GEREJA PROTESTAN DI INDONESIA BAGIAN BARAT
G P I B
Majelis Jemaat GPIB PETRA Ciluar di Bogor
Sekretariat : Jalan K. S. Tubun Km 7 Cibuluh
– Bogor
MATERI
PEMBERITAN FIRMAN
KEBAKTIAN RUMAHTANGGA
Hari Rabu – 05 Juni 2013
POKOK
BAHASAN
SALIB KRISTUS
DALAM
DERITA PAULUS
KISAH RASUL 15 : 25 – 40
THEMA PEMAHAMAN ALKITAB
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
KISAH RASUL 16 : 31
disusun dan dikeluarkan
oleh
PENDETA ARIE A. R. IHALAUW
-----ooo00ooo-----
SALIB KRISTUS
DALAM DERITA PAULUS
I. PENDAHULUAN
Pemahaman orang Kristen umumnya terkait penderitaan perlu dibaharui kembali.
Mengapa ? Sebab ada pandangan, bahwa mengikuti Yesus akan membuat orang Kristen
masuk ke penderitaan; padahal tidak semua bentuk
penderitaan dikarenakan mengikut Yesus.
Acapkali masalah keluarga
dihubungkan pula dengan perihal percaya kepada
Yesus. Untuk membenarkan pendapat seperti itu, orang Kristen mengutip ayat-ayat
Alkitab, seperti : “Pikullah salibmu dan ikutlah Aku !” Tak semua pandangan
ini dapat dibenarkan. Sebab jika kita tidak mau menderita dalam perkawinan /
keluarga, janganlah menikah ! Menikah adalah keinginan kita; oleh karena itu, kita
wajib mempersiapkan mental untuk menghadapi masalah yang membuat kita
menderita. Jadi penderitaan dalam kehidupan keluarga dialami, karena
keinginan pasangan yang ingin menikah.
Di samping itu wawasan kita perlu dibaharui terkait isi dan bentuk penderitaan.
Pada dasarnya, isi penderitaan itu sama
dirasakan semua orang, tetapi bentuknya berbeda
sesuai kon-teks yang dijalani. Bentuk penderitaan
itu terkait lingkungan aktivitas seperti : keluarga, pekerjaan, pergaulan,
pendidikan, berpacaran, mutasi kerja, berpegian dan sebagainya.
Uraian di atas bertujuan membuka pemahaman baru,
agar kita tidak terlalu cepat mengklaim, bahwa penderitaan yang dialami itu
diakibatkan karena kita melakukan kehendak Allah yang diberitakan oleh Yesus
Kristus.
II. NASKAH
PERIKOP BACAAN DAN PENJELASAN
1.
Cerita
pemenjaraan Paulus ini terjadi dalam perjalanan pekabaran Injil di Kota Pilipi,[1] dituliskan
oleh Lukas. Di kota itu --- sebagaimana biasanya di setiap kota yang disinggahi --- Paulus mengajar / memberi-takan Injil
Kristus tiap hari Sabat di rumah sembahyang (sinagoge) orang Yahudi.[2] Akan
tetapi Paulus dan teman-temannya mengalami gangguan di sana. Dan, akhirnya
dijebloskan ke dalam penjara.[3]
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan
puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
|
|
Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah
semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
|
|
Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu
penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia
menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
|
|
Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan
celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
|
|
Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan
gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
|
|
Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang
harus aku perbuat, supaya aku selamat ?"
|
|
Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu."
|
|
Lalu mereka
memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.
|
|
Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur
mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
|
|
Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada
mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
|
|
Setelah
hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada
kepala penjara dengan pesan: "Lepaskanlah kedua orang itu !"
|
|
Kepala
penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: "Pembesar-pembesar
kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan
pergilah dengan selamat !"
|
|
Tetapi
Paulus berkata kepada orang-orang itu: "Tanpa diadili mereka telah
mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan
kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam
? Tidak mungkin demikian ! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke
luar."
|
|
Pejabat-pejabat
itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka
mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka.
|
|
Mereka
datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya
mereka meninggalkan kota itu.
|
|
Lalu
mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu
dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua
rasul itu.
|
2.
Penjelasan
a) Membaca Narasi Sejarah Gereja.
Cerita / narasi ini merupakan catatan sejarah
tentang perjalanan pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus, beberapa waktu
setelah pertobatannya (Kis. 9). Secara historis seluruh aktivitas dan peristiwa ini benar-benar terjadi, bukan cerita fiktif.
Oleh karena itu, kita perlu membaca peristiwa
sejarah ini dengan memakai kacamata iman. Lukas memberikan
catatan tentang peranan Rohkudus dalam pekabaran
Injil Kristus.[4]
b) Timotius dan asal usulnya.
Dalam perjalanan itu Paulus ditemani Timotius, seorang murid yang tinggal di Listra.[5] Secara
ringkas Lukas mencatat latarbelakang silsilah Timotius. Ia seorang warga Negara
Roma.[6]
Ayahnya seorang Yunani dan ibunya keturunan Yahudi.[7]
Catatan ini menimbulkan pertanyaan : apakah Injil Kristus sudah tersebar ke
Derbe dan Listra, sebelum Paulus tiba di sana ? Kemungkinan besar pengikut
Yesus sudah tinggal dan memberitakan Injil di sana. Hal ini mengingat Paulus
memulai pekabaran Injil, setelah Sidang Sinode Yerusalem tahun 49 ses.M.[8] Ia
diutus oleh para rasul untuk menyampaikan keputusan sidang kepada Jemaat-Jemaat.[9]
Bagaimankah orang-orang Kristen bisa sampai ke
Eropah ? Bisa saja melalui jalur perdagangan. Artinya, pertama, mereka melakukan perjalanan dagang melalui jalur sutra, lalu
singgah dan menetap dalam wilayah kota-kota di benua Eropah. Kedua, orang-orang kristen itu melarikan diri dari kejaran penganut Agama Yahudi (Yudaisme), setelah kasus pembantaian Diaken
Stefanus (Kis. 7 : 54 – 60).
c) Teman seperjalanan.
Timotius[10] menemani
Paulus dalam perjalanan peka-baran Injil di Makedonia sampai ke Pilipi.
d) Tantangan dalam Pekabaran Injil.
Di Pilipi Paulus dan teman-teman mendapat tantangan
: seorang perempuan sihir / tenung. Ia berteriak-teriak setiap kali bertemu
Paulus : “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang
Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan” (Kis. 16:17). Di satu sisi, ucapan
itu positif dan mendukung kelancaran pekabaran Injil. Banyak orang mengerumuni
Paulus untuk mendengarkan ajarannya. Di lain pihak, Paulus merasa terganggu,
karena perempuan itu dimanfaatkan beberapa orang untuk mengeruk keuntungan.
Artinya, teriakan perempuan itu mengundang banyak orang berhimpun, tetapi
tuannya memungut uang dari orang-orang itu.
e) Paulus Dipenjarakan.
Sikap Paulus memarahi perempuan itu menimbulkan
kemarahan tuan-tuannya. Oleh karena itu, mereka membawa Paulus ke hadapan penguasa
kota Pilipi dengan alasan yang tidak masuk akal (Kis. 16:20-21). Akibatnya
Paulus dicambuki dan dijebloskan ke dalam penjara (Kis. 16:23-24).
f) Pemeliharaan Allah
Lukas menceritakan, Paulus dan Silas tidak gentar.
Mereka berdoa dan memuji Allah, sekalipun dalam penderitaan. Lalu Allah
menolong mengeluarkan kedua orang itu. Ia bekerja menurut kekuatan kuasaNya,
sehingga pintu penjara terbuka. Namun mereka tidak melarikan diri dari sana
(Kis. 16 : 25 – 29).
g) Penderitaan yang membuahkan
keselamatan bagi sesama.
Dampak psikologis peristiwa tersebut menggema dari ucapan
Kepala Penjara Pilipi : ”Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya
aku selamat ?” (Kis. 16:30). Kepala penjjara yang ketakutan, karena menyangka
Paulus dan Silas telah melarikan diri, justru merasa terkejut melihat merea
masih di sana. Dan, menurut pencerita (Lukas), pejabat itu tertegun, kagum dan
akhirnya berbalik melindungi utusan Kristus itu. Ia dan seisi rumahnya menjadi
percaya dan dibaptiskan (Kis. 16:29-34).
III.
POKOK
- POKOK PEMBERITAAN.
1. Bekerjalah bagi Tuhan karena sukacuta
dan penuh tanggungjawab.
Pekerjaan pemberitaan Injil itu merupakan jawaban
(respon) tiap orang percaya kepada Allah, Juruselamat. Contoh itu dapat dilihat
dalam cerita Lukas tentang perbuatan Paulus dan Silas. Tigas itu dilakukan
mereka dengan sukacita dan penuh tanggungjawab.
2.
Hadapilah
THKA (tantangan, hambatan, kendala dan ancaman) tanpa rasa takut.
So pasti, salib merupakan simbol penderitaan bagi orang yang mengerjakan tugas yang diberikan Allah. Tak
pernah ada cerita, di mana para utusan Injil Kristus tidak mengalami kesulitan
dan kesengsaran. Sejarah membuk-tikan, bahwa sejak semula --- waktu Yesus Kristus --- Gereja dan orang Kristen yang memberitakan firman Allah selalu
menghadapi penderitaan sampai hari ini (simaklah kasus-kasus pembakaran dan pembongkaran Gedung
Gereja serta penganiayaan orang Kristen).
Akan tetapi semakin dihambat Injil Kristus makin bertumbuh merambat.
Sama seperti para nabi, Yesus Kristus, pararasul
(khusus-nya Paulus) Gereja dan orang Kristen akan menderita, karena kebenaran
Allah. Tujuan
penderitaan itu hanyalah demi kemuliaan Allah dan bagi penyelamatan sesama manucia serta ciptaan lainnya. Jadi, sesungguhnya, jangan ada orang Kristen yang menderita
karena ia berbuat jahat, tetapi karena ia mengerjakan rencana Allah.
3.
Pemeliharaan
Allah atas kehidupan utusanNya.
Yesus Kristus berjanji : “Aku menyertai kamu sampai akhir zaman” (Mat. 28:20b). Ucapan itu menjadi kekuatan mental spiritual Gereja
dan orang Kristen dalam masa-masa kesusahan, kapan dan di manapun tugas penginjil-an
dilaksanakan. Inilah makna salib (penderitaan) yang benar.
4. Pekerjaan Rohkudus dalam Gereja dan
orang Kristen.
Catatan
sejarah berisikan rekaman
peristiwa-peristiwa perjalanan yang
dilakukan individu maupun persekutuan (Gereja, Bangsa, dll). Sebuah bangsapun
memiliki sejarah. Sama seperti itu Gereja dan orang Kristenpun demikian.
Perbedaannya terletak pada interpretasi kita terhadap peristiwa-peristiwa
bersejarah. Kejadian-kejadian itu disoroti dengan memakai kacamata iman, yakni
: Allah
turut bekerja di dalam segala waktu untuk mendatangkan kebaikan atas
orang-orang percaya yang mengasihiNya.
Allah yang bekerja sekarang --- setelah Yesus Ktirtus dimuliakan ---, disebut Rohkudus (bd. Kis. 16:6).
5.
Tentang
Penderitaan Kristen.
a.
Penderitaan itu
terjadi karena tindakan dan ucapan kita yang tidak sesuai norma etik moral
masyarakat. Tidak ada hubungannya dengan konsep penderitaan Kristen, seperti
mencuri, berzinah/selingkuh, dusta/ menipu, dan lain-lain. Ini bukan
penderitaan yang dibuat TUHAN, bukan pula pencobaan yang datang dari Allah. Semua itu
didorong keinginan sendiri.
b.
Penderitaan yang disebabakibatlan
oleh bencana alam. Itu bukan kehendak Allah. Akan tetapi ia bisa ditafsirkan
sebagai hukuman Allah.
c. Yang dimaksudkan penderitaan Kristen berhubungan erat dengan pekerjaan Kristus.
SEKIAN....
Selamat menyusun pemberitaan
Firman
Bogor – Jawa Barat,
Hari Selasa, 28 Mei 2013
Shaloom,
PENULIS
[1]
“Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari
kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami
menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil
kepada orang-orang di sana. Lalu
kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake, dan keesokan
harinya tibalah kami di Neapolis; dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota
itu kami tinggal beberapa hari” (Kis. 16: 19-12).
[2]“Pada hari Sabat kami ke luar
pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah
kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan
yang ada berkumpul di situ” (Kis. 16 : 13).
[5]
Kisah
16 : 1
[7] Bd. I Timotius 1 : 5 => “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,
yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.”
[8] http://www.biblestudy.org/apostlepaul/timeline-life-of-paul-from-first-missionary-journey-to-death.html
[9] “Rasul-rasul dan
penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu meng-ambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke
Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah
orang terpandang di antara saudara-saudara itu.... Sebab itu dengan bulat hati kami
telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu
bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua
orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.” (Kis. 15:22,
25-26).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar