi ayat :
Ay. 31 : Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.
31.a. Ayat 31 ini merupakan NASIHAT DAN PERINGATAN yang dituliskan penulis Surat Ibrani kepada orang-orang kristen-israeli. Mereka tinggal di Yerusalem dan tersebar di perantauan (baik karena alasan ingin berpindah, namun lebih banyak disebabkan penghambatan dan pemburuan yang dilakukan oleh alim ulama Israel -> Sanhedrin).
31.b. “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.” So pasti, NASIHAT DAN PERINGATAN ini dituliskan karena latarbelakang tertentu. Hal itu dicatatkan : “Ingatlah akan masa yang lalu” (Lihat komentar ay. 32)
Ay. 32 : Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,
32.a. “Ingatlah akan masa yang lalu.” Kalimat ini memiliki makna tersurat dan tersirat :
1. MAKNA TERSURAT. Orang kristen-israeli dianjurkan untuk membaca ulang pengalaman perjalanan sejarah karya ibadah bangsanya kepada Allah. Memang benar, leluhur Israel selalu menyelenggarakan ibadah kepada Allah; akan tetapi menurut catatan dalam tradisi kenabian, Allah menolak dan tidak menyukainya. Ibadah itu hanya bertujuan memenuhi azas legalitas yang dituntut Hukum Taurat saja. Salah seorang nabi Abad VII–VI menyatakan : “Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.” (Amos 5 : 22 – 27). Jadi penulis Ibrani ingin mengingatkan, bahwa sikap ibadah seperti itu tidak berkenan bagi Allah. Oleh karena itu, layaklah orang kristen-israeli memperhatikan dan tidak berbuat hal yang sama.
2. MAKNA TERSIRAT. “Masa yang lalu” juga merupakan rentangan waktu pendek sepanjang masa kerja Yohanes Pembaptis sampai masa kerja Yesus Kristus berakhir. Banyak di antara mereka tidak mau mendengar ajakan Yohanes. Malahan mereka saling menghasut untuk membunuh Yesus, orang Nazaret, utusan Allah yang datang untuk menyelamatkan umatNya dari dosa dan membebaskan dari kesengsaraan (bd. Mat. 1:21).
32.b. “… kamu menerima terang …”
1. SEJARAH ISRAEL PERJANJIAN LAMA SEBAGAI CONTOH. Israel adalah umat pilihan, bangsa yang kudus, imamat rajani, umat kepunyaan Allah sendiri. Dia telah memberikan HUKUM TAURAT sebagai TERANG untuk menerangi penyelenggaraan ibadah ritual maupun sosial. Akan tetapi leluhurnya selalu mengkhianati dan melangkahi hukum Allah. Pada akhirnya Israel dihukumNya. Itulah sebabnya penulis Ibrani mengingatkan orang kristen-israeli : “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup !” Orang kristen-israeli patut belajar dari pengalaman leluhurnya, agar mereka tidak tersesat dan menerima murka Allah (bd. I Kor. 10 : 1 – 11 : 1).
2. MAKNA TERANG DALAM TRADISI JEMAAT KRISTEN ABAD I. Jemaat Kristen Abad I memaknai istilah TERANG bukan saja terkait HUKUM TAURAT dan FIRMAN ALLAH dalam Kanon Perjanjian Lama, melainkan jauh lebih mendasar lagi, yakni : YESUS KRISTUS selaku FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA (bd. Yoh. 1 : 1 – 5, 14). Penulis Ibrani menegaskan makna TERANG itu adalah : “ Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,... Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta (bd. Yoh. 1:3). Ia adalah cahaya kemuliaan Allah (bd. Yoh. 1:14b) dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau ! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini ?" (bd. Maz. 2:7; Mat. 3:17) dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku ?" (Ibr. 1 : 1 – 5).
Jadi jelaslah FIRMAN yang adalah PENYATAAN ALLAH disampaikan “pada zaman dahulu Allah berulang kali… berbicara dalam pelbagai cara … dengan perantaraan nabi-nabi,” sekarang “pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.” Dialah TERANG itu. Dialah FIRMAN. Dialah ALLAH sendiri yang sudah diterima, diakui dan diimani orang kristen-israeli.
3. “… kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat.” Oleh karena pengakuan akan Yesus Kristus selaku TERANG ILAHI, mereka mengalami banyak penderitaan (pemburuan dan pembantaian terencana serta bersifat sistematis; Ing. genocide); namun IMAN kepada Yesus Kristus selalu menguatkan, sehingga mereka sanggup “bertahan dalam perjuangan yang berat.”
Ay. 33 : baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian.
* Ayat 33 merupakan contoh kasus di dalam peristiwa-peristiwa bersejarah tentang pederitaan orang kristen-israeli.
Ay. 34 : Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.
34.a. Penulis melukiskan makna kata HARTA secara alegoris antara HARTA YANG DIRAMPAS (harta milik, kekayaan) HARTA YANG LEBIH BAIK dan YANG LEBIH MENETAP SIFATNYA, yaitu : anugerah keselamatan kekal / sorgawi.
34.b. “…kamu menerima hal itu dengan sukacita.” SUKACITA tidak sama dengan KEGEMBIRAAN atau KESENANGAN. Dalam tradisi Jemaat Kristen Abad I itu SUKACITA merupakan kekuatan mental spiritual yang bersumber oleh iman kepada anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Sama seperti Yesus Kristus dengan SUKACITA menerima penderitaan badani dalam keyakinan teguh, bahwa kuasa Allah mampu menulongNya, demikian juga patut dicontohi oleh setiap pengikutNya.
34.c. Sumber SUKACITA itu adalah PENGHARAPAN IMAN. Penderitaan yang dialami di dalam dunia ini tidak dapat dibandingkan dengan HARTA YANG LEBIH BAIK dan YANG LEBIH MENETAP yang akan diterimaNya di dalam kerajaan sorga (bd. ayat 35 -> “besar upah yang menantinya”).
Ay. 35 : Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.
35.a. MAKNA KATA. SEBAB ITU (oleh karena itu). Sama seperti di dalam tulisan-tulisan Paulus, maka penggunaan kata “sebab itu” menunjuk pada hubungan sebab-akibat. Oleh karena orang kristen-israeli “kamu bertahan dalam perjuangan yang berat” (ay. 32), maka mereka menerima “upah yang menantinya” di dalam kerajaan Sorga.
35.b. Upah itu diperoleh, jikalau mereka menanggung ksengsaraan dengan tidak “melepaskan kepercayaan” kepada Yesus Kristus.
Ay. 36 : Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
36.a. KETEKUNAN. Kata dasarnya : TEKUN --> kt. Sifat; kt. Kerja : bertekun, menekuni. Menunjuk pada KEKUATAN BATIN yang bersumber dalam PENGHARAPAN IMAN akan KUASA Allah seperti yang dinyatakanNya melalui karya Yesus Kristus. Di dalamnya Rohkristus bekerja membangkitkan KEMAUAN (motivasi) yang selalu menguatkan orang kristen-israeli BERTAHAN TERUS MENERUS (arti konkrit dari KETEKUNAN) dalam keadaan menderita.
36.b. “…sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Yang dimaksudkan dengan APA YANG DIJANJIKAN adalah UPAH (ay. 35) atau HARTA YANG LEBIH BAIK DAN YANG LEBIH MENETAP SIFATNYA (ay.34), yakni : duduk dalam kerajaan Allah bersama Yesus Kristus (Ibr. 1:3).
36.c. HARTA YANG LEBIH BAIK atau UPAH itu diterima, setelah mereka “kamu melakukan kehendak Allah.” Sama seperti seorang pekerja menerima upah kerja setelah selesai mengerjakan pekerjaan yang disuruh atasanya, demikian pula orang beriman.
Ay. 37 : "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
* “…sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang…” Inilah pemahaman Jemat Kristen Abad I tentang KEDATANGAN (Yun. POROUSIA) Kristus Yesus. Ada semacam pemahaman, bahwa WAKTU (SAAT) kedatangan Yesus Kristus akan SEGERA terjadi. Dengan kata lain “sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya” sebelum orang-orang kristen-israeli yang menderita itu mengalami kematian jasmani.
Pentafsiran yang keliru ini juga yang melatarbelakangi penulisan Surat Tesalonika oleh Rasul Paulus (I Tess. 4 – 5).
Ay. 38 : Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."
38.a. “…apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.” Penulis Surat Ibrani sengaja menegur dan mengingatkan orang kristen-israeli, agar mereka “tekun (ay.36) dan bertahan dalam perjuangan yang berat (ay.32).” Jangan mengundurkan diri pada saat penderitaan itu melanda. Kalimat “jangan mengundurkan diri” sama maknanya dengan “janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu” (ay. 35). Sebab “perjuangan yang berat” itu telah membuat beberapa orang kristen-israeli mencari jalan sendiri, melepaskan kepercayaannya, agar terbebas dari sengsara. Yang dimaksudkan PENGUNDURAN DIRI : petama, melepaskan kepercayaan dan kedua, keluar dari persekutuan orang-percaya-yang-setia. Allah tidak berkenan kepada orang-orang seperti itu.
38.b. “Orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman” (bd. Hab. 2:3-4).
Penulis surat Ibrani mendudukkan “benar” (Yun. dikaios) dan “iman” (Yun. pisteos) menjadi padanan kata yang saling mendukung.
1. “OrangKu yang BENAR” (Yun. DIKAIOS) : orang yang melakukan kebenaran, yang menjalankan kehidupannya seturut kehendak Allah (Lih. komentar ayat 36b)
2. “OrangKu yang hidup oleh IMAN” (Yun. PISTEOS) : orang yang selalu bergaul akrab dengan Allah, yang selalu membina dan memelihara hubungan baik dan benar dengan Allah, yang selalu menjaga kekudusan hidupnya, yang berharap akan janji janji Allah (Lih. komentar 36c).
IMAN, menurut penulis surat ini, adalah DASAR dari segala sesuatu yang kita HARAPKAN dan BUKTI dari segala sesuatu yang TIDAK KITA LIHAT (Ibr. 1:1). Kata DASAR dan BUKTI menunjuk pada satu KEBENARAN ALLAH, yakni : YESUS KRISTUS. Dia adalah PERANTARA, CAHAYA KEMULIAAN, GAMBAR WUJUD ALLAH (Ibr. 1:1-4). JANJI-Nya adalah DASAR dari PENGHARAPAN KRISTEN yang telah ter-BUKTI-kan dalam kematian-kebangkitanNya, meski KITA TIDAK MELIHAT peristiwa itu.
Pemahaman iman seperti ini membuka wawasan baru ke masa depan yang dijanjikan dan diciptakan Allah dalam peristiwa kedatangan (Yun. porousia) Yesus selaku Messiah, di mana orang-orang kristen yang bertahan dalam penderitaan yang berat akan menerima upah sorgawi, sama seperti leluhur beriman yang diceritakan (Ibr. 11:1-40).
Gambaran dari orang-orang benar yang hidup oleh iman itu diuraikan dalam pasal 11 : 1 – 40. Dengan demikian menurut penulis surat ini, ORANG-ORANG YANG BERGAUL AKRAB DENGAN ALLAH DENGAN MENJALANKAN KEBENARAN SETURUT KEHENDAK ALLAH SERTA SELALU MENGHARAPKAN AKAN JANJINYA, MEREKA ITU AKAN MENERIMA HARTA (UPAH) YANG LEBIH BAIK DAN YANG LEBIH BERSIFAT MENETAP.
APLIKASI KONTEKS MASAKINI
Berbagai masalah sedang dan akan dihadapi Gereja dan warga jemaat masakini dan watktu mendatang, disebabkan perbedaan keyakinan iman. Saya mengelompokkan ke dalam 2 (dua) aspek :
1. EKSTERNAL PRESSURE
1.1. Fenomena sosial menunjukkan bahwa tekanan eksteran secara terencana dilancarkan “kelompok mayoritas” terhadap berbagai institusi gerejawi. Alasan yang dikemukakan secara tersurat dihubungkan pada dinamika dan kondisi sosio-politik dalam negeri; padahal di balik semuanya itu ada skenario khusus yang bertujuan menghambat pesatnya pertumbuhan dan pertambahan jumlah marginal perpindahan keyakinan.
1.2. Beberapa orang kristen tidak segan “melepaskan kepercayaan” (ay.35), dikarenakan “perjuangan yang berat” (ay.32) untuk memperoleh status sosial dan jabatan penting.
1.3. Beberapa orang kristen lain juga “melepaskan kepercayaan” (ay.35), karena hubungan percintaan.
2. INTERNAL PRESSURE
2.1. Sementara mengalami tekanan dari luar (external pressure) muncul berbagai persoalan dalam denominasi gerejawi. Hubungan ekumenis yang kurang baik / harmonis antar deniminasi gerejawi semakin marak.
2.2. Hubungan antar manusia (humanrelationship) dalam Gereja/Jemaat kurang berjalan mulus. Kesombongan rohani semakin menjadi jadi, juga muncul kelompok kepentingan yang ingin menguasai kehidupan berjemaat, tanpa memperhatikan kebutuhan banyak warga jemaat.
2.3. Acapkali muncul friksi di kalangan para pelayan (presbiter).
2.4. Ada pula warga atau pelayan yang mengundurkan diri dari persekutuan maupun jabatan pelayanan, karena alasan-alasan yang kurang jelas.
Kondisi seperti ini membawa dampak desktruktif bagi pertumbuhan iman serta perkembangan (kemajuan) misi Gereja.
Ay. 39 : Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.
RENUNGAN SINGKAT
Saudara – saudara yang dikasih Yesus Kristus !
Keputusan untuk menjawab ajakan Yesus Kristus sebagaimana dituliskan oleh penulis Injil Matius, yang berbunyi : “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan” (Mat. 11:28-30),tidak menempatkan kehidupan kristen seperti yang dibayangkan seorang manusia duniawi. Justru sebaliknya orang-kristen-yang-setia mengalami banyak kesengsaraan oleh karena imannya. Banyak pergumulan Gereja dan orang-kristen-yang-setia setiap saat dapat dibaca dan didengar melaui media cetak dan elektronik, seperti :
1. Perkembanngan lima belas tahun terakhir ini, di mana Gereja dan orang-kristen-yang-setia dilanda berbagai penderitaan di Indonesia, sejak UUD 1945 diamandemen dan otonomi daerah diperluas. Misi Gereja dan orang-kristen-yang-setia mengalami penghambatan di mana-mana oleh sekelompok orang yang memakai agama sebagai senjata pembunuh masal. Kita menyaksikan dan merasakan tekanan luar biasa karena perlakukan diskriminatif pada banyak bidang pekerjaan. Seakan-akan orang-kristen-yang-setia adalah warga Negara Indonesia kelas dua.
2. Kita menyaksikan beberapa orang-kristen-yang-tidak-setia meninggalkan / melepaskan kepercayaan imannya kepada Yesus Kristus, hanya dikarenakan ingin memuaskan diri oleh dorongan hawa-nafsu kedagingan dengan alasan perkawinan (cinta), pekerjaan, status sosial, pangkat, jabatan dan lain-lain sejenisnya.
3. Ada pula yang mengundurkan diri dari persekutuan, dan juga melepaskan / meninggalkan jabatan pelayanan, hanya dikarenakan alasan-alasan pribadi, tersinggung, tidak senang atau tidak suka terhadap rekan sepelayanan, benci kepada rekan sepersekutuan, dan lain-lain sebagainya.
Pergumulan atas penderitaan tersebut memunculkan pertanyaan : APAKAH MAKSUD YANG TERKANDUNG DALAM RENCANA Allah bagi Gereja dan orang-kristen-yang-setia di Indonesia ? Kadang kita menjadi bingung dan putus, karena tidak menemukan jawaban Allah. Marilah kita menyimak kesaksian penulis Surat Ibrani tentang pergumulan orang kristen-israeli pada awal sejarah pertumbuhan Jemaat Kristus.
Saudara-saudara yang dikasihi Yesus Kristus,
Penulis surat Ibrani mencatat sejarah pertumbuhan Jemaat Kristus Abad I, di mana orang-kristen-yang-setia diburu dan dibantai serta kekristenan mengalami penghambatan. Ia menuliskan : “Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita … dalam perjuangan yang berat, … kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan,… ketika harta kamu dirampas ...” (10:32-34). Menghadapi masalah tersebut, penulis surat Ibrani menasihati : “Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya" (Ibr. 10:38). Oleh karena itu, Gereja dan orang-kristen-yang-setia tetap berjuang mempertahankan pengakuan imannya kepada Allah dalam nama Yesus Kristus.
Penulis surat Ibrani menganjurkan kita untuk mempelajari pertumbuhan Jemaat Kristus “masa yang lalu.”(10:32). Ada beberapa orang-kristen-yang-tidak-setia. Mereka mencari keuntungan sendiri, mencari jalan keluar atas penderitaan, lalu melepaskan kepercayaan imannya. Orang-orang kristen seperti ini tidak berkenan kepada Allah (10:38). Orang-orang kristen seperti ini kurang belajar mengenai pengorbanan Yesus Kristus. Rasul Petrus mengatakan : “Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian…” (I Pet. 4:1a). Artinya, jika kita mengambil keputusan untuk percaya kepada Yesus Kristus, maka kita juga selayaknya belajar meneladani Dia. Kita belajar memikul salib seperti yang diperlihatkan oleh Dia. Kita belajar menjalani jalan salib yang pernah dilalui Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Kita harus belajar dari Yesus Kristus. Semasa hidupnya Ia mengalami berbagai keadaan berbahaya : dibenci, dikejar untuk dibunuh, diusir dari kampung halaman, hidup berpindah-pindah tempat dan sebagainya. Keadaan bahaya itu tidak menciutkan hati dan meresahkan pikiranNya. Justru di dalam ketegangan jiwaNya, Yesus semakin memperlihatkan kesetiaan kepada Allah. Ia taat memberitakan kehendak BapaNya baik dalam perbuatan maupun perkataan, sekalipun di bawah ancaman kematian. Ia tidak meninggalkan kepercayaanNya kepada Allah, sebab Yesus yakin benar, bahwa Allah Bapa memeliharaNya.
Kita juga harus percaya, bahwa perjuangan menghadapi sengsara memerlukan kekuatan spiritual yang kokoh. Dan, hal itu hanya dapat ditemukan, jika kita bergaul akrab dengan Allah. Dia akan memberikan kekuatan spiritual, sehingga kita mampu menanggung kesengsaraan bagi kemuliaan-Nya (bd. Plp. 3:11 -> “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”). Dia, TUHAN, Allah kita, akan memberikan jalan keluar dari masalah hidup kita (I Kor.10:13c -> “Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”).
SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN / PENGAJARAN FIRMAN ALLAH
SALAM DAN HORMAT
DARI
PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar