ALKITAB DAN FIRMAN ALLAH
MENGENAL DAN MENELAAH BERBAGAI
PENDAPAT ORANG KRISTEN TENTANG ALKITAB.
MEDAN – 23 MARET 2012
OLEH
ARIE A. R. IHALAUW
Put’ra Sang Fajar
-----ooo00ooo-----
MAKSUD DAN TUJUAN ARTIKEL INI. Artikel ini tidak bermaksud membahas kajian teologi tentang ALKITAB dan KANONISASI-nya, karena pekerjaan itu merupakan tugas mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi Jurusan BIBLIKA. Artikel singkat ini bertujuan mengantar pembaca (warga gereja), agar ia mampu menjawab pertanyaan : APAKAH ALKITAB ITU ? secara sederhana serta dapat dimengerti oleh “orang lain.”
APAKAH ALKITAB ITU ? Pertanyaan ini perlu dibahas dari beberapa sudut pandang. Saya hanya memilih 2 (dua) saja :
A. BAHASA
ALKITAB merupakan kata majemuk jadian, yang berasal dari kosa kata Bahasa Arab, yakni
1. Kata penunjuk AL artinya ITU (English word – article : THE), bukan AL dalam peng-arti-an ALLAH.
2. Kata KHITAB. Umumnya kosa kata dalam rumpun bahasa semit (Aram – Ibrani – Arab) dituliskan tanpa vokal (huruf hidup). Terkait cirri khas itu, kata KHITAB ditulis dalam bentuk konsonan (huruf mati) CH_T_B. Di antara konsonan itu dapat diisikan vokal, supaya huruf itu berbunyi, menjadi :
2.a. CHaTiB berarti “orang yang menyampaikan berita, pembawa pesan, yang menyampaikan pidato.”
2.b. CHeTuBah berarti “khotbah, uraian ilmiah, pesan, kabar berita” (salah satu buku dalam Perjanjian Lama diberi judul : al-CHaTiB, yang sekarang disebut KITAB PENGKHOTBAH).
Dengan demikian arti kata ALKITAB menurut penjelasan kata berarti : KUMPULAN URAIAN, PIDATO, PESAN, KABAR BERITA YANG DISAMPAIKAN OLEH PEMBERITA (Orator, Pekabar, Pembawa pesan). Selanjutnya, akan muncul kesan bahwa pada mulanya KABAR-BERITA (pidato, pesan, uraian) adalah sejumlah pemikiran yang dikemukakan dalam ucapan-ucapan (secara lisan) di hadapan banyak orang. Di kemudian hari ucapan-ucapan itu disalin dalam bentuk tertulis, yang disebut KITAB. Jadi kata ALKITAB berarti : SALINAN TERTULIS DARI UCAPAN-UCAPAN ITU. Inilah yang disebut TRADISI (sesuatu yang diwariskan dari generasi lama ke generasi baru).
B. PEMAHAMAN TEOLOGI
Arti kata TEOLOGI secara hurufiah dialibahasakan dari kosa kata Yunani : THEO = ALLAH dan LOGOS = KATA, UCAPAN, FIRMAN, SABDA, KALAM. Jika kata majemuk jadian itu -- AL-KITAB -- dimaknai secara teologis, maka muncul peng-arti-an baru, yakni : SALINAN (catatan-catatan tertulis) tentang UCAPAN-UCAPAN ALLAH YANG DIKABARKAN OLEH PARA PEMBERITA. Dalam hal ini kata AL di depan kata KITAB diartikan sama dengan ALLAH.
Penjelasan butir A – B inilah yang melatarbelakang kalangan fundamentalis dalam AGAMA-AGAMA LANGIT (Yahudi – Kristen – Islam) berpandangan, bahwa ALKITAB maupun AL-QUR’AN ADALAH (sama dengan) FIRMAN ALLAH / UCAPAN-UCAPAN ILAHI. Oleh karena itu, kalangan fundamentalis Islam menyatakan, bahwa SELURUH TULISAN-TULISAN YANG TERMUAT DALAM AL-QUR’AN : huruf, kata, kalimat, tanda baca diturunkan Allah dari sorga secara langsung; dan kalangan fundamentalis kristen berpendapat : ALKITAB UCAPAN-UCAPAN YANG DIWAHYUKAN ALLAH DAN MANUSIA MENULISKAN SAJA SESUAI ASLINYA.
UPAYA PENCERAHAN. Pandangan kalangan fundamentalis ini telah mempengaruhi hampir seluruh pikiran warga (lapisan akar rumput) pada kalangan Agama-Agama Langit untuk tidak boleh mempertanyakan proses penyalinan / penulisan ucapan-ucapan ilahi tersebut. Akibatnya, bertumbuhlah iman yang membabi buta, tanpa pertimbangan akalbudi, sehingga manusia bersifat fanatik-ekstrim serta mendorong lahirnya tindakan anarkhis (brutal) dalam relasi antar umat beragama.
Oleh karena TUJUAN PENCERAHAN PEMIKIRAN (wawasan / cakrawala berpikir), saya mengajak pembaca menelaah beberapa kasus cerita dalam Alkitab :
KASUS I – PERCAKAPAN ULAR (IBLIS) DAN MANUSIA-PEREMPUAN
Jika kita membaca percakapan manusia-perempuan (Eva / Hawa / Siti Hawa) di dalam Kitab Kejadian 3, maka kita akan menemukan ucapan Iblis, yang disimbolkan ULAR : “Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan ?”… dan seterusnya (3 : 1 – 5). Muncul pertanyaan : JIKALAU KITA BERPNDANGAN, BAHWA ALKITAB ADALAH KUMPULAN TULISAN TENTANG UCAPAN-UCAPAN ALLAH :
a. Apakah UCAPAN ULAR / IBLIS kepada manusia-perempuan itu dapat disebut FIRMAN ALLAH ?
b. Apakah Allah mewahyukan pikiranNya ke dalam benak Iblis, agar makhluk itu menggoda / mencobai manusia ?
c. Apakah kejatuhan manusia telah direncanakan oleh Allah yang memakai Iblis (Ular) untuk melaksanakannya ? (band. juga percakapan Iblis dan Allah dalam Kitab Ayub psl 1) Silahkan didiskusikan bersama sekelompok teman anda.
KASUS II – NAMA PEMBERITA DAN LELUHURNYA.
Hampir dapat dipastikan, bahwa dalam setiap kitab tertulis nama pemberita (nabi) dan asal usulnya. Katakanlah sebuah contoh saja : KITAB AMSAL. Tertulis demikian “Amsal-amsal SALOMO bin (anak laki-laki milik) DAUD, RAJA ISRAEL” (Ams. 1 : 1). Jika dihubungkan dengan peristiwa sejarah dunia, maka kita akan menemukan nama SALOMO (Suleman) sebagai RAJA dari Kerajaan Israel Raya di Timur Tengah Kuno. Dia adalah ANAK LAKI-LAKI (Ibr. ben; Arb. bin; Arm. Bar) dari keturunan DAUD. Muncullah pertanyaan :
1. Apakah Kerajaan Israel Raya berlokasi di langit (sorga) ? Padahal kita hanya mengetahui, bahwa di sana hanya ada Kerajaan Sorga.
2. Apakah nama Raja dari Kerajaan Sorga itu adalah SALOMO ? Padahal kita percaya, bahwa nama pemilik kerajaan sorga adalah Allah.
3. Jika nama raja itu adalah Salomo dan ayahnya, Dud, maka sudah pasti catatan Amsal 1 : 1 berhubungan erat dengan Kerajaan Israel yang terletak di Timur Tengah Kuno. Lantas … apakah hubungannya penulisan Kitab Amsal dan UCAPAN-UCAPAN ALLAH ? Bukankah isinya menguraikan pengalaman dan pemikiran Salomo tentang cara hidup manusia di atas bumi ?
Saya tandaskan ulang ! Artikel ini bertujuan mengantar pembaca untuk memasuki pemahaman tentang ALKITAB dan KANONISASI-nya. Bukan untuk meragukan keyakinan iman pembaca terhadap OTORITAS ALKITAB dalam kehidupan persekutuan umat kristen.
SELAMAT BELAJAR MENCARI PIKIRAN ALLAH
Penulis
ARIE A R IHALAUW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar