Kamis, 23 Mei 2013

Rancangan Pemberitaan Firman pada Kebaktian Rumahtangga - Rabu, 29 Mei 2013 - I YOHANES 3 : 19 - 24.



RANCANGAN
PEMBERITAAN FIRMAN
IBADAH KELUARGA, Rabu – 29 Mei 2013


POKOK BAHASAN

BUKAN KARENA DOA,

ALLAH MELAKUKAN MUJIZAT

SURAT  I  YOHANES
3 : 19 – 24

SUB POKOK BAHASAN

apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.

SURAT 1 YOHANES  3 : 22

CILUAR – BOGOR,
Hari Rabu, 22 Mei 2013

Ditulis oleh

ARIE A. R. IHALAUW

-----ooo00oooo-----

I.     PENDAHULUAN

a)   Acapkali kita berkata, bahwa kuasa doa melahirkan mujizat besar. Pandangan ini wajar saja; akan tetapi ia terasa aneh, dikarenakan tidak disertai penjelasan yang baik benar. Dan, akhirnya menyesatkan banyak orang, seakan-akan doa orang Kristen mampu menciptakan mujizat. Sesungguhnya, bukan karena doa, mujizat terjadi, melainkan karena Allah berkenan akan permohonan seseorang. Saya ingin menegaskan, bahwa segala sesuatu itu dijadikan oleh Allah, jikalau Dia berkenan, dan bukan karena doa. Doa patut dinaikkan, tetapi tidak menentukan apapun, kecuali Allah yang berdaulat penuh.

b)   Lebih celaka lagi, banyak warga Gereja (orang Kristen) memilahkan iman dari perbuatan baik, dan sebaliknya. Pan-dangan demikian disebabkan pentafsiran bebas yang dibuat berdasarkan pendapat rasul Paulus tentang : pembenaran oleh iman (justification by faith) atau diselamatkan hanya oleh iman (saved by faith alone) an sich. Padahal seluruh kesaksian Alkitab menyatakan : manusia diselamatkan oleh anugerah Allah (saved by grace alone).

Saat ini pandangan Kristen tentang penyelamatan oleh iman perlu diwaspadai; oleh karena, ia telah berubah fungsinya, tuntutan sangat legalistik dan moralis. Seakan tanpa atau di luar iman kepada Allah di dalam nama Yesus Kristus tidak ada lagi keselamatan. Padahal inti pengakuan Alkitab, orang diselamatkan karena anugerah Allah semata-mata. Di sinilah dogma Kristen mengunci dan membatasi kedaulatan Allah yang bersifat mutlak, di mana --- seolah–olah --- Allah menolak menyelamatkan orang-orang non-Kristen. Gereja dan orang Kristen perlu membuka matahatinya untuk memahami pekerjaan Allah di bumi. Dia menyelamatkan siapapun yang berkenan kepadaNya.

c)   Sebaliknya, jika kita melonggarkan rumusan pemahaman iman Kristen, bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus Kristus (Kis. 4:12), maka sia-sialah iman dan pengharapan para pengikutNya. Pandangan kedua ini melahirkan pendapat, apa saja yang didoakan orang Kristen, so pasti, berhasil; oleh karena, mereka adalah anak-anak Allah.

Inilah kondisi dilematis. Dan, di sinilah terjadi pembelahan pandangan teolog kristen. Persoalannya : bagaimanakah kita mendamaikan kedua pandangan itu ? Untuk menjelaskan semuanya itu, marilah kita menelaah naskah perikob bacaan di bawah ini.

II.   NASKAH ALKITAB DAN PENJELASAN

Untuk tujuan pemberitaan Injil dan pengajaran tentang kesaksian Alkitab yang akan disampaikan dalam Kebaktian Rumahtangga, Hari Rabu – 29 Men 2013 mendatang, kita menelaah naskah bacaan terlebih dahulu.

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
3:20           sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
3:22           dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya.
3:23 Dan inilah perintahNya itu : supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
3:24 Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.

PENJELASAN

1.    “Kita berasal dari kebenaran”

Mendahului ayat 19, Yohanes mengatakan : “Marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (ay. 18). Kita adalah anak-anak (murid-murid) kebenaran di dalam iman kepada Yesus Kristus; sebab itu, perihal mengasihi yang benar itu bukan untuk dibicarakan saja melainkan diperlihatkan melalui perbuatan juga.

Yohanes berbicara tentang “hati” berhubungan dengan kesadaran (conscience) yang telah dibaharui (diampuni). Bertolak dari pembenaran itu, Yohanes ingin menegaskan status (kedudukan) orang kristen selaku anak-anak Allah (murid Yesus) yang telah dibenarkan Allah.[1] Seharusnya, kesadaran itu menuntun orang kristen untuk mengamal-kan kasih.

2.    ‘Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintahNya dan berbuat apa yang berkenan kepadaNya (3:22)

Kalima “apa saja yang kita minta,” biasanya dihubungkan pada doa permohonan. Dan, hasil permohonan itu akan diperoleh, jikalau kita setia melakukan perintahNya[2] (10 firman) sesuai dengan kehendakNya.

Dalam Injil Yohanes, kalimat itu dikaitkan pada namaKu,[3] nama Yesus. Dengan demikian seluruh doa orang Kristen ditutup dengan memakai meterai “dalam nama Yesus, atau ‘dalam nama Tuhan Yesus’, atau “demi kemuliaan Yesus Kristus.’ Jadi tidak boleh ada nama lain dipakai mengakhiri doa selain dari pada nama Yesus Kristus[4]. Mengapa demikian ? Sebab penggunaan nama itu menun-jukkan bahwa kita ini (orang kristen) itu milik Yesus Kristus dan sekaligus untuk memuliakan namaNya.

APLIKASI

Doamu adalah perbuatanmu.

a)   Kita hanya mengerti, bahwa ‘doa’ itu berisikan sejumlah permintaan kepada Allah, agar Dia memenuhi kebutuhan hidup setiap hari. Pandangan ini wajar, sebab manusia bersifat terbatas. Sering kita mengalami kegagalan meraih mimpi akan masa depan.

b)   Ora Et Labora.

Doa harus sejalan dengan tindakan / perbuatan sesehari. Jika kita memohonkan, agar Allah memberkati pekerjaan, bukan berarti Allah yang bekerja untuk mengadakan makanan dan minuman, sementara kita bermalas-malasan. Sikap demikian bukanlah cara hidup orang Kristen.

Sesungguhnya, kita memohonkan kekuatan kuasa Allah (Rohkudus) serta penyertaanNya melalui “doa,” agar kita dipelihara dan dilindungi. Kemudian dalam suasana seperti itu, kita mengembangkan karunia yang diberi oleh Allah melalui pekerjaan sampai akhirnya kita mencapai kesuksesan. Inilah ‘doa’ yang terjawab.

c)   Perihal pengabulan doa.

Banyak orang bertanya : “Bagamanakah cara berdoa yang baik, supaya Tuhan Allah menjawab permintaan ? Sederhana saja.  Rasul Yohanes menuliskan : *). Menuruti segala perintahNya dan **). berbuat apa yang berkenan kepadaNya (3:22).

·       Menuruti segala perintahNya, berarti setiap hari mengadakan kesempatan untuk membaca Alkitab, harus rajin dan tekun mendengar suaraNya (bd. Yoh. 15:7).  

·       Berbuat apa yang berkenan kepadaNya. Melalui pembacaan Alkitab, kita dipimpin RohNya sampai kita mengenal kehendakNya, apa yang Tuhan inginkan. Dan, jika hati dan pikiran sudah bisa membedakan manakah yang baik dan yang berkenan kepadaNya, kemudian kita melakukan-nya, maka Dia pasti akan menjawab doa yang dinaikkan.

·       Berdoalah dalam nama Yesus. Yohanes mengutip ucapan Yesus, yang berkata: “apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu.” (Yoh. 15:15). Kita tidak disuruh Yesus untuk mengkahiri doa memakai kata HALELUYA melainkan dalam NAMAKU (nama Yesus Kristus) ! Sebab nama itu adalah meterai yang diberikan Allah bagi keselamatan . Jika doa Kristen tidak disahkan dalam nama Yesus Kristus, maka doa itu tidak sah ! Jadi benarlah ucapan ini : “Apa juga yang kamu minta dalam namaKu, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak” (14:13).

·       Mengapa saya harus mengakhiri doa dalam nama Yesus ? Karena kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya (3:23).

Ingatlah : ALLAH BEKERJA MENYELAMATKAN KITA, BUKAN BERDASARKAN DOA YANG KITA PANJATKAN, MELAINKAN OLEH KASIHNYYA ATAS KITA. Hal ini dituliskan, agar kita tidak menyombongkan diri, seakan doa kita lebih ampuh dari pada kasih dan kuasaNya. Waspadalah !

Pembelajaran ini mengingatkan, bahwa kita harus waspada terhadap Pendeta-Pendeta Palsu yang mengajarkan ajaran palsu yang bertentangan dengan kesaksian para rasul, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Hati – hatilah, agar tidak disesatkan !

d)   Dan inilah perintahNya itu : supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, AnakNya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. (3:23).

Yohanes menasihati Jemaat, agar mereka memegang teguh akan pengakuan percayanya kepada Yesus Kristus, Anak Allah. Mengapa ?, sebab Allah telah memanggil kita, selaku anak-anakNya, melalui pekerjaan Yesus Kristus; dan, oleh karena iman kita kepadaNya.

e)   Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita (3:24).

Diam di dalam Allah, sesungguhnya, merupakan ungkapan dari beberapa kalimat, antara lain, ‘tinggal di dalam firmanKu’ (Yoh. 15:1-7), ‘berakar’ (Ef. 3:17; Kol. 2:7) dan ‘bertumbuh di dalam Dia’ (Ef. 4:15). Dengan kata lain, kita masuk ke dalam persekutuan serta bergaul akrab dengan Allah melalui pengenalan akan Yesus Kristus, AnakNya itu. Hal itu hanya tercipta, jika kita rajin mendengar suara (firman)-Nya oleh pekerjaan RohNya.

Butir-butir penjelasan tersebut dapat dikembangkan sendiri dalam penyusunan pemberitaan firman.

SELAMAT MELAYANI !

Cibuluh – Bogor,
Hari Kamis, 23 Mei 2013

Arie A. R. Ihalauw
( Putera Sang Fajar )


[1]     bd. Yoh. 8:9 => “Pulanglah dan jangan engkau berbuat dosa lagi
[2]     Bd. Yoh. 15 : 7 => “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja ....
[3]     “... apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yoh. 15:16).

[4]     Kata Haleluya, tak boleh disebut di akhir doa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar