Sabtu, 03 Maret 2012

UNDANGAN DARI KERAJAAN ALLAH -> Lukas 14 : 15 - 24


Dok-B/002/03-III-12/HOM./ARIE.-
PENGAJARAN – RABU, 07 MARET 2012

UNDANGAN DARI KERAJAAN ALLAH

LUKAS XIV : 15 – 24

NATS PEMBANDING

Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara
dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

LUKAN 13 : 29   


DITULISKAN DI
MEDAN – SUMATERA UTARA
HARI SELASA, 03 MARET 2012

OLEH
PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----

INJIL LUKAS XIV

15. Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus : "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." 16. Tetapi Yesus berkata kepadanya : "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. 17. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan : Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. 18. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya : Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 19. Yang lain berkata : Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 20. Yang lain lagi berkata : Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 21. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya : Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. 22. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. 23. Lalu kata tuan itu kepada hambanya : Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. 24. Sebab Aku berkata kepadamu : Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."

PENJELASAN

Injil–Injil Sinoptis (Markus–Matius–Lukas) acapkali menuliskan pengajaran Tuhan Yesus dengan menggunakan metode / cara PERUMPAMAAN (KOMPARASI), di mana Dia membandingkan sikap yang sedang dilakukan, dan apa yang seharusnya dikerjakan. PERUMPAMAAN JAMUAN MAKAN merupakan cerita yang dipakai Tuhann Yesus untuk menjelaskan tentang KERAJAAN ALLAH.

BAHAGIAN I

1.   PERJAMUAN

1.a.  Si pemilik pesta.

Menurut Tuhan Yesus, PEMILIK PESTA JAMUAN MAKAN itu adalah Allah. Dia juga PEMILIK KERAJAAN SORGA. Ia mengundang “orang banyak” untuk menghadiri pesta tersebut.

1.b. Perjamuan Makan Gratis

JAMUAN MAKAN itu mengandaikan KESELAMATAN yang dianugerahkan Allah kepada umatNya, Israel.  JAMUAN MAKAN itu bersifat cuma – cuma, gtatis, tidak dibayar. Allah yang menyediakannya (ay. 17 -> Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap).

1.d. Tamu yang diundang

d.1. ISRAEL SEBAGAI UMAT PILIHAN. Istilah “orang banyak” (ay. 16) tidak ditujukan Lukas pada orang-orang di luar umat Israel. Istilah tersebut menunjuk pada Israel sebagai umat pilihan Allah. Israel adalah “orang-orang khusus, pilihan Allah”. Merekalah yang pertama-tama diundang oleh Allah untuk merayakan pesta jamuan KESELAMATAN yang dikerjakanNya.

d.2.  ORANG-ORANG NON-ISRAELI. Dikarenakan Israel menolak undangan itu, maka Allah menyuruh utusanNya (rasul-rasul dan pekabar Injil dalam Perjanjian Baru) untuk memanggil  orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh” (ay.21) serta “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh” (ay. 23) untuk merayakan pesta. Jadi, sesungguhnya, ada 3 (tiga) jenis orang yang diundang :

d.2.1.  Kelompok pemuka masyarakat dan pemuka agama Israel, tetapi mereka menolak undangan Allah;
d.2.2.  Orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh” (ay.21). Mereka ini dianggap orang-orang yang tidak layak ataupun orang berdosa yang dikucilkan dari pergaulan masyarakat Israel.
d.2.3.  Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh” (ay. 23). Mereka ini adalah bangsa-bangsa yang tidak menyembah Allah Israel, yakni : orang-orang non-Yahudi yang menerima undangan Allah (atau juga disebut menerima Injil Kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yesus Kristus).

2.a.  ALASAN YANG DIBUAT – BUAT (Ay. 18 – 20)

a.1. Yang pertama berkata kepadanya : Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
a.2.  Yang lain berkata : Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
a.3.  Yang lain lagi berkata : Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.

Melalui alasan-alasan itu Lukas, si penulis Injil, ingin mengungkapk motovasi yang melatar belakangi penolakan/ ketidak hadiran orang-orang yang diundang menghadiri pesta jamuan makan.

2.b. APLIKASI.

Acapkali kita menemukan berbagai alasan yang dikemukakan seseorang yang tidak menghadiri undangan, seperti :

b.1. Musim hujan….
b.2.  Undangan disampaikan terlambat, sebaiknya seminggu sebelumnya.
b.3.  Pekerjaan / urusan keluarga yang tidak dapat ditinggalkan,…
b.4.  dan lain-lain sejenisnya.

dijadikan dasar untuk menjawab pertanyaan si pengundang. Padahal jikalau alasan-alasan tersebut dikaji secara mendalam, kemungkinan besar, ada motivasi tertentu.

3.     UTUSAN ALLAH

3.a.  NABI – NABI. Menurut kesaksian Perjanjian Lama, utusan-utusan yang disuruhNya adalah para nabi. Mereka ini berperan menegur, mengajak dan memanggil Israel untuk kembali kepada Allah, apabila umat itu telah tersesat. Akan tetapi Israel tidak mau mendengar suara nabi-nabi. Malahan, sebaliknya, mereka membunuh utusan-utusan itu.

3.b.  YESUS KRISTUS, TUHAN DAN PEMIMPIN (Kis. 2:36). Menurut kesaksian Perjanjian Baru, puncak sejarah keselamatan dikerjakan Allah sendiri yang datang menemukan umat di dalam nama Yesus (bd. Mat. 1 : 21 -> DIA YANG AKAN MENYELAMATKAN UMATNYA).

3.c.  SEJARAH PERTUMBUHAN GEREJA. Menurut penulis Injil Lukas, setelah Yesus menyadari, bahwa Israel menolak undangan untuk merayakan JAMUAN KESELAMATAN yang dikerjakan Allah, maka Yesus menyuruh (mengutus) utusannya, yaitu : MURID-MURID (rasul dan pengikutNya) untuk mengundang orang-orang buta, orang-orang miskin, orang-orang cacat, dan orang-orang lumpuh (ay.21). Akan tetapi jumlah undangan itu belum memenuhi tempat yang disediakan; maka Dia menyurung MURID-MURID untuk “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh” (ay. 23).

BAHAGIAN II

GAGASAN TENTANG JAMUAN MAKAN.

1.  PERUMPAAN. Di atas telah dijelaskan ringkas, bahwa Tuhan Yesus  juga memakai PERUMPAMAAN menjadi metode / cara pengajaran untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Tujuannya, agar para pendengar dapat mengerti dan membanding isi ajaranNya serta membandingkan dengan apa yang telah didengar dari pemuka agama. Cerita tentang PESTA JAMUAN MAKAN ini merupakan lanjutan cerita yang terdapat dalam LUKAS XIII : 29 -> “Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.

2.  LATARBELAKANG. Salah satu fenomena sosial yang melatarbelakangi perumpamaan ini adalah PESTA PERAYAAN KEMENANGAN PERANG. Umumnya seorang raja akan mengirim pasukan perang untuk menaklukkan dan memperluas wilayahnya. Jika pasukan perang selamat dan kembali dengan membawa kemenangan, maka ia akan disambut penuh sukacita. Sang raja mengadakan PESTA JAMUAN MAKAN untuk merayakan kemenangan. So past, ia akan mengundang kaum bangsawan dan rakyat untuk mengikuti umacara itu.

3.  GAGASAN LUKAS. Menurut Lukas, Allah telah memanggil dan mengutus Israel pada masa Perjanjian Lama untuk melaksanakan Ibadah kepadaNya. Ibadah itu bertujuan menghadirkan damai-sejahtera dan sukacita, keadilan dan kebenaran, kasih-sayang dan rachmat-kebaikan dari Allah ke atas kehidupan manusia dan alam semesta. Akan tetapi para pelayan / hamba TUHAN (nabi-nabi) dibantai dan dibunuh.

     Akhirnya TUHAN Allah sendiri datang menemui umatNya, Israel. NamaNya : YESUS (Mat. 1:21 -> DIA YANG AKAN MENYELMATKAN UMATNYA). Dialah, HAMBA TUHAN (Ibr. Ebed YHWH) yang membawa KABAR SUKACITA atau BAIK, yakni : Injil Kerajaan Allah, bagi umat Israel, seperti yang dikutipNya : "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan KABAR BAIK kepada ORANG-ORANG MISKIN; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada ORANG-ORANG TAWANAN, dan penglihatan bagi ORANG-ORANG BUTA, untuk membebaskan ORANG-ORANG TERTINDAS, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk. 4:18-19).

     PERANG ALLAH. Yesus, Utusan Allah, bekerja memerangi kuasa kegelapan yang telah mengasai dan membuat umat Israel (manusia) menderita. Pekerjaan yang dilakukanNya memperlihatkan bagaimana Allah melakukan penyelamatan dari dosa dan pembebasan dari penderitaan yang membelenggu Israel (manusia). Kematian dan kebangkitanNya membuktikan, bahwa KUASA ALLAH yang bekerja dalam Yesus mampu menaklukkan kuasa Iblis (dosa). Di sinilah landasan kesukacitaan umat. Sayangnya, Israel menolak undangan Allah yang disampaikan oleh Yesus.

     JAMUAN MAKAN BERSAMA. Kematian dan kebangkitan Yesus itulah dasar kokoh bagi pesta iman dalam gagasan teologi Perjanjian Baru, di mana seluruh umat manusia, bukan saja orang Israel, tetapi juga orang-orang miskin, orang-orang buta, orang-orang lumpuh dan orang-orang cacat (Luk. 14:21) diundang Allah untuk merayakannya.

     UNDANGAN BAGI BANGSA-BANGSA NON-ISRAEL. Yesus menghadapi persoalan dilematis. Memang benar Dia diutus untuk menyelamatkan umatNya Israel (Teologi Injil Matius); akan tetapi Israel menolak tawaran / undangan Allah. Sebab itu, Yesus menyuruh utusan, yakni : para rasul dan pengikutNya, untuk menyebarkan undangan Allah kepada orang-orang yang sedang berjalan di jalan-jalan (Luk. 14:23 -> “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh”), agar mereka masuk, duduk dan makan bersama sama dengan Dia.

     PERJAMUAN SEBAGAI LAMBANG PERSEKUTUAN. Terlepas dari perayaan kemenangan, Lukas ingin menegaskan, bahwa orang-orang yang duduk dan makan bersama dalam pesta jamuan merupakan sebuah persekutuan (komunitas) yang dibentuk oleh Allah. Perjamuan itu ibadat yang berpusat pada karya dan anugerah Allah ke atas manusia. Bersifat sukacita. Dimulai segala kemenangan Kristus Yesus sampai ke dalam Kerajaan Allah.

     PERJAMUAN ESKATOLOGIS. Lukas menuliskan tradisi di sekitar ucapan Yesus : “Orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.” (13:29). Kutipan ini mengandung 3 (tiga) makna :

a.  PESERTA PERJAMUAN, yaitu : “Orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan.”
b.  AKTIFTAS. Orang-orang itu melakukan aktifitas yang sama “akan duduk makan.”
c.  TEMPAT AKTIFITAS, yakni : “Kerajaan Allah.”

     Orang-orang yang mengikuti Perjamuan Makan – Minum yang disediakan Allah, sejak dari bumi yang sekarang ini akan menikmati hal yang sama di dalam Kerajaan Allah. Hal ini terkait pada PENGHARAPAN KRISTEN tentang kedatangan Yesus Raja pada zaman akhir. Pada saat itu, semua pengikut Yesus akan dikumpulkan dari utara dan selatan, timur dan barat dalam arak-arakan keselamatan untuk masuk, duduk dan makan bersama (dalam persekutuan dengan) Yesus Raja di dalam Kerajaan-Nya.

BAHAGIAN III

     PERJAMUAN DAN MISI GEREJA. Masalah yang perlu dipikirkan dan dilaksanakan adalah : BAGAIMANAKAH ORANG-ORANG DARI TIMUR DAN BARAT, UTARA DAN SELATAN DAPAT MENERIMA UNDANGAN UNTUK MASUK, DUDUK DAN MAKAN BERSAMA DENGAN YESUS RAJA ? Lukas menuliskan tradisi lisan di sekitar ucapan Yesus : “Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh” (Luk. 14 : 23). Tuan itu menyuruh utusannya untuk PERGI dan MEMANGGIL semua orang untuk datang ke pesta jamuan makannya. APAKAH MAKSUD PENULIS INJIL ? Lukas menuliskan tradisi lisan yang ada di dalam jemaat mengenai ucapan Yesus sebelum kembali ke dalam kemuliaan sorgawi, kataNya : “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. 1:8). Utusan yang membagikan undangan itu adalah SAKSI-SAKSI dari peristiwa yang dijalani Yesus Kristus serta seluruh ajaran yang diucapkanNya. Mereka pergi secara individual maupun kolektif untuk memberitakan karya keselamatan melalui PERBUATAN (PEMBERITAAN) SIMBOLIK, yaitu : PERJAMUAN KUDUS, sama seperti yang dituliskan Paulus kepada Jemaat Kristen di Korintus : “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (I Kor. 11:26).

BAHAGIAN IV
RENUNGAN SINGKAT

Saudara – saudara seiman !

Marilah kita membayangkan kekecewaan yang menimbulkan kemarahan dari seorang komisaris (Pemilik) perusahan, ketika para karyawannya tidak menghadiri pesta jamuannya. Makanan dan minuman telah disediakan. Undangan telah dibagikan, bahkan telah diumumkan di kantor; akan tetapi seorangpun tidak datang ke restoran di mana pesta diselenggarakan. Apakah keputusan yang akan diberikan kepada karyawan-karyawannya ? Bagaimanakah sikapnya atas makanan-minuman yang telah dipesan ?  So pasti, ia akan menghukum karyawan-karyawan yang tidak menghormati undangannya. Dan, ia akan membagi-bagikan makanan-minuman kepada siapapun yang ditemui sepanjang perjalanan pulang ke rumah.

Saudara-saudara seiman !

Cerita perumpamaan yang diucapkan Yesus dituliskan oleh Lukas sebagai pembelajaran bagi orang kristen dalam Jemaat Abad I. Yesus mengumpamakan KERAJAAN ALLAH bagaikan JAMUAN MAKAN KHUSUS yang diadakan Allah bagi orang Israel sebagai tamu khusus (para pemuka agama). Mendahului pesta itu, Allah telah menyuruh utusan (nabi-nabi) untuk memanggil Israel kembali masuk ke dalam persekutuan hidup bersama Dia. Akan tetapi Israel menampik dan menolak ajakan Allah. Israel sebagai umat pilihan mengada-adakan alasan, karena mereka tidak mau mengikuti perayaan pesta keselamatan yang diselenggarakan. Allah kecewa dan marah. Mengapakah orang-orang terpandang itu mencari-cari alasan untuk tidak menghadiri pesta jamuan makan ? Mereka mendahulukan urusan pribadi, urusan pekerjaan dan urusan keluarga. Mereka menomor satukan kepentingannya sendiri.

Oleh karena kekecewaan dan kemarahannya, tuan pemilik pesta itu menyuruh utusan untuk mengundang orang berdosa, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, orang-orang miskin dan orang-orang buta. Meskipun mereka ini adalah umat Allah (Israel), tetapi mereka bukanlah warga kelas satu dan tidak terpandang dalam masyarakat.

Bukan hanya orang-orang itu saja; tetapi ketika tuan pemilik pesta melihat masih banyak tempat yang kosong, ia menyuruh utusannya “pergi ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh” untuk memanggil siapapun yang ditemui, supaya datang ke dalam pesta itu. Barulah pesta itu dilaksanakan.

Saudara – saudara seiman !

Perumpamaan itu melukiskan perangai orang Israel. Mereka menyombongkan diri selaku umat pilihan Allah. Mereka berpndangan bahwa TUHAN Allah akan menyelamatkan orang-orang yang melakukan Hukum Taurat. Oleh karena alasan seperti itu, Israel berpendapat akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Padahal banyak di antara umat dan pemimpin Israel yang melakukan Hukum Taurat itupun berbuat jahat secara sembunyi-sembunyi. Allah mengetahui perbuatan mereka yang jahat dan tidak benar. Oleh karena itu, Dia sendiri datang dengan maksud untuk menyelamatkan Israel. Ia mengutus utusanNya untuk membagikan undangan. Akan tetapi karena keangkuhan dan ketegaran hati, Israel tidak memenuhi undangan Allah.

Allah tidak berhenti bekerja untuk mewujudkan maksudNya atas manusia. Dia menyuruh utusannya memanggil orang-orang berdosa, orang-orang yang tidak memiliki harapan akan masa depan; malahan bangsa-bangsa non-Israelipun diundangNya, agar mereka semua datang dan menikmati rachmat kebaikan yang diberikanNya di dalam persekutuan jamuan makan bersama Dia. Ketika orang-orang terpandang dari umat Israel tidak menjawab undanganNya, Allah membuka kesempatan kepada orang lain untuk menikmati anugerah keselamatanNya.

Saudara – saudara seiman !

Melalui cerita perumpamaan yang diucapkan Yesus, kita sebagai orang kristen diingatkan, pertama, kita tidak boleh berpandangan dan bersikap seperti umat Israel. Kita tidak boleh menyombongkan diri, karena kedudukan sebagai anak-anak Allah. Tidak boleh sombong rohani. Sebaliknya kita diajak untuk mewaspadai diri sendiri melalui pendengaran akan firman Allah. Tuhan Allah mengasihi kita, Dia mengutus hamba-hamba/pelayan-pelayanNya untuk memberitakan Injil keselamatan. Injil itu merupakan undangan Allah bagi kita yang sedang berada dalam belenggu dosa dan penderitaan. Oleh karena itu, janganlah kita mencari-cari alanan supaya tidak memenuhi undangan Allah. Selayaknya kita membuka telinga dan hati untuk mendengarkan suaraNya yang akan selalu membebaskan hidup kita dari penderitaan. SuaraNya adalah firman yang akan menuntun kita menuju rachmatNya.

Kedua, kita sebagai orang kristen patut bersekutu bersama Allah dan saudara seiman, sama seperti orang-orang yang duduk semeja dan makan bersama. Di atas meja makan Allah memberikan rachmat kebaikanNya, yaitu : anugerah keselamatan, untuk dinikmati bersama. Kita tidak boleh mendahulukan kebutuhan dan kepentingan sendiri lebih dari pada saudara-saudara seiman. Di dalam persekutuan makan semeja dengan Allah tiap orang kristen berbagi kesenangan bersama saudaranya seiman, supaya ada keselamatan.

Ketiga, kita sebagai orang kristen dipanggil untuk meperoleh rachmatNya, dan diutus untuk membawa berkat kepada semua kaum di muka bumi (bd. Kej. 12:3b; I Pet. 3:9). Sesudah makan-minum bersama, Tuhan Yesus mengutus kita untuk memberitakan Injil pembebasan kepada siapapun yang masih dikuasai dosa dan bergumul dalam kondisi sengsara.  

SELAMAT MENYUSUN PEMBERITAAN !

SALAM DAN DOAKU

PUTRA SANG FAJAR
ARIE A. R. IHALAUW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar