Rabu, 14 Maret 2012

PEMELIHARAAN ALLAH -> Rancangan Pemberitaan Firman pada Hari Minggu, 18 Maret 2012



Dok-A/001/15-III-12/HOM./ARIE.-
PENGAJARAN – HARI MINGGU, 18 MARET 2012

PEMELIHARAAN ALLAH
KARYA PENYELAMATAN ALLAH

KEJADIAN VII : 1 – 9

NATS PEMBIMBING

Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya

KEJADIAN VII : 5

DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI RABU, 14 MARET 2012

OLEH
PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----

PENGANTAR

Sepanjang perjalanan orang Kristen, acapkali ada pemahaman bahwa Allah memberkati kehidupan, karena doa yang dinaikkan kepadaNya. Jika pandangan seperti ini dibenarkan, maka orang Kristen telah menjadikan Allah selaku pembantu (jongos, babu) yang selalu wajib memenuhi semua kebutuhan. Tidak jauh berbeda dari sikap penganut budaya-agama-suku (animism – dinamisme – pantheon) memperlakukan dewa-dewinya. Allah seperti itu diatur dan ditentukan fungsi-perannya oleh manusia. Padahal Alkitab bersaksi, bahwa TUHAN, Dialah Allah, penguasa alam semesta dan isinya, karena Dialah Pencipta. Yesaya mengatakan : “… tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini” (Yes. 45:6b-7).

Alkitab, sebagai sebuah tradisi keagamaan, bertujuan memberikan kesaksian tentang Allah yang menjadikan segala sesuatu dalam alam semesta menurut kehendakNya sendiri. Dia juga memelihara dan menatatertibkan alam semesta, agar mencapai tujuan penyelamatan yang telah direncanakanNya sebelum langit dan bumi diciptakan. Para penulis kitab-kitab di dalam Alkitab menuliskan tradisi lisan ke dalam bentuk tulisan, agar tiap generasi menyimak dan mengerti, bahwa tanpa Allah tidak ada kemungkinan bagi siapapun untuk menikmati HIDUP. HIDUP adalah pemberian Allah. HIDUP bersumber pada Allah (“Sebab pada-Mu ada sumber HAYAT (HIDUP), di dalam terang-Mu kami melihat terang.” -> Maz. 36 : 10). HIDUP itu tidak bertindih tepat pada arti kata NAFAS. Sebab jika HIDUP sama artinya dengan NAFAS, maka pada saat manusia meninggal dunia, ia kehilangan HIDUP-nya. NAFAS hanyalah salah satu indikator (tanda) ke-HIDUP-an. Ia bukan HIDUP SEJATI, yang sesungguhnya. Menurut kesaksian Alkitab, HIDUP SELALU ADA DI DALAM HUBUNGAN BAIK DENGAN ALLAH. DALAM HUBUNGAN BAIK ITU TERBENTUKLAH PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH. OLEH KARENA ITULAH, ALLAH MENGALIRKAN KEKUATAN HIDUP (ROH; Ibr. RUACH-ELOHIM), SEHINGGA MANUSIA DISEBUT MAKHLUK YANG HIDUP.

PERIKOP BACAAN
KEJADIAN VII : 1 – 9

1.   Berfirmanlah TUHAN kepada Nuh : "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini.

PENJELASAN

a.   Kata kerja “masuklah” menunjuk pada “ajakan” Allah kepada Nuh dan keluarganya, karena Dia melihatnya melakukan apa yang benar, tepat seperti yang diperintahkan Allah (bd. 7:22), meskipun ia tinggal di dalam lingkungan sosial yang jahat (bd. 6:1-8).

b.   Kej. 7 : 1 ini merupakan bagian yang terhubung erat pada Kej. 6 : 22 “Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

2.   Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya;
3.   juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpelihara hidup keturunannya di seluruh bumi.
8.   Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi,
9.   datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh.

            EKSPOSISI

      Ayat 2–3 ini, sebaiknya, dilanjutkan ke ayat 8–9, karena kedua ayat terakhir ini merupakan keterangan tambahan yang menjelaskan ay. 2–3.     

      PENJELASAN

      Ayat 2 – 3 berhubungan dengan Kej. 6 : 19 – 20 “Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa. Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.” Kemudian ditambahkan ke dalam Kej. 7 : 2 istilah “binatang yang tidak haram” dan “binatang yang haram,” agar sesuai dengan Im. 11 : 1 – 47 tentang Hukum Halal – Haram.

a.   KESELAMATAN. Keikutsertaan binatang dalam bahtera menunjuk pada makna keselamatan (supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau) yang dikaruniakan Allah kepada ciptaan.

b.   REPRODUKSI. Jenis binatang-binatang yang dibawa Nuh itu “satu pasang,” jantan-betina, supaya setelah banjir bandang kering, maka binatang-binatang itu dapat bereproduksi. Kata “satu pasang” menunjuk pula pada penciptaan binatang-binatang pada hari ke – 6 (Kej. 1:20-25; 2:20).

c.   BINATANG HARAM DAN HALAL. Allah menyuruh Nuh membawa binatang haram dan halal berhubungan erat dengan persembahan korban, supaya apabila daratan menjadi kering, dan Nuh dapat mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan kepada Allah.

4.   Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu."

      PENJELASAN

Perjanjian Baru, khususnya Kitab Injil Lukas, menggunakan tradisi ini untuk dikaitkan pada peristiwa menjelang KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH (“Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia : mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua” – Luk. 17:26-27), di mana kejahatan manusia semakin meningkat. Pada saat itu, sama seperti zaman Nuh, hukuman Allah dijalankan.

5.   Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya.

      EKSPOSISI

`     Ayat ini berhubungan dengan Kej. 6 : 22Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

            PENJELASAN

            Rumusan ini selalu mengingatkan kita pada SIKAP IMAN dari setiap bapa-bapa leluhur Israel. (bandingkan sikap Abraham -> Kej. 12 : 1 – 6; 22 : 1 – 19).

6.   Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.
7.   Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu.

      PENJELASAN

      Penulis tidak bermaksud memakai tradisi lisan tentang banjir bandang atau AIR BAH untuk membenarkan peristiwa sejarah pembentukan bumi pada masa PALEISTOSEN, sebagaimana pembuktian arkheologis. Itu bukan tujuan penulis Kitab Kejadian. Tradiri lisan ini digunakan untuk menyatakan kemahakuasaan dan kesucian Allah yang menghukum manusia, karena “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.” (Kej. 6:5-6).

-----ooo00ooo-----

POKOK – POKOK TEOLOGI

A.   MELAKUKAN FIRMAN ALLAH. Allah menyelamatkan dosa dan menyelamatkan manusia --- NUH SEKELUARGA --- yang bergaul akrab dengan Dia (Kej. 7:1 -> “Berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: "Masuklah ke dalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini”).

      BERGAUL AKRAB DENGAN ALLAH. Nuh dan seisi rumahnya diselamatkan, karena Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah” (bd. 6:9). Penulis Kitab Kejadian (6:8) menuliskan : Nuh mendapat kasih karunia Allah.

      Pernyataan di atas menegaskan, bahwa Allah tidak memberikan KASIH KARUNIA (BERKAT) karena doa yang dinaikkan oleh Nuh, melainkan karena Allah melihat Nuh MELAKUKAN SEGALA PERINTAH-Nya serta HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH. Meskipun Nuh rajin berdoa, namun tidak melakukan firmanNya, mustahil Allah menyelamatkan dia.

B.   HIDUP DI TENGAH-TENGAH LINGKUNGAN YANG TIDAK SEHAT. Nuh dan keluarganya tinggal dalam lingkungan masyarakat yang kurang / tidak sehat. Akan tetapi ia tidak melebur dan menjadi serupa dengan orang-orang jahat pada zamannya. Ia selalu “HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH” serta “MELAKUKAN PERINTAH-PERINTAH-Nya.” Hal itu membentuk karakter dan kepribadian yang disukai Allah.

      APLIKASI

      Rasul Paulus juga menasihati Jemaat Kristus yang diinjilinya, agar mereka tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Rom. 12:2 -> “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”), meskipun mereka tinggal di dalam dunia. Warga Jemaat Kristus, selayaknya, memberi diri dipimpin oleh Rohkristus (Gal. 5:25), agar mereka roh dan pikiran mereka dibaharui (Eps. 4:23) sercara terus menerus (Kol. 3:10). Dengan demikian mereka dapat membedakan “manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” serta bergaul akrab dengan Allah, supaya pada waktu Allah menghukum dunia ini karena dosa dan keselahannya, maka Jemaat Kristus akan diselamatkanNya.

C.   BAHTERA. Bahtera merupakan miniatur dari alam semesta yang diselamatkan Allah. Di dalamnya kehidupan semua makhluk dipelihara dan dilindungi Allah.

      APLIKASI.

      Miniatur ini dipakai oleh para penulis Perjanjian Baru, khususnya Petrus (I Pet. 3:20) dan Surat Ibrani (11:7), melukiskan persekutuan orang-percaya-yang-setia yang diselamatkan Allah.

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN FIRMAN

SALAM DAN HORMAT

DARI PUTRA SANG FAJAR
ARIE IHALAUW
 
-----ooo00-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar