RANCANGAN
PEMBERITAAN FIRMAN
IBADAH KELUARGA, Rabu – 29 Mei
2013
POKOK
BAHASAN
BUKAN KARENA DOA,
ALLAH MELAKUKAN MUJIZAT
SURAT
I YOHANES
3 : 19 – 24
SUB
POKOK BAHASAN
apa
saja yang kita minta, kita memperolehnya
dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.
SURAT 1 YOHANES 3 : 22
CILUAR
– BOGOR,
Hari
Rabu, 22 Mei 2013
Ditulis
oleh
ARIE
A. R. IHALAUW
-----ooo00oooo-----
I. PENDAHULUAN
a)
Acapkali
kita berkata, bahwa kuasa doa melahirkan mujizat besar. Pandangan ini
wajar saja; akan tetapi ia terasa aneh, dikarenakan tidak disertai penjelasan
yang baik benar. Dan, akhirnya menyesatkan banyak orang, seakan-akan doa orang
Kristen mampu menciptakan mujizat. Sesungguhnya, bukan karena doa, mujizat
terjadi, melainkan karena Allah berkenan akan permohonan seseorang. Saya ingin
menegaskan, bahwa segala sesuatu itu dijadikan oleh Allah, jikalau Dia berkenan, dan
bukan karena doa.
Doa patut dinaikkan, tetapi tidak menentukan apapun, kecuali Allah yang
berdaulat penuh.
b)
Lebih celaka
lagi, banyak warga Gereja (orang Kristen) memilahkan iman dari perbuatan baik,
dan sebaliknya. Pan-dangan demikian disebabkan pentafsiran bebas yang dibuat
berdasarkan pendapat rasul Paulus tentang : pembenaran oleh iman (justification by faith) atau diselamatkan hanya
oleh iman (saved by faith alone) an sich. Padahal seluruh
kesaksian Alkitab menyatakan : manusia diselamatkan oleh anugerah Allah (saved by grace alone).
Saat ini pandangan Kristen tentang penyelamatan
oleh iman perlu diwaspadai; oleh karena, ia telah berubah fungsinya, tuntutan sangat
legalistik dan moralis. Seakan tanpa atau di luar iman kepada Allah
di dalam nama Yesus Kristus tidak ada lagi keselamatan. Padahal inti pengakuan
Alkitab, orang diselamatkan
karena anugerah Allah semata-mata. Di sinilah dogma Kristen mengunci dan membatasi kedaulatan
Allah yang bersifat mutlak, di mana --- seolah–olah --- Allah menolak menyelamatkan orang-orang
non-Kristen. Gereja dan orang Kristen perlu membuka matahatinya untuk memahami
pekerjaan Allah di bumi. Dia menyelamatkan siapapun yang berkenan kepadaNya.
c)
Sebaliknya,
jika kita melonggarkan rumusan pemahaman iman Kristen, bahwa keselamatan hanya
ada di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 4:12), maka sia-sialah iman
dan pengharapan para pengikutNya. Pandangan kedua ini melahirkan pendapat, apa
saja yang didoakan orang Kristen, so pasti, berhasil; oleh karena, mereka
adalah anak-anak Allah.
Inilah
kondisi dilematis. Dan, di
sinilah terjadi pembelahan pandangan teolog kristen. Persoalannya :
bagaimanakah kita mendamaikan kedua pandangan itu ? Untuk menjelaskan semuanya
itu, marilah kita menelaah naskah perikob bacaan di bawah
ini.
II. NASKAH ALKITAB DAN PENJELASAN
Untuk tujuan pemberitaan Injil dan pengajaran
tentang kesaksian Alkitab yang akan disampaikan dalam Kebaktian Rumahtangga,
Hari Rabu – 29 Men 2013 mendatang, kita menelaah naskah bacaan terlebih dahulu.
3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari
kebenaran. Demikian pula kita boleh
menenangkan hati kita di hadapan
Allah,
3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala
sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku
yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai
keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22 dan apa saja yang kita minta,
kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa
yang berkenan kepadaNya.
3:23 Dan inilah perintahNya
itu : supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang
diberikan Kristus kepada kita.
3:24 Barangsiapa menuruti
segala perintahNya, ia diam di dalam Allah
dan Allah
di dalam dia. Dan demikianlah kita
ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita,
yaitu Roh
yang telah Ia karuniakan kepada kita.
PENJELASAN
1. “Kita berasal dari kebenaran”
Mendahului
ayat 19, Yohanes mengatakan : “Marilah kita
mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (ay. 18). Kita adalah anak-anak (murid-murid) kebenaran di dalam iman kepada Yesus Kristus; sebab
itu, perihal mengasihi yang benar itu bukan untuk dibicarakan saja melainkan diperlihatkan
melalui perbuatan juga.
Yohanes berbicara tentang “hati” berhubungan dengan kesadaran (conscience) yang telah dibaharui (diampuni).
Bertolak dari pembenaran itu, Yohanes ingin menegaskan status (kedudukan) orang kristen selaku anak-anak
Allah (murid Yesus) yang telah dibenarkan
Allah.[1]
Seharusnya, kesadaran itu menuntun orang kristen untuk mengamal-kan kasih.
2.
‘Dan apa saja
yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti
segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya” (3:22)
Kalima “apa saja
yang kita minta,” biasanya dihubungkan pada doa permohonan. Dan, hasil
permohonan itu akan diperoleh, jikalau kita setia melakukan perintahNya[2]
(10 firman) sesuai dengan kehendakNya.
Dalam Injil Yohanes, kalimat itu dikaitkan pada namaKu,[3] nama Yesus. Dengan demikian seluruh doa
orang Kristen ditutup dengan memakai meterai “dalam nama Yesus, atau ‘dalam
nama Tuhan Yesus’, atau “demi kemuliaan
Yesus Kristus.’ Jadi tidak boleh ada nama lain dipakai mengakhiri doa
selain dari pada nama Yesus Kristus[4].
Mengapa demikian ? Sebab penggunaan nama itu menun-jukkan bahwa kita ini (orang
kristen) itu milik Yesus Kristus dan sekaligus untuk memuliakan namaNya.
APLIKASI
Doamu adalah perbuatanmu.
a)
Kita hanya
mengerti, bahwa ‘doa’ itu berisikan
sejumlah permintaan kepada Allah,
agar Dia memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Pandangan ini wajar, sebab
manusia bersifat terbatas. Sering kita mengalami kegagalan meraih mimpi akan
masa depan.
b)
Ora Et Labora.
Doa harus sejalan dengan tindakan / perbuatan
sesehari. Jika kita memohonkan, agar Allah memberkati pekerjaan, bukan berarti
Allah yang bekerja untuk mengadakan makanan dan minuman, sementara kita bermalas-malasan.
Sikap demikian bukanlah cara hidup orang Kristen.
Sesungguhnya, kita memohonkan kekuatan kuasa Allah
(Rohkudus) serta penyertaanNya melalui “doa,”
agar kita dipelihara dan dilindungi. Kemudian dalam suasana seperti itu, kita
mengembangkan karunia yang diberi oleh Allah melalui pekerjaan sampai akhirnya
kita mencapai kesuksesan. Inilah ‘doa’
yang terjawab.
c)
Perihal
pengabulan doa.
Banyak orang bertanya : “Bagamanakah cara berdoa yang
baik, supaya Tuhan Allah menjawab permintaan ? Sederhana saja. Rasul Yohanes menuliskan : *). Menuruti segala perintahNya dan **). berbuat apa yang berkenan kepadaNya (3:22).
·
Menuruti segala
perintahNya, berarti setiap hari mengadakan kesempatan untuk
membaca Alkitab, harus rajin dan tekun mendengar suaraNya (bd. Yoh. 15:7).
·
Berbuat apa yang berkenan kepadaNya. Melalui pembacaan Alkitab, kita dipimpin RohNya sampai
kita mengenal kehendakNya, apa yang Tuhan
inginkan. Dan, jika hati dan pikiran sudah bisa membedakan manakah yang baik dan yang berkenan kepadaNya, kemudian kita melakukan-nya, maka Dia
pasti akan menjawab doa yang dinaikkan.
·
Berdoalah dalam nama Yesus. Yohanes mengutip ucapan Yesus, yang berkata: “apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya
kepadamu.” (Yoh. 15:15). Kita tidak disuruh Yesus untuk
mengkahiri doa memakai kata HALELUYA melainkan
dalam NAMAKU (nama Yesus
Kristus) ! Sebab nama itu adalah meterai yang diberikan Allah bagi keselamatan
. Jika doa Kristen tidak disahkan dalam nama Yesus Kristus, maka doa itu tidak
sah ! Jadi benarlah ucapan ini : “Apa juga yang kamu minta
dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak” (14:13).
·
Mengapa saya
harus mengakhiri doa dalam nama Yesus ?
Karena kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya (3:23).
Ingatlah : ALLAH BEKERJA MENYELAMATKAN KITA, BUKAN BERDASARKAN DOA YANG KITA PANJATKAN, MELAINKAN OLEH KASIHNYYA ATAS KITA. Hal ini dituliskan, agar kita tidak menyombongkan diri, seakan doa kita lebih ampuh dari pada kasih dan kuasaNya. Waspadalah !
Pembelajaran ini mengingatkan, bahwa kita harus waspada terhadap Pendeta-Pendeta Palsu yang mengajarkan ajaran palsu yang bertentangan dengan kesaksian para rasul, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Hati – hatilah, agar tidak disesatkan !
Pembelajaran ini mengingatkan, bahwa kita harus waspada terhadap Pendeta-Pendeta Palsu yang mengajarkan ajaran palsu yang bertentangan dengan kesaksian para rasul, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Hati – hatilah, agar tidak disesatkan !
d)
Dan inilah
perintahNya itu : supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya,
dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus
kepada kita. (3:23).
Yohanes menasihati Jemaat, agar mereka memegang teguh
akan pengakuan percayanya kepada Yesus Kristus, Anak Allah. Mengapa ?, sebab
Allah telah memanggil kita, selaku anak-anakNya, melalui pekerjaan Yesus
Kristus; dan, oleh karena iman kita kepadaNya.
e)
Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia
diam
di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah
kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan
kepada kita (3:24).
Diam di dalam Allah, sesungguhnya, merupakan ungkapan dari beberapa
kalimat, antara lain, ‘tinggal di dalam firmanKu’ (Yoh.
15:1-7), ‘berakar’ (Ef. 3:17; Kol. 2:7) dan ‘bertumbuh di dalam Dia’ (Ef. 4:15). Dengan kata lain, kita masuk ke dalam
persekutuan serta bergaul akrab dengan Allah melalui pengenalan akan Yesus
Kristus, AnakNya itu. Hal itu hanya tercipta, jika kita rajin mendengar suara
(firman)-Nya oleh pekerjaan RohNya.
Butir-butir penjelasan tersebut dapat dikembangkan
sendiri dalam penyusunan pemberitaan firman.
SELAMAT MELAYANI !
Cibuluh
– Bogor,
Hari Kamis, 23 Mei 2013
Arie A. R. Ihalauw
( Putera Sang Fajar )
( Putera Sang Fajar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar